문제는 가을 지구에서 두 번째로 온다. (40)
(Author **** POV)
(Flashback *** ON)
Sudah satu jam lamanya Baekhyun berbaring disamping adiknya. menidurkannya agar terlelap dalam mipi indahnya tak ada rasa lelah ataupun penat untuk menghiburnya.
Kini Taehyung terlelap, nafasnya kian teratur seiring waktu berjalan. Merasa sudah aman Baekhyun mencium kening adik kesayangannya penuh sayang. Sepintas kepala Taehyung kecil sedikit bergerak mungkin terasa risih ketika bibir kenyal sang kakak mencium keningnya. Sungguh menggemaskan saat seperti ini, melihat Taehyung yang nampak damai dalam tidurnya adalah sebuah keajaiban yang tak akan mungkin Baekhyun lupa.
"Kau pasti lelah saeng, hyung tak tega melihatmu merasakan dunia bocah penuh dengan konflik eomma dan appa. Pasti kau sedih melihatnya, tenanglah hyung akan bersamamu. Kita bisa melewatinya bersama." menyunggingkan senyumnya, nampak tampan walau usianya baru menginjak remaja. Kulit putih yang menurun dari ibunya juga kelopak mata yang menurun dari ayahnya. Wajah yang menuruni garis muka ibunya, dan Baekhyun adalah gambaran versi laki-lakinya.
Sudah cukup untuk bersedihnya, dengan segera namja tampan dengan tubuh mungilnya itu meraih selimut sang adik. Menutupi tubuh yang terlelap itu dengan selimut tebal yang hangat tak akan Baekhyun biarkan dingin ataupun nyamuk mengganggu tidur adiknya.
Rasa sayang yang tak akan pernah hilang, sampai kapanpun. Sebuah motto hidup sang kakak yang menjadi penyemangat bagi adiknya. kelak, Taehyung akan menyadarinya bagaimana sayangnya Baekhyun pada dirinya.
Rasa kantuk itu mulai menyusul, hinggap di kelopak Baekhyun yang telah merapikan semuanya. Mendamba sebuah kasur empuk dan selimut yang hangat, dengan ditemani cahaya lampu kamar favoritnya dengan suara detak jam yang menjadi nyanyian nina boboknya. Ah, ingin rasanya tubuh lelahnya berhamburan di surga kapuk kesayangannya.
"Selamat malam Tae." Mengucapkan selama tidur, dengan langkah kaki perlahan menjauh menuju jalan pintu keluar kamar tersebut.
Sampai akhirnya suara lain dari ruang sebelah menghentikan perjalanan Baekhyun menju kamarnya.
"Eomma?" dilihatnya sang ibu yang berdiri di depan pintu sembari tersenyum. Wanita cantik keturunan Jepang itu ternyata belum tidur.
Dengan segera sang putra berjalan menghampiri ibunya, dan dipeluknya sang ibu seperti tak pernah bertemu. Hal biasa yang dilakukan oleh Baekhyun terhadap ibunya.
"Kau belum tidur sayang?" ucapnya dengan lembut, semburat manik mata penuh sayang datang di hadapannya dengan kepala yang diusap penuh sayang. Entah mengapa semakin hari anaknya semakin tampan, dan sangat mirip dengan ayahnya yang berwakan tegas. Hanya saja Baekhyun lebih mendominasi dirinya yang memiliki garis wajah sama dengannya.
"Aku baru selesai menidurkan Taehyung. Ada apa eomma?" mata polos itu, wajah penuh dengan kepolosan yang menggemaskan di mata ibunya. Membuat rasa gemas itu muncul hingga akhirnya sang ibu menyentil hidung anaknya. Tentu saja Baekhyun tak protes akan hal itu karena dirinya menyukainya.
"Kau kakak yang baik sayang, apakah Taehyung sudah meminum susunya?"
"Iya eomma, jangan khawatir Taehyung sudah melakukan apapun yang aku perintahkan."
Ucapnya dengan bangga, spontan saja membawa kelegaan bagi sang ibu yang bangga dengan putra pertamanya.
"Baek sayang eomma ingin berbicara denganmu, apakah tak apa jika kau menunda tidurmu?"
"Tidak apa eomma. Baek tidak masalah..."
Mendengar ucapan sang anak, dengan segera sang ibu merangkul putra pertamanya. Membawa masuk ke dalam ruanganya yang tak lain adalah sebuah perpustakaan, tempat favorit yang Baekhyun tahu sebagai sarana sang ibu melepaskan stressnya.
.
.
.
"Apa eomma serius?" raut wajah itu berbeda, tak ada lagi senyum tipis yang tercetak di wajah tampannya. Sadar bagaimana sifat sang anak demikian membuat sang ibu harus menerima resikonya. Ia tak mau Baekhyun salah paham dan menganggap ini keputusan yang egois.
"Baek... setiap hubungan memang akan ada perpisahan. Kau anak yang tertua di keluarga ini, kumohon mengertilah." sang ibu berusaha menjaga suasana hati sang anak tapi nyatanya Baekhyun sudah menampilkan wajah datar ketidaksukaannya.
"Apakah eomma tak sayang kami?" Baekhyun muak sebenarnya tapi apa daya ucapannya sudah terlanjut keluar ia juga butuh kepastian dari ibunya. Saat itulah wajah sang ibu berubah menjadi sendu.
Baekhyun seakan kehilangan kewarasannya saat ini, berharap ini hanyalah bualan dari sang ibu. Tak bisakah dua orang dewasa tak sama-sama egois? Melupakan sebuah hubungan dan meninggalkan mereka yang masih berharap kata damai. Mungkin saja ini adalah tahayul.
Baekhyun enggan menatap sang ibu memilih menoleh dan menatap tembok dengan sebal. Langsung saja sang ibu menjulurkan kedua tangannya dan meraih dagu sang anak agar bertatap langsung padanya. Dua bola mata yang sama dengan darah garis keturunan serupa.
Hingga akhirnya...
"Appamu orang jahat, eomma melakukannya untuk melindungimu juga Taehyung. Bantulah eomma nak, karena kau yang bisa."
Katakan itu semua bohong, kenapa bisa sang ayah menjadi penjahat.
Apakah ia keturunan seorang kriminal?
(Flashback **** OFF)
...................................
Sebuah sidang dimulai...
Ketegangan muncul diantara ketiga orang yang duduk berjajar di depan seorang pria dengan cerutunya. Sedikit kaget di hati seorangnya saat melihat asap rokok cerutu diantara kedua tangannya.
Kim Taehyung melihat ayahnya seorang perokok.
"Appa ke-kenapa kau merokok."
Memberanikan dirinya untuk bertanya, bukannya jawaban biasa yang ia terima melainkan tatapan tajam yang mematikan. Membuat Taehyung langsung tunduk takut dan hal itu dilihat oleh ibu tirinya.
"Kau seharusnya tidak seperti itu jika Taehyung bertanya. Tidakkah itu keterlaluan?" sang ibu datang sebagai penyelamat. Membuat Kyungsoo sedikit kagum dengan majikannya.
"Aku menggunakan cerutuku untuk menghilangkan penat." Terucap dengan datar, membuat bau tembakau tercium sudah. Kyungsoo yang peka akan bau sedikit sesak dan mual karenanya. Sementara Taehyung merutuki kebodohannya karena terlalu penasaran dengan sang ayah. Di tengah mereka ada seorang wanita yang mulai merasa tak nyaman dengan suasana sekitar. Sudah cukup ketegangan ini terjadi, terlebih Baekhyun belum ada kabarnya.
"Perihal apa yang membuatmu berkumpul disini suamiku. Apakah sesuatu yang penting?"
Wanita cantik itu memulai pembicaraannya. Berharap jika ketegangan ini hilang dan tahu alasannya sang suami berkumpul seperti ini.
Suasana nampak hening hanya ditemani suara detak jam dinding yang terpasang disana. ketenangan kian terasa dan Taehyung membenci suasana seperti ini. Nampaknya Kyungsoo terbiasa dengan keheningan ini, malahan ia lebih menyukainya memang.
"Kau tahu sayang, aku membawakan kau sebuah bacaan yang menarik." Tatapan sang suami tertuju ke arah sang istri. Membuat kedua mata itu saling menatap, tatapan sang istri yang penasaran dan senyuman tipis sang suami yang tersembunyi sesuatu yang sulit ditebak.
"Bukalah setiap halamannya aku yakin kau akan tertarik membacanya." Tersenyum sembari melempar kecil sebuah majalah di depan wanita yang berstatus sebagai istrinya. Bukan hanya nyonya Kim yang melirik majalah di depannya. Kyungsoo dan Taehyung juga disana.
Tanpa ada yang tahu jika....
Seorang ayah sedang tersenyum menang disana.
..............................................
BRAAAKKKKK!!!
BRUUUKKKK!!!
"KYAAAAAAAAAAA..."
Teriakan itu, suara keributan itu juga betapa berantakannya tempat itu membuat suasana semakin ricuh dan gaduh seketika. Bahkan ada yang babak belur disana. seperti halnya Luhan yang lebam disamping bibirnya.
Ini kesembilan kalinya Luhan sukses meloloskan bogemannya di wajah pria berbadan besar salah satu bodyguard orang yang berhasil kabur dalam jangkauannya. Mark yang sibuk berduel dengan salah satu pria kekar disana. Dan Baekhyun yang sedang membantu Luhan yang sedikit kewalahan memang.
Bukan hanya itu saja ada juga luka lebam di sudut bibir Baekhyun lantaran ia terkena bogeman Luhan saat dirinya mencoba melerai mereka. Bukannya Baekhyun membela musuh hanya saja, kericuhan ini akan berdampak besar apalagi jika pemilik hiburan malam ini sampai memanggil pihak berwajib karena terjadi kekacauan yang besar. Bisa saja nama besar mendiang ibunya juga ayahnya tercoreng karena dirinya terlibat kekerasan. Begitu juga dengan Luhan yang pasti akan mendapat angkara murka sang ibu yang biasanya sabar dan penyayang.
"Brengsek! Kau sudah melukai wajah tampanku, rasakan itu bodoh!" Luhan berucap dengan sangat tegas, setelah puas memukul pipi pria itu hingga lecet. Tangan kanannya terasa sangat keras juga sakit setelahnya.
"Sialan!" umpatan pria itu sembari meludah, mengeluarkan air liur dengan sedikit darah akibat dari keganasan namja di depannya.
Baekhyun sedikit lelah, bahkan dirinya memegang kedua lututnya yang terasa ngilu. Nafas yang sedikit tersenggal dengan kepala mendongak keatas. Jangan lupa rambut merah kecoklatan itu berantakan dan acak.
Sialnya lagi tuan Mo itu pergi sebelum Baekhyun berhasil menangkapnya dan membawanya ke pihak berwajib pikirnya.
1 menit...
2 menit...
3 menit...
sudah cukup lama kericuhan itu terjadi, membuat ruangan hiburan malam itu berkurang pengunjungnya dan hanya menyisakan beberapa yang justru asik melihat keributan tersebut.
ketika itulah, ada deringan ponsel yang berbunyi. Yang menampilkan nama seseorang yang kini menjadi pemicu kegelisahan Baekhyun. Disentuhnya ponsel itu dan...
"Hyung pulang!"
"Ta-Taehyung?"
"PULANGLAH HYUNG!!"
Tut!!
Matinya ponsel dari sang adik menandakan kegelisahan Baekhyun yang kesekian kalinya. Sebenarnya apa yang terjadi?
.......................................
Tbc...
Hai semua, apa kabar kalian? Semoga kalian bahagia selalu. Oh ya apa kalian puas dengan jalan cerita chapter ini?
Semoga chap ini cukup panjang untuk memuaskan kalian dalam mebaca cerita fanfict ku. Aku sengaja memperjelas konflik agar semakin seru, semoga ya hehehe.
Tolong jangan timpuk author jika cerita ini aku gantung hehehe....
Mohon dukungannya...
Saranghae...
Bahagia untuk kalian...
Gomawo...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro