
인식하지만 눈에 보이지 않는 것, 무엇? (16)
"Kasih sayangku bukanlah sebuah skenario. Bukan Sutradara yang mengatur jalan cerita kehidupanku saat ini, hanya takdir dan kuasa Tuhan yang mampu melakukannya. Membuat jalan bagaikan skenario kehidupan yang tak tertulis namun menimbulkan bekas berupa kenangan dan pelajaran. Jika memang begitu, bisakah aku meminta pada Tuhan? mengubah Skenario yang telah ia tulis sebelum aku terlahir ke dunia? Meminta sebuah mukjizat yang membuatku mampu merasakan apa itu kebahagiaan meski itu hanya satu menit? Skenario yang memaksaku untuk terus menerus berpura-pura, menjadi kuat dan mampu meski kenyataannya ini memang sulit. Bisakah aku memintanya Tuhan? akankah kau mengabulkan harapan kecil untukku. Tolonglah aku, buat aku bertahan dengan waktu yang kau semakin lama semakin memojokanku dalam sebuah liang kematian. Jika boleh aku meminta padamu, beri aku kesempatan.... sebuah kesempatan untuk menjadi seorang hyung sejati. Seorang hyung untuk dongsaengku, di saat-saat terakhir... juga hembusan nafas yang kapanpun dapat berhenti..."
-Byun Baekhyun-
...................
(Author **** POV)
(Flashback **** ON)
Kala masa kecil adalah hal yang paling indah untuk menjadi sebuah kenangan. Dimana kenangan itu berlaku sekali seumur hidup, saat dimasa kecil itu terjadi usahakan manfaatkan masa itu. karena setelah kalian mengenal dan merasakan masa dewasa maka tidak akan ada masa kecil.
Banyak orang yang bilang jika masa dewasa adalah masa yang tidak mengenakan, lantaran banyak sekali masalah yang terjadi hingga membuat sebuah keputus asaan. Bagi mereka masa kecil adalah masa terbaik yang pernah lewati. Bagi mereka....
Masa kecil adalah masa yang indah untuk bermain....
Menghabiskan waktu bersama sahabat, saudara ataupun keluarga...
Masa dimana hanya pikiran polos dan juga kesenangan untuk bermain dalam benak mereka....
Tanpa memikirkan rasa sakit dan juga kesedihan yang mendalam, yang membuat sesak dan nyeri tepat di ulu hati mereka. Seorang anak kecil memang bisa menangis, tapi mereka akan menangis jika mereka hanya terluka lantaran jatuh ataupun diganggu teman sebayanya. Dan bukannya menangis karena cinta ataupun perkataan dan sikap yang begitu menyakitkan.
Bayang-bayang akan menjadi dewasa itulah yang sekarang ini menjadi pikirannya. Menjadi beban pikiran untuk bocah seusianya. Yang seharusnya bermain dan juga menghabiskan waktu seperti anak seuasianya hari ini. dan bukannya duduk termenung sembari bermain dengan rerumputan yang menemaninya.
"Taehyung, rupanya kau disini..."
Suara lembut itu....
Bisikan bagaikan sebuah malaikat pelindung yang selalu menemaninya...
Malaikat tak bersayap yang ditakdirkan Tuhan untuk menjadi benteng pelindungnya...
Memberikan sebuah pelukan hangat dari belakang, hembusan hangat di tengkuk si kecil. Membuat bocah dengan marga Kim-nya itu secara refleks memejamkan kedua matanya. mengulas senyum tanpa ia sadari, merasa nyaman dengan perlakuan sang kakak yang tiba-tiba di belakangnya.
Memeluk erat tubuh sang adik dari belakang adalah hal yang paling disenangi bagi namja dengan wajah tampan dan juga imut itu. sementara namja kecil dengan wajah tak kalah tampan dengan senyum kotak khasnya itu merasa senang dengan perlakuan sang kakak.
Justru karena itulah Kim Taehyung, bocah lucu dan menggemaskan merelakan sang kakak memeluknya erat. Menyandarkan punggung dan kepalanya dalam dekapan sang kakak, merasakan bagaimana hangat dan nyamannya pelukan sang kakak. Lebih nyaman dan hangat dari selimut yang sering ia pakai di kamar, Taehyung berpikir andaikan sang kakak adalah tempat tidurnya maka Taehyung tak akan pernah sudi untuk menggantikan dengan lainnya. Tapi Taehyung berpikir dua kali, dari pada Baekhyun sang kakak menjadi kasur ia akan meminta untuk selalu memeluk dan menemaninya kala tidur.
Karena itu jauh lebih baik, menurutnya...
Siapa yang tidak ingin, mendapatkan perlakuan kasih sayang dan lembut seperti sang kakak. Kim Baekhyun, atau yang ia akrab dengan panggilan Baek hyung....
Baekhyun mengulas senyumnya, mendekatkan tubuhnya dengan sang adik dan menerima sandaran sang adik padanya. Membiarkan sang adik tenggelam dalam pelukannya, dilihat dari samping bagaimana menggemaskannya Taehyung kecil saat memejamkan matanya, mengulas senyum tipis dan memilih bermanja dalam pelukannya. Baekhyun berpikir bahwa....
Taehyung adalah orang yang beruntung mendapatkan pelukan manja dan hangatnya setelah sang ibu. Dan Baekhyun sangat menyukai sifat manja sang adik terhadapnya, jika boleh Baekhyun ingin menjadi egois. Meminta pada Tuhan agar sekarang dan seterusnya Taehyung tetap seperti ini, seorang dongsaeng yang manis dan hanya manja padanya. Bukan yang lainnya, dan bukan pada siapapun....
Hanya untuk dirinya, yang notabene adalah seorang kakak...
Dan bukan yang lainnya...
"Apa yang kau pikirkan saeng? Kenapa hyung melihatmu kau seperti bingung, hem?"
Lagi dan lagi...
Baekhyun mengeluarkan bisikannya, menumpukan dagu pada bahu mungil sang adik. Ikut memfokuskan tatapannya ke depan. Menyaksikan bagaimana matahari tenggelam,disini bersama dengannya, siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung sang adik.
Seperti sebuah sinyal. Taehyung menegakan tubuhnya, mencoba bangun dari sandaran nyamannya. Membenarkan posisi duduknya meski tangan sang kakak masih memeluknya dengan erat dan sayang. Seperti tak membiarkan Taehyung pergi, padahal mereka berada jarak sedekat ini bukan?
"Apa yang kau pikirkan? Kau tahu tak seharusnya memikirkan hal berat Tae, seharusnya kau bermain dengan yang lainnya. Hei, kau lihat disana... teman-temanmu bermain layang-layang. Kenapa kau tidak bergabung? Apakah kau malu atau merasa takut, hem?" Baekhyun mengulas senyumnya, mendekatkan wajah sang adik. Cukup gemas memang saat melihat dua iris mata Taehyung yang penuh dengan tatapan kepolosan dan manik yang berbinar itu.
"Hyung apakah jadi dewasa itu enak?" tanya sang adik, menatap wajah sang kakak polos.
Terlihat dengan jelas bagaimana wajah tenang sang kakak. Mengeratkan pelukan pada tubuh sang adik, jika dilihat tak ada sesayang ini, tak ada sedekat ini antara saudara. Mungkinkah hari ini Tuhan memberikan gambaran mengenai inilah sebuah hubungan persaudaraan yang indah?
Ditatapnya langit, mengulas senyumnya. Baekhyun memutar otaknya, mencari jawaban yang tepat, yang mampu ditangkap sang adik. Sembari menatap awan yang bergerak di sana.
"Menjadi dewasa bukanlah sesuatu yang menakutkan, hyung bertanya. Apakah kau takut menjadi dewasa?" Baekhyun mendaratkan dagunya, menumpu di atas kepala sang adik dan Taehyung menerimanya dengan senang hati.
"Ne, aku takut saat melihat eomma dan appa bertengkar."
Suara lirih itu...
Cicitan kecil dari sang adik...
Mengatakan hal yang membuat rasa ngilu itu terasa.
Oh, bolehkah Baekhyun menunjukan air matanya? merasa gagal menjadi seorang kakak, yang harus menjaga hati adiknya yang masih diusia dini? Memilih mengulas senyum adalah hal yang terbaik baik seorang Kim Baekhyun. memilih menyembunyikan kegugupan dan ketakutan hatinya di balik senyumnya.
"Jangan takut. Hyung akan selalu bersamamu..."
"Hyung..."
"Sampai dewasa hyung akan selalu menjagamu, sampai kau menjadi namja tampan hyung akan selalu berada di belakangmu. Kau tahu hyung bermimpi suatu hari nanti kau akan menjadi bintang, hyung berharap di masa depanmu kau akan menjadi bintang."
"Bintang?" tanya Taehyung dengan wajah polosnya.
Ditatapnya wajah sang adik, tanpa menjawab pertanyaan sang adik. Hal itu tentu saja membuat Taehyung sedikit bingung.
"Bukankah kau ingin menjadi seorang penyanyi?"
"....."
.
.
.
Merasa penasaran dengan sikap Taehyung dan jawaban yang tidak dijawab. Membuat Baekhyun sesekali mencium pipi yang sedikit gembul sang adik, atau sesekali mengigit gemas hidung bangir sang adik. Membuat Taehyung yang awalnya diam saja justru terkekeh kecil dengan berontakannya yang tidak seberapa. Hingga, pada akhirnya di Taehyung tertawa lepas setelah mendapatkan perlakuan jahil sang kakak terhadap dirinya.
"Hahahaha... Baek hyung kkkkk... geli, hahaha... aniiii...." tertawa kegelian sembari menggeliat hanya untuk mencoba melarikan diri.
Semakin keras Taehyung kecil tertawa semakin giat Baekhyun menggelitik sang adik, dirinya justru ikut tertawa senang kala melihat wajah girang sang adik yang kini tertawa karena candaannya. Bukannya mencoba melepaskan tangan jahil sang kakak justru Taehyung semakin menenggelamkan dirinya di dalam pelukan sang kakak. Membuat tawa yang menggelegar dari mulut munggilnya sedikit tersamar. Bukan hanya itu saja, indra penciuman miliknya juga menubruk bau badan sang kakak. Bau dengan wangi kesukaannya, bagaikan vanilla yang telah mencandunya.
Ya, sungguh manis bukan?
Bahkan masalah yang sempat terpikirkan Taehyung terlewat begitu saja, saat sang kakak menjahilinya. Membuat Taehyung kini terfokus akan kebersamaan dengan sang kakak.
Sepertinya Tuhan memberikan sebuah kesempatan bagi Baekhyun, atau sebuah pertolongan?
(Flashback***** OFF)
........................
Percayakah kalian akan sebuah keajaiban?
Percayakah kalian jika sebuah air mata mampu melegakan hati yang terluka?
Percayakah kalian jika sebuah kejujuran mampu membawa kemujuran?
Dan percayakah kalian jika sebenarnya kata benci sepenuhnya bukan bermakna benci...
Dan Percayakah kalian jika sesuatu yang pergi pasti akan kembali?
Sekali lagi...
Percayakah kalian akan semua itu?
Bolehkah aku mendengar jawaban tulus kalian?
Akankah aku menunggu cukup lama untuk mendengarkan jawaban kalian?
Tak apa....
Aku akan terus menunggu dan tersenyum, karena yang aku tahu itu adalah hal yang terbaik bukan?
Seperti saat ini....
Di waktu, dan hari yang sama....
Dimana ada kejadian yang mengajarkan pada kita apa itu sebuah rasa, kasih sayang dan cinta terhadap saudara meski pada awalnya terjadi kesalahpahaman.
Seperti sekarang ini...
.
"Luhan hyung, apakah kau yakin semua akan baik saja?"
Nampak terlihat dengan jelas bagaimana wajah khawatir seorang Kyungsoo. Saat melihat bagaimana manik matanya yang terlihat gelisah, melihat dua majikan kesayangannya berada disana. Di hadapan majikan terbesarnya, yang tak lain adalah seorang pria dengan status sebagai kepala keluarga juga pemimpin rumah yang ada disana.
"Jangan khawatir Kyung, jika Appa bertindak nekat atau berlebih aku akan menghadapinya. Sebaiknya kita lihat apa yang akan dilakukan Baekhyun aku yakin semua akan baik saja." Menyentuh pundak namja di sampingnya sekedar memberikan sebuah ketenangan. Tak lupa Luhan merangkul sang ibu yang sedari tadi menggigit jarinya, cukup takut memang saat melihat wajah tegas sang suami saat berhadapan dengan kedua anaknya yang berdiri disana. Siapa lagi kalau bukan Taehyung dan Baekhyun.
Wajah gelisah sang ibu justru terlihat dengan jelas di mata sang anak kandung.
"Gwenchana eomma, aku yakin pasti-"
PLAKKKKKK!!!
Baru saja, dan itu terjadi begitu cepat. Membuat bungkam sang anak berdarah cina itu, mendengar suara tamparan yang keras, bahkan membuat dirinya terlonjak kaget saat mendengarnya.
Kyungsoo yang diliputi rasa khawatir tak mampu mengelak saat kedua bola mata bulatnya melihat dengan jelas bagaimana hal itu terjadi, dan juga bekas merah itu ada. Dan sungguh membuat badannya membeku seketika, oh... drama apakah ini? kenapa kekerasan kecil terjadi di depan matanya.
Bahkan semua tercengang, tak terkecuali Luhan...
"Baekhyun..."
Sesak dan kasihan, itulah yang Luhan lihat saat ini.
.
Bukan hanya beberapa keluarga yang terkejut, tuan Kim juga sama terkejutnya dengan apa yang terjadi di luar dugaannya. Kemarahannya terganti akan rasa kaget dengan kedua bola mata yang membola. Tangannya sedikit bergetar saat bertubrukan dengan kulit putih tepat di pipi gembul sang anak. apalagi melihat telapak merah tangan yang telah menodai sang pemilik kulit.
Rasa sakit dan perih...
Tentu saja ada, namun hanya senyuman yang mampu ia berikan. Apalagi dengan....
Kedua tangan yang membentang, seakan kedua tangan itu membuat sebuah benteng bagi seseorang yang di belakangnya. Dari awal dia sudah memperkirakan akan ada hal seperti ini, akan ada tamparan yang begitu keras dan akan ada kemarahan yang terlampiaskan melalui tangan keriput sang ayah. Meski pada kenyataannya belum ada sepatah kata yang terucap, hanya datang dengan disertai tatapan kemarahan dari pria yang ia hormati.
Tak jauh disana...
Tepat dibelakangnya...
Seseorang terkejut tanpa suara, cukup kaget saat melihat apa yang terjadi di depan matanya dan itu terlihat nyata memang. Dan hal itu jauh terasa lebih sakit.
"Baek hyung..."
Tes...
Lirih dengan bibir bergetar, tak akan menyangka jika ternyata sang kakak menjadi bentengnya. Menjadi target tamparab yang seharusnya dirinyalah yang mendapatkannya.
Padahal sedari tadi Baekhyun dia...
"APA YANG KAU LAKUKAN BAEKHYUN! KENAPA KAU MENGHALANGI APPA UNTUK MENGHUKUM TAE HAH! APA HAK MU, JANGAN GANGGU APPA! APA KAU INGIN APPA MENGHAJARMU, SEBAIKNYA KAU DIAM. TUGASMU SUDAH SELESAI UNTUK SAAT INI!" Merasa terganggu dengan sikap sang anak membuat pria dengan jas hitamnya itu murka.
Ya, itulah sifatnya....
Keras, tegas dan disiplin. Memberikan hukuman yang ia anggap kecil pada anaknya yang berbuat salah, meski itu kenyataannya adalah sebuah tamparan keras. Apalagi itu terjadi memang pada anak kesayangannya, Kim Taehyung. Sifatnya yang membedakan antara kasih sayang dengan sang anak juga sifat disiplin yang diterapkan oleh orang tuanya dulu membuat ia menjadi namja penuh ambisi, tegas dan disiplin.
"Kenapa Appa memukul Tae? Bukankah Taehyung baru pulang? Seharusnya Appa memeluknya dan menanyakan kabarnya. Bukan menamparnya." Menatap penuh berani di depan sang ayah, meski begitu masih ada nada kelembutan yang keluar dari kedua bibirnya.
Tatapan sang anak tentu saja ia lihat dengan jelas, tak akan menyangka jika selama ini tatapan takut dengan wajah menunduk ketika berada di hadapannya berubah menjadi tatapan keberanian dan juga kelembutan. Tatapan yang mengingat akan mantan istrinya, yang tak lain adalah ibu kandung dari anak di depannya.
"Ya, aku akan memeluk dan menanyakan kabarnya setelah Appa menampar bocah nakal di belakangmu!" ucap tuan Kim yang kini menatap tegas sang anak, tepatnya di belakang Baekhyun. apalagi Taehyung secara otomatis menundukan kepalanya.
Ya, sesayang-sayangnya sang ayah, Taehyung tahu jika ayahnya sangat marah dan kesal karena sikap kurang ajarnya yang kabur dari rumah beberapa hari ini. apalagi Taehyung juga meliburkan diri dari pekerjaannya.
Sama seperti sekarang Taehyung pasti akan mendapatkan hukuman dari sang ayah, meski ia tahu bahwa rasa sayang sang ayah lebih besar dari pada rasa sayang pada kakaknya, Byun Baekhyun.
Entahlah, Taehyung sendiri juga bingung dengan sikap sang ayah yang sering berubah...
"Apakah tamparan adalah salah satu bentuk kasih sayang Appa kepada Taehyung?" Baekhyun mengulas senyum lembutnya mengabaikan bekas merah dan sakit di pipinya. Menatap sang ayah dengan sayang meski ia menjadi korban tamparan dari pria di depannya, walau tamparan itu ia dapat dari perbuatan melindungi seseorang.
"jangan ikut campur baekhyun! kau ingin appa menghukummu juga, hah? kau tahu appa masih mentolerir sikapmu itu karena bentuk balas budi padamu karena kau telah membawa taehyung pulang!"
"Ini memang tugas Baek Appa, Baek berhak ikut andil dalam hal ini. apa Appa lupa akan janji Appa? Engkau telah berjanji bukan, untuk tidak memarahi Taehyung meski ia salah. Appa ingat bukan, jika Baek yang salah. Aku yang salah appa karena telah membuat Taehyung kabur, bukankah Appa pernah bilang padaku? Lalu, kenapa Appa mau menampar Taehyung? Tolong jangan lakukan itu Appa.... jangan sakiti Taehyung, dia anakmu... juga adikku."
"Justru dia anakku, maka aku berhak mengajarkan padanya apa itu disiplin. Tak seharusnya dia kabur dari rumah dan membuat panik semua orang, apalagi Appa di complaint oleh pihak agensi lantaran Taehyung membolos, sikap macam apa itu. apa kau mau melihat Taehyung menghamburkan kesempatannya menjadi lebih baik? Apa kau ingin Taehyung mengulangi sifat buruknya, iya!?"
Wajah murka itu...
Dan kekesalan yang teramat sangat, begitu jelas di wajah sedikit keriput itu.
Sementara Luhan, Kyungsoo dan nyonya Kim hanya bisa terdiam dengan perasaan was-was saat melihat perdebatan antara anak dan ayah itu.
"Maka dari itu Appa memanggilku disini bukan? Menyuruhku pulang, meninggalkan rumah mendiang eomma, dan juga tempat tinggalku. Meninggalkan pekerjaanku sementara dan menyuruhku untuk mendidik Taehyung disini, menjadikan dia anak kebanggaan Appa, melupakan fakta bahwa Appa telah mengusir diriku dan mendiang Eomma. Appa, apa engkau lupa dengan tujuan awalmu?"
Baekhyun menatap sang ayah dengan wajah memelas, entah kenapa hal itu membuat namja di belakangnya merasakan perasaan aneh yang tiba-tiba saja muncul di dalam hatinya. sebuah perasaan bernama khawatir.
"Appa tidak lupa, dan Appa juga tidak akan lupa akan statusmu sebagai anak haram!"
"...."
"...."
"...."
"A-Appa..."
Semua terdiam...
Semua terkejut...
Tubuh mereka membeku mendadak, hanya satu gumaman penuh keibaan yang muncul dari bibirnya, dan itu tanpa sengaja.
Dan Baekhyun hanya bisa tersenyum untuk menanggapinya.
"Aku tidak akan lupa siapa aku Appa, kumohon maafkan Taehyung. Dia butuh istirahat Appa, aku disini bukan untuk melihat adikku di tampar, tapi aku hanya ingin melihat bahwa Taehyung mendapatkan perhatian dari Appa, juga Eomma."
Tersenyum...
Dan itu sangatlah tulus...
"Hikkkss... Baekhyun.." tiba-tiba saja sang ibu mengeluarkan isakan lirihnya, membuat Luhan sang anak merangkul sang ibu dan mengusap lengannya sayang. Ya, Luhan tahu jika sang ibu mudah sekali terbawa perasaan, apalagi melihat Baekhyun yang...
Begitu menyayangi adik kurang ajar seperti Taehyung.
"....."
Entah kenapa bibir Tuan Kim seketika bungkam, tak bisa mengeluarkan kata-kata tegas seperti biasanya. Saat melihat ucapan sang anak dan senyumannya.
Sungguh wajah sang anak dengan sifat tenang itu mengingatkan akan istri pertamanya.
Set!
"Taehyung sebaiknya kau istirahat, Appa tidak marah kok, okay. Sekarang masuk ke kamarmu, hyung akan buatkan susu dan makanan untukmu. Kau pasti lapar kan?" Baekhyun mengulas senyumnya, menampilkan senyum hangat tepat di wajah sang adik. Dan tentu saja, Taehyung membalasnya dengan wajah dingin juga juteknya. Pergi meninggalkan Baekhyun tanpa sepatah kata apapun, apalagi ucapan terima kasih. Dan hal itu dilihat oleh Luhan sang kakak sambung. Yang menampilkan wajah ketidaksukaan dengan sifat Taehyung yang menyimpan egonya.
Meski begitu Baekhyun memakluminya dan justru tetap mencurahkan kasih sayangnya....
"Taehyung jangan lupa mandi ya, biar kau segar kembali." Ucap penuh semangat, menatap punggung yang hilang dari balik pintu yang menutup kembali itu.
Sungguh sifat Taehyung membuat Kyungsoo sedikit kesal, apalagi kedua tangan anak dari supir tuan Kim itu sedikit mengepal. Membuat ia melangkahkan kakinya, keluar dari ruang kerja sang majikan terbesar.
"BERANINYA KAU ANAK SIALAN! SIAPA YANG MEMERINTAHKANMU UNTUK MENYURUH ADIKMU MASUK DALAM KAMAR! APPA BELUM SELESAI BYUN BAEKHYUN!"
"......"
Sementara tuan Kim dia, menampilkan wajah amarahnya terlihat dengan jelas saat. Menatap penuh amarah pada Baekhyun, apalagi tangannya dengan cepat bergerak memberikan tamparannya lagi. Padahal Baekhyun belum siap akan hukuman sang ayahnya...
Tap!
"APPA, JANGAN LAKUKAN ITU!"
Baekhyun menoleh, cukup terkejut memang saat melihat Luhan yang kini memegang lengan sang ayah, apalagi ia mendengar Luhan yang berteriak cukup lantang dengan bahasa cinanya.
"Jangan tampar adikku appa, jangan kejam dengannya!" Luhan menatap tidak suka dengan sikap sang ayah, membuat ia berbicara dengan bahasa cina.
"Luhan apa yang kau lakukan. Kenapa kau menghalangi appa, hah!" dengan bahasa Koreanya sang ayah meminta kejelasan dengan sikap sang anak yang tiba-tiba saja berada disampingnya. Menahan tangannya yang kini melayang di udara.
Tak lama Luhan melapaskan lengan sang ayah menatap ayahnya dengan rasa hormat.
"Maafkan aku karena aku telah lancang, tapi aku tidak suka dengan sikap appa yang keterlaluan." Luhan membuka suaranya, sudah lama memang dirinya ingin berkata demikian.
"Dia bukan anakku, dia hanya anak dari seorang pelacur! Sepantasnya dia mendapatkan hukuman dariku." Tuan Kim begitu kental dengan egonya.
"Hukuman karena apa Appa, kenapa karena Baekhyun menyuruh Taehyung masuk ke kamar Appa malah hendak menamparnya. Dan lagi jika Appa mengatakan Baekhyun anak pelacur itu sama saja Appa mengataiku dan eomma."
"Luhan hyung apa yang kau katakan, jangan katakan itu hyung." Baekhyun cukup terkejut dengan apa yang diucapkan sang kakak. Dan Luhan dirinya tak menggubris pertanyaan sang adik dan justru menatap sang ayah dengan menusuk.
Biarkan dia jadi anak durhaka kali ini, jika memang dia melakukannya untuk kebaikan dan juga kebenaran.
"Baekhyun adalah bagian keluarga ini, tidak ada status anak haram ataupun pelacur. Dia lahir dari rahim eomma, atau mendiang istri appa. jika appa menghina Baekhyun itu sama saja menghina mendiang nyonya Byun, yang berarti adalah eommaku. Dan Appa juga menghina eomma kandungku, karena dia adalah istri sah keduamu." Dengan lantang Luhan menjawab, dengan tegas dia mengatakan Baekhyun adalah bagian keluarganya dan juga keluarga ini.
Sementara sang eomma hanya bisa terdiam menitikan air mata. Antara terkejut dan bangga dengan sikap sang anak yang sudah dewasa.
"Kau bahkan tak pernah bertemu dengan ibu dari anak ini kenapa kau membelanya, padahal dia sudah mati."
"Dia hidup di jiwa Baekhyun Appa, eomma masih hidup. Dan lagi aku memang tak pernah bertemu dan ditakdirkan tak bisa mengenal istri pertama appa. tapi setidaknya aku bisa menghormati Mendiang nyonya Byun dari anaknya. Appa tahu, aku cukup bangga dengan nyonya Byun yang bisa mendidik Baekhyun dengan baik. Tidak seperti Appa yang egois dan keras hingga membuat Taehyung tak jauh beda dari Appa."
"Luhan hyung apa yang kau katakan?" Baekhyun dirinya mencoba menghentikan ucapan namja di sampingnya, tak ingin suasana semakin memanas.
Sementara tuan Kim menahan amarahnya, cukup sulit memang apalagi dia harus menahan amarah di depan anaknya yang akan menjadi penerus perusahaannya.
"Luhan jangan membuat Appa semakin tersulut, Appa susah payah menahan amarah padamu karena kau anak kesayangan Appa sekaligus calon pewaris Appa."
"Dan aku mencoba menyadarkan apa kesalahan Appa."
Entah kenapa suasana semakin memanas, apalagi dengan entengnya Luhan berkata bahwa dirinya ingin menyadarkan ayahnya...
"Jika Appa menyayangiku dan Eomma, tolong jangan sakiti Baekhyun. karena aku tak akan pernah membiarkan Appa melakukannya." Tajam dan menatap begitu dalam....
"...." membuat tuan Kim terdiam, menatap wajah sang anak angkat.
"Aku benci kekerasan!!"
Dan diakhiri dengan ucapan logat Cina dari yang tua, yang justru membuat sang ibu menutup kedua mulutnya. Terkejut memang apalagi sang anak mengatakannya dengan nada begitu dingin dan juga....
Serius...
"Luhan hyung..."
Sementara Baekhyun? dirinya merasa bingung...
Entah harus apa, tapi yang pasti dirinya merasa bersalah.
Karena dirinyalah yang membuat suasana menjadi panas.
.........................
"Apa yang kau pikirkan? Apakah hal itu berguna untukmu? Menatap jendela dengan earphone di telingamu. Bahkan aku tahu kau berpura-pura tak peduli bukan?"
"......"
"Kau bersifat egois dan munafik tuan Taehyung, ah tidak kau tidak pantas mendapatkan kata tuan dari bawahan rendah sepertiku."
Kedua bola mata sang pemilik senyum kotak itu terbuka, membuat semburat cahaya masuk ke dalam retina matanya.
"Pergilah!"
Hanya satu kata yang Taehyung ucap untuk menanggapi ujaran panjang dari namja di belakangnya.
"Jangan membohongi hatimu Taehyung, kau banyak menyakiti seseorang kali ini. apakah kau tidak sadar dengan kesalahanmu? Apakah kau harus lari dari masalah yang kau buat? Mana tanggung jawabmu, tak berpikirkah kau jika masalahmu tak akan selesai hanya dengan lari?"
Kyungsoo dirinya sudah tak bisa menahan akan sigap majikan mudanya. Taehyung bahkan tak menanggapi ucapannya, dan justru berdiri menatap lurus di depan jendelanya.
"Hanya seorang pengecut yang lari dari masalah, dan yang kulihat pengecut itu kau!"
Entah dari mana Kyungsoo berani mengucapkan hal itu, melupakan konsekuensinya jika dia berkata kurang ajar pada anak majikannya.
"......"
"Kau tak buta tapi kau buta hati, kau tak tuli tapi kau tuli dengan nasihat, kau tak mati tapi jiwamu yang mati, kau memang punya hati tapi hatimu kau kunci dengan egomu. Kau memang tak pantas menjadi adik dari tuan Baekhyun."
"...."
"Aku heran kenapa kau menjadi adik dari hyung terbaik sepertinya. Apakah tidak salah? Padahal yang aku lihat ada manusia dengan rasa ego yang tinggi melebihi tinggi badannya yang berstatus sebagai bosku."
"Pergilah!" Sepertinya Taehyung mulai kesal dengan ucapan Kyungsoo.
"Kau dengan karirmu yang membanggakan itu telah membuat hati seseorang tersakit, sikapmu yang kejam hanya dengan kunci bahwa tuan Baekhyun adalah model dewasa membuatmu berpikir dangkal. Kau pikir apakah bekerja itu gampang? Aku tahu kau berjuang dengan karirmu. Tapi pernahkah kau berpikir, untuk apa tuan Baekhyun melakukan seperti itu? setiap orang bekerja pasti ada alasannya dan tak pernah main-main akan konsekuensinya."
"Diam!"
"Untuk apa diam, kau hanya tak ingin mendengar kenyataan bukan? Harusnya kau bangga, tuan Baekhyun tak seburuk itu. memang karirnya tabu di negara ini, tapi dia terkenal di Jepang bukan? Bukankah hal itu wajar, seharusnya kau tahu jika di berbagai negara punya peraturan masing-masing."
"....." tak ada jawaban hanya diam yang Taehyung lakukan kali ini.
Dan Kyungsoo dia...
"Menjadi seorang model dewasa bukanlah hal yang salah, meski itu adalah tabu. Tapi jika memang di negara asalnya dianggap wajar kenapa kau mempermasalahkannya begitu besar? Apakah semua orang harus sama denganmu begitu juga dengan karirmu, dan lagi kau bukan anak kecil lagi Taehyung!"
"......"
"Kau anak dari mendiang nyonya Byun, anak dari tuan Kim. Juga adik dari tuan Baekhyun."
"......"
"Meskipun dia adalah model majalah dewasa, meskipun dia adalah orang yang pernah membuatmu terluka karena suatu alasan, tapi kau tidak bisa mengelak jika dia kakakkmu."
"....."
"Kau boleh memecatku, tapi kau harus ingat bahwa..."
Kyungsoo menjeda ucapannya, bahkan tatapannya terlihat serius sekarang.
"Kau jangan menangis saat daun terakhir jatuh, dan waktu tak bisa diputar. Kau akan menyesal nantinya..."
Kyungsoo tersenyum sendu, dan Taehyung tak melihat senyuman dari sahabat kakaknya.
Kakak yang paling ia benci...
Byun Baekhyun.
...................
Tbc...
Huaaaa... akhirnya aku ngetik ampe kata tbc, wuhuuu gak kusangka otakku lagi encer bagian ini. btw gimana konfliknya makin panas belum dan lagi pada bingung gak ama jalan ceritanya. Maafkan aku ya kalau belum maksimal. Btw jangan lupa vomment cantiknya ya.
Oh ya jangan siapa yang dah nunggu ama moment Vbaeknya?
Siapkah kalian dengan chap selanjutnya?
Apakah kalian siap dengan akhir fanfic ini?
Hohoho jujur saja....
Siapa cast favorit kalian? Dan siapa cast yang kalian benci
1. Baekhyun
2. Taehyung
3. Kyungsoo
4. Luhan
5. Eomma Luhan (Nyonya Kim)
6. Tuan Kim (Appa Luhan, Baekhyun, Taehyung)
Wkwkwk jangan lupa tulis alasan suka atau bencinya pada cast mereka.
Oh ya, gomawo buat kesabaran kalian. Semoga hasilnya gak mengecewakan ya...
Salam cinta untuk kalian...
Gomawo and saranghae..
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro