Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

시제 (41)

" Inginku berkata menyerah, tapi aku tak bisa. Kenapa ini terasa menyesakkan?"

- Baekhyun –

(Author ***** POV)

Kaki itu melangkah, bersamaan dengan suara pintu mobil yang dibanting keras. Hanya beberapa detik setelah mobil itu berhenti. Baekhyun tak tahu kenapa hatinya was-was saat rumput terinjak sepatunya. Disaksikan oleh mereka berdua yang tengah babak belur memandang dia yang masuk dengan tergesa.

Luhan terdiam datar memandang punggung sang adik.

"Mark, masuklah ke dalam mobil. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan." Ujarnya, dengan tatapan serius ke arah pintu yang terbanting menutup. Masih dengan posisi merangkul patnernya yang memandang heran sekaligus khawatir.

"Kau yakin sobat? Kakimu patah karena ulah berandal itu. Bukankah kakimu sakit bukan?" Mark terlalu mengkhawatirkan sahabatnya ia saja kesusahan saat merangkul tubuh Luhan yang terasa lemas. Terlihat dengan jelas bagaimana kaki Luhan yang keseleo pada pergelangannya. Ia yakin seratus persen, Luhan terlalu memaksakan keadaanya.

"Aku tidak peduli, jika aku tidak kesana tidak akan ada keadilan dude."

Dengan perlahan rangkulan itu terlepas, Luhan yang melakukannya. Walau ringisan nyeri itu terlihat di wajah tampannya. sadar atau tidak Mark sempat memegang bahu itu ketila Luhan hendak oleng dari berdirinya. Kasihan... pikirnya.

"Are you okay?" sekali lagi Mark bertanya, ia hanya ingin memastikan Luhan baik. Hanya anggukan yang ia lihat sebagai jawabannya, sedikit tertatih dengan langkah kaki pelan. Luhan berjalan dengan langkah pincangnya. Ia memaksakan sendi kakinya untuk bergerak, penampilannya tak jauh beda dengan anak sekolah yang habis tawuran. Berantakan dan lebam secara brutal.

Ia melakukan hal ini karena ia terlalu yakin. Yakin dengan hal buruk bakal terjadi, melihat tempat tinggal mewahnya yang merupakan peninggalan sang ayah. Tak ingin ia lihat sebuah kenangan buruk dalam rumah ini. Apalagi....

Keributan yang berarti....

Luhan tak yakin jika di dalam akan baik-baik saja.

.......................................

.

.

.

.

PLAAAAKKKKK!!!

Suara itu terdengar keras, membuat beberapa maid disana terperangah akannya. Walau pintu itu tertutup dengan kedap suara, tak mampu menyembunyikan sesuatu terjadi. Ini terlalu cepat dan mendadak saat kakinya baru saja melangkah kesini.

Beberapa detik yang lalu....

"Ini pantas kau terima Baekhyun!"

Jeritan emosi itu tak terbendung saat air mata telah jatuh dari kelopaknya. Nada dengan suara lantang khas wanita yang jarang di dengar siapapun bahkan anaknya. Amarah yang mencuat ketika pipi bersemu merah dengan nafas yang tak teratur, kedua mata melotot tajam seperti elang yang mengamuk.

Menatap dia yang menunduk sembari menyentuh pipi memerahnya.

Tak berani membalas atau membentak, hanya karena sang ibu yang melakukannya. Kenyataan pahit harus Baekhyun terima ketika ia mendapatkan tamparan menyakitkan dari ibu sambungnya. Bukan hanya fisik tetapi juga hatinya, secara spontan.

PLAAAKKKKK!!!

Lagi-lagi ia harus menerimanya, belum sempat bekas merah itu tenang akan rasa sakit. Justru nyeri itu datang lagi karena sang ibu melakukannya dengan sangat keras kembali. Masih dengan orang yang sama saat melakukannya.

"KAU SANGAT BIADAB BAEKHYUN!"

Penghinaan atau amarah tanpa sadar. Sebuah kata yang terlanjut terucap dan mematikan hati kecil yang lembut. Baekhyun merasa sesak didadanya saat mendengar ucapan wanita yang ia anggap sebagai ibunya. Terkejut saat mendengar wanita yang biasa lembut kepadanya beralih penuh emosi seperti sekarang. Haruskah Baekhyun juga marah? Karena nyatanya ia dan wanita di depannya bukan anak dan ibu kandung.

Marah itu ada...

Ketegangan juga tak luput dari situasi ini.

Sadar atau tidak, Baekhyun melirik. Ia melirik ke arah seseorang yang kini sedang menatap ke arah lain, dengan wajah yang tak bisa ditebak dan juga...

"Taehyung..."

Baekhyun merintih lirih, ia tak ingin siapapun mendengar ucapannya. Ia tak ingin wajah sang adik merengut sedih seperti itu, Baekhyun terlalu munafik jika harus berhadapan dengan Taehyung yang membenci. Ia tidak suka dan tak akan suka jika sang adik menjauhkan jarak antara mereka. Apakah ini terlalu adil baginya? Ia sudah lelah untuk menangis.

Jauh dari sana Taehyung enggan menatapnya, memalingkan wajahnya. Kemana Taehyung yang kemarin? Cerewet dan menempel dengannya?

Ah... ini menyesakan bagi dirinya.

"Kenapa kau merahasiakan dirimu Baek, apa kau hanya ingin mempermalukan eomma dengan appamu yang membuka semuanya, hah!"

Nyonya Kim sudah emosional, ia bahkan membanting majalah di tangannya. Jangan ditanya majalah apa itu. Terlihat jelas di halamannya yang menampilkan wajah juga aspek gaya tersebut.

Sebuah gambaran dirinya dengan seorang wanita bule. Dengan aksen ah, terlalu fulgar untuk dijelaskan.

"ASTAGA! KENAPA AKU SEKECEWA INI DENGANMU BAEK!" wanita cantik itu berteriak lantang suaranya memekik hingga ke gendang telinga namja bertubuh mungil itu. Baekhyun memejamkan matanya guna menahan getaran di gendang telinganya. Sebuah amarah yang datang pada ibu tirinya, ini sangat menegangkan. Bahkan Kyungsoo saja merasa kasihan melihat tuannya seperti itu. mendapat bentakan penuh angkara murka.

Byun Baekhyun hanya diam dengan semua rasa sakitnya.

Jauh disana di sebuah meja besar yang merupakan tahta bagi sang pemilik. Terdapat sunggingan senyum tipis yang tercipta. Menyaksikan drama yang besar penuh keributan, dan itu dimainkan oleh istri dan anaknya.

"KATAKAN PADAKU, APA YANG KAU LAKUKAN HAH! KENAPA PEKERJAANMU MENJIJIKAN SEPERTI INI! KATAKAN BAEK, KATAKAN!"

Terlalu emosi bahkan bentakan itu semakin keras dengan kepala Baekhyun yang dipukul majalah yang ada di tangan ibunya. Ia juga menangis darah dengan air mata yang bercucuran banyak, rasa sakit yang timbul bercampur dengan kecewa juga terkejut. Merasa gagal untuk menjadi ibu yang baik dan menerima sebuah kepahitan dari seorang namja yang lahir bukan dari rahimnya. Sempat terpikir alasan, bahwa suaminya membenci anak tertua di depannya hanya karena hal ini? oh... ia tidak bisa membayangkan jika Luhan selalu membela Baekhyun yang ternyata menyimpan rahasia majemuk sebesar ini.

Cukup lama ketegangan terjadi...

Dan sedikit berakhir dengan kedatangan Luhan yang membuka pintu dengan jalan terpincang. Membuat ibunya yang menangis berantakan membola kedua matanya. begitu juga dengan tuan Kim dan Kyungsoo yang juga terkejut. Taehyung sedikit kaget tapi sebiasanya ia melupakan itu, toh... ia tak terlalu dekat dengan Luhan bukan?

Taehyung yang sempat mengalihkan tatapannya hanya mampu bertatap datar. Melihat sang kakak yang kini menatap ibunya sedih, kecewa, marah, emosi dan kesal menjadi satu. Sulit terucap dengan kata-kata.

Sampai akhirnya....

"Kenapa anda melakukan ini padaku, berani membentakku dan memukul kepalaku. Padahal... anda bukan ibuku." Alih-alih takut atau apa, Baekhyun mengatakan demikian dengan tatapan datar dan santainya. Wajah dengan bekas telapak tangan yang memerah tak dipedulikan olehnya. Ia juga mengatakan ucapan itu dengan mantap tanpa keraguan, nyatanya hal itu membawa perasaan lain pada wanita di depannya.

"Anda tahu? eommaku tidak pernah memukulku apalagi menampar. Ah... aku lupa anda bukan eommaku, dan aku bukan anakmu." Baekhyun mengatakan hal itu dengan nada sombong dan itu sengaja ia lakukan. Ia akan mengikuti alur permainan ayahnya jika perlu, tanpa alasan jika kejadian ini tidak ada dalangnya. Ia hanya ingin membuktikan pada ayahnya bahwa ia bukan orang sembarang yang mampu dijatuhkan. Baekhyun benci untuk bersikap baik dan lembut di setiap permainan sang ayah, ia akan mengikuti tantangan ini.

"Kau...."

"Kenapa?! apakah aku salah. Anda tak melihat cetakan tangan anda di pipi saya? Terima kasih... anda adalah orang pertama yang menampar saya sebagai seorang ibu. Aku yakin eomma tidak akan suka dengan anda, karena menyakiti anak kesayangannya."

Baekhyun tersenyum ia menatap lantai di bawahnya sebentar. Tertawa sumbang menyembunyikan rasa bersalah dan sedihnya karena mengatakan demikian. Ia terlalu lelah mengikuti semua drama tak berujung ini. Ingin mentertawakan takdir.

Tak bisa berkata apapun, ucapan yang begitu tertohok yang harus diterima wanita keturunan Cina tersebut. seakan ucapan itu bagaikan tali yang mengikatnya hingga tak bisa berkutik lagi. Tak percaya jika Baekhyun akan bersikap seperti ini, tak seperti biasanya.

"Aku baru tahu jika anakku orang yang brengsek."

Hinaan itu datang kembali, datang dengan susulan tatapan yang menajam. Tatapan intimidasi dari ujung kaki hingga kepala, dengan brutal majalah itu di lempar kembali dan mengenai wajah mungil Baekhyun yang memejam sebentar kelopak matanya. Rasa-rasanya Baekhyun tengah dilempari harga dirinya oleh sang ibu.

Kyungsoo seakan tak tahan dengan ketidakadilan ini.

Kenapa tuan Kim harus melakukan ini? membuktikan kesalahan Baekhyun yang mungkin saja tak diinginkan oleh Baekhyun sendiri. Baekhyun bukan orang sembarang yang merusak citra keluarga. Dengan wanita dan orang lain pun hormat, kenapa dia juga harus menjatuhkan nama baiknya dengan adegan majalah tersebut. Kyungsoo, yakin ada alasan lain di balik semua ini. Walau sedikit sulit diterima dalam hatinya.

"Tak apa, anda mengatakan hal demikian. Appa, juga pernah mengatakannya." Ia menatap ke arah pria yang sedang menatap datar ke arahnya. Mengulas senyum miringnya hanya untuk menantang ayahnya yang biadab. Lebih biadab dari dirinya yang bertelanjang di majalah Jepang.

Entahlah....

Baekhyun merasa tertantang dengan semua drama ini.

Dan saat itulah....

"BAEKHYUN HYUNG, KENAPA KAU MENJIJIKAN. KAU SANGAT MENJIJIKAN, KAU HANYA NAMJA YANG TAK PUNYA HARGA DIRI!"

Baekhyun menoleh, ia mendengar suara teriakan yang serak dari arah kanan. Melototkan matanya saat melihat wajah frustasi dengan kedua bola mata yang berkaca disana. sebuah realita yang menyakitkan harus ia terima. Kyungsoo juga tak jauh beda dengan Baekhyun, ia sungguh kaget ketika tuan muda disampingnya berteriak seperti itu.

Justru hal itu mengundang kesenangan bagi tuan Kim yang bersabar menunggu akhir sidang ini. Merasa menang dan tak peduli jika anaknya mati bunuh diri karena semua kejadian ini.

Ia suka anaknya Byun Baekhyun disalahkan, tanpa ada pembela.

Luhan membenci suasana seperti ini sejujurnya.

"Tae..."

"Jangan memanggilku hyung mulutmu kotor, tubuhmu sanga kotor. Kau bahkan berani menginjak kaki di lantai motif kesukaan eomma. Kenapa kau sehina itu hyung, apa untungnya bagimu, hah!"

Taehyung masih labil, dia masih remaja kalian ingat itu. sudah sewajarnya dia seemosi ini. walau tak ada air mata yang jatuh dari kelopaknya, hanya saja suara beratnya membuktikan dia sangat marah.

Baekhyun diam, ia tahu jika adiknya kecewa dan marah karena kesalahannya. Baekhyun pantas menerimanya, cepat atau lambat semua orang akan tahu siapa dirinya.

"KAU MEMPERMALUKANKU SEBAGAI SEORANG ARTIS. PEKERJAAN PORNOGRAFIMU MEMBUAT AKU MALU BAEKHYUN HYUNG!"

Baekhyun tak tahu mengapa, ia tak berani menjawab secara langsung perkataan sang adik. menyakitkan rasanya....

"KAU BAJINGAN BAEK HYUNG!"

Kyungsoo terkejut, Luhan terkesikap, tuan Kim tersenyum, sang Ibu yang hampir menangis kesal dan Baekhyun....

Yang hanya terdiam tenang menerima hinaan dari sang adik. cukup adil bagi Baekhyun karena dia memang pantas mendapatkan julukan tersebut.

Untuk pertama kalinya mereka mendengar Taehyung mengumpat sekasar dan sekeras itu.

Siapa yang tak malu mempunyai saudara yang bekerja di bidang 'pornografi' pasti menjijikan bukan jika kalian hidup diantara orang yang maha benar. Sebenarnya semua orang baik, lebih baik dari diri kalian. Hanya saja.... mereka melakukan dosa dengan cara yang berbeda.

Cukup jelas bagi Baekhyun untuk tetap sabar menerima semua itu. Ia ingin Taehyung segera lega. Ia tak suka dengan sang adik yang terlalu emosi dan kesal, berakibat buruk karena mendatangkan sakit kepala. Kepedulian seorang kakak dengan adiknya.

Di detik berikutnya, Baekhyun memberanikan diri menatap sang adik. sang adik yang kini menatap benci kearahnya. Ia mengulas senyum tulusnya, di balik wajah tampan dengan sedikit membiru di sudut bibir kirinya.

"Kau memang benar saeng, aku seorang bajingan."

Penjelasan itu dimulai dengan Baekhyun berdiri di tengah mereka. Ia menatap sendu ke arah sang adik yang kini enggan melihatnya, mungkin saja ia sudah hina di pikiran adiknya. Tak apa... suatu hari nanti ia akan pergi dan tak akan ada orang yang rindu padanya. Termasuk Taehyung adiknya...

Baekhyun mengambil nafasnya pelan, ia akan mengatakan hal yang belum diketahui Baekhyung. Apa, mengapa dan kenapa.

Ungkapan pertanyaan yang sering muncul dalam bahasa. Terdengar familiar dan tak majemuk.

"Aku memang model majalah dewasa yang cukup disukai banyak orang. Aku juga mendapat gelar karena prestasiku yang meningkatkan pasaran." Berpura-pura tersenyum bangga, tetapi dalam hatinya ia juga jijik mengatakan hal demikian.

Taehyung terdiam walau sesekali melirik ke arah sang kakak yang menatap ke semua orang.

"Kau tahu saeng... aku melakukannya bukan tanpa alasan. Demi kemanusiaan, juga rasa sayang hyung pada eomma... aku rela membiarkan harga diriku jatuh. Merusak citraku dan membiarkan semua orang mengolokku.

Bisakah Baekhyun menangis? ia tidak ingin terlihat pengecut di depan sang ayah. Disana Baekhyun menjatuhkan tatapannya, menatap setajam elang. Ia sudah lama tak seemosi ini, dalam diamnya Baekhyun sudah banyak bersabar. Ia sudah banyak menahan amarahnya dan berpura-pura semua baik saja. menyembunyikan fakta kecil di depan Taehyung, sudah cukup baginya.

Semua terdiam...

Semua bungkam....

Semua....

"Dimana kau saat eomma sekarat." Lirih dan mantap, terlontar sedikit menggema di dalam ruangan. Kim Taehyung mendengarnya, langsung menatap ke arah sang kakak yang tengah berdiri disana sembari melemparkan tatapan menajam ke arah sana.

Ini....

"Kau bahkan tak sudi datang menemui eomma, saat dia membutuhkanmu dan Taehyung!"

Tes....

Tes....

Tes...

Ada yang menangis disana....

...........................................................................................................

Tbc...

Menurut kalian chap ini dah bikin degdegan belum? Ataukah malah ceritanya nyeleneh? Oh ya jangan lupa vomment buat ff receh dan kurang sempurna author. Maaf kalau banyak typo dan gaje yang masih berkeliaran dalam chap ini. semoga kalian gak bosan dengan ff ini.

Oke, sekian sesi bincang kita. Jika ada salah author minta maaf, untuk masukannya. Mohon responnya, bagaimana ff 'the last leaf' menurut kalian. Berikan masukan dan kritiknya agar lebih baik ke depan.

Kuharap kalian siap dengan kelanjutan ceritanya ne...

Salam cinta untuk kalian...

Gomawo and saranghae...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro