Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

비밀 뒤에 숨겨진 비밀 (14)🥀

"Bukan aku penyebab rasa bencimu. Tapi, dirimu sendiri yang menyebabkan rasa benci itu ada. Karena, kau memberikan kesempatan untuk ego yang kau miliki. Kesempatan yang akan membuat rasa benci itu ada untuk selamanya...."

-Byun Baekhyun-

.

.

.

.

(Author **** POV)

"Baekhyun apa kau sudah siap?"

Seseorang menepuk pundaknya, membuat namja dengan topi merahnya yang sempat mengulas senyumnya. Menatap di matahari memancarkan bias di balik jendela kamarnya, menolehkan kepalanya, begitu melihat siapakah orang yang kini menjatuhkan telapaknya di atas bahunya.

Seulas senyum terlihat di manik netranya. Lalu, apa kalian tahu siapa yang melakukan semua itu?

"Luhan hyung?"

Ya, tentu saja namja dengan wajah tampan dengan darah cina di dalam keluarganya. Memberikan sebuah tepukan semangat untuk adik tirinya, apalagi sebuah kepercayaan begitu terpancar dari dalam dirinya.

''Jangan khawatir, aku dan Kyungsoo sudah menyiapkan semuanya."

Seakan memberikan keyakinan pada namja dengan wajah baby face-nya. Kala Luhan dengan jelas melihat bagaimana wajah gugup dari seorang Byun Baekhyun.

"Aku merasa gugup, apakah ini akan berhasil?"

"Kau percayakan padaku, jika aku gagal kau bisa mengambil mobil mahalku Baek." Terkejut memang, membuat kedua bola mata itu membulat. Hampir saja Baekhyun tersedak dengan ludahnya sendiri saat dengan keyakinan Luhan berkata seperti itu. oh.... bukan ini yang diinginkan Baekhyun, bahkan dalam otaknya dia tak pernah berpikir sedikitpun untuk memanfaatkan situasi.

"Hahaha... tenanglah jangan memasang muka terkejutmu. Aku serius mengucapkannya, lagi pula kau juga berhak mendapatkan fasilitas keluarga Kim bukan? Kau kan anak kandung Appa." menepuk pelan punggung sang adik, jangan lupa akan tawa mempesonanya.

"Aaaa.." Baekhyun hanya bisa menganggukan kepalanya sembari membuka mulutnya. Bingung kata apa yang hendak ia ucap. Oh, ayolah siapa yang tak akan bingung dengan siatuasi seperti ini? karena seumur-umur Baekhyun tak pernah mendapatkan perhatian begitu besar, untuk pertama kali ini juga dirinya mendapatkan perhatian dari orang yang berstatus sebagai kakaknya. Meski pada nyatanya tak ada satu darah dengan namja yang lebih tua darinya.

"Ingat ya, jangan lupa dengan apa yang aku jelaskan kemarin. Kau tunggu saja, biarkan aku dan Kyungsoo melakukan misinya. Kau hanya perlu melakukan semuanya sesuai dengan rencana. Yakinlah semua akan berhasil kau bisa menjaminnya, karena aku tak pernah gagal dalam melakukan suatu hal." Dengan begitu percaya dirinya Luhan, menyentuh kedua pundak namja yang lebih pendek darinya. Menyamakan posisi bertatap muka mereka tak lupa dengan senyum yang selalu menghiasi wajah tampannya.

Melihat namja di depannya tersenyum. Tanpa sadar justru ada senyum lain yang mengembang, ya... sebuah senyum yang menular kepadanya. Bagaikan sebuah narkoba. Justru, ada sebuah semangat yang besar merasuk dalam tubuhnya. Memberikan kekuatan untuk dirinya, memberikan sebuah keyakinan yang begitu besar untuknya. Baekhyun merasa yakin dan yakin untuk melakukan misi ini.

"Baekhyun, Fighting?!!"

Tanya Luhan sekali lagi, dengan senyum dan juga kata penuh penegasan dengan bumbu ketegasan di dalamnya.

"Fighting!!!" dengan semangat Baekhyun berucap semangat, membuat kedua tangannya bergerak ke bawah seakan memberikan semangat untuk dirinya sendiri. tentu saja, dirinya berhasil melakukannya.

"Semangat!"

"Ya, semangat!"

"Kita pasti berhasil!"

"Tentu kita pasti berhasil!"

"Apa kau siap Baekhyun?"

"Tentu saja aku siap!"

Oke, sepertinya dua namja tampan itu sedang menjalankan ritual kecil mereka. Saling memberikan dukungan masing-masing dengan tingkah yang jujur terlihat menggemaskan.

Ceklek...

"Apa aku terlambat?" saat acara 'mari memberikan semangat' itu berlangsung. Tiba-tiba saja suara kenop pintu berbunyi, membuat kedua namja dengan tinggi badan yang berbeda itu menoleh.

Lalu...

"Maafkan aku, tadi aku membantu tuan membawa barang-barangnya masuk."

Ucap seorang namja dengan mata bulat, juga pakaian rapinya. Masuk di dalam kamar anak dari majikannya, terlihat dengan jelas wajah bersalahnya lantaran terlambat datang. Karena Kyungsoo termasuk tipe anak teladan jika kalian tahu.

"Kyungsoo kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. terlambat sepuluh menit tak akan membuatmu mendapatkan hukuman dariku. Aku bukanlah guru killer jika kau tahu." canda Luhan, bermaksud memberikan ketenangan bagi sahabat dari saudaranya. Oh... ralat sahabatnya juga lantaran Luhan merasa cocok dengan anak dari supir pribadi ayahnya.

"Gomawo tuan..."

Kyungsoo menunduk, memberi hormat kepada namja berdarah cina tersebut.

"Kkkkk... kemarilah Kyungsoo, ada hal yang ingin aku berikan." Tangan Luhan bergerak, memberikan sebuah lambaian ajakan untuk datang mendekat padanya. Bisa Baekhyun lihat dengan jelas bagaimana seorang Luhan yang begitu ramah pada setiap orang. Sejujurnya Baekhyun tak akan menyangka jika dirinya mendapatkan seorang kakak yang memiliki rasa sosialisasi lebih tinggi. Apalagi, kasih sayang yang begitu besar. Membuat Baekhyun yakin jika....

Taehyung mendapatkan seorang kakak yang begitu sempurna.

Ya, seorang kakak yang ia yakini mampu membuat sang adik menjadi anak baik dan benar. Dalam benaknya Baekhyun berpikir jika Tuhan telah menyiapkan pengganti untuk adiknya, seseorang yang lebih bijak, baik, dan sempurna dari dirinya.

Ya, lebih dan lebih....

Tidak sepertinya yang seseorang penuh dengan kekurangan dan menyimpan sebuah penyakit yang kapan saja bisa menghabisinya.

Apakah ini adalah salah satu jawaban dari doanya?

"Tuan ada ap-"

Seketika ucapan itu berhenti, membuat pemilik mata bulat itu menghentikan suaranya. Bahkan bibir itu sedikit kelu, dan jangan lupa keadaan blank seorang Kyungsoo. Saat dengan nyata sebuah tangan lembut mengusap sayang.

Tentu saja, Kyungsoo terkejut dengan sikap tuan muda pagi ini.

"Tuan..."

"Jangan berkata formal denganku Kyung, panggil aku hyung. Aku lebih nyaman dengan panggilan tersebut. Dan lagi, kau adalah dongsaeng bagiku, jangan anggap aku tuanmu. Karena aku menganggapmu sebagai saudara dan bukannya pembantuku, hem?"

Luhan dengan senyum manisnya, membuat kelopak matanya bagaikan bulan sabit cantik.

Sementara Kyungsoo hanya bisa membulatkan kedua mulutnya. Cukup terkejut memang saat dengan jelas kedua telinganya mendengar bagaimana sikap tuan muda itu padanya. Jangan lupa akan Baekhyun yang terkekeh melihat ekspresi kaget Kyungsoo. Yang justru nampak menggemaskan dimatanya.

"Karena bagiku tak ada perbedaan antara seorang majikan dengan pembantu. Itu hanya istilah saja, tapi... aku berpikir bahwa manusia memiliki hak yang sama. Maka dari itu, panggil saja aku dengan sebutan hyung. aku lebih suka dengan panggilan itu, dan lagi... aku justru merasa punya adik yang banyak jika kau juga memanggilku hyung sama seperti yang dilakukan Baekhyun juga Taehyung memanggilku."

Merasa terkesima dengan ucapan begitu bijak dari anak majikannya, membuat Kyungsoo merasakan sesuatu. Merasa terharu saat dirinya mendapatkan perlakuan yang tak terduga ini. Tak mengira jika ternyata ada manusia yang berhati malaikat seperti tuan mudanya itu.

"Gomawo..." Kyungsoo mengulas senyumnya, ditambah semburat merah malu-malu pada kedua pipinya.

"Aigoo manisnya, kenapa kau bisa menggemaskan seperti itu Kyung? Aishhh... untung saja kau bukan seorang Yeoja. Sudah kupastikan aku akan melamarmu dan kujadikan istriku jika kau yeoja."

Luhan mencubit gemas kedua pipi namja yang kini menjadi adik kesayangannya.

"Eh??!" cukup kaget dengan ucapan Luhan, apalagi ucapannya terdengar seolah-olah serius meski kenyataannya Luhan hanya bercanda.

Dan untung saja Kyungsoo tidak mempunyai riwajat sakit jantung, bisa-bisa dia mati terkejut dengan ucapan hyungnya yang terdengar gila dan menggagetkan itu.

"Hyung?!!" Kyungsoo tanpa sadar melotot, seakan dia memberikan protes pada anak majikannya. Meski ada nada protes dalam panggilannya, hal itu tak berlangsung lama lantaran Kyungsoo sadar akan posisinya. Membuat dirinya kembali menundukan kepalanya dan memainkan jemarinya. Menyembunyikan rasa malu dan rasa bersalah di dalam hatinya. Rasa bersalah dengan sikap yang ia pikir merupakan sikap yang tidak sopan.

"Hahahaha Kyung kau hahahaha aigoo wajahmu kkkk..."

Baekhyun tertawa lepas, membuat tawa bahagia terdengar di dalam kamar adiknya. sembari memegang perutnya yang merasa geli lantaran tawanya membuat Baekhyun tak mampu menahan tawanya. Saat melihat kelucuan yang ada di depan matanya, melihat Kyungsoo yang malu-malu dan lelucon renyah dari sang kakak, membuat Baekhyun.

"Hahaha... Luhan hyung aku setuju dengan keputusanmu melamar Kyungsoo. Jika seandainya benar Kyungsoo adalah Yeoja. Tenang saja aku pasti akan menjadi pembawa acara kalian kkkk..."

"Yaaakkkk... Tuan Baek anda kenapa ikut menjahiliku aisshhhh..."

Sejujurnya Kyungsoo merasa malu, apalagi dengan kejahilan dua orang yang sibuk dengan tawa dan kekehan mereka.

"Nah Kyungsoo, kau dengar bahkan sahabatmu mengatakan jika kau Yeoja dia akan membantu untuk acara lamaran kita, hahaha..."

Luhan yang menjadi biang masalah justru semakin memperkeruh suasana dengan candaannya.

"Aishhh... kalian berdua sama saja. Beruntungnya, aku terlahir menjadi namja. Seandainya aku Yeoja aku juga tidak akan menerima lamaran Luhan hyung."

Kyungsoo kini sedang mengeluarkan mode kesalnya ditambah dengan sikap ngambeknya. Bak seorang bocah berusia tujuh tahun yang tak diberikan permen oleh ibunya.

"Hahaha..."

"Kkkkkkk aigoo Kyung kau memang lucu..."

"Hahaha kau benar Luhan hyung, Kyung Kyung memang lucu."

"Yap, aku setuju denganmu saeng."

"Yaakkkk Baekhyun, Luhan hyung!"

"HAHAHA...."

Tawa keduanya terlepas, apalagi Baekhyun dirinya nampak bahagia. Tanpa sadar Kyungsoo mengulas senyum tipisnya, saat melihat bagaimana seorang Byun Baekhyun yang tertawa lepas saat ini. Merasa bahagia memang saat melihat Baekhyun yang saat ini, Baekhyun yang tertawa lepas tanpa ada yang namanya sebuah beban.

Jujur untuk hari Kyungsoo merasa bahagia.

Bahagia melihat sahabatnya tertawa lepas seperti itu, tanpa ada yang namanya air mata dan kesedihan yang selalu menemani hari Baekhyun. Bahkan, Kyungsoo tak melihat tatapan dan wajah sendu dari sang sahabat yang selalu nampak di matanya. Tak ada tawa yang dibuat juga senyum penuh dengan kebohongan yang mengatakan 'aku baik saja'.

Justru, yang Kyungsoo lihat saat ini adalah....

Seorang Baekhyun yang dulu. Seorang Byun Baekhyun yang hidup saat menyandang sebagai Kim Baekhyun, seorang bocah sepuluh tahun yang berstatus sebagai kakak dari Kim Taehyung.

Kakak yang penuh perhatian dan selalu bahagia, menikmati kebersamaan dengan sang adik di masa lalu. Memori yang tak pernah Kyungsoo lupakan saat dulu dirinya sering melihat kekompakan antara Baekhyun dengan Taehyung.

Dimana Taehyung si bocah kecil yang manja dan selalu menempel dengan sang kakak bagaikan sebuah perangko. Merengek meminta sesuatu pada kakaknya, dengan segala janji bocahnya. Juga Taehyung yang tak mau lepas dari gendongan sang kakak saat dirinya merasa nyaman atau memang dalam mode manjanya.

Membuat Baekhyun dulu sempat kewalahan menghadapi Taehyung yang seperti itu. Taehyung yang manja dan selalu mencari perhatian dengan segala tingkah manis bocahnya, dan hal itu tak akan pernah berhenti jika Taehyung tak lelah dengan sendirinya.

Memori di masa lalu yang begitu indah, saat Kyungsoo menyaksikannya. Bagaikan seorang saksi dari kenangan baik di masa lalu dua anak majikannya. Berharap jika masa itu terjadi masa sekarang.

Andai saja semua itu bisa terjadi, tapi Kyungsoo sadar jika waktu tak bisa terulang lagi. Karena Tuhan sudah mengaturnya bukan?

Hingga akhirnya Kyungsoo tahu, Kyungsoo paham. Bahwa saat ini Tuhan tengah membantu sahabatnya, membantu sang sahabat untuk bisa berdamai dengan sang adik. Jika memang benar maka, dengan senang hati Kyungsoo melakukannya. Bahkan tanpa diminta pun Kyungsoo rela melakukannya. Seperti saat ini...

Membantu sahabat adalah keinginannya, sebuah keinginan yang termasuk dalam kategori mulia. Melakukan misi...

Menyatukan kedua saudara yang terpisah, menjadikan cinta dan sayang dari benci dan ketidaksukaan. Menyadarkan yang muda dari kesalahpahaman dan menyatukan sebuah hubungan saudara.

'Tuan Baekhyun bahagialah selalu, aku akan menolongmu. Begitu juga dengan Luhan hyung, kami pastikan Taehyung akan kembali seperti dulu. Menjadikanmu hyung kesayangannya dan menjadikannya dongsaeng kesayanganmu. Percayalah Tuan Baek doamu akan terkabul... Percayalah."

Biarkan suara hati Kyungsoo berbicara, biarkan senyum kelegaan itu ada dan biarkan setiap ucapan serta harapan Kyungsoo menjadi nyata. Karena seperti yang kita tahu ucapan adalah sebuah doa, dan doa adalah....

Sebuah harapan...

.

.

.

(Baekhyun *** POV)

Aku berpikir bahwa semua masalah akulah penyebabnya. Berpikir bahwa semua dari kesalahan di masa sekarang adalah perbuatan yang tak aku sadari, ketika aku melihat sebuah kenyataan yang ada aku bisa tahu bahwa masalah sekarang berakar dari masa lalu.

Melihat berbagai kenyataan yang ada menyadarkanku bahwa aku harus tetap semangat mulai dari sekarang, tak peduli berbagai rintangan menghadang. Tak peduli dengan berbagai ujian hidup yang kualami. Tapi, yang aku inginkan adalah....

Aku ingin mewujudkan apa yang menjadi harapan eomma, begitu juga denganku.

Dan biarkan aku tersenyum untuk hari ini....

Karena aku, ingin....

Merasakan masa-masa dimana aku masih lekat dengannya. Suadaraku, adikku... Kim Taehyung.

"Eomma, aku akan menepati janjiku pada eomma... aku janji Taehyung akan menjadi seperti yang apa eomma harapkan dan Baek-"

Aku menghentikan ucapanku, memejamkan mataku sebentar saat siluet cahaya menerpa wajahku. Disini....

Di dalam cafe yang tenang ini...

Cafe yang telah di sewa oleh Luhan hyung untuk rencana kami, rencana yang semoga bisa menjadi jalan aku dengan Taehyung berbaikan. Kuharap semuanya lancar, karena aku tak sabar.

Menantikan sebuah kebersamaanku dengan adikku...

Seperti detak jantungku yang masih berdetak normal, ya... setidaknya aku tak merasa sakit di hari yang akan menjadi istimewa ini. dan kuharap Tuhan mau membantuku, membiarkan jantung ini terus berdetak normal tanpa ada rasa sakit dan sesak seperti biasanya.

Karena aku...

Ingin menulis kisah bahagiaku dengan saudaraku. Kisah yang akan dimulai kala usiaku menginjak dewasa seperti sekarang.

'Baekhyun hyung aku menyayangimu...'

Memori manis saat dengan jelas ingatanku memutari bagaimana wajah menggemaskanya yang sedang melahap makanan kesukaannya. Dengan tingkah lucunya dan juga kepercayaan yang tinggi, tak lupa senyum kotak manisnya. Mengucapkan kata yang bagaikan mantra kesukaanku, ucapan yang bermakna rasa antara saudara, dan sungguh hal itu merupakan kenangan yang sangat manis hingga aku sadari jika...

Mungkin saja ucapan itu akan terulang lagi di masa kini, selagi aku masih bisa bernafas.

Hingga pada akhirnya aku...

Menopang daguku menatap ke luar dengan mengulas senyumku, membuiarkan bibir ini berucap....

"Aku menyayangimu saeng..."

Tuhan ijinkanlah hal itu terjadi.

.

.

.

(Author **** POV)

Tap...

Tap...

Tap...

Langkah kaki yang begitu santai, terlihat bagaimana dari cara berjalannya. Sebuah lolipop rasa strowberry sedari tadi berada di dalam mulutnya. Dengan kaca mata hitam juga sebuah topi coklat melekat di kepalanya. Menutupi rambut kecoklatan miliknya, memakai sebuah pakaian santai dengan celana training dan jangan lupa sebuah sepatu adidas yang ia pakai menemani setiap langkah kakinya.

Dedaunan yang ia injak menjadi bukti bagaimana dirinya berjalan melewati jalan setapak pertokoan di sekitarnya. Berbagai kesibukan orang-orang disekitarnya mampu mengalihkan setiap pandangan terhadapnya. Ya... tentu saja, disini dirinya tak perlu bersusah payah menyembunyikan identitasnya sebagai seorang bintang. Karena disinilah penuh dengan tempat orang-orang yang super sibuk dan berlalu lalang.

Kim Taehyung.

Seorang nama penyanyi terkenal dari negeri Gingseng. Tempat dimana para bintang K-Pop terlahir dan dielu-elukan bagi penggemarnya, bukan hanya itu saja kota tersebut juga terkenal dengan sistem pendidikannya yang ketat juga perbedaan kasta dan marga.

Sepertinya aku banyak berbicara disini, baiklah kita mulai dari...

"Luhan hyung, apa kau yakin dia tak akan menyadari keberadaan kita?" dua orang namja bersembunyi dari balik tembok pertokoan, menggunakan jas hitam dan juga tudung jaket yang menutupi sebagian wajahnya. Sementara seseorang disampingnya menggunakan sebuah topi Pedora berwarna hitam dengan setelan baju berlengan panjang, yang membuat ia terlihat tampan ditambah lagi dengan kaca mata hitam yang menghiasi wajah hitamnya. Membuat ia nampak keren di mata kaum hawa di sekitarnya.

"Kau tenang saja dia tidak akan menyadarinya." Seulas senyuman penuh keyakinan nampak di wajah tampannya, apalagi sesekali namja dengan panggilan hyungnya itu membenarkan topi kesayangannya.

"Uhhhh... pasti tuan akan marah jika tahu kalau kita akan melakukan penculikan hyung."

Jujur Kyungsoo merasa sedikit takut, apalagi kedua bola matanya nampak berkaca. Tak bisa membayangkan jika pada akhirnya dia akan melakukan penculikan pada tuan muda yang keras kepala itu. Bukan hanya itu saja, Kyungsoo takut jika sampai Taehyung marah dan mengadukan perbuatan tak baik ini pada ayahnya. Bisa dipastikan esoknya sang ayah akan menjabat sebagai pengangguran dan dirinya akan di cap sebagai 'penculik anak majikan.'

"Kyung kau kenapa?" menyentuh pundak teman sang adik, menampilkan raut khawatir di wajah tampannya. dilihat bagaimana seorang Kyungsoo yang....

"Hehehe... aku baik Luhan hyung."

Justru cengiran bodoh yang ditampilkan namja bermata bulat itu, menyembunyikan segala kegugupannya di depan tuan muda di depannya.

"Jangan takut, aku akan bertanggung jawab. Lagi pula, appa akan mendengarkanku. Aku kan putra paling tua dan tampan dalam keluarga." Luhan menampilkan cengiran percaya dirinya tak lupa dirinya mengedipkan sebelah matanya. menampilkan aksen keren dalam dirinya, tanpa sadar justru membuat beberapa yeoja di sekitar melongo ataupun kegirangan kala melihat seorang pangeran dari cina yang tersesat di Korea.

Dan Kyungsoo susah payah menyembunyikan kekehennya saat dengan nyata melihat ekspresi anak tiri tuannya tersebut. Ya... kalau boleh Kyungsoo ingin tertawa keras melihat bagaimana gaya namja di sampingnya karena bagi dirinya sikap Luhan lucu. Tapi, tidak sopan jika dia melakukan hal itu bukan?

Ya, sepertinya Luhan membawa perubahan suasana tersendiri.

"Eh tuan Taehyung sedang membeli soda disana, ayo hyung ini saatnya."

"Yap kau benar Kyung, ayo kita segera tangkap bocah itu atau nanti dia akan berjalan lebih jauh lagi." Keduanya berjalan mengendap-endap. Tak membiarkan Taehyung menyadari keberadaan mereka, atau melihat ujung rambut mereka sekalipun. Yang mereka inginkan adalah misi ini berhasil dan Baekhyun bisa bertemu dengan sang adik.

Tapi sepertinya perkiraan mereka salah, malah Taehyung dirinya....

"Sudah kuduga, mereka mencurigakan." Taehyung diam-diam melirik ke arah dua orang yang sedang mengawasinya sembari mengendap-endap. Apalagi Taehyung melihat mereka dari bayangan, sebuah bayangan dari sebuah kaca jendela cafe di depannya. dalam sikap diamnya Taehyung melihat situasi, situasi dimana dua orang dengan dandanan bodohnya hendak menguntit dirinya.

Taehyung melakukan sedikit pergerakan, mengambil cola dari lemari pendingin setelah memasukan beberapa koin di dalamnya. Sepertinya Taehyung tak bergerak sedikitpun dan itu membuat Luhan juga Kyungsoo bergerak sedikit maju.

"Apakah mereka paparazzi?" pikir Taehyung sembari berpura-pura meminum sedikit cola-nya. Ya, dia ingin melihat apa yang hendak di lakukan dua orang bodoh yang menguntitnya.

"Mereka sebenanrnya mau menculikku atau melakukan pemotretan foto hallowen, kenapa dandanan mereka begitu nyentrik?" oke, Taehyung sepertinya berpikir keras. Apalagi Taehyung melihat seseorang membawa tali.

"Mereka waras tidak sih?" jujur Taehyung penasaran sekaligus aneh dengan dua orang tersebut.

Melihat dua orang yang semakin mendekat membuat Taehyung mengangkat sebelah alisnya, apalagi....

"Eh.. eh... Lu-Luhan hyung?" oke, Taehyung memang salah melihat atau apa. Tapi sepertinya tidak, dirinya masih waras jika menyadari salah satu orang yang mengikutinya tersebut. karena Taehyung dapat mengenali bagaimana cara berpakaian kakak tirinya dan juga bagaimana tingkah aneh dari salah satu bawahan ayahnya.

"Norak!" ingin sekali Taehyung mengubur mereka hidup-hidup.

Karena jengah akhirnya Taehyung memutuskan membalikan badannya, mencoba melihat dua orang namja yang segera menghentikan langkahnya. Terlihat dengan jelas bagaimana seorang namja dengan tudung jaketnya membawa sebuah karung beras dan namja dengan topi pedoranya yang membawa sebuah tali. Membuat dua orang namja yang hendak melakukan tugasnya itu menampilkan cengiran bodoh mereka.

"Tuan Taehyung." Karena takut atau apa, Kyungsoo dirinya segera membuang karung itu dan segera membungkuk hormat. Tentu saja hal itu membuat penyamaran yang sebenarnya sudah di ketahui itu terbongkar. Membuat Luhan sedikit menepuk jidatnya, entahlah hanya saja untuk pertama kalinya dia melakukan hal yang bisa dibilang memalukan dan juga naif.

"Kyung sepertinya kita ketawan ya hahaha..."

Taehyung dengan tatapan sok herannya, Kyungsoo dengan sikap membungkuknya, dan Luhan dengan senyuman manisnya. Sungguh tiga orang dengan posisi yang begitu mendadak dan anti mainstream.

Membuat beberapa orang menatap mereka heran meski sebentar.

"Hai Tae, apa kabar? Bagaimana dengan acara kaburmu, hem?"

"Uhuk... uhuk...uhuk..." Taehyung secara mendadak tersedak cola. Kala mendengar ucapan Luhan dan jangan lupakan senyuman yang seakan memberikan sindiran sadis untuknya.

"Luhan hyung?"

"Kenapa, apa kau marah denganku hem? Dasar dongsaeng nakal. Kau semakin nakal Tae." Luhan memberikan senyuman tipisnya oh dan jangan lupakan tatapan yang penuh penekanan. Membuat Taehyung merasakan gugup seketika.

"Ikut kami Kim Taehyung, atau kau..." Luhan mengulas senyumnya namun ekspresinya justru terkesan dingin dan mengintimidasi. Entah kenapa Taehyung sedikit takut dengan perubahan sang kakak sambung apalagi, Taehyung mengenal bagaimana sifat sang kakak yang...

"Mendapatkan hukuman dariku, Kim Taehyung." Dengan bahasa cinanya Luhan mengucapkannya begitu tegas. Bahasa yang ia ucapkan justru tak akan dimengerti oleh Kyungsoo, maka dari itu Kyungsoo memilih untuk diam dan justru menundukan kepalanya takut. Takut akan masa depannya dan juga bayang-bayang yang menganggu pikirannya.

Sementara Taehyung dia...

Glek!

Menelan ludahnya susah payah, dan jangan lupa wajah ketakutan juga kegugupan yang bercampur menjadi satu. Membuat beberapa keringat turun dari dahinya, dan...

"Ayo saeng, aku akan membelikan susu coklat hangat untukmu bagaimana?"

Akankah Taehyung menerima ajakan sang kakak sambung saat dengan nyata dirinya melihat wajah palsu namja yang tak sedarah dengannya. Bahkan tubuhnya bergetar, merasa entahlah...

Pikirannya tiba-tiba saja kacau untuk saat ini...

"Sial, dia seperti rubik yang bisa merubah warnanya. Bahkan aku menjadi bergetar seperti ini, Baekhyun hyung to-"

Hampir saja Taehyung kelepasan, membulatkan matanya dan menyadari ucapan batinnya.

"Aissshhh... kenapa aku harus memanggil namja menjijikan seperti itu?"

Taehyung dengan egonya.

Tapi sejujurnya aku penasaran...

Dengan apa, yang terjadi...

Antara Luhan dengan Taehyung, kenapa Taehyung bisa takut saat menyadari kedatangan Luhan. Dan lagi, kenapa tatapan hangat itu berubah menjadi tatapan yang begitu dingin dan tajam sebenarnya apa yang terjadi?

Luhan mengulas senyumnya, senyum menawannya.

Taehyung merasa jijik saat melihat senyuman tersebut apalagi dirinya....

(Flashback **** ON)

"Kenapa kau membenci hyungmu, apa alasannya?"

"Aku hanya membencinya."

"Kenapa?"

"Apakah aku harus menjawabnya?"

"Kenapa kau melontarkan pertanyaan Tae, kau belum menjawab pertanyaanku bukan?"

"Bukan urusanmu hyung!"

"Berhentilah, kau sudah dewasa."

Tatapan yang begitu dingin berbeda dengan sosok yang lebih tua darinya yang justru memberikan tatapan ketenangan.

"....."

"Kenapa kau diam?"

"......"

"Apakah kau bingung?"

"Tidak!"

"Kalau begitu apa alasanmu membenci Baekhyun dia hyungmu saeng."

"Kau bukan hyungku, Luhan hyung!"

"Jangan mengelak akta berbicara kita adalah saudara sekarang!"

Taehyung mendecih, sudah ia duga ia akan sulit melawan orang yang pandai bicara di depannya.

"Kau tak bisa menjelaskan alasan apa yang membuatmu membencinya."

"Tau apa kau??!!"

Luhan itulah dia, mengulas senyumnya dan menikmati coffe-nya.

"Yang kutahu aku melihat seorang dongsaeng yang masih menyayangi hyungnya."

Mendengar hal itu, ada perasaan aneh yang muncul dalam diri Taehyung. Membuat ia tak berani memandang namja yang lebih tua di depannya.

Hingga akhirnya Luhan pun berbicara.

"Jangan menyesal jika di kemudian akan ada sesuatu yang buruk, ingatlah dengan adanya karma Tae."

"Tahu apa kau akan karma kau hanya-"

"Yang aku tahu bahwa, ada pertengkaran antara saudara yang begitu bodoh dan juga..."

"......"

"Naif..."

Taehyung menatap dingin, merasa benci dengan senyuman itu. juga... seseorang yang menampilkan senyuman itu.

"Sial!" Taehyung tak mampu menahan umpatan kasarnya.

(Flashback ***** OFF)

Taehyung tak akan mungkin melupakannya, tak akan mungkin dia melupakan pertemuannya tempo hari dengan namja di depannya apalagi pertemuan itu masih segar dalam ingatan Taehyung.

Taehyung kenal siapa itu Luhan begitu juga dengan ibunya, bahkan Taehyung sendiripun...

Merasa ragu dengan....

Ibu dan kakak tirinya...

"Saeng?" panggilan itu mengalihkan pikiran Taehyung. Bisa dilihat dari kedua netra Taehyung yang...

"Dia dan permainan Overdose gilanya." Batin Taehyung sembari menatap sebal wajah Luhan.

Menatap dingin dengan ledakan emosi yang ditahan oleh yang muda dan entah kenapa baik Luhan atau pun Taehyung sama-sama, mengeluarkan aura yang mengerikan. Dan apa kalian tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?

.

.

.

.

.

Kita tunggu saja dalam cerita selanjutnya....

.

.

.

Sampai jumpa ^^

................................

Tbc...

Hai semua berjumpa dengan saya lagi, bagaimana hari kalian menyenangkan bukan? Kuharap kalian terhibur dengan chap ini. oh ya jangan kaget ya kalau ternyata ada adegan yang gak akan kalian sangka dalam chap ini, jangan kaget juga dengan akur cerita yang aku buat matang-matang ini. hehehe sebenarnya masih banyak kok rahasia yang bakal terkuak dalam chap ini, insyaallah ff ini makin lama makin greget. Btw kalian jangan sampai terjebak jalan ceritanya lho ya, kuharap kalian menikmatinya.

Oh ya btw siapa yang dah nunggu nih ff up?

Lalu apakah kalian mau menunggu ini chap lagi?

Siap-siap baper ya ama Vbaek.

Siap-siap juga dengan kejadian tak terduga di dalamnya...

Pokoknya siapin tisu yang banyak.

Semoga suka dan semoga puas....

Jangan lupa vommentnya ya, kritik dan saran membangun dibutuhkan. Apalabila ada kesalahan dalam menulis dan banyak typo bertebaran author minta maaf sebesar-besarnya.

Gomawo buat dukungan kalian hingga nih ff sampai chap ini, aigooo makin semangat nih...

See you next time

Bye...

Saranghae ^^

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro