Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍁의도하지 않은 실수 (11)🍁

Tak terasa waktu menjelang sore, dan ini waktu bagi...

Ceklek...

"Huufftttt.... lelahnya..."

Dengan cepat Taehyung menjatuhkan dirinya di atas sofa kamarnya. Menutup kelopaknya, mendudukan pantatnya diatas sofa yang begitu nyaman dan empuk itu. apalagi dia baru saja pulang dari kegiatan yang jujur membuat dia sebal dan kelelahan luar biasa. Apalagi dia...

"Taehyung, kenapa kau baru pulang?"

"Ck..."

Pertanyaan itu tak diindahkan oleh Taehyung justru dirinya mendecak kesal, dan menatap langit-langit yang jauh lebih menarik menurutnya. Dari pada menoleh dan menjawab ucapan seseorang yang kalian pasti sudah tahu.

"Tae, kenapa kau hanya diam? Hyung bertanya padamu saeng..."

Kini Baekhyun mencoba mengajukan pertanyaannya dengan lembut namun terkesan tegas. Berdiri disamping adiknya yang mencoba bersantai di atas sofa itu.

"....."

"Kim Taehyung, tak tahukah engkau jika hyung ber-"

"Untuk apa kau mempedulikanku?!!"

Kini ucapan Baekhyun harus terpotong dengan ucapan sang adik, membuat Baekhyun harus menagan kesabarannya lagi.

Sementara Taehyung dia...

Duduk dengan santainya, menatap tak suka ke arah namja yang sialnya berstatus sebagai kakaknya.

"Jelas aku mempedulikanmu, kau kan dongsaengku Tae..."

"DONGSAENGMU SUDAH MATI!!!"

"...."

Cukup terkejut dengan apa yang dikatakan Taehyung, jujur Baekhyun tak akan menyangka jika...

"AKU TIDAK PUNYA HYUNG, AKU BAHKAN BUKAN HYUNG DARI BYUN BAEKHYUN. AKU KIM TAEHYUNG, ANAK TUNGGAL TANPA SAUDARA!! TANPA SEORANG HYUNG!!"

"....."

Lagi dan lagi...

Kenapa Taehyung begitu mudah sekali menyakiti hatinya, apakah dia sadar jika Baekhyun cukup sakit dengan kata-kata yang terlontar dari mulut adiknya.

"TAE!!!"

Oke, kini Baekhyun berujar dengan tegas, menyembunyikan suaranya yang sedikit bergetar karena menahan tangis dan sakit secara bersamaan.

"SEKALI LAGI AKU BUKAN KIM TAEHYUNG ADIKMU!! DAN KAU BUKAN BYUN BAEKHYUN HYUNGKU!!"

Dengan teganya Taehyung dia...

Mengacungkan jemari di depan namja yang seharusnya ia hormati sebagai seorang kakak.

"HYUNGKU SUDAH MATI!!!!"

.

PLAAAAKKKKK!!!

Dan pada saat itulah suara tamparan keras menggema, menimbukan suara benturan keras. Membuat seseorang disana mengernyit karena sakit dan menimbulkan bekas merah di pipi kanannya.

Menimbulkan sesuatu yang bernama 'ketegangan...'

Tes....

Tanpa sadar ada air mata yang telah sukses jatuh...

Lalu air mata siapakah itu?

Apakah itu air mata Baekhyun?

Ataukah...

Air mata seorang Kim Taehyung?

..........................................................................

'Adakah kesempatan untukku merasakan apa itu ikatan saudara? Ikatan yang sempat hilang dan luntur termakan waktu dan usia, ikatan yang dulunya terjalin menghilang bagaikan sebuah air sungai yang membawanya begitu deras nan jauh. Jujur aku hanya ingin menghabiskan waktu, memberikan kenangan manis selama nafas ini masih berlaku, detak jantung ini masih ada, dan aku masih menginjakan kakiku disini. di dunia yang penuh dengan segala kehidupan yang tersedia, bolehkah aku berharap. Jika ada kesempatan untukku? Meski itu hanya untuk sebuah selembar daun kering yang jatuh?'

-Byun Baekhyun-

'Hatiku memang sudah mengeras, diriku tak mampu menerima keberadaanmu. Bahkan aku melupakan siapa dirimu sebenarnya, dan kaitan apa yang kita miliki. Marga kita sudah berbeda begitu juga rasa sayangku yang sudah menguap. Entah kenapa melihatmu hanya kebencian yang akan selalu timbul dalam otak dan pikiran ini, apakah aku memang jahat? Ya, inilah aku. Seorang dongsaeng yang tak akan bisa menerima keberadaanmu lagi, aku tak mampu memberikan kesempatan untukmu. Dan, kuharap daun terakhir segera jatuh, agar kau bisa menepati janjimu. Janji jika kau akan pergi tepat di musim gugur berhenti....'

-Kim Taehyung-

.

.

.

.

.

(Author **** POV)

PLAKKKKK.....

"Suamiku??!"

Suara tamparan begitu teras, ditambah jeritan dari seorang yeoja dengan rambut pendeknya. Menatap terkejut ke arah pria yang berstatus sebagai suaminya. Terlihat dengan jelas bagaimana kedua bola matanya yang membulat dan kedua tangannya yang refleks menutup mulutnya, kala dengan jelas di kedua netranya melihat kejadian yang tak akan pernah ia pikirkan ataupun duga.

Apalagi....

PLAKKKKK....

Untuk kedua kalinya tamparan itu terdengar, begitu deras dan lebih kencang dari sebelumnya. Membuat ruangan yang terasa tegang semakin menegang, apalagi terasa begitu menguar aura dari tubuh seseorang. Seseorang dengan setelan jas hitam yang selalu menghiasi tubuh kokohnya, di balik rambutnya yang masih menghitam meski usianya sudah memasuki empat puluhan.

"Dasar anak tak tahu diri."

PLAKKKK....

Tamparan begitu kencang, mengenai pipi mulus itu. membuat ringisan kecil tak bersuara saat dirasakan begitu menyakitkannya tamparan pria di depannya. ditambah dengan pipi kanannya yang sudah memerah, cukup membuat ia menangis. hanya saja... air mata itu tak ia perlihatkan. Tak ia tunjukan di depannya, seorang pria yang sangat ia hormati dan selamanya akan begitu. Seseorang yang ia jadikan panutannya di masa depan, dan juga seseorang yang ia sayangi layaknya ibunya sendiri.

Ya, benar saja dia adalah tuan Kim ayah dari seorang namja yang baru saja mendapatkan kemurkaannya. Kemarahanya dan juga kekesalannya, apalagi dengan tega tuan Kim meloloskan tiga tamparan keras di pipi sang anak.

Dan kalian ingin tahu siapakah korban bekas merah tamparan tangan itu?

Bisakah kalian menebak siapakah dia?

Katakanlah jika kalian telah mengetahui jawabannya.

.

.

.

"APA KAU TAU KESALAHANMU ANAK MUDA??!!!"

Dengarlah, bagaimana nada penuh amarah dari pria dengan status seorang ayah dan suami yang ia sandang. Apalagi jemari telunjuk tangan kanannya terlihat dengan jelas teracungkan di depan wajah yang muda. Seorang namja yang hanya bisa menundukan kepalanya, membiarkan bekas tamparan merah di pipinya itu tercetak dengan jelas, oh... dan jangan lupa akan buliran air mata yang susah payah ia tahan.

Apa yang bisa ia lakukan saat seorang ayah marah besar kepada anaknya.

"APA YANG KAU LAKUKAN ADALAH HAL LANCANG, KAU TAHU!!!"

Lagi...

Dan lagi....

Bagaimana marahnya sang ayah, ditambah lagi bentakan yang begitu keras dan hebat. Saat dengan nyata dia....

PLAKKKKK....

BRAKKKK....

BRUKKKKK....

"suamiku, tolong berhentilah kau begitu menyakitinya!!!"

Tak tahan dengan hal ini membuat, wanita cantik yang sedari tadi terdiam melihat kemarahan sang suami kepada anaknya itu. siapa yang tidak tega melihat seorang anak meski itu bukan darah dagingnya jatuh tersungkur seteleha dirinya mendapatkan tamparan keras dari sang suami. Apalagi ada air mata setelahnya, tak bisa dibayangkan oleh wanita cantik itu manakala hal itu terjadi pada anak kandungnya yang sekarang ini melanjutkan studynya di luar negeri.

"Hikkksss... hikksss... mian appa..." lolos sudah isakan dari sang anak, memegang pipinya, merasakan bagaimana sakitnya kedua siku tangan dan juga pantatnya setelah bertubrukan dengan dinginnya lantai rumah yang keras tersebut.

"Kau tahu Baek!! Ayah kecewa dengan sikapmu. Kenapa kau tidak bisa menahan emosimu, kau tahu Taehyung pergi dari sini karenamu!! Kau paham itu hah!" emosi yang tak terbendung, membuat semua orang yang pasti mendengarnya ketakutan. Apalagi beberapa orang yang merasa iba mendengar isakan seorang Byun Baekhyun dari ruang tertutup itu. tak menyangka jika majikan mereka akan semarah itu.

Dan Baekhyun apa kabar?

Dirinya hanya bisa menangis terisak dengan posisi duduk di atas lantai. Jangankan menjawab menatap wajah garang ayahnya Baekhyun tak berani, ingatkan dia bagaimana ayahnya memberikan tamparan telak sebanyak empat kali.

Empat kali? Bukankah itu menyakitkan? Apalagi yang melakukannya adalah ayahnya sendiri. hancur sudah hatinya sebagai seorang anak yang menerima hal tersebut. jika kalian membayangkan ini apakah kalian sanggup?

"Kau tak becus menjaga adikmu hah??! hyung macam apa kau! Kau mengecewakanku Baek!"

"Hikkss... appa maafkan Baek Appa, ak..aku tidak sengaja." Dengan cepat Baekhyun memohon ampun, mendongakan kepalanya bersujud di depan sang ayah dan jangan lupa bagaimana sembabnya wajahnya saat ini.

"Maaf, kau bilang?! Apa kau menampar adikmu appa akan memaafkanmu hah! kau tahu kenapa kau berani menampar adikmu dan sekarang lihatlah adikmu pergi! Itu semua karena kau Baekhyun!"

"Suamiku, sudahlah jangan salahkan Baekhyun! apa kau tidak kasihan dengan dia?" sang istri berusaha menenangkan suami, terbukti dengan jelas bagaimana caranya ia menenangkan sang pria yang berusaha melepaskan emosinya.

"Anak sepertinya tidak pantas dimaafkan istriku!"

"Kenapa? apa alasannya suamiku? Aku tahu Baek anak yang baik, dia pasti mempunyai alasan kenapa dia bisa menampar Taehyung."

"apa kau membela anak itu istriku?!"

"Ya, aku membelanya. Karena anakmu adalah anakku juga." Begitu lantang sang istri berucap, apalagi tatapan kemarahan sang suami ia tanggapi sepenuhnya. Jujur begitu beraninya wanita berdarah cina korea itu untuk membela namja yang sama sekali tak ada kaitan darah dengannya.

"Eomma..." Baekhyun dirinya yang sedari tadi melihat perdebatan ibu dan ayahnya, hanya bisa menatap ketidakpercayaan dan juga terdiam.

Tidak percaya jika masih ada orang yang mempedulikan dirinya di rumah ini, apalagi seseorang itu adalah ibunya. Meski ia tahu, jika tak ada hubungan rahim dengan sang ibu, tapi Baekhyun merasa wanita yang merupakan ibu tirinya tersebut begitu membelanya layaknya anak sendiri.

Jujur, Baekhyun merasa terharu....

Melihat bagaimana wanita cantik itu begitu melindunginya membuat Baekhyun ingat akan sosoknya, seorang wanita hebat dan selalu menyayanginya, menjaga dan seseorang yang menimangnya, memangkunya dan memberikan warna di masa kecilnya. Menjadi penyemangat dirinya untuk terus melanjutkan usaha hingga bangku kuliah, menjadi acuan dia memilih bekerja meski pekerjaan itu hal yang tersulit yang pernah ia lakukan.

Betapa ia ingat dulu saat sang ibu ambruk dengan diagnosis dokter bahwa penyakit sang ibu kambuh, apalagi bukan hanya itu kekebalan sang ibu yang begitu lemah membuat Baekhyun terpuruk. Membuat dirinya berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan ibunya, alasan itulah mengapa dia masuk dalam dunia pekerjaan yang bisa dikatakan menjatuhkan harga dirinya.

Tapi apakah Baekhyun menyerah saat itu?

Tidak....

Justru dirinya tak patah arang, memilih dan mengucapkan kata 'ya' dengan lantang saat menandatangani sebuah kontrak di atas kertas putih. menuliskan namanya, sanggup mengikuti berbagai peraturan pekerjaannya. termasuk membiarkan dirinya menjadi salah satu objek menggairahkan pada masanya. Ya, pekerjaannya sebagai model dewasa di Jepang membuat ia mau tidak mau ia lakoni. Asalakan dia....

Bisa menyelamatkan ibunya...

Tapi apa? takdir tak sesuai dengan harapannya bukan?

Justru Tuhan sayang pada ibunya, justru Tuhan baik pada ibunya. Menyembuhkan dan membebaskan ibunya dari penderitaan berupa rasa sakit dan kehidupan yang begitu pahit dan kejam, dengan cara membawa ia pergi ke tempat yang begitu indah dan mungkin menjadi tempat yang terbaik bagi ibunya.

Lalu apakah Baekhyun menangis? apakah dia tenggelam dalam rasa sedihnya?

Jawabannya tidak...

Karena saat itu dirinya berjanji untuk tidak menangis di depan makam ibunya, berjanji untuk melepas kepergian sang ibu. Mempercayakan pada Tuhan yang telah mengatur semuanya dengan baik. Dan akan melaksanakan janjinya untuk melindungi seseorang.

Seseorang yang masih menjadi penyemangat dalam hidupnya. Bahkan tanpa diminta Baekhyun menerimanya dan dengan tulus ia melakukannya.

Tapi....

.

"Kau tahu Taehyung keras kepala, suamiku. Tidakkah kau mau mendengar penjelasan Baekhyun terlebih dahulu? Kenapa kau tidak bertanya alasan apa yang membuat ia harus menampar Taehyung? Apa kau juga tidak hafal dengan sifat Taehyung yang masih labil dan suka merajuk. Bisa saja bukan Taehyung pergi karena dia sedang merajuk dan kesal! Suamiku maafkan aku yang berkata seperti ini. aku hanya kasihan dengan Baekhyun yang harus menerima empat tamparan, dan kau melakukannya. Kenapa kau tega membalas satu tamparan yang tak sengaja dengan empat tamparan keras penuh amarahmu."

Bolehkah Baekhyun menangis? entah kenapa dirinya begitu terenyuh mendengar penuturan sang ibu yang tersirat pembelaan kepadanya.

Entah kenapa tuan Kim hanya bisa terdiam, setelah mendengar ucapan sang istri. Bahkan dirinya terdiam begitu saja saat lengannya di tahan oleh sang istri. Hendak melayangkan pukulan kelima kepada Baekhyun anaknya.

"Kumohon suamiku, jangan sampai Luhan tahu akan sifatmu ini. kau tahu dia akan pulang sebentar lagi. Apa kau tidak tahu dia bisa pulang kapan saja kan? Dia pasti akan bingung jika melihat suasana seperti ini. apalagi Baekhyun, dia belum bertemu dengan saudaranya bukan? Dia belum bertemu dengan anak kandungku, jadi kumohon jangan membuat suasana ricuh."

"....."

Diam, itulah yang mampu ia lakukan. Menatap bagaimana manik mata sang istri yang entah sejak kapan berkaca menahan cairan bening itu, apalagi dia sedikit luluh saat melihat wajah sang istri yang mengiba.

"Kumohon berhentilah menampar Baekki. Dia pasti akan bertanggung jawab mencari Taehyung." Sungguh wanita itu begitu paham dengan sifat sang suami, apalagi nyonya Kim dirinya sudah cukup lama menikahi pria di depannya. sejak Taehyung duduk di bangku SMP wanita itu sudah mengucap janji sehidup semati pada pria di depannya. cukuplah baginya untuk mengetahui bagaimana keluarganya, apalagi siapa itu istri pertama dari suaminya yang tak lain dan tak bukan adalah ibu dari namja di belakangnya.

Diliriknya Baekhyun yang menundukan kepalanya, saat dirinya hampir bertatap langsung dengan sang anak. entah dorongan dari mana secara refleks Baekhyun menundukan kepalanya, enggan menatap wajah sang ayah dan justru menggigit bibir bawahnya takut.

Ya, takut...

Sangat takut dengan wajah tegas sang ayah.

.

Tap....

Tap...

Tap...

Tap...

Dilangkahkanlah kakinya, berjalan diam dengan mulut yang terkatup rapat. Berjalan dengan sikap wibawa, tegas dan kepemimpinannya. Melewati sang istri yang berdiri dengan pejaman mata dan juga nafas yang diaturnya perlahan. Melewati tubuh yang masih terduduk di atas dinginnya lantai. Dan jangan lupa kedua kelopak mata yang tertutup rapat, apalagi tubuh Baekhyun sedikit bergetar manakala mendengar langkah kaki sang ayah yang baru saja melewatinya.

Tap...

Tap...

Tap...

Tap...

Makin lama kaki itu bergerak, makin lama pula langkah kaki itu terdengar lirih. Apalagi Baekhyun dia dapat bernafas lega, lantaran sang ayah telah pergi. Tanpa meninggalkan ujaran atau mendengar penjelasannya.

Jujur Baekhyun bersyukur jika Tuhan masih mau menolongnya, melalui seorang wanita cantik yang tak lain adalah ibunya.

Dan nyonya Kim?

Dirinya juga merasakan apa itu kelegaan, tak menyangka dirinya masih bisa meredakan emosi sang suami yang sempat mengembara.

Bernafas lega dan mengucapkan syukur pada sang pencipta, itulah yang ia lakukan kemudian.

.

"Baekki?"

"Eomma..."

Lirih dan juga menatap sendu, membuat sang ibu terenyuh. Membuat dia menyamakan posisinya dengan segera, menghampiri sang anak yang masih setia dengan posisinya. Dan yang terakhir ia lakukan adalah....

Memberikan sebuah pelukan sang ibu kepada anaknya.

"Eomma..." nada bergetar dari ucapannya, membuat wanita itu jika Baekhyun sang anak.

"Gwenchana Baekki sayang, gwenchana hem..." diusapnya sayang punggung sang anak. memberikan bisikan lembut sebagai seorang ibu kepada anaknya. Membuat Baekhyun tak bisa menahan air matanya lagi.

"Go...Gomawo eomma hikkss... gomawo..."

Dipeluknya erat tubuh sang ibu, menangis dengan pilu dan juga...

Entahlah Baekhyun membutuhkan sandaran saat ini.

"Ne, sayang gwenchana... semua baik-baik saja. Gwenchana..."

Sungguh Baekhyun tak bisa lagi membendung air matanya. dirinya justru tak malu menangis dengan isak, saat ia merasakan bagaimana kasih sayang seorang ibu untuk kedua kalinya.

Jujur Baekhyun merasa hari ini dia sangat beruntung, lantaran wanita cantik di depannya begitu peduli dengannya.

"Eomma hikkksss... hikksss... eomma..."

"Eomma disini Baekki, eomma disini..."

Dan nyonya Kim hanya bisa mengulas senyum tipis dan sayangnya menenangkan sang anak melalui usapan sayangnya, dan Baekhyun dia senang mendapatkan perhatian itu meski dari seorang yang bukan ibu kandungnya sekalipun.

Kini...

Biarkan keduanya, saling menenangkan. Biarkan seorang Baekhyun merasakan bagaimana pelukan sang ibu. Dan biarkan nyonya Kim melakukan tugasnya sebagai seorang ibu yang baik anaknya, memberikan kasih sayangnya pada anak yang ia peluk ini tidak salah bukan?

Kebaikan apa yang akan kau hadirkan untuknya Tuhan?

.

.

.

"Tae.."

"....."

"Kau tidak pulang?"

"...."

"Tae..."

"...."

Pria dengan tubuh pendek dan gempalnya itu hanya bisa menghela nafasnya pasrah saat melihat Taehyung yang bersembunyi di balik selimut dan memilih memejamkan matanya, tertidur.

"Tae aku tahu kau tidak tidur, kau tahu ayahmu menelfonku. Aku harus apa Tae?" kini pria dengan aksen gaya lucunya itu mengacak rambutnya bingung.

Ia bingung dengan permasalahan anak muda yang sedang merajuk di sana.

"Yakkkkk Kim Taehyung, jangan seolah-olah kau itu tidur. Cepat bangun dan katakan pada ayahmu kau akan pulang bocah!"

"Jangan diangkat."

Akhirnya sang pemilik nama membuka suaranya. Menjawab ucapan pria yang berstatus sebagai asisten pribadinya itu.

"Apa kau gila? Aku bisa dicincang ayahmu jika aku tak mengangkatnya. Kau tahu tanganku bergetar saat ada panggilan dari ayahmu."

"....."

Hanya diam itulah yang dilakukan Taehyung menyembunyikan dirinya dalam hangatnya selimut.

"Yaaakkk Taehyung."

"Turuti saja paman, jika kau tidak angkat appaku akan kelelahan dengan sendirinya."

"Aisshhhh... kau ini."

Kesal tentu saja, apalagi berhadapan dengan bocah namja bermarga Kim itu.

Membuat ia mau tidak mau berjalan keluar dari kamar yang sebenarnya adalah kamarnya. Hanya saja untuk sementara kamar itu menjadi sarang dari bocah sekaligus entertainment yang sedang naik daun saat ini.

"Aku bisa-bisa menjadi gila saat kau membawaku dalam masalahmu." berdecak dan ngedumal, sembari membiarkan ponselnya berdering tak tenang.

Ya, salahkan Taehyung yang tak mau diam, dan tak mau tahu. pergi dari rumah dan memutuskan untuk tinggal sementara di rumah asistennya.

Selepas kepergia pria itu....

"Memuakkan..." gumaman kekesalan muncul dari bibirnya apalagi Taehyung dia.

"Aissshhhh.... sialan!"

Memilih menutup wajahnya, menenggelamkan dirinya di balik selimut itu, kembali.

.

.

.

"Akh..."

"Baek???!"

Dengan sigap Kyungsoo menahan tubuh namja yang sedari tadi berjalan di sampingnya. Terlihat raut wajah kekhwatirannya terhadap namja manis nan mungil itu.

"Baek kau pucat."

"Tidak apa-apa Kyung, aku baik-baik saja."

Baekhyun mengulas senyumnya, mencoba tersenyum agar sahabatnya tidak khawatir meski kenyataannya dadanya merasa nyeri dan sakit.

"Ayo kita cari Tae, ak... aku tidak mau membuang waktu Kyung..."

"Baek tapi kau..."

"Gwenchana, aku bisa menahannya. Ak..aku khawatir dengan Tae."

"Baek sebaiknya kau pikirkan keadaanmu, ayo kita istirahat kita bisa mencari Tae setelah kau menjaga staminamu."

"Ani Kyung... ak..aku akh..."

"Baekhyun?!"

Hanya perasaan sedih yang mampu Kyungsoo rasa saat mengetahui bahwa...

Baekhyun begitu peduli dengan keadaan adiknya hingga, membuat Baekhyun tak sadar akan kondisinya saat ini.

"Baekhyun." gumaman kesedihan yang mampu Kyungsoo berikan.

Cobaan apa lagi ini Tuhan?
....................

Tbc...

Hai semua kembali dengan chap ini, mian ne kalau kalian lama menunggu nih chap buat up. Oh ya menurut kalian nih chap dah baper belum. Maaf kalau chapnya dikit, dan maaf kalau banyak typo dan nih chap makin gaje.

Btw jangan lupa vommentnya ne, doakan ide author lancar selalu biar bisa fast up seperti yang kalian harapkan. Semoga kita di beri kebahagiaan.

Salam cinta buat kalian...

Sampai jumpa di next chap...

Gomawo and saranghae...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro