Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

웃음 가득한 가을에 웃음 (55)

"Ini menyesakkan, ketika dada ini terasa ada yang menimpa. Apakah batu atau baja yang berat? apakah sebuah beban yang sulit dijelaskan, rasanya ini sungguh berat hingga sulit bernafas. Apakah ini baik? Entahlah... aku hanya ingin tidur sebentar. Sebentar saja sampai aku tak merasa sesak. Tuhan, kau yang tahu akan segalanya..."

.

.

.

(Author **** POV)

Siapa bilang Baekhyun tak terkejut saat kedua matanya melihat hal seperti itu. Kedua bola matanya seakan hendak keluar dari kelopaknya, dirinya seperti tertimpa batu besar dari atas puncak gunung. Jantungnya mendadak berdegub kencang, menimbulkan adrenalin yang luar biasa. Rasanya ia akan seperti diambil dari dalam tubuhnya.

"Taehyung!"

Membentak, dengan nafas yang diambil cepat tak lupa menyentuh dadanya yang berdegup cepat.

"Hihihi hai hyunggg... kenapa kau sangat terkejut? Apakah aku terlalu tampan hem?" rasanya jiwa sombong Taehyung sedang meronta kuat. Membuat namja tampan yang berstatus sebagai kakaknya ini ingin sekali melubangi tanah dan mengubur sang adik. Ajaran apa yang diberikan sampai membuat sang adik seperti ini, besar kepala.

"Jika kau melakukan hal itu lagi aku akan menguburmu di halaman belakang bocah!" sentaknya, dengan gerakan tangan yang hampir ingin menjitak kepala. Bukankah itu mudah dilakukan jika saja Taehyung bukan adik kesayangannya.

Bukan Kim Taehyung namanya jika dia tak berhasil mengerjai sang kakak, aktingnya sangat bagus ketika dia harus berpura lemas dengan kepala yang jatuh ke tembok dan tubuh hampir meringsut, ditambah lagi ada keringat dan juga darah yang menempel di bajunya. Tapi, darah apa itu? sadar dengan apa yang ada di baju sang adik, membuat Baekhyun dengan cepat memutar tubuh sang adik. Lagi... wajah tersebut sedikit pucat.

Taehyung hanya bisa bergerak menurut gerakan memutar yang dilakukan sang kakak, wajahnya kebingungan dengan alis mengangkat polos. "Aku tak apa hyung, kau tenang saja." sangat enteng saat Taehyung mengatakan hal itu, ia tak tahu jika sang kakak hampir kambuh jantungnya karena dia.

"Kau mengatakan hal itu dengan mudah, aku ini hyungmu!" jujur saja nadanya menjadi sedikit galak. Taehyung pun meringis takut karena dia seperti melihat ibunya yang mengomel. Siapa yang takut siapa?

"Aku memang baik saja?" ah wajah polos itu datang lagi, tapi mana tahu jika Baekhyun akan percaya akan hal itu.

"Kau kenapa? lihat bajumu. Apa kau terluka, hah?!!" Baekhyun tiba-tiba panik, ia bahkan berteriak dua kali memanggil perawat disana. Taehyung yang tak ingin membuat kegaduhan langsung membekap mulut sang kakak, ia bahkan meminta Baekhyun diam dan tenang. Bukan apa hanya saja telapak tangannya menyentuh gigi sang kakak, membuat Taehyung menunjukan ekspresi jijiknya. Oh astaga, sepertinya dia lupa berdoa ketika malam.

"Yaaaissshhh! Kau sangat jorok, air liurmu di tanganku hyung!"

"Kau memprotes salah siapa tanganmu membekapku anak kurang ajar!"

Keduanya malah membuat keributan kecil, jika saja ada perawat atau pihak keamanan pastinya akan menuai masalah. Apalagi, banyak pasien yang dirawat dan menginap.

"Aku panik bodoh!" Baekhyun rasanya ingin memakan orang, dia bahkan melotot. Bukan hanya itu saja sepertinya dia naik pitam sedikit, tentu saja ada sedikit keuntungan lantaran detak jantungnya berjalan normal. Mungkin saja ini dinamakan keajaiban sang adik.

"Aku baik hyung sungguh, kau tidak akan percaya dengan apa yang aku alami." Tersenyum meringis, membuat lekukan senyum kotak yang khas darinya. Baekhyun hanya mengangkat sebelah kanan alisnya, dia butuh penjelasan. Dalam otaknya dia berpikir jika sang adik melakukan sebuah masalah, atau memang membuat musibah. Tidak! Dia akan berpikir positif, meski dia tahu adiknya memiliki tabiat nakal luar biasa juga keras kepala sama seperti dirinya dulu.

.

.

(Flashback ***** ON)

"Eomma, aku menemukan jawaban yang aku cari selama ini. Hyung.... aku akan mengatakannya." Taehyung sedikit tersenyum dia membayangkan apa yang terjadi jika sang kakak tahu bagaimana pilihannya sekarang.

Ia menghilangkan keegoisannya dan memilih hal yang seharusnya dipilih oleh Tuhan.

Menyebrang langkah Taehyung selanjutnya untuk menuju rumah sakit yang di tuju olehnya. Dia tak mau memesan taksi atau memakai kendaraan, dia ingin menikmati setiap perjuangan langkah kakinya dan tersenyum puas saat sang kakak melihatnya dengan tatapan kaget dengan alis yang akan selalu terangkat.

Ketika lampu merah menyala dan kesempatan bagi pejalan kaki berjalan, Taehyung berdiri di bagian belakang beberapa penyebrang yang juga sibuk berangkat kerja. Kembali lagi mengecek walpaper ponsel yang ia genggam, tersenyum dengan bahagia. menatap dirinya yang begitu polos dan manis, membuat namja dengan senyum kotaknya itu membatin lucu. 'Astaga, aku menggemaskan.'

Taehyung memasukan ponselnya buru-buru, dia juga melangkah cepat menyebrang jalan. Tak sabar datang menemui sang kakak dan mengatakan, bahwa dia memilih.....

BRRRUUUUKKKKKKKKK!!!!!

Benturan hebat dari sebuah mobil sedan dengan kecepatan tinggi, membuat sesuatu yang ditabraknya terpental beberapa meter. Suara teriakan yang begitu memekik membuat suasana menjadi semakin heboh. Bagaimana tidak ini masih pagi dan sudah ada kecelakaan yang mengakibatkan adanya korban.

Ketika beberapa orang yang ada disana berusaha membantu. Namun, yang terjadi justru pengendara yang mabuk itu keluar dari mobilnya. Berlari dengan tubuh yang linglung dan ambruk mendorong beberapa orang sampai menginjak ponsel seseorang. Beberapa yang melihat ketidakadilan ini justru mengejarnya dan meneriakan dia sebagai penjahat tabrak lari.

Kembali lagi pada seonggok manusia yang mulai kehilangan kesadaran ini.

"Aigu, kasihan sekali. Cepat panggil ambulance!" salah seorang ibu-ibu yang membawa sayuran, ada juga seseorang yang melakukan pertolongan pertama, berharap apa yang dilakukannya dapat membantu si korban.

Darah mengalir dari kepalanya yang terluka hebat, bau amis dan juga bagaimana kelopak yang mengatup membuka perlagan itu terlihat sangat pucat. Beberapa luka lecet dan lebam juga nampak pada namja itu, terasa berat oksigan yang dihirupnya. Awalnya dia mendengar beberapa meneriaki agar dirinya bangun dan sadar bahkan ada yang sedang membantunya, tapi...

Seperti kebingungan bahkan kerumunan orang itu tak tahu harus apa, hanya segera memanggil bantuan medis. Taehyung yang kebetulan disana, dia menyusup diantara kelompok yang berkerumun disana. melihat bagaimana namja yang memakai seragam kerjanya itu tergeletak dengan kelopak mata bergerak pelan.

Taehyung melangkah di tengah, dia langsung mendekati namja itu dan mendekatkan telinga itu di dekat bibir si korban. Terdengar seperti suara nafas yang sedikit tersendat, dengan cepat dia memeriksa denyut nadinya dan mendekatkan telinga itu di dadanya. Memeriksa bagaimana kondisi dan jantung tersebut.

Taehyung memeriksa lingkungan sekitar, dan dia merasa sedikit sumpek dengan kerumunan orang yang justru berjarak sangat dekat dengannya dan si korban. "Kumohon, untuk kalian mundur beberapa langkah berikan ruang pada para korban." Terlalu banyak oksigen yang diambil dan akan membuat si korban mungkin akan kesulitan bernafas.

Entah kenapa Taehyung seperti pejuang medis dadakan dia, juga merobek bagian bawah bajunya dan menariknya membuat bentuk kain memanjang seperti perban. Mengikat bagian paha kaki dan lengan yang berdarah, membuat ikatan yang teramat kuat dan keras hingga namja tersebut mengernyit sakit.

Sadar jika si korban kehilangan kesadaran membuat Taehyung sedikit menepuk pipinya dan berteriak sedikit kencang,

"HEI KAU, BERTAHANLAH BUKA MATAMU. AMBULANCE AKAN DATANG, TOLONG BERTAHANLAH!!!" Taehyung rasa ini bukan pelatihan di sekolahnya, ini sistematika serius. Mungkin ini saatnya dia melakukan hal yang memang harus dilakukan.

Menghilangkan segala rasa pengecut dan takut di dalam dirinya, untuk pertama kalinya Taehyung menjadi manusia yang peduli setelah beberapa tahun hatinya merasa mati. Dia ingin seperti Baekhyun.

Melakukan pertolongan lainnya dengan melakukan kompresi, Taehyung meletakan salah satu tumit tangan di tengah dada korban, sembari meletakan tumit yang satunya dengan kondisi jari-jari tangan yang saling mengunci. Menekan dengan tenaga yang sesuai, membuat Taehyung berusaha keras. Rasanya sangat tidak adil jika nyawa ini tidak selamat akibat orang yang mabuk.

Tapi, apa yang dilihat Taehyung saat ini?

Saat....

Ponsel di tangan yang menjadi korban tabrak lari tersebut sedikit lemas. Dia yang merasa berat untuk bersuara hanya sebuah air mata yang jatuh di pinggir pelupuk matanya. Seluruh tubuh rasanya sakit, bahkan sendi tulangnya juga terasa remuk. Apakah dia akan selamat? Mengingat pandangannya sedikit memburam dan semakin lama kelopak matanya semakin berat.

Darah terus saja keluar beberapa orang juga berusaha membantu untuk menghentikan pendarahan di kepalanya menggunakan jas atau jaket mereka. Ada yang berteriak bantuan segera datang namun, itu tak membawa kelegaan bagi dirinya yang merasa sangat sesak hanya untuk menarik nafas.

Mati....

Kenapa di dalam otaknya hanya berpikir seperti itu?

"Hyung...."

Ucapan lirih keluar dari bibirnya, dan juga tatapan iba orang-orang yang melihatnya kini hilang sudah.

Taehyung terperanjat. Dia merasa jika namja ini menyebut ucapan sang kakak, membuat kedua bola matanya melotot seperti enggan menerima. Menggelengkan kepala dengan bibir yang terus bergerak bersuara, sengaja memberikan semangat atau kesadaran untuknya.

Tapi, Taehyung tak tahu jika orang yang ditolongnya rasanya tidak bisa dijelaskan,

Pandangannya menggelap. Meski pertolongan pertama itu terus dilakukan, sepertinya Taehyung sedikit ingin mengumpati dirinya jika dia merasa gagal. Apa yang akan ia lakukan? Meski ini bukan keluarganya, tapi Taehyung yakin jika dia juga seorang adik.

"Hyung...." lirih dan tak bertenaga, seperti itulah gambaran yang dilihatnya dengan nyata.

Sampai ketika, suara sirine ambulance terdengar dengan sangat jelas dan memekik keras.

(Flashback **** OFF)

Baekhyun menyentuh jidat sang adik, dia sengaja untuk memeriksa tubuh sang adik. benarkah ini Taehyung? Bukannya apa justru wajah cemberut itu datang membuat wajah dewasa itu seperti anak kecil yang sedang menggerutu tak suka. Baekhyun menahan tawanya, dalam hatinya dia merasa bangga dengan tindakan sang adik yang diluar dugaannya. Dia pikir Taehyung belum dewasa seperti yang ia lihat selama berada disampingnya.

Kenyataannya, dia termasuk manusia yang mempunyai solidaritasnya.

"Harusnya hyung mengucapkan selamat padaku." bibir mengerucut seperti anak kecil, tak malukah ia dengan usianya saat ini. Rasanya sang kakak seperti mengurus bayi besar yang manja.

"Kau menolong orang hanya ingin mendapat pujian dariku?"

"Tidak, aku hanya ingin Baekhyun hyung tahu bahwa aku pintar."

"Itu sama saja Tae, apa bedanya. Tapi, aku bangga denganmu yang ternyata lebih baik dari sebelumnya. Bahkan manusia keras kepala sepertimu bisa melakukan tindakan seperti itu, kenapa kau tidak jadi dokter saja kau sangat pantas hem." Pujinya dengan senyuman manis di wajahnya. Tangannya tak luput bergerak untuk mengacak rambut sang adik, yang justru dengan senang hati Taehyung menerimanya.

Kegiatan kedua saudara ini sedikit terganggu karena kedatangan seseorang yang lari tunggang langgan dan hampir terjatuh.

"Kyungsoo, kenapa kau lari seperti itu?" dibantunya Kyungsoo yang jatuh karena kecapekan berlari, wajah kedua saudara ini khawatir saat melihat Kyungsoo yang acak-acakan penuh peluh keringat.

"Baekhyun, aku hhhhh... tolong jangan temui Taehyung dia-"

Kyungsoo hampir terbatuk menelan ludahnya, bagaimana tidak dia melihat Taehyung yang juga ikut membantunya berdiri. Apakah dia mimpi atau pingsan karena terbentur sesuatu? Hanya saja kedua matanya juga melotot tak percaya saat melihat noda darah di baju Taehyung, apa mungkin jika tuannya benar kecelakaan.

"Aku pikir kau kecelakaan tuan." Dengan polosnya dia berkata begitu membuat Baekhyun antara kesal dan gemas, mungkin Kyungsoo salah berucap atau apa.

"Hah, kau bicara apa aku baik saja. siapa yang kecelakaan, sembarangan."

"Lalu darah di bajumu itu apa?" tunjuk Kyung di bagian pinggang Taehyung yang kotor akan darah. Taehyung yang memang sadar ada noda di sana, langsung menoleh ke arah sang kakak dan tersenyum dengan tipis dia ingin tertawa rasanya lantaran mimik wajah teman kakaknya itu sangat lucu.

Bahkan Baekhyun sendiri pun juga meringis. Siapa yang tahu jika kedua saudara ini tiba-tiba saja tertawa terbahak, membuat Kyungsoo semakin bingung saja. apakah ada yang salah? Hingga keduanya tertawa terpingkal karena lucu, dan Kyungsoo yang tak tahu apapun membuat pemandangan bagi salah seorang perawat yang kebetulan lewat. Sepertinya tak berani menganggu suasana mereka lantaran berada jauh dari pasien yang dirawat, ah... pemandangan yang sangat membahagiakan apalagi kakak beradik ini bisa tertawa lepas. Sepertinya sangat lama hal ini tidak terjadi, dan sekarang diusianya sekarang yang diharapkan Baekhyun perlahan terjadi. Menyenangkan sekaligus mengharukan....

Tuhan sangat sayang hambanya....

Sadar atau tidak, Baekhyun melihat sang adik dari samping dia melihat wajah Taehyung yang tak berubah hanya pipi gembulnya saja yang tak segendut yang dulu. hingga, dia ingat masa itu.

Seakan potongan ingatan itu muncul lagi...

(Flashback **** ON)

"Baek hyung apa itu? kenapa pohon itu seperti menari. Apakah pohon itu menyambut kita karena suka duduk disini?" Taehyung kecil menunjuk ke arah dimana sebuah pohon besar menjatuhkan beberapa daun kering di bawahnya. Ia merasa hal itu sangat ajaib, dan Baekhyun melihat kearah mana telunjuk sang adik menunjuk.

"Sepertinya begitu, rasanya sangat menyenangkan ya melihat fenomena seperti ini."

Baekhyun tersenyum senang, dia merasa nyaman bisa duduk bersantai disini bersama adiknya. Bahkan hal seperti ini pun bisa dimanfaatkan olehnya. Rasanya sangat menyenangkan apalagi Taehyung bisa bergelayut manja seperti itu.

Mencubit hidung dengan gemas dan juga menyentil jidatnya perlahan adalah hal yang paling disukai olehnya sebagai seorang kakak. menggemaskan saat adiknya bisa menampilkan wajah kesal dengan pipi yang mengembung imut.

"Hyung kenapa selalu melakukan hal itu. Awas saja, besok kalau aku sudah besar hyung akan mendapatkan balasanku." Omel Taehyung dengan aksen anak kecilnya, dia sangat menggemaskan apalagi dengan potongan rambut gondrongnya. Mungkin saja Taehyung enggan dipotong rambutnya lantaran pada usianya dia terkenal penakut.

Tak apa, bagaimanapun dia terlihat tampan.

"Aigoo, kau sudah mengancam hyung ya. Oke, aku tunggu sampai kau dewasa, kau harus lebih tinggi dariku bagaimana?"

"Itu... itu uhhhh... hyung, aiguuu...."

Taehyung memainkan dua jemarinya, dalam batin kecilnya ini sulit lantaran apa yang dikatakan Baekhyun belum tentu terjadi. Tinggi badan... rasanya tidak mungkin lantaran Taehyung melihat sang kakak jauh lebih tinggi dan tampan. Taehyung menganggap sang kakak adalah panutannya. Rasanya.... dia sedikit minder.

"Hei Taehyung, hyung hanya bercanda kau jangan khawatir. Kau bisa melebihi hyung dari segi apapun. Jangan minder oke, tetaplah menjadi adikku yang manis." Dia merangkul tubuh sang adik, bahkan Baekhyun memberikannya sebuah coklat membuat senyum tawa itu muncul. Sungguh manis lantaran gigi Taehyung yang ompong.

"Hyung nanti kalau dimarahi eomma bagaimana?" tanya Taehyung dengan wajah lugunya. Ia bahkan membalas dengan ucapan terima kasih pada sang kakak. Rasa senang karena sebungkus cokelat membuat Baekhyun berani memberikan hal yang disukai sang adik. Rasanya Baekhyun ingin memiliki uang yang banyak agar bisa memberikan apapun yang Taehyung mau. Mainan banyak dan juga makanan camilan kesukaan adiknya, meskipun kenyataannya ibu kesayangannya tak luput mengomelinya.

Taehyung sayang kakaknya hingga dia pasti akan menangis jika kakak kesayangannya ini terluka. Jiwa bocahnya sangat cengeng hingga Baekhyun pun enggan membiarkan adiknya menangis. yah.. dia memang dimanja tapi bukan berarti menjadikan Taehyung adik yang manja.

Tapi...

"Taehyung tutup matamu..."

"Eoh?"

....................

.

.

.

Tbc...

Apa kabar kalian semua, apakah hari kalian baik? Bagaimana dengan kegiatan kalian apakah ada yang menyenangkan? Semoga iya dan jangan berkata tidak karena author tidak suka mendengarnya.

Semangat untuk kalian, jangan lupa belajar dan jangan banyak main wp. Ingat belajar itu penting agar besok bisa menjadi orang besar.

Aamiin....

Tetap di rumah jaga kesehatan dan minum vitamin, rajin berjemur dan olahraga juga jaga pola makan.

Semoga sehat selalu.... dan bahagia.

Jangan lupa vommentnya ya, dukungan kalian adalah bahan makan semangat saya untuk terus berkarya. Semakin kalian semangat membacanya akan semakin semangat saya menulisnya.

Thank you...

Bahagia untuk kalian dan sehat selalu...

Salam cinta dari saya...

#ell

#DiRumahAjaDulu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro