백만 가지 비밀, 백만 가지 흩어져 (60)
" Kita tak tahu seperti apa masa depan jika kita tak melihatnya sendiri. Kita juga tak tahu akan jadi seperti apa jika kita tak memilihnya, terkadang mengalami rintangan dan banyaknya persaingan merupakan hal wajar. Dimana ruginya? Sementara kita manusia yang hanya mengeluh tanpa bisa melakukan apa-apa. Apa yang dibanggakan? Terkadang kita hanya butuh kesederhanaan yang mengandung kebahagiaan. Dimana setiap rasa akan menjadi hadiah. Sepertinya...."
.
.
(Author **** POV)
(Flashback **** ON)
Raut wajah seorang ibu yang menggendong anaknya, terlihat bagaimana bocah itu terlelap dalam tidurnya nyaman dengan pundak yang ia persilahkan untuk sang anak. Si bocah mungil itu tertidur pulas dengan wajah imutnya tak ayal jika Baekhyun suka sekali mencubit pipi gembul sang adik. Kim Taehyung dia memang kesayangan semua orang sampai siapapun tak boleh untuk mengambil bocah manis itu.
Kini wanita cantik itu duduk berhadapan dengan dokter yang sibuk memberi obat untuknya, hari ini Taehyung sedang tak enak badan dan membuat wanita cantik keturunan Jepang itu khawatir. Baekhyun selalu menemani, paras tampan nan manis itu seakan tak lelah menemani dan menapaki bersama sang ibu. Menggantikan ayahnya yang lebih sibuk dengan meeting dan kerjanya. Baekhyun memang suka bocah menggemaskan, beberapa kali tangan itu mencubit lembut dan membuat Taehyung bergerak menggeliyata dan bersin tiga kali karena hidungnya gatal di tarik sang kakak.
Sang ibu menoleh dan melihat putra pertamanya yang tersenyum dengan gigi ompongnya, dia menggelengkan kepala pelan dan juga mengerutkan alisnya agar sang anak tidak mengganggu adiknya yang tertidur.
"Baekhyun sayang jangan jahil, adikmu sedang sakit kau ini." mana tega sang ibu mengomeli anak pertamanya jika Baekhyun seimut ini. Apalagi putra kesayangannya ini kemarin menangis hebat lantaran gigi susunya di depan copot. Wajar saja lantaran Baekhyun jatuh menyungsup saat bermain bola dan membuat gigi yang sempat bergoyang lucu itu terlepas dari gusinya. Sekarang Baekhyun jika tersenyum nampak ompongnya dan membuat sang ibu tak jadi memarahinya. Baekhyun kecil merasa jika ompongnya membawa berkah.
"Habisnya dongsaeng menggemaskan eomma."
"Tapi jika kau mengganggunya dia akan terganggu dan menangis sayang. Kau ingat Taehyung sulit untuk tertidur."
Baekhyun lupa akan hal itu. Adiknya memang pria kecil yang sulit tidur, walaupun Baekhyun selalu berusaha membuat adiknya tidur sering sekali dia mengalami kegagalan. Hanya saja ibunya memang pintar dan membuat sang adik tak rewel, Taehyung memang anak yang paling menggemaskan diantara bocah lain. Hanya saja Baekhyun tak iri dan dia sangat bahagia akan hal itu.
"Eomma apa dongsaeng kesayanganku sakit?" dia lupa menanyakannya, dia bahkan melihat semua proses pemeriksaan yang dilakukan sang dokter dan duduk bersama disini sembari mendengarkan diagnosis dokter paruh baya di depannya. walaupun Baekhyun sedikit tenggelam diantara meja dan kursi disana. Sembari dia memainkan kedua kakinya.
"Dia hanya sedang demam nak, kau jangan khawatir ya adikmu ini akan baik saja." sang dokter mengatakan hal itu dengan senyumannya, siapa sangka jika pria berkacamata tersebut mengeluarkan sebuah permen lolipop di dalam lengannya. Membuat Baekhyun terkejut senang dan menyahutnya dengan riang. Dia mendapatkan permen vanila dan cokelat yang selalu ia beli jika ibunya pergi ke supermarket.
"Waaaaaa... dokter hebat." Puji bocah itu dengan meloncat girang bahkan tawa dari gigi ompongnya itu sangat menggemaskan. Hampir saja membuat dokter itu tertawa terpingkal.
"Ayo nak bilang apa jika kau dikasih sesuatu?" sang ibu mengajarkannya, dengan tersenyum cantik dan juga senyum yang sangat mempesona. Dia menepuk punggung Taehyung sayang saat bocah menggemaskan itu sedikit menggeliat, mungkin saja dia mendengar celoteh kakaknya hingga bocah dua tahun itu nampak sedikit terganggu.
"Terima kasih dokter baik hati, aku senang ada yang memberiku permen. Eomma, bukakan bungkusnya tolong." Tangannya terangkat, memberikan dua permen lolipop itu agar ibunya mau membukakan bungkusnya. Dia tak sadar jika setiap tingkahnya membawa decak tawa karena kepolosannya. Dengan lahap Baekhyun memasukan permennya dan bergoyang senang membuat ibunya menggelengkan kepala dan menatap sang dokter dengan tidak enak hati. Jujur saja wanita dua anak ini takut jika kenyamanan pria berjas putih itu terganggu lantaran ulah anaknya yang sedang aktif.
Beruntung pria itu memaklumi dan menggelengkan kepalanya tak apa. lagi pula bocah seperti itulah bocah yang sehat dan memiliki mental yang baik. Dia senang jika pasiennya merasa nyaman terlebih dia bertugas agar kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
"Dokter apakah anak saya akan segera membaik?" raut khawatir itu tercipta dia mengatakan hal itu dengan nada sedikit pelan. Tak mau jika sang anak mendengarnya lantaran ada hal yang seharusnya Baekhyun tak tahu.
"Anda tenang saja ini hanya gejala, saya akan memberikan resep untuk anak anda. Dia demam dan dadanya sesak bahkan terbatuk itu adalah gejala awal tapi bisa disembuhkan dengan resep. Tapi anda harus ingat, jika sudah dewasa anak anda harus menjaga pola makan dan anda pasti paham bagaimana maksut saya. Dia tidak mengidap sakit yang kebanyakan di idap orang lain nyonya." Memberikan sebuah resep, dilihatnya dan sang ibu mengangguk mengerti. Ini adalah pukulan yang terberat baginya, bagaimana tidak Taehyung hampir saja mengalaminya dan dia masih sekecil ini. Gejala yang membuat beban pikirannya menumpuk dan sedikit kacau.
Beruntung dia belum terlambat, tapi... dia berharap Tuhan masih memberikan waktu baginya agar bisa mengurus kedua anaknya hingga dewasa.
"Anda tenang saja hal itu tidak berbahaya jika ditangani segera. Hanya saja pastikan anak anda selalu mendapatkan kesenangan dan juga jangan biarkan dia sedih secara berlebihan. Harus ada yang mendampinginya kemanapun berada. Dia masih kecil jadi mungkin tidak akan masalah tapi... semakin bertambahnya usia dia akan merasakan beberapa masalah yang mungkin harus ada pengawasan orang tua atau yang lebih dewasa."
Lagi-lagi wanita berdarah Byun itu mengangguk, dia rasa sudah selesai bagaimana perbincangan kali ini. berdiri dan membungkuk tanda terima kasih dan dibalas juga oleh dokter tersebut. Putra kesayangannya masih terlelap dalam gendongannya dan Baekhyun segera menggandeng tangan sang ibu sembari melambaikan tangan sampai jumpa kepada dokter yang baru saja memberikannya dua buah permen. Sungguh manis saat dia melakukannya dan membuat pria itu terhibur senang. Berharap setiap pasiennya mendapatkan kesehatan dan pulih dengan baik.
.
.
"Eomma apakah kita akan pulang?" tanya Baekhyun yang kini berusia tujuh tahun itu dia bahkan menggoyangkan gandengan tangannya dengan sang ibu. Dia suka jalan-jalan apalagi bersama ibunya yang selalu memanjakannya tapi tidak membuat dia manja.
"Ya sayang kita pulang dan Taehyung juga harus banyak istirahat." Sang ibu sangat cantik ketika dirinya mengulas senyum, membuat Baekhyun suka melihat senyuman sang ibu.
Sampai akhirnya sang ibu membuat dia sedikit bingung saat berbicara,
"Baekki sayang apa kau mau berjanji pada eomma sayang." Keduanya sampai di sebuah taman berjalan di jalan setapak kecil yang mengitari setiap pinggirnya terdapat pohon berbentuk bintang yang jatuh karena musimnya. Sangat cantik dan Baekhyun sempat gagal fokus lantaran sebuah daun oranye jatuh di atas kepalany dan membuat kedua matanya menyipit polos.
Dia ingat ucapan ibunya barusan dan mengatakan, "Aku janji akan menjaga Taehyung kapanpun eomma. Sampai aku dewasa dan seperti appa, Taehyung akan aku ikat dan aku bawa kemanapun dia. Karena dia adik kesayanganku yang aku sayang." Ucapnya dengan sangat sangat bahagia. sampai semua orang bisa mendengarkan ucapan lucunya, itu bagus lantaran dunia tahu bahwa Baekhyun adalah kakak terbaik di dunia yang tak pernah melanggar sebuah janji.
Untuk adiknya di depan sang ibu....
Sang ibu juga tersenyum senang melihat putranya bahagia dengan hal kecil tersebut, sederhana namun membawa kebahagiaan. Seperti musim gugur sekarang, hatinya puas setelah mendengar jawaban putra pertamanya. Entah kenapa Tuhan sangat adil memberikan dia dua kebahagiaan yang membuat dia merasa selalu bersyukur dan bahagia, walau ada kesedihan yang sedikit menghampirinya. Dari hubungan buruknya dengan sang suami yang ia sembunyikan dari kedua anaknya.
Sedih jika dia mengingat hal tersebut, takut juga jika keduanya menjadi terpisah lantaran dia atau sang suami yang menggugat berpisah. Lalu, bagaimana nasib kedua anaknya. sementara Taehyung juga membutuhkan kasih sayang dua orang tua, begitu juga dengan Baekhyun. Tak ingin membuat kedua anaknya sedih, masih berusaha agar hal buruk itu tidak terjadi.
Hingga dia berharap ada keajaiban, bahkan di musim gugur yang indah ini.
"Eomma, aku sayang eomma dan Taehyung."
Itu Baekhyun, tanpa sadar bocah kesayangannya membuat dia merasa menjadi ibu yang paling bahagia di dunia. Rasanya akan sangat membahagiakan jika moment seperti ini dirasakan sang ibu berulang kali. Sampai akhirnya dia juga mengusap sayang rambut sang anak dan berkata,
"Eomma juga sayang kamu nak, apalagi Taehyung. Cepatlah dewasa dan jaga kami ya..."
Semoga ucapannya menjadi nyata dan semoga Baekhyun memahaminya, dalam pikiran sang ibu semoga apa yang diharapkan bukan mimpi semu semata... agar dia bisa tenang saat pergi meninggalkan dunia. karena dia yakin dirinya hanya sebuah titipan yang akan diambil Tuhan. Dirinya hanya sementara disini, di dunia yang haus akan keserakahan dimana hal itu dilakukan oleh manusia di dalamnya. Semoga sang anak tumbuh dengan kuat, karena yang ia harapkan adalah...
Baekhyun bersama Taehyung dan Taehyung bersama Baekhyun, kedua anak yang ia sayangi sampai kapanpun, dan selamanya...
(Flashback **** OFF)
.
.
Taehyung merasa nyaman sekarang dia menatap dengan kosong ramen di depannya, ini sudah pukul lima sore dan kakaknya belum kunjung pulang. Tak ada pesan balasan dan telfon yang terangkat, apakah Taehyung harus keluar mencari kakaknya? tapi kemana? Sementara dirinya saja juga belum hafal benar daerah ini. Dia hanya ikut kemanapun sang kakak pindah, rasanya menjadi sangat khawatir jika dirinya hanya duduk menunggu sementara senja akan segera gelap. Membiarkan mie instant itu mendingin.
Taehyung juga sudah nampak bersih dengan bau buah jeruk, bau favoritnya yang selalu membuat dia tenang. Dia membutuhkan sebuah refreshing sebenarnya, atau sekedar jalan-jalan yang membuat segala pikiran beratnya lepas melintas bebas. Bukan seperti sekarang hingga dia terpaksa meminum obat saat sesak di dadanya datang dengan pusing yang membuat dia mengeluh sakit.
Baekhyun tak tahu begitu pula dengan sang ayah yang juga tak mengetahui bagaimana jalannya karirnya. Kebanyakan Taehyung tipe yang pendiam dan suka menutup segala masalahnya hingga dia suka sakit jika terlalu memikirkannya. Memang itu hal buruk dan tak bagus untuk dilakukan.
"Aigu, kemana Baek hyung, apa dia tak berniat pulang?" sindirnya entah kepada siapa bahkan dia pun hanya menatap makanan yang sudah mendingin. Mungkin saja rasanya sudah tak akan enak, dan Taehyung sedikibelum kunjung pulang. Tak ada pesan balasan dan telfon yang terangkat, apakah Taehyung harus keluar mencari kakaknya? tapi kemana? Sementara dirinya saja juga belum hafal benar daerah ini. Dia hanya ikut kemanapun sang kakak pindah, rasanya menjadi sangat khawatir jika dirinya hanya duduk menunggu sementara senja akan segera gelap. Membiarkan mie instant itu mendingin.
Taehyung juga sudah nampak bersih dengan bau buah jeruk, bau favoritnya yang selalu membuat dia tenang. Dia membutuhkan sebuah refreshing sebenarnya, atau sekedar jalan-jalan yang membuat segala pikiran beratnya lepas melintas bebas. Bukan seperti sekarang hingga dia terpaksa meminum obat saat sesak di dadanya datang dengan pusing yang membuat dia mengeluh sakit.
Baekhyun tak tahu begitu pula dengan sang ayah yang juga tak mengetahui bagaimana jalannya karirnya. Kebanyakan Taehyung tipe yang pendiam dan suka menutup segala masalahnya hingga dia suka sakit jika terlalu memikirkannya. Memang itu hal buruk dan tak bagus untuk dilakukan.
"Aigu, kemana Baek hyung, apa dia tak berniat pulang?" sindirnya entah kepada siapa bahkan dia pun hanya menatap makanan yang sudah mendingin. Mungkin saja rasanya sudah tak akan enak, dan Taehyung sedikit jengkel dengan hal ini walau dia masih bisa sabar.
Baru saja Taehyung ingin menghubungi sekali lagi nomor telefonnya sebuah kutukan berhasil membuat namja dengan senyum kotak ibu bangun terburu-buru. Bisa saja itu sang kakak dan dia akan mengomel, tapi Taehyung juga berpikir bahwa bisa saja itu ayahnya dan Taehyung terlalu malas juga enggan menemuinya. Dia sudah tak ingin menangis seperti tadi dan itu menyakitkan untuk dirinya. juga, susah payah dia menghilangkan sembab di kelopak bawah matanya.
Tok! Tok! Tok! Tok!
Suara itu lebih keras kali ini, Taehyung hanya berdiri di depan pintu dengan tatapan menatap ke depan bingung. Membuka atau tidak? Sementara dia juga... sedikit berpikir labil.
"TAEHYUNG APA KAU SUDAH BANGUN, INI HYUNG DAN KYUNGSOO HYUNG HEI SAENG BANGUNLAH APA KAU MASIH TIDUR?!"
Itu suara Baekhyun bahkan sang kakak sepertinya juga sedikit kesal lantaran pintu tak kunjung dibuka. Terlihat dari aksen cerewetnya yang kumat, oh... Taehyung menjadi tenang sekarang apalagi dia tak takut jika itu bukan ayahnya.
"HUUUAAAAAAA BAEKHYUN HYUNG KAU KEMANA SAJA?!!"
Namja muda itu menubrukan dirinya ke arah sang kakak, membuat Baekhyun hampir terjatuh dan kehilangan keseimbangan. Sementara Kyungsoo juga sama terkejut lantaran tangan Baekhyun yang menarik bajunya hingga hampir melorot. Bukan hanya itu saja Taehyung seperti anak kecil yang ketakutan dan menangis bahagia saat kakaknya sampai di depan pintu seperti sekarang.
"Yakkkk hei kau kenapa saeng, hei Taehyung apa yang terjadi padamu?"
Tentu saja dia bingung, adiknya seperti kerasukan sesuatu dan dia sangat manja hingga tubuhnya mendadak merinding. Menatap Kyungsoo penuh pertanyaan dan justru namja bermata bulat itu mengankat kedua tangan tak tahu jawaban apa yang akan dia berikan.
"Tae apa kau sakit?" sang kakak bertanya sembari menyentuh jidat sang adik bingung, dia rasa suhunya normal dan tidak ada gejala demam pada Taehyung. Lantas... apa yang terjadi? Dia hanya takut jika Taehyung melakukan hal seperti tadi lantaran untuk menyembunyikan sebuah kesalahan. Oh kakak mana yang tak hafal dengan tingkah bodoh adiknya yang tak disadari, Baekhyun sendiri sudah pro jika menghafal apa kebiasaan dan karakteristik alien di depannya itu. Ya.. alien kesayangannya yang tak lain adalah Tuan Kim Taehyung yang manja. Ingat.. dia manja sangat manja dan tak bisa dikatakan dewasa jika Baekhyun masih saja kesal dengan tingkah absurdnya.
"Ayo cepatlah masuk, tadi appa kesini hyung dan aku tidak mau dia disini lagi. Kyungsoo hyung kau juga masuk, ayooo..."
Pantas saja, rupanya sang ayah datang kesini. Membuat Baekhyun sedikit terdiam dengan pandangan yang hampir kosong menerawang jika saja sang adik tak menarik tangannya. keduanya masuk lantaran tarikan Taehyung, tak disangka jika pria itu sampai tahu tempat tinggalnya.
"Tae apa kau baik? Lalu apa yang ayah lakukan disini?"
"Nanti aku ceritakan hyung, sebelumnya ayo makan perutku sudah lapar. Apa kau tidak tahu jika perutku hampir saja menjadi gembel karena belum diisi."
Kyungsoo terkekeh dengan Baekhyun yang memasang wajah horornya, benar-benar adiknya tak bisa diajak serius. Padahal sang kakak sudah kepo tingkat tinggi. Akan tetapi, adiknya tak bisa diajak kerjasama. Beruntung Kyungsoo membawa keceriaan sendiri dan membuat suasana sedikit semarak.
"Berhubung aku baik hati aku bawakan sup kerang hijau yang lezat."
Menaruhnya dengan bangga, di dalamnya kepulan asap hangat sebuah mangkuk bekal yang diisi penuh. Taehyung semakin lapar saja dan ingin segera menikmati makanan tersebut, itu bukanlah halusinasi seperti mimpi di tidur siangnya. Dengan semangat kedua kakak beradik ini mengambil dan Kyungsoo menyiapkan beberapa makanan lainnya.
"Eh tumben sekali kau memasak banyak Kyung?"
Baekhyun baru tahu jika sahabatnya ini sangat jago memasak. Rupanya namja bermata bulat itu juga cocok jika menjadi seorang koki.
"Kebetulan aku dan appa membuat pesta kecil, tak kusangka karena aku terlalu asyik memasak sampai kuali penuh dengan kerang hijau. Jadi aku bawakan untuk kalian dari pada tak ada yang memakannya, kau juga penggemar seafood bukan?"
"Wooaaa daebak rasanya tak kalah dengan restaurant langgananku, kalau tau begini aku akan memintamu memasak untukku. Kau ini punya bakat Kyungsoo hyung." puji Taehyung dengan makanan yang penuh di mulutnya, Baekhyun bahkan menggeleng tak suka lantaran sikap sang adik yang bisa saja membuat Taehyung sendiri tersedak. Beruntung dewi fortuna menyelamatkan adik kesayangannya itu dari rasa malunya.
"Kau ini, kalau makan jangan sambil berbicara Tae. Kau akan membuat dirimu tersedak."
Sembari memberi nasihat Baekhyun juga mengambil beberapa makanan di meja dan menyantapnya nikmat. Mengajak Kyungsoo juga agar sahabatnya itu tidak hanya memperhatikan mereka makan.
"Kyung, ayo makan."
Ajakannya, membuat dia mengangguk dan juga ikut memakan masakannya. Rasanya membahagiakan bisa makan sesederhana ini bersama, walau tidak seramai seperti pesta piyama yang pernah ia lakukan ketika smp saat mengerjakan tugas bersama teman sekolahnya.
Begini saja sudah cukup...
"Oh ya kenapa kau tidak membawakannya untuk Luhan hyung juga?"
Taehyung seketika ingat kakak menyebalkannya itu, membuat Kyungsoo terperanjat dengan tatapan yang membuat raut pertanyaan pada manusia lainnya. Tentu saja lantaran Kyungsoo tahu bagaimana keadaan Luhan dan bingung harus menjawab apa, sementara dia juga berjanji pada nyonya Kim juga ayahnya untuk menjaga kabar ini.
"Kau ini bagaimana Tae, bukannya Luhan hyung belum sadar. Kau tenang saja Kyungsoo bisa memasaknya lebih banyak saat dia sadar, apalagi di rumah sakit ada eommamu. Hyung dan Kyungsoo tak ingin mengganggu, kau paham bukan?"
Baekhyun mencubit hidung bangir sang adik dengan gemas, dia sedikit kesal karena pertanyaan bodoh yang terlontar dari sang adik. Baekhyun sejujurnya takut untuk menemui kakaknya lantaran ibu tirinya masih marah padanya, tak ingin membuat masalah runyam hingga dia sendiri mengalah.
Taehyung pun sadar dan betapa bodohnya dia, jangan... sebaiknya sang kakak istirahat. Jangan ada perdebatan lagi, Taehyung jenuh dan tak ingin melihat kekerasan fisik walau secuil. Oke, kali ini dia akan bungkam demi kebaikan itu yang ada dalam benaknya.
Mereka melanjutkan makan malam itu, tanpa ada yang tahu jika dia... memikirkan sesuatu, Baekhyun yang sedikit terdiam dengan sesekali tersenyum ke arah adiknya.
Dia juga punya masalah dan bukan masalah kecil, hingga dia menyembunyikannya. Tanpa berniat memberitahukan pada siapapun termasuk adiknya.
Ini sulit...
.
.
.
Xi Luhan itulah dia, berdiri di depan kaca dengan tangan yang membenarkan jaket hodie yang dia pakai. Sebuah senjata yang masuk dalam sakunya hingga tak ada siapapun yang menyangka benda berbahaya apa itu. wajahnya menyimpan kemelut ribuan kebingungan dengan sedikit enggan serta tak mau yang sebenarnya.
"Kau nampak pantas menggunakannya, kau sangat cocok menjadi anak buahku."
Ia menjadi sangat muak saat si pemilik suara itu datang dengan senyum sombong yang terlihat dari bayangan jeleknya. Ingin sekali dia memecahkan kaca di depannya agar bayangan disana tak ia lihat, ia jengkel dan sangat tak sudi.
"Aku melakukan ini bukan atas dasar takut padamu, tapi demi adikku yang kau manfaatkan sialan!" Luhan tak lagi merasakan sakit di dadanya lantaran emosi sudah menguasainya, kekesalannya sempat memuncak dan ia lampiaskan dengan meninju sebuah dinding. Alhasil tangannya terluka dan diperban oleh tangan kanan pria jelek di belakangnya itu. Beruntung Luhan tak segila itu dan menghancurkan seluruh kamar dengan bom atau pistol, seperti yang pernah ia lakukan dan itu dia lakukan di luar negeri.
Berita baiknya kerugian yang sempat ia buat juga ditanggung sendiri olehnya, makanya orang tuanya sendiri pun tak pernah mendapatkan complaint. Luhan itu misterius, itu kata orang yang pernah mengenalnya sekalipun Mark yang menjadi patner terdekatnya.
"Kau tak tahu antara hubungan kerjasama ku dengan adikmu. Jangan menyalahkanku atas apa yang akan terjadi dan sudah terjadi anak muda." Dia masih bisa mengatakan hal itu dengan tenang juga ambisinya.
Siapa sangka jika seteleh mendengar ucapan pria itu membuat Luhan dalam hatinya mengatakan 'brengsek!'
"Kau pasti menjebak dan memaksa Baekhyun bukan?"
Jika saja ada kesempatan Luhan bersumpah akan membunuhnya, pria itu sudah bergerak jauh jika pun sebelum dia tahu. Masa bodoh akan hal itu Luhan sangat muak dan terpaksa dia juga enggan menjadi babu. Lebih suka memiliki seorang babu ketimbang menjadi pesuruh.
"Akan aku hancurkan kau suatu hari nanti." Gumamnya, entah terdengar oleh pria itu atau tidak. Luhan tak peduli, dan dia ingin menyelesaikan masalah malam ini dan hal itu ia terpaksa melakukannya. Hingga akhirnya dia pergi dengan memakai tudung hodienya. Wajahnya sedingin es begitu juga dengan nada bicaranya yang tak bisa diajak bersahabat.
Acuh tak acuh, masa bodoh dengan itu semua. Luhan tak suka dimanfaatkan dan pertama kalinya dia terjebak, bersumpah agar segera keluar dan membalas perbuatan biadab itu.
"Jangan sampai kau tertangkap basah pihak polisi, ingatlah semakin cepat kau mengedarkan obat ke client ku maka kau akan aman."
Luhan terdiam, dia sangat benci. Benci melakukan hal ini, dengan alasan akan ada hadiah dan itu membalas ayah tirinya yang sudah membuat dia menderita selama dia tumbuh dewasa. Berfikir bagaimana keadaan ibunya ketika dia dibawa ke tempat keparat seperti ini, sial.. benar-benar sial dan Luhan membenci hal ini jika saja pria disana tidak licik.
"Kau bisa, maka aku akan membantumu. Tuan Kim terhormat itu akan jatuh dan kita impas."
Benar, sangat santai dan Luhan bersumpah untuk membunuhnya. Oh... Tuhan dia berharap hanya mimpi buruk dan bangun seperti biasanya. Tapi, semakin keras dia mencubit kulitnya semua ini bukanlah mimpi tapi nyata.
"Matilah keparat, kau sangat licik dan jangan harap bisa menyentuh adikku Baekhyun."
Luhan berhaeao semoga Tuhan mendengarnya dan memasukan ucapan yang bagaikan doa itu dalam buku catatannya, serta menunggu jadwal untuk di kabulkan...
.
.................................
Tbc...
Apa yang kalian rasakan setelah membaca chapter ini. mohon tulis di bagian kolom komentar ya... author sayang kalian heheh.
Gak nyangka ya udah sampai sejauh ini, sebentar lagi masalah akan selesai dengan berbagai alur yang tak terduga, siapa sangka jika last leaf akan sebanyak ini. author gak mau nulis setengah. Aku ingin yang full agar pembaca puas dan hatiku juga puas. I love write, sama halnya aku mencintai semua yang kusayang juga Tuhan tentunya.
Tetaplah sehat dan semoga kita berjumpa bertatap langsung dan senyum sapa.
Gomawo and saranghae...
29/04/2020
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro