Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

하나님의 뜻에 따라 재난이 온다 (74)

"Datang membawa pedang dan pulang membawa gelar, itu bukan suatu kebanggaan saat kau pulang tak membawa nyawa pasukanmu agar selamat, untuk apa kau bangga jika nyatanya kau hidup sendiri di bawah naungan seruan kebesaran sementara mereka mati dengan terhormat."

.

.

(Author **** POV)

Pukul tujuh lewat lima belas menit, para pembawa senjata dengan baju hitam yang melekat pada mereka sudah datang, menerobos pagar besi dengan sekali tabrakan maut yang membentur hingga penyok. Lainnya juga datang dengan menabrak pagar kayu yang berdiri membatasi halaman dengan taman dan membuat salah satu tiang lampu jalanan di malam hari itu padam. Seperti sebuah pasukan MBI yang datang untuk menghadang penjahat international, meski kenyataannya dua pasukan ini berasal dari lingkungan yang sama meski berbeda garis.

DORR!

Satu tembakan sah datang dan menghunus otak salah seorang yang hendak menembakan rudalnya, Luhan dia lah orang pertama yang membuka jalan bagi pasukannya untuk menerobos dan menyerang jika di butuhkan, dia memang tak mempunyai pengalaman yang matang akan tetapi kenekatannya patut diacungi jempol saat salah satu anak buah dari ayahnya berhasil dia buat tewas dengan kening yang bolong karena timah panas.

Baekhyun yang sudah turun dari mobilnya memperhatikan rumah besar dengan model eropa tersebut, dia meniti setiap jendela dan sudut dindingnya. Saat atensinya melihat sebuah kamar yang nampak terang di sebelah kanan dia melihat bayang yang pergi dengan cepat dan seperti mengumandangkan seseorang untuk melakukan suatu hal, sang ayah... dia disana.

"Taehyung pasti di salah satu ruangan kamar disana, aku dengar dari anak buahku yang menyamar jika ada sekitar dua puluh ruangan disana."

Luhan meminum obatnya entah obat apa itu yang jelas dia membutuhkannya untuk menambah adrenalinnya, anggap saja obat itu sebagai staminanya untuk bekerja keras kali ini. Baekhyun juga memasukan pistol dan beberapa senjata lainnya dalam saku jaketnya, tangannya menyentuh sebuah botol yang selalu di bawa olehnya. dia memperhatikan dengan seksama bagaimana botol itu, dia berfikir dia harus meminum dahulu sebelum sakit itu menyerang tapi dia juga sedikit ragu lantaran pasti menimbulkan efek samping jika menyalahi aturan. Akan tetapi atensinya melihat sebuah jendela yang tertutup tirai dengan cahaya terang disana.

Kim Taehyung adiknya disekap dan dia juga tak boleh membuang waktu, masa bodoh dengan himbauan dokter membuat dia meneguk dua obat dalam sekali tenggak tanpa air, dia akan mengantisipasi keadaan tubuhnya jika saja terjadi kambuh lagi. Sepertinya dia sudah akan siap untuk konsekuensinya tak apa... jika sang adik bisa keluar dari penjara laknat sang ayah.

"Mereka sudah menyerang, kita akan menyusup ke belakang. Ayo Baekhyun... kita buat kegaduhan." Luhan menatap tajam ke depan, dengan kedua tangan yang mengangkat pistolnya siapa sangka dia sudah berjalan dengan begitu santainya sembari menari diantara suara letupan pistol dan ledakan bom yang seakan membabi buta sekitar disana, dan cukup menyenangkan karena tak ada protesan para tetangga lantaran di sini hanya ada satu rumah saja. pria itu memang menyukai introvet.

Baekhyun menarik nafasnya dia memperhatikan punggung sang kakak yang lebih dulu maju kesana, dan memperhatikan bagaimana anak buah sang kakak dengan beberapa penjaga saling menyerang. Formasi apik dengan beberapa orang yang sudah terlatih siap untuk mati asal gaji besar memang canggih, beberapa dari anak buah ayahnya ambruk dan sedikit dari pihak sang kakak yang terluka.

"Taehyung tetaplah disana dengan tenang, aku akan datang menolongmu." Dia memasukan dua pistol di ikat tali yang ada pada kakinya dan membawa senjata senapa sniper AS2000 yang menjadi momok kecepatan dalam menembak itu di punggungnya. Dengan cepat dia melangkah kakinya menyusul sang kakak dan memberikan satu tembakan tepat ke arah Barat saat dia melihat seseorang berusaha membidiknya. Dia peka dan dia sukses membunuh satu orang, jika dihitung berapa dosanya? Entah... itu akan menjadi urusan antara dirinya dengan Tuhan.

Baekhyun sendiri tak ingin akan tetapi sang ayah seakan memaksanya menjadi lebih rumit, dia memakai tudung kepala di jaketnya dan seperti seorang psikopat yang gila. Pernahkah kalian melihat film Nightcrawler film drama kriminal thriller Amerika Serikat di tahun 2014 yang naskahnya ditulis oleh Dan Gilroy. Seperti itulah gambaran seorang Baekhyun yang mengubah segala instuisi dalam dirinya, pandangan mengenai kedamaian dan juga apa itu keselarasan dalam keluarganya.

Sudah terlalu lama dia bersabar hingga akhirnya dia lah yang menyanggupi perselisihan ini, Baekhyun tak ingin durhaka tapi kenyataannya dia menjadi harus melakukannya. Sampai dia akhirnya mengambil sebuah granat. Dengan mudahnya dia mencabut bom itu dari mulutnya dengan tangan kiri yang menembak salah satu musuh dengan sangat mudah, dia sedikit melakukan tembak jitu dan saat kecepatan tangannya bagaikan gaya newton. Bom granat yang ada ditangannya meluncur dengan indah ke salah satu sudut bascamp yang merupakan garasi mobil ayahnya.

Skakmat!

Membuat Xi Luhan yang melihat itu berteriak takjub dan dia melihat Baekhyun yang sesungguh, seperti memiliki kepribadian ganda yang menggila. Lapar dan buas, dan membutuhkan darah dan Luhan melihat semunya di balik senyum Baekhyun yang lelah dengan buruknya dunia yang mempermainkan hidupnya di bawah takdir. Semesta mengambang menyaksikan para anak manusia yang menimbulkan kerusuhan, para bedebah kecil.

.

Mengabaikan suara gemuruh di luar sana, kita beralih dalam sebuah kamar yang sudah nampak berantakan seperti habis terkena badai ester.

Taehyung mencoba untuk bangkit saat dia baru saja di dorong dengan satu tonjokan kuat mengenai perutnya, dia memberontak dan mencoba melawan para anak buah sialan yang mencoba mengikatnya dengan tali besar yang sudah melilit tangannya yang berada di punggung tangannya. Kaki Taehyung yang masih bergerak bebas mencoba menendang sebisanya dan tentu saja hal itu sia-sia lantaran tangannya tak bisa bergerak dengan bebas. Sialnya dia dulu membolos pelajaran Taekwondo dia sadar betapa bodohnya dia dan dia menyesal di saat dia menghadapi bahaya hanya jurus apa adanya yang bisa dia lakukan.

"Jangan memaksa kami untuk menyakitimu anak muda, ayahmu memang meminta kami untuk tak membiarkanmu tergores tapi bukan berarti kami tidak bisa membuatmu babak belur." Dia tersenyum dengan sombong menatap namja di depannya dengan remeh hanya karena perbedaan besar dan tingginya sebuah badan.

Taehyung tak suka diremehkan seperti ini, dia saja gampang sekali merasa terhina. Tak bisa diampuni dan dia masih memiliki kuasa, dengan sedikit tenang Taehyung menarik Oksigen dengan pelan dan menahannya sebentar memejamkan matanya dan juga membuang nafas itu sembari membuka matanya. Kedua anak buah itu menatap namja muda itu dengan tatapan yang bertanya sembari mengabaikan sikap Taehyung yang seperti orang bodoh.

"Ayo kita ikat dia." Salah satu dari kedua orang itu sekarang mencoba mendekati Taehyung yang berdiri diam, sementara namja muda itu masih fokus dengan sikap tarik dan buang nafasnya. Dalam diam dia memijakan kakinya dengan kuat, salah satu lututnya hendak dia tekuk dan seperti mengumpulkan satu energi besar dalam sebuah tumpuan di salah satu tubuhnya.

"Dasar bocah tengik-"

"HYYAAAAKKKKKK!!!"

BUUGHHH!!

BRUKKKK!!!

GUBRAAAKK!

Suara seperti bantingan keras jatuh diatas lantai berbahan kayu di bawahnya, sebuah benturan yang berasal dari mereka dua orang yang jatuh tak sadarkan diri dengan kepala yang pasti berdenyut sakit saat seseorang melepaskan tendangan mautnya, dia menggunakan tendangan yang memang dia lakukan untuk kedua kalinya. Karena sebelumnya dia mencobanya saat praktek di sekolah dan itu belum cukup handal.

"YEEEEEE BERHASIL... BERHASIL... BERHASIL HOREEE!!"

Taehyung menutup mulutnya dengan tangannya, dia menoleh ke kanan dan ke kiri melihat apakah ada orang lain yang masuk dan sama sekali tidak. Mungkin saja para anak buah ayahnya yang bodoh itu terlalu sibuk dengan senjata di luar hingga pengawasan di berikan hanya untuk dua orang yang sudah tak sadarkan diri di bawahnya.

Namja muda ini mendengus sebal dengan menjulurkan lidahnya sengaja mengejek kedua pria yang masih bernafas itu. Dengan tangan terilkat Taehyung mencoba berlari disaat sebuah pintu keluar tak terkunci, dia akan mencoba berlari keluar untuk melarikan diri disaat kerusuhan terjadi, atau jangan sampai dia bertemu dengan ayahnya jika dia tak ingin tertangkap lagi.

Pertama kali dalam hidupnya seorang Kim Taehyung seperti seorang korban penjajahan dan dia nampak menyedihkan dengan hal itu karena demi apapun, mungkin saja Baekhyun akan marah besar dengan ayahnya yang membuat sang adik kesayangan demikian.

Hanya bisa bertahan dalam waktu yang tak memungkinkan dan berlari dengan langkah kaki dipacu cepat, tarikan oksigen yang membuat tenggorokannya terasa kering dan wajah yang was-was. "Apakah ini pintu yang benar?" sementara dia menggunakan nalurinya yang sedikit kaku itu dan bermain dengan logika. Ini sama dengan mengerjakan soal matematika dan Taehyung tak bisa mengerjakannya karena dia tak belajar. malang benar nasibnya, harus berhadapan dengan konflik sang ayah.

Dia bahkan hanya sekedar nekat menembus bahaya demi bisa menghirup udara bebas bersama dengan sang kakak, dia akan menjadi adik penurut setelah kejadian ini. itu janji Taehyung selanjutnya.

Ya... jika dia selamat.

.

Kyungsoo merasa perutnya sedikit mual karena dikocok dengan beberapa adrenalin di depannya yang membuat kedua matanya menjadi sakit saat dia di dalam sini sebuah mobil avanza milik ibu sahabatnya ini bergerak dengan brutal. Menghindar dari beberapa orang yang berusaha menembakinya dengan timah panas yang berusaha menembus kaca mobil dan mengenai kepalanya.

Kyungsoo mengencangkan sabuk pengamannya dan memegang pegangan pada salah satu mobil itu dia juga memperhatikan dari sudut spion bagaimana dua orang di belakangnya mengacungkan senjata pistol mereka ke arah sini. Seperti bertaruh nyawa saat ajudan dari tuan Kim mencoba membabi buta mereka.

"Sial, suamiku terlalu berlebihan." Dia yang menatap bagaimana kekehnya mereka merasa bahwa suaminya sangat keterlaluan tak bisa membiarkan dia dalam keadaan tenang hingga dia merasa bahwa apa yang akan dia lakukan berhubungan dengan menjatuhkan kekuasaannya.

Sesekali wanita cantik itu meloloskan pistolnya ke belakang berusaha mengenai mereka namun gagal lantaran dia terlalu fokus untuk menyetir juga, jika kalian tanya bagaimana mereka? tebak saja bagaimana sebuah mobil menyalip dan menerobos dan melawan arus diantara mobil dan juga truk besar yang melintas di gelapnya kota yang ramai. Kyungsoo bahkan berteriak histeris saat sadar jika dia hampir saja mati tertabrak truk angkutan makanan, dia merasa bahwa jantungnya di pacu cepat untuk hal segila ini.

"Astaga aku hampir mati muda." Celotehnya tanpa sadar dengan kedua bola mata yang membola tak percaya dia juga menahan nafasnya dan mengeratkan pegangannya pada sabuk pengamannya, nyonya Xi juga tak ingin jika kegilaan ini terus berlanjut dan dengan sangat terpaksa dia melakukan rencana B.

"Kyungsoo gunakan pistol di dalam sana tembak ban mereka atau si pengendara."

"Apa??!!" Kyungsoo merasa jika pendengarannya salah akan tetapi, sepertinya dia salah jika menebak demikian.

"Cepat kau lakukan jika kau tak ingin mati muda." Wajah itu sedikit merutuk kesal saat namja muda disampingnya tak langsung sepaham dengannya, ini di kawasan mereka hendak dikejar maut dan tentu saja mereka ingin umur panjang jika mereka melawan.

Kyungsoo menelan ludahnya dia melihat sebah laci kecil di mobil mantan majikannya dan membukanya dengan sedikit gemetar, kedua matanya semakin membulat saat dia melihat senjata mengkilap mematikan di dalam genggamannya. Itu adalah pistol yang sering dia lihat dalam film aksi saat dia selalu menontonnya di tengah malam, dan ternyata dia menaiki mobil yang penuh dengan senjata.

"Cepat tembak mereka tekan senjata itu dan kuharap kau bisa menghindari tembakan mereka juga."

Demi apa? Kyungsoo seperti menjadi sebuah umpan atau kelinci percobaan, jangankan untuk menggunakan senjata bahkan menyentuhnya saja ini baru pertama kali. Akan tetapi mereka juga terdesak dan tak selamanya melarikan diri karena mobil mereka sangat handal dalam melakukan pengejaran.

"Tutup matamu jika kau merasa takut akan tetapi jangan sampai mengenai orang tidak bersalah." Pesan wanita cantik itu dengan menghindar beberapa mobil di depannya.

"Huh??? Bagaimana bisa aku menembak tanpa mengenai orang lain. Aku saja beru pertama kali menggunakannya nyonya." Dia sudah panik bahkan membayangkannya saja merinding akan tetapi dia sedikit tergagap dengan keduanya yang menundukan kepala saat salah satu peluru menembus mobil mereka dari belakang dan sampai menembus hingga kaca depan mobil mereka. keduanya saling menatap satu sama lain dengan rasa panik.

"Lakukan saja!" nyonya Xi semakin panik saat mobil itu semakin dekat disampingnya dan dia menambah kecepatan. Benar... Kyungsoo harus melakukannya akan sangat disayangkan jika keduanya gagal disini. oke... dia pernah melihat para pemain melepaskan tembakan mereka dengan sangat handal, sepertinya ini akan mudah karena di film sangat mudah sekali.

Kyungsoo mencoba mengeluarkan kepalanya dan dia melihat bagaimana tatapan orang yang mengejar mereka berusaha mendapatkan kepalanya dengan aura membunuh karena panik Kyungsoo mengeluarkan tangannya dan dia berteriak sangat keras di sepanjang jalan beberapa meter dengan tangan yang bergerak menembak dengan pistol di tangannya.

Peluru membabi buta dengan tangan kanannya yang terus menekan meski terbilang sangat amatir dan buruk karena beberapa kali mengenai jalanan dan mobil di bagian kap depan, nyonya Xi berusaha menghindari mobil di depannya dan juga melawan arus yang pasti akan memperburuk adrenalin ini. Kyungsoo menutup matanya dia berharap dalam hatinya semoga dia tidak mati dan semoga dia bisa mengenai sasaran.

Dia semakin berteriak kencang saat dia mendengar letupan senjata di telinganya dan saat tanpa sengaja salah supir di sana ambruk dengan kepala yang jatuh ke atas klakson dan membuat mobil itu hilang kendali. Sadar akan bahaya yang hendak mengenai Kyungsoo membuat wanita cantik dengan darah Cina Korea itu menarik dengan cepat tubuh Kyungsoo agar masuk ke dalam mobil. Saat itulah sebuah truk datang ke arah samping kanan mobil mereka dan menubruk mobil di belakangnya dimana mobil itulah yang sukses dikenai Kyungsoo.

"Wow kau berhasil nak, kau bisa lihat hasilnya mobil itu remuk hahaha..."

Kyungsoo menghirup oksigen dengan cepat, ini sangat gila dan dia sendiri tak akan menduga. Bagaimana dia bisa dan mampu melakukannya sementara tangannya bergerak dengan spontan untuk melindungi diri. Nyonya Xi merasa sedikit enteng karena satu mobil yang tersisa, dan sepertinya ini akan sedikit sulit.

"Maafkan aku psitolnya habis." Kyungsoo mencoba menembaki satu mobil yang mengejar mereka dan memasang wajah menyesalnya karena tak becus dan malah menghabiskan sisa senjata itu. untung saja wanita itu menggeleng tak apa, sayangnya senjata lainnya ada di jok mobil dan miliknya juga habis. Mungkin dia akan menggunakan rencana C.

"Kyung... pegangan yang kencang aku akan menunjukan bagaimana ibu ini mencetak sejarahnya." Dia tersenyum dengan tipis dan menatap ke depan dengan mantap, dia masuk ke dalam sana di antara mobil yang melawan arus dengan sangat padat dan beberapa klakson berbunyi karena kenekatannya. Kyungsoo hampir saja mati kutu disini saat melihat sileut benda besi yang bergerak tak kalah cepat, sepertinya sudah tahu darimana Luhan menuruni sikap nekat yang selama ini Kyungsoo tahu.

"Nyonya perlu aku berkata jujur, ternyata aku tahu darimana sifat Luhan hyung yang sangat berbahaya itu ada. Tapi maaf jika aku lancang tapi sungguh, gen itu berasal dari anda." Kyungsoo mengatakannya dengan mata yang hampir terpejam dan juga dirinya yang takut saat kecepatan mobil 120 km/jam. Persetan dengan sifat diamnya bahkan dia sudah berteriak kesetanan karena hal ini.

"EOMMMMAAAAAAAA!!!"

Sementara nyonya Xi hanya tertawa mendengar teriakan bodoh dan tingkah namja di sampingnya dia menikmati ini dan sudah lama sekali semenjak dia SMA. Gadis bar-bar itu yang menjadi sandingan nama lain dalam dirinya, sebelum menjadi seorang ibu dia adalah wanita tomboy dengan segala adrenalina yang kuat dan sekarang dia buktikan diusianya yang tak lagi muda dan didepan orang yang merupakan sahabat putra-putranya.

Sungguh menggila sekaligus luar biasa.

Kenyataannya, kebanyakaan manusia tak ingin hidup dalam sebuah konflik yang semakin meledak ini.

.

"Kau siap Byun?" Luhan melirik dan dia menyunggingkan senyum miringnya.

"Ya tentu saja, aku selalu siap. Adikku sudah menungguku." Terucap dengan mantap dan tak lupa dengan menembakan pelurunya ke tepat sasaran.

Mereka mati bersimbah dengan darah.

.....................................

Tbc...

Hai semua apa kabar kalian? Alhamdulilah sudah up dengan laptop seadanya dan semoga kalian suka, aku sudah usaha ngebut dan ini hasilnya kalau terlambat up berarti aku belum ada laptop yang free dan aku pakai laptop yang lama tapi masih aku sayangi.

Salam cinta dan bahagia...

Tetap jaga kesehatan dan jangan lupa makan yang banyak oke...

Gomawo and saranghae...

#el

23/06/2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro