Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

질문을하는 중추절 (56)

" Kebodohan apa yang aku lakukan di masa lampau, saat aku sadar daun semakin menguning. Begitu juga dengan kisah hidupku yang seiring waktu berjalan seperti dedaunan yang berguguran. Seperti hasrat yang tak bisa aku jelaskan namun, begitu menyakitkan saat sesuatu melukai perasaan ini. seperti... aku akan kehilangan sesuatu yang berharga."

.

.

.

.

(Author ***** POV)

Seorang wanita berteriak menjerit dengan isakan kerasnya, dia meminta tolong pada tenaga medis setempat hingga mereka datang berlari dengan tergopoh-gopoh. Bahkan diantara mereka ada yang tersandung. Dia nyonya Kim yang menangis dan mencari anaknya, kedua matanya semakin buram saja saat air mata itu terus keluar dari kelopaknya. Bagaimana tidak putranya yang didiagnosis belum sadarkan diri sudah menghilang.

"LUHAN ANAKKU! TOLONG.. TOLONG... TOLONG AKU HIKKSSS... DOKTER... SUSTER!! TOLONG ANAKKU, LUHAAAN?? KAU DIMANA HIKSSSS... TOLONG AKU!!!"

Berkali-kali sang ibu meminta tolong dengan isakan tangisnya, beberapa orang yang ada disana melihatnya keheranan dan bertanya pada seseorang disamping mereka. Jeritan sang ibu kini sudah membuat suasana semakin ramai saja, suster dan dokter pun segera mengecek kamar pasiennya, dan mencari keberadaannya hingga ke toilet ruangan. Hasilnya nihil... tidak ada siapapun kecuali selimut dan beberapa medis yang sempat digunakannya.

"Hikkssss... Dokter! Dimana anak saya, dimana Luhan kalian bawa kemana anak saya hikksss... tolong aku temukan anakku hikksss... dimana anakku, LUHAN?!!" Sang ibu saking khawatirnya dia menarik keras jas putih dokter di depannya, dan memaksa dokter itu berbicara. Beberapa suster pun juga berusaha melerai mereka. Bukannya apa hanya saja sang ibu tidak terkontrol dan membuat beberapa kepanikan bagi pengunjung disana termasuk pasien yang terlihat merasa tidak nyaman dan sebagian besar ketakutan.

"Tenang nyonya anda harus tenang... kami akan menghubungi pihak keamanan untuk menemukan putra anda. Tolong tenanglah, pihak berwajib juga akan segera datang."

"Bagaimana aku bisa tenang saat anakku yang tak sadar diri menghilang? Bagaimana jika anakku diculik hah?! aku ini ibunya, aku tidak bisa tenang begitu saja sementara nasib anakku tidak tahu bagaimana dia. BAGAIMNA JIKA SESUATU YANG BURUK TERJADI PADANYA?!" Suara sang ibu menggema tatapan memohon dan minta pertanggungjawaban atas hilangnya anaknya itu terpampang dengan nyata. Bukan hanya itu bahkan beberapa pengunjung sempat menggunjing sistem rumah sakit ini. Bagaimana seorang pasien hilang jika ada penculik yang membawanya?

Membuat dokter itu juga serba salah, bagaimana tidak? Secara tak langsung nama baik Rumah Sakit ini menjadi kontroversi. Terlalu banyak hal yang harus diperbaiki dan ini harus menjadi rahasia umum. Mencoba menenangkan keluarga pihak pasien, Dokter itu segera menyuruh para perawat duduk di salah satu tempat duduk yang tak jauh dari ruangan pasien tadi. Dan memberikan janji untuk berusaha menemukan putranya, walau kemungkinan kecil hal itu kecil peluangnya. Sebenarnya dia masih banyak tugas kemanusiaan yang dijalankan, sekedar menenangkan agar suasana tak rusuh. Hingga akhirnya sang ibu ditinggal sendiri, dengan pemikiran yang penuh dan kemelut.

tes...

tes...

tes...

Air mata itu meluncur deras, kelopak yang sembab dan merah. Tanpa riasan wajah yang

Yang menghiasi wajahnya membuat dia nampak pucat dan tak mempesona. Itu bukan hal yang harus diutamakan. Sudah tiga hari ini dia tidak bisa tidur dan pulang kerumah dengan perasaan tenang. Luhan yang belum sadar dengan berbagai ketakutan di kelapanya, sang anak entah kemana dan itu membuat dirinya ketakutan luar biasa. Padahal dia sudah menghubungi sang suami agar menjenguk anaknya sejak kemarin tapi malah diacuhkan. Membuat dia ingin marah saja ketika dia tak ingat masih ada putra yang membutuhkannya.

Mendadak dia ingat bagaimana perbuatan dirinya yang menampar Baekhyun saat penyidangan di depan keluarga bahkan penghuni rumah kemarin. Bahkan wanita yang berstatus ibu itu ingat bagaimana dia memberi kata kasar pada Baekhyun juga merendahkannya dengan membawa nama ibunya yang sudah tiada. Tangisannya semakin menjadi lantaran ingat betapa buruknya dia, merasa tak pantas menjadi contoh seorang ibu yang baik. Tapi... dalam hatinya dia juga merasa tindakannya ada benarnya. Dia seperti terjebak dalam kebimbangan luar biasa. Bukan tanpa alasan bukan? Jika Tuhan menjatuhkan karma pada Tuhan yang dikehendakinya.

Wajar....

Luhan anak kesayangannya, bahkan sang anak pun sempat ingin menjauhi dirinya yang seorang ibu. Dirinya yang sudah susah payah melahirkannya, dia seperti orang gila yang menggelandang, berantakan dengan hati yang begitu hancur. Mungkin, ini yang dirasakan Luhan sang anak waktu itu. Frustasi luar biasa tanpa ada orang yang berusaha memahaminya dan juga mencoba mendengarkannya. Tapi dia juga tak tahu, Luhan sangat menyayangi Baekhyun sang adik dan Taehyung adik tirinya yang keras kepala. Apakah dia juga tahu jika Luhan sudah menemukan rumahnya. Rumah yang membuat dia tenang, hingga dia sendiripun membela Baekhyun sampai seperti ini.

Luhan... dimana dia dan siapa yang membawanya?

Sementara di ujung sana ada tuan Kim yang terdiam tanpa minat untuk menghibur istrinya. Tatapan yang tak bisa dijelaskan maknanya, tersirat sebuah tatapan yang mengandung kekejaman dan juga rahasia. Bahkan dirinya melangkah pergi begitu saja seolah tak mengenal siapa wanita itu dan tak peduli apa hubungannya. Dia menganggap orang asing saja, sikap yang tak ia perlihatkan di depan keluarganya. Dia tak ingin mendapatkan kesulitan itu yang ada di dalam hatinya.

Sampai punggung tegap kepala rumah tangga itu tak nampak di tengah kesibukan warga rumah sakit, istrinya pun yang menoleh ke lorong hanya bisa menatap kosong. Tak menyadari jika sempat ada suami yang berdiri disana. sepertinya...

Keluarga ini lebih miris dibandingkan kejadian yang dialami Baekhyun kala kecil. Sudah di pastikan bukan? Siapa tuan Kim itu?

.........................

Taehyung sangat girang saat dia melihat rumah sederhana sang kakak yang baru saja disewanya. Meski tidak sebesar rumah ayahnya tapi yang membuat Taehyung senang dia bisa menemukan ruang pribadi yang beruntung bisa dimiliki sang kakak. Namja muda itu bahkan mengabaikan pekerjaannya lantaran untuk menemani sang kakak. jujur saja dia sedikit jenuh dengan huru-hara kamera yang selalu menyorotinya. Sempat terpikir untuk Taehyung berhenti saja dari dunia entertaintmen dan melanjutkan sekolahnya dalam bidang bermusik, dan membuka jasa pengajar les musik atau bisnis kecilan.

Dia lama tak merasakan kedamaian seperti ini, saat dirinya membiarkan tubuhnya berbaring diatas kasur empuk sang kakak yang ada di lantai. Baekhyun tak ingin membuang uangnya begitu banyak hanya untuk perabotan yang banyak, menurutnya ini sudah cukup dan tabungan uangnya masih banyak sisa. Cukup untuk membuka usaha jualan jajanan yang biasa ia jual dulu atau bekerja di sekitar sini.

Tapi sang adik tak menyetujui jika dirinya malah bekerja apalagi keadaan Baekhyun yang belum pulih seutuhnya, bukan hanya itu saja Taehyung siap meminjaminya deposit tabungan yang sudah banyak dan cukup untuk kehidupan satu tahun tanpa bekerja.

"Tae apa kau ini tidak dimarahi managermu jika kau selalu melewatkan jadwalmu, bukankah kau ada syuting pemotretan?" Baekhyun sudah hafal dengan jadwal sang adik.

Berdiri dengan heran dan tatapan yang sedikit tajam, dia tak ingin adiknya menjadi malas dan malah membuang waktu seperti ini. Taehyung pasti melewati banyak kesulitan untuk menjadi seperti ini.

"Tae ayo bangun dan mandilah, kau jangan malas saeng." Baekhyun mengangkat tubuh adiknya yang nampak kurus tapi berat. butuh tenaga untuknya menarik tubuh malas Taehyung yang sedikit mengeluh dengan memejamkan mata ngantuknya. Oh ayolah Baekhyun sudah pagi ini keluar dari rumah sakit dan harus menghadapi adiknya yang sangat malas dan super manja. Ingin mengeluh kesal saja saat sang adik malah meledeknya.

Baekhyun... dia malah menyentuh dadanya, dia terdiam dan memejamkan matanya. Taehyung yang sempat terpingkal dengan keras melihat keanehan yang terjadi sang kakak mendadak raut wajah sang adik menjadi menyeri, sebuah kerutan sakit di wajahnya membuat sang adik hendak berdiri. Baekhyun tiba-tiba saja mengaduh sakit dan menjongkokan tubuhnya, dia bahkan berteriak nyeri dan itu membuat sang adik sontak khawatir. Berdiri dari kasur nyamannya dan mendekati kakaknya yang sudah jatuh di atas lantai dengan tangan yang menyentuh dadanya.

"Baek Hyung?!! hei hyung... kau kenapa Baekhyun hyung, astaga tolongg!!!"

Taehyung panik dia memanggil sang kakak dengan wajah kebingungannya bahkan dia berteriak meminta tolong berharap ada yang mendengarnya. Baekhyun semakin meronta sakit dan bahkan nafasnya terlihat tersendat. Sang adik yang sangat ketakutan justru menangis dan meminta sang kakak untuk bertahan dan tidak meninggalkan dirinya. Taehyung semakin tidak tenang dengan firasatnya, berkali-kali juga dia meminta tolong dan memanggil sang kakak.

"BAEKHYUNG HYUNG TOLONG BERTAHANLAH JANGAN MEMBUATKU TAKUT HIKKSSSS... HIKKSSSS... ASTAGA HYUNG JANGAN SAKIT EOH!!"

Taehyung yang sudah sangat banjir air matanya dengan tangan yang bergetar taktut. Seolah dia sangat ketakutan bahkan merutuki dirinya yang tak bisa menjaga sang kakak dengan sebutan bodoh untuk dirinya. dia bodoh lantaran dia lupa sang kakak baru saja keluar dari rumah sakit. Apa karena Baekhyun kelelahan menarik tubuh malasnya? Jika iya... dia akan menyalahkan dirinya kalau terjadi hal yang buruk pada sang kakak.

Baekhyun semakin tergagap sakit dan menekan dadanya bahkan kakinya bergerak tak beraturan wajahnya juga menahan sakit yang hebat. Ketika dia menelungkupkan wajahnya ke bawah, Taehyung semakin panik dan hampir memanggil bantuan medis. Layarnya saja bergerak bergetar karena tangannya dan dia sempat terhubung dengan pihak rumah sakit.

Sampai....

"Hahahaha... aigoo, lihatlah wajahmu Tae hahahahaha.... astaga ya Tuhan, maafkan aku hahahaha..."

Tawa canda dari Baekhyun membuat Taehyung melongo saja, dia bahkan mengedipkan mata polosnya dengan bingung dan banyak pertanyaan dalam otaknya. Dia melihat sang kakak yang duduk dengan tertawa lepas seperti ini, mentertawai kebodohannya dan rasa cengengnya. Sadar jika dia terkena prank membuat si bungsu ini sempat memukul pundak kakaknya dan meloyorkan tangannya ke kepala sang kakak. Wajahnya nampak kesal dan marah, dia yang terlanjur malu mengusap kasar kelopak mata sembabnya dan juga mengatakan hal kasar pada sang kakak, dia kelepasan sungguh tak ada maksut menghina Baekhyun.

"Ampun saeng, aduh... ampun hahahahaha..." dirinya melindungi diri dengan tangannya meski tertawa iseng itu tak apa justru sang kakak tak bisa menghentikan kekehannya. Dia merasa jika Taehyung itu bayi besar yang patut untuk dikerjai, namja berusia dua puluh tahun ke atas ini semakin gencar memberikan balasan dan meluapkan rasa kekesalannya. Dia tidak suka ditipu apalagi bercanda seperti tadi, dia bahkan mengumpat kesal walau Baekhyun tak menggubrisnya.

"BAEKHYUN HYUNG AKU AKAN MEMBUNUHMU! KAU MEMBUATKU JANTUNGAN DAN TAKUT SETENGAH MATI APA KAU PIKIR ITU LUCU EOH?! YAAAAKKK BAEKHYUN HYUNG PABBO!!!"

Taehyung protes besar sangat besar, sadar atau tidak hal sekecil dan membuat suasana sempat tegang dan takut secara bersamaan itu menciptakan hal baru yang lucu. Keduanya makin lama makin akur saja tak ada kebencian seperti biasanya, ini musim gugur terindah yang pertama yang Baekhyun sendiri tak kira. Sudah lama tak sebercanda seperti ini, andaikan sang ibu ada. Dia pasti bisa melihat bagaimana akurnya dia dengan sang adik, hingga mimik wajahnya itu sebuah gambaran kebahagiaan tanpa batas.

Baekhyun ingin memulai hidup yang baru bersama adiknya, sepakat untuk bersama dengan rahasia mereka yang dibawa Kyungsoo dengan aman. Tak peduli jika ada yang marah nantinya yang terpenting dia mendapatkan hak dan juga menjaga amanah sang ibu yang sudah dipercayakan padanya. Bukan warisan dan juga bukan harta yang ditinggalkan sang ibu untuk Taehyung. Baekhyun hanya butuh waktu antara saudara lebih lama di sisa usianya. Tenang dan jauh dari bayang masalah yang selalu datang sejak dulu.

Hingga akhirnya dia pun mendapatkan kesempatan ini.

Tapi... apakah dia juga akan tenang jika tahu tentang Luhan? Bahkan Kyungsoo sendiri yang hendak mengatakan sesuatu mengurungkan niatnya. Ya... ditutupnya dengan pelan pintu kamar kedua tuannya yang tengah asyik bernostalgia dengan masa kecil mereka. Pesan dari nyonya rumah yang mengatakan Luhan menghilang dari rumah sakit membuat dirinya sangat terkejut. Pesan singkat yang bagaikan sebuah neraka yang tak terduga hingga Kyungsoo ingin mengabari keduanya. Tapi... dia sendiri juga tak tega jika waktu kebersamaan kedua saudara itu hilang dan berubah menjadi panik jua. Kyungsoo yakin jika tuan muda besarnya itu tidak hilang melainkan pergi setelah dia sadar, ada banyak kemungkinan di otak Kyungsoo saat ingat bagaimana sifat Luhan. Nekat dan juga berambisi.

Terkadang sifat marahnya menjadi ketakutan sendiri untuk orang-orang yang menghadapinya. Berharap jika sang ibu hanya salah pemikiran dan juga... Luhan tak mungkin hilang diculik. Baekhyun dan Taehyung mereka tak boleh tahu soal kabar ini, bahkan dia membawa ponsel Baekhyun yang kebetulan dia bawa dan menghapus pesan sang nyonya besar. Semoga saja Taehyung juga tak tahu, tapi... bisa saja lantaran si bungsu juga mengganti nomor ponselnya tadi. Hanya untuk menghindari panggilan ayahnya yang meminta dia menjauh dari sang kakak.

Semoga Kyungsoo diampuni atas kesalahan yang sedikit besar ini.

.

............................

Rumah besar dengan bangunan elit, sebuah mobil besar terpakir dengan cepat dan terburu. Mereka keluar dengan orang berjumlah enam orang, membawa seseorang yang tertidur di punggungnya. Mereka seperti para bodyguard yang menjalankan tugas dari tuannya.

Jauh dari keramaian perumahan lainnya, menjadi tempat strategis bagi kaum kaya raya disana. Sang bos yang duduk di kursi kebesarannya menikmati segelas vodka berkadar tinggi dan meneguknya pelan seakan minuman itu adalah hal ternikmat yang belum pernah ia minum. Pahit dan memabukkan itu sensasi yang dicari dan digemari olehnya sampai dia sendiri tersenyum licik saat melihat bagaimana anak buahnya yang sangat jarang membuat dia puas kini bisa memberikan pujian kecil yang pertama kalinya.

"Bawa dia di kamar pastikan dia sadar dan pulih dengan baik, dia aset kita untuk membalaskan dendam. Jangan sampai dia lecet atau aku akan membuat kalian miskin tanpa bekerja disini lagi." Ancamnya dengan sebuah gelas yang sudah kosong, disampingnya juga ada dua wanita cantik yang menjadi asisten pribadinya. Bayangkan saja sikapnya juga posisinya tak jauh beda dengan raja dari dinasti tempo dulu.

"Ah, jangan sampai siapapun tahu keberadaannya. Jaga ketat seluruh wilayah, jangan biarkan tuan keparat itu mengetahui posisi dan rencana kita. Kita tidak boleh menyiakan waktu, kalian paham?!" dengan mendikte tegas. Setiap ucapannya adalah perintah bagi mereka, tak seperti memberi waktu untuk mereka istirahat jika belum usai. Bahkan dia sendiripun tak jarang menjadi bahan tahan beban bagi para pesuruh dan anak buahnya, hanya yang yang mereka bisa ais dari pria seperti itu. Gaji lumayan besar dengan resiko yang tak jauh dari bahaya, jika perlu tubuh mereka menjadi tameng dan nyawa mereka melayang.

Pria itu tesenyum dengan senang dia menatap bagaimana tubuh itu menghilang di depan matanya. memainkan dua jemarinya dengan sangat pelan dan tegas, dia tersenyum dan hal itu membuat kedua asistennya sempat melirik bingung. Namun, mereka memilih terdiam dibandingkan mendengarkan omelan yang bisa saja berujung pemecatan dan nyawa yang sekarat melayang.

Tak jauh beda dari seorang Yakuza.

Hingga dirinya tertawa dengan keras dan bahagia. Ada tatapan puas dan kemenangan yang berhasil ia lepaskan semua itu dengan alasan.

"Tertangkap kau Xi Luhan, aku akan membuatmu menjadikan diriku kaya. Balas dendam.. karena ayahmu sudah membuat putriku pergi. Kau alatku yang sangat bagus, terima kasihlah karena suatu hari nanti kau akan menjadi bagianku. Dan Kim keparat selamat menikmati hari sebelum ajal menjemputmu, mari kita lihat siapa yang menang dalam permainan ini. kau... atau aku..."

Pada akhirnya ada misteri yang terbuka dan semua itu di musim gugur yang sudah berjalan di pertengahan. Waktu untuk apa? entah... Tuhan seperti memberi banyak maksud dalam takdir yang semakin membingungkan ini. Musim gugur dan Luhan yang seolah jatuh dari bahaya atau selamat.

Jika Baekhyun tahu hal ini, kemungkinan akan ada hal yang mengejutkan lainnya. Lantaran Luhan itu kesayangan semua orang, dirinya dan juga... jalan pulang menuju pemahamannya dalam menjadi seorang kakak. Persaudaraan mereka sudah terlanjur kuat dan terikat sangat erat.

Tuhan apa yang akan kau takdirkan esoknya, kuharap itu bukan sesuatu yang buruk.

Tolong... jangan buat air mata di sisa daun menguning karena musim mu. Musim gugur yang indah dan tidak semua orang merasakan hal itu.

Kumohon...

.......................

Tbc...

Sudah selesai dengan chap ini kali ini akan mengetik buat kelanjutan besok tapi aku

Akan mengatur jadwal agar bisa rapi. Oh iya jangan lupa vommentnya semoga

chapter kali ini bisa mengetuk jiwa kalian. Oh iya jangan sampai bosan dengan

fanfic ini ya aku harap kalian tetap menunggu kelanjutannya.

Author akan berusaha agar next chap lebih cepat.

Oh ya jangan lupa jaga kesehatan ya, semoga kita berada di lindungan Tuhan. jangan lupa perbanyak ibadah dan sebentar lagi Ramadhan tiba, tetap semangat oke.

Salam cinta dari author untuk kalian...

Semangat dan salam bahagia...

Gomawo and saranghae...

16/04/2020

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro