Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

마지막 전투, 운명의 결정 (78) END ✓

" Jangan mencari alasan saat kau bersalah, tapi carilah pemahaman apa kesalahanmu hingga kau mendapat karma. Jika kau mengatakan manusia paling sial mungkin saja kau belum menyadari, bahwa sesuatu yang beruntung belum tentu hal itu cocok untukmu. Nikmatilah musim gugur selagi Tuhan memberimu waktu..."

.

( Author **** POV)

Semakin benci hati ini semakin besar niatnya untuk mengaburkan dia semakin besar, samurai di tebas satu sama lain dan Luhan sudah kehilangan satu arah. Dia sendiri tak mau kehilangan arah lainnya, ini tak adil dan dia tidak bisa membiarkan seseorang yang terbaring disana dalam keadaan sekarat.

Peluru menembus tubuh seseorang akan tetapi hatinya yang menangis sendu, sakit tak berdarah. Dia juga tak bisa menerima semua ini dengan begitu saja, terpaksa melanggar janji pada sang adik untuk menghukum dengan hukum semestinya.

Mati saja, dia tak peduli!

Luhan menghancurkan apapun di depannya, sang ayah menampik serangan putranya dan semakin menganggap remeh dia. Luhan melampiaskan rasa kesalnya dengan cara berteriak dan menyerang, bahkan membiarkan begitu saja air matanya jatuh tanpa dia undang. Itu semua karena ibunya. Lemah tak berdaya dengan pistol yang masuk menembus tubuhnya.

"SIALAN! KEPARAT AKU AKAN MEMBUNUHMU SIALAN!"

Tuan Kim hanya tertawa dia berdiri dengan mudahnya disana, mengulas senyumnya dan menganggap rendah putra tirinya itu. Sama halnya dengan dia, seseorang yang sudah mati karena rencananya.

"Kau hanya anak yang lemah, seperti ayahmu. Kau pikir bisa membunuhku dengan mudah!" Dia menampik sang anak dan melemparkan samurai itu hingga menancap ke dinding. Sang ayah melakukannya dan membuat Luhan sedikit terdiam dengan gerakan sentimental tersebut.

Diacungkan di depan dagu namja tampan itu, bagaimana Luhan menatap kedua mata ayah tirinya itu penuh dengan kebencian dan dendam yang besar. Sumpah serapah! Bahkan dia yakin jika Tuhan kecewa menciptakan manusia seperti di depannya.

Haruskah Luhan menghancurkannya dengan segala kegilaan? Jika iya... Dia akan lakukan sekarang juga.

"Kau yang membunuh ayahku dan aku sangat membencimu, kau hanya perebut kuasa! Aku tak akan pernah mengampuniku! Bahkan memaafkan mu, lebih baik aku di neraka dan mengajakmu agar aku bisa membagi rasa sakit itu!"

Nampak sekali bagaimana amarah Luhan itu, mengepalkan pada kedua tangannya hingga memutih. Dia cukup terhibur dengan dendam kesumat sang anak, sebagai hiburan tersendiri dan sudah lama sekali dia tak mengalami pengalaman seperti ini. Terakhir hal semacam ini dimana dia mengintimidasi orang saat dia belum menikah, dia bahkan mengakui kekejaman sendiri.

"Karena ayahmu tidak mau bekerja sama denganku. Jika dia mau membagi saham aku tidak akan merebut semuanya dan kau tidak perlu menjadi putraku. Jangan salahkan aku... Ayahmu juga ingin menyingkirkan ku." Seakan membuka tabir rahasia yang Luhan sendiri tidak tahu, dia bahkan menatap bintang dengan kalimat terakhir sang ayah. Bersamaan dengan kulit di lehernya yang merasa dingin karena baja tipis samurai ayahnya.

Tepat pada nadinya!

"Satu tusukan ke tenggorokanku dan kau akan mati bocah!" sebuah ancaman padanya, Luhan menyipitkan matanya tak ada takut. Dia adalah orang yang akan menerima tantangan itu. Untuk apa dia takut pada omongan manusia laknat di depannya. "Kau mengatakan hal itu seperti Tuhan saja, kau pikir aku takut, huh! Kau sama saja dengan anjing yang melolong disana." Diliriknya sang ibu yang seperti kehilangan banyak darah, di sisi lain Luhan berharap bantuan datang.

Ia semakin benci pada dirinya sendiri karena kejadian beberapa detik yang lalu...

(Flashback *** ON)

Luhan terlalu bergerak dengan lincah sampai tuan Kim merasa bahwa engselnya mau copot. Umurnya sudah terlalu tua untuk melawan anak muda akan tetapi intuisi miliknya masih tajam. Dia bahkan sedikit mengenai rambut sang anak yang rontok karena senjata miliknya. Bisa kalian bayangkan bagaimana tajamnya benda berbahaya tersebut.

"Kau bahkan menggunakan semua senjata mu ayah tapi kau lemah dalam bergerak sepertiku." Dia senang sekali untuk mengundang kekesalan manusia bahkan tingkahnya saja seperti anak kecil paling bahagia.

Benar saja dan tuan Kim sempat ingin menembaki namja tersebut, dia merasa bahwa hinaan sang anak sangat keterlaluan hingga batas kesabarannya habis dan dia sendiri yang akan bermain curang menggunakan senjata cepat.

"Mati kau!" Dia tembakan senjata itu dan Luhan bersembunyi pada sebuah meja kerja sang ayah. "Dia ingin serius rupanya." Ucap namja tampan itu dengan menatap ke salah satu kaca yang terpasang pada segitiga rumah di atas. Bayangan sang ayah yang mencoba mendekati nya dengan todongan pistol. Dia tak akan menghindari lagi jika seperti ini, dirasa akan mencapai titik akhir kemenangan.

DORRR!!!

Serangan itu bersamaan di lepaskan dan membuat kedua peluru itu memantul ke sembarang arah. Hingga mengenai sebuah gelas yang ada di atas meja hingga air bening di dalamnya tumpah. Timah dengan timah saling bertubrukan, hampir saja tak mengenai tubuh dua manusia yang beradu konflik seperti ini. Rasanya akan lucu jika mereka mati dengan peluru sendiri, apapun bisa terjadi bukan?

Sudah banyak sekali tenaga yang terbuang untuk bisa datang ke sini. Luhan mengencangkan pistolnya dan hendak melakukan serangan, sial pistolnya macet dan tentu saja membuat dia marah dan mengumpat. Dia merasa bahwa senjata miliknya sengaja di tukar oleh Zou saat kembali ke markas waktu itu.

"Kenapa? Kau kehabisan peluru hem. Ingin cepat ke akhirat rupanya." Dia mendekat, sang ayah juga seakan menakutinya walaupun sang anak tak terpengaruh sedikitpun. Dengan nada sombong tuan Kim memuja dirinya sendiri, " Hahaha... Kau bahkan tak sanggup untuk menunjukkan dirimu. Kau tanpa aku juga tak akan bisa seperti sekarang, dasar durhaka!"

Pria aneh dia menganggap semua anaknya buruk, pemilik kebiasaan buruk. Luhan cukup bangga mengetahui bahwa Baekhyun punya alasan untuk memutuskan hubungan dari sang ayah yang gila harta ini.

"Demi Taehyung aku melakukan ini, menyingkirkan kakaknya yang munafik! Dia anak ku dan kalian datang untuk membawanya pergi, hak apa kalian?! Bukankah kalian juga ingin bebas dengan damai, jangan ganggu aku dan aku akan ampuni kalian."

"Kau memang gila ayah, kau justru ingin membahayakan Taehyung kau tak berfikir bahwa otak tak waras mu membuat dia tak bahagia? Ayah kira adikku binatang sampai dia dikurung, makan apa dirimu sampai kau bodoh diatas kuadrat seperti ini. Kau punya kuasa tapi tak cerdas, menyedihkan! Aku bangga ayahku bukan kau."

Akhirnya Luhan keluar dari persembunyiannya dia menatap nyalang sang ayah dan memberikan ucapan pedasnya dia tak mengangkat tangan tanda menyerah saat dengan jelas pistol sang ayah menargetkan pada tubuhnya. Menyerah artinya kalah!

Dia bukan namja yang penakut, bahkan Luhan sendiri juga waspada dengan gerakan jari sang ayah. Dia berharap Tuhan membawa malaikat pencabut untuk ayah tirinya itu. Apakah dia bisa berharap lebih jika diperbolehkan?

Tuan Kim tak ingin membiarkan putranya hidup lama, membunuh sama saja menambah dosa. Tapi, apa pedulinya baginya seseorang di depannya itu adalah anak tiri dan Taehyung akan selalu menjadi kesayangannya. ' Anak kesayangan ayah.'

"Lakukanlah jika itu membuatmu puas tapi jika aku mati tak akan bisa membuatmu hidup selamanya kau tahu bukan hanya aku yang memberontak." Mengatakan dengan gamblang, dia tak akan berbohong dan sesuai kenyataan. Masih ada Baekhyun dan jika dia mati setidaknya dia sendiri bertemu dengan Tuhan dan meminta agar umur panjang bagi kedua adiknya.

"Aku selalu menantikan hal ini." Dia mengacungkan tepat di dada sang anak dalam jarak lima meter. Luhan juga tak nampak berusaha untuk menghindar dia tahu bahwa akan ada sesuatu yang baik melindungi nya ditambah lagi jika dia lari dia akan kalah martabat. Harga dirinya adalah kemenangan dan juga mentalnya, mental baja. Dia yakin jika sahabat nya Mark akan marah besar kali ini.

Tuan Kim merasa kemenangan mulai tercium akan tetapi dia tak tahu jika Luhan menyimpan sebuah benda lain dalam genggaman tangannya, seperti sebuah panah kecil yang akan dia lemparkan di saat yang tepat.

DORRR!

"LUHAN!!!"

Suara itu membuat gendang telinganya sakit, apalagi dengan dentuman suara tembakan yang keras. Wajah sang ibu yang melototkan matanya saat sesuatu menembus punggungnya. Sakit... Dan berdarah...

Dua hal yang berhasil membuat Luhan ingin menghancurkan sang ayah sekarang itu juga.

"EOMMA!!"

Terkutuklah ayah tirinya.

(Flashback **** OFF)

.

Ketiga namja itu berlari setelah mendobrak masuk dalam sebuah ruangan yang dimana mereka bertiga mendengar teriakan seseorang yang pilu.

Baekhyun tak percaya dengan apa yang dilihat nya, tubuh ambruk di atas lantai dengan darah yang keluar dengan deras dari belakang punggungnya. Itu ibu dan dia seperti, tak bernyawa.

Memperhatikan sekitar dan tak ada siapapun, dimana Luhan dan ayahnya sepertinya ketiganya juga tak tuli tadi. Nampak sekali berantakan disini seperti kapal pecah dengan banyak sekali berserakan barang yang tak karuan.

Baekhyun datang disusul dengan dua orang lain di belakangnya. Mereka memastikan keadaan sang ibu, apakah ini lelucon semata? Kenapa dia tidak merasakan deru nafas sang ibu?

"Hyung eomma kenapa? Apakah dia baik?" Taehyung orang yang paling ketakutan disini, meski dia sempat tak dekat dengan sang ibu akan tetapi rasa sayangnya sudah sangat besar dan itu dia akui semakin bertambah nya waktu kebersamaan kala itu. Dia tak membenci eomma tiri nya sepenuhnya, hanya saja dia tak suka dengan tingkah buru-buru sang kakak memilih pasangan sekaligus ibu untuknya.

Pada akhirnya dia menangis paling keras untuk hal ini dan membuat sang kakak bersusah payah untuk menenangkan adiknya itu. Sangat tak termaafkan, bahkan Baekhyun akan berurusan lebih dengan sang ayah. Dia melihat dimana di sebuah ruang kecil terdapat ceceran darah.

Dia ingat akan apa maksut dari semua ini sebuah kode yang ada di lantai. Membuat semburat senyum tipis nampak dan ada tatapan nanar disana. Pesan Luhan untuk dirinya disaat mereka membahasnya saat di pantai.

"Kyung bisakah kau jaga Taehyung?"

"Hikss... Hyung mau kemana eoh?" Taehyung berteriak dengan keras saat dia mendengar ucapan sang kakak. Dia tak ingin melihat seseorang terluka lagi. Kesekian kalinya....

Kyungsoo paham dengan maksut Baekhyun dia juga mengerti akan situasi yang makin sulit ditambah lagi dengan keberadaan Luhan yang kemana, mereka juga tak mau sesuatu yang buruk menimpanya hingga pada akhirnya Kyungsoo meminta agar adik dari sahabatnya tenang dan menurutinya.

Kyungsoo juga terlibat dengan janji itu, hingga dia juga menatap sendu atas kematian nyonya Xi yang sudah menganggapnya anak. Dia tak akan bisa lupa hari terakhir dimana dia mengatakan semua saat menuju ke tempat ini.

Tentu saja yang muda menangis keras, seakan sang kakak menantang bahaya di tambah lagi ayahnya sudah gila membunuh ibunya. Mereka tak boleh sedih berlama masih ada yang harus di selamatkan dan disini Taehyung menjadi incaran sang ayah maka sang kakak yang akan bertindak.

"Bawa adik ku keluar dengan selamat Kyung dan pastikan dia tidak terluka, aku mendapat kabar dari Jieun bahwa dia membawa bantuan."

"Dari mana kau tahu jika situasi ini sudah aman Baek? Sementara disini masih dikepung oleh pasukan ayahmu."

Baekhyun memeriksa jendela disana, dia melihat bagaimana serdadu keamanan memblokade segala tempat. Dia tersenyum saat melihat wanita cantik yang dia kenal datang melihat situasi di luar. Mungkin ini saatnya untuk menyelesaikan semuanya, berharap semoga Luhan baik saja.

Dia memberikan sebagian senjata pada Kyungsoo untuk kebaikan hingga dia melihat Taehyung yang menatap menangis ke arahnya. Dia juga paham bahwa segalanya tak berjalan sesuai harapan, tapi ini terasa berat saat dia menyaksikan senyum sang kakak itu lagi.

Berat.

"Taehyung jangan menangis kau bukan namja lemah, berjanjilah kau akan jadi kuat. Hyung menyayangimu dan lagi, ada Kyungsoo yang akan menjagamu juga beberapa sanak dari Jepang. Mereka akan datang dan kau harus percaya bahwa mereka lebih baik dari ayah kita."

Baekhyun mengatakan hal itu semua sembari menempelkan keningnya dengan sang adik, dia menghirup nafas begitu banyak agar berbicara dengan mudah. Semuanya.. dia mengatakan hal itu dengan berat dan seperti terisak. Akan tetapi, semua itu dia tahan agar sang adik tak semakin banjir air mata.

"Kau membuatku takut dengan ucapanmu hyung, tak bisakah kita biarkan appa pergi dan kita hidup seperti normal. "

Taehyung mencicit akan tetapi tetap saja dia menangis, jika semua hal itu sangat mudah bisa saja dia melakukannya. Akan tetapi ayahnya sudah menjadi penjahat besar dan ternyata ulung dalam segala hal. Semua ini sudah diatur Tuhan dan alasan Baekhyun untuk bertahan serta lahir di musim gugur, karena dia harus bisa menyelamatkan sang adik.

"Bukan hanya ayah saja yang mengincar mu, kau pernah ingat ucapan Hyung waktu itu kan? Jika aku pergi aku tidak akan jauh aku akan selalu di dekatmu, melindungi mu dan menjadi benteng penyelamat mu. Kau tak harus takut hidup seperti biasa, karena aku masih menjadi kakak mu." ucapnya dengan mendesah berat dia benci dengan mereka yang mencoba mengganggu kehidupan adiknya.

Zou.

"Kau bahkan sekarat dan kenapa masih melindungiku?" Taehyung melepaskan Kungkungan kasih sayang sang kakak dia juga melakukan protes, ini tak adil hidupnya sudah rumit dan sekarang makin rumit. Sang kakak akan meninggalkannya hanya untuk memperjuangkan hak yang tak dia inginkan?

"Jangan membantah Tae!" Baekhyun berlaku tegas kali ini, dia tak suka jika sang adik menghalangi rencananya. Ini bukan suatu yang mudah memang akan tetapi hanya ini cara agar sang adik tetap aman, dari semua.

"Aku hanya ingin Baek hyung disini, Luhan hyung juga kita semua berkumpul. Aku sudah berduka dan kenapa hyung membuatku berduka lagi?!" Taehyung menatap tak suka kakaknya, biarkan dia sedikit emosi jika itu bisa mengubah jalan pemikiran kakaknya.

Sepertinya tidak mungkin.

Baekhyun tersenyum dia senang jika sang adik rupanya begitu khawatir padanya, dia sudah mengikat sebuah tali di tubuhnya pada balkon di belakangnya. Ini ruangan pribadi sang ayah dan sangat tinggi rupanya, dia ingin melarikan diri dari sang adik dengan cepat.

"Suatu hari nanti kita akan berkumpul Tae, ada yang harus hyung selesaikan." Dia mengatakan hal itu dengan luka, lebih sakit dengan luka yang dia rasakan. Dia bertempur dengan ribuan rencana, dan sang adik masih dalam zona bahaya jika dia tidak bertindak. Dia mengerti jika Tuhan menciptakan dirinya untuk apa?

Taehyung menunduk, dia merasa bungkam dan meremat tangannya, dia merasa pelukan hangat datang menghampirinya. Sang kakak dia datang dan melingkupinya dengan rasa hangat, membuat dia terjebak dalam rasa nyaman. "Baekhyun hyung..." Lirihnya dengan tatapan sendu, dia merasa bahwa dia harus bertahan lebih lama dan menunggu. Entah kenapa ucapan sang kakak bagaikan sugesti. Sampai membuat penglihatan Taehyung yang memburam.

Kyungsoo dengan cepat menopang tubuh adik dari sahabatnya dan melihat Baekhyun yang mundur dalam setiap langkahnya.

"Tolong jaga dia, kami akan berusaha..."

Samar dia mendengar ucapan sang kakak, penglihatan yang membuat Taehyung kabur dengan air mata yang menetes tanpa diminta. Sang kakak mundur hingga dia diatas puncak balkon, dari arah belakang dia mendengar bagaimana suara sekelompok orang sedang melakukan evakuasi dan juga penyergapan.

' Jaga dirimu Tae, terimalah peninggalan eomma. Terimakasih kau sudah menjadi adik yang baik, doakan agar jantungku selalu membaik. Jangan sakit atau hyung akan menangis.'

Kelopaknya terasa sangat berat, sangat berat... Hingga dia tak tahu jatuh kemana saat tangan semakin menahan beban tubuhnya. Kepalanya pusing dan nyeri tusuk seperti jarum baru terasa di bahunya.

Dalam pandangannya Taehyung melihat, sang kakak melompat dari belakang jatuh dengan tali yang melilit dan di susul suara tembakan. Dia pergi dengan senyuman dan, 'Baekhyun Hyung...'

Dorr!

Ada yang menembus dadanya, rasa sakit dan perih terasa nyata dan Kyungsoo membelalakkan matanya. Berteriak yang memanggil sahabatnya, peluru menembus dari arah belakang.

Gelap dan jatuh, bersamaan dengan beberapa orang masuk dengan pandu wanita cantik yang berlari melihat balkon ke bawah. Saat menyadari bahwa seseorang baru saja melompat dari sana.

Byun Baekhyun dia...

Taehyung terpejam karena dia lelah dan sang kakak membantunya untuk beristirahat, membiarkan seluruh kebingungan datang pada seseorang.

Seseorang yang berteriak dan menangis histeris sembari melihat ke bawah dari atas balkon.

Ya, Jieun yang menangis dan memanggil nama orang yang membuat dia, jatuh cinta. Hatinya remuk dan hancur dia menangis dengan sangat keras.

Sadar atau tidak tubuhnya seakan hendak turun dari sana dan pamannya yang merupakan abdi negara menahan Jieun agar tidak jatuh dari sana. Kyungsoo ingin menangis dia juga ingin melihat apa yang terjadi, akan tetapi tubuh Taehyung tergelatak tak sadarkan diri dan dia sudah berjanji untuk menjaganya.

Beberapa kelompok orang yang memakai pakaian tentara juga FBI mengepung para kelompok mafia disana, mereka melindungi para korban dan beberapa orang yang berhasil di temukan. Merupakan para manusia yang sengaja di kurung oleh ayahnya, mereka adalah para pembantu dan juga buruh yang direbut kemanusiaan nya.

Kyungsoo segera diberi perlindungan dengan Taehyung yang dibantu beberapa tentara yang memeriksa keadaannya, Kyungsoo tetap disana untuk selalu menjaga amanahnya.

Disana namja bermata bulat itu menangis, dia menangis melihat sahabatnya mengalami ini semua begitu juga Taehyung, dia yang harus kehilangan lebih banyak orang lagi.

Hanya bisa mengumam nama kedua orang sahabat yang bercampur satu dengan isakan nya.

Ada dua tubuh yang tergeletak di atas rumput di luar sana, melihat hal itu membuat air mata jatuh dengan deras dan makin deras, tak peduli apa itu sembab.

Luhan, Baekhyun kalian..

Kenapa semua menjadi terasa berat?
.

.

Sudah empat hari, kelopak itu pada akhirnya terbuka. Merasakan bahwa seseorang segera sadar membuat Kyungsoo datang menghampiri dengan salah seorang wanita cantik yang juga memasang wajah lega sekaligus khawatirnya.

Mereka menunggu hari ini, disaat dia bangun dengan wajah damainya. Taehyung tak tahu dia dimana, semua tubuhnya terasa sangat melelahkan. Bukan hanya itu saja dia tak menemukan seseorang yang menjadi bagian dari alasannya untuk terus bertahan.

"Dimana aku..." Suara lirih dengan wajah pucat nya dia masih nampak lemah dan membuat Kyungsoo belum mengijinkan Taehyung bangun. "Hei jangan paksa dirimu, tetaplah berbaring kau belum baik benar." Jieun menambahkan nasihat dia membenarkan lagi selimut rumah sakit yang hampir jatuh tadi.

Ada ketakutan tersendiri pada mereka saat dia melihat manik mata Taehyung yang sedang mencari sesuatu. Kyungsoo dan Jieun saja saling menatap satu sama lain, mereka bisa menebak apa yang akan dikatakan namja tersebut.

"Mana kakak ku? Baekhyun hyung dia dimana?" Taehyung mencoba bangun dia seperti tak peduli dengan dua orang yang mencoba menghalanginya demikian. Dia membutuhkan kakaknya dan kenapa dia tak melihatnya juga.

"Kyungsoo hyung... Noonaa... Kemana Baekhyun hyung! Kenapa kalian diam saja!!" Entah tenaga dari mana dia berteriak dengan keras membuat Kyungsoo dan Jieun serba salah untuk mengatakan semuanya.

"Taehyung, kau tenanglah kau bisa sakit..." Kyungsoo berusaha menenangkan adik dari sahabatnya itu. Ada wajah kesedihan disana dan tentu saja dia tak bisa menyimpan hal itu dari Taehyung. Semua nampak, membuat Taehyung tak bisa untuk tetap diam.

"Baekhyun hyung kau dimana??! Tolong lepaskan aku, aku ingin mencari kakak ku! Katakan dimana dia?" Taehyung memberontak dia sendiri berusaha melepaskan tangan yang berusaha memegangnya agar tidak turun dari ranjang rumah sakit.

Kyungsoo dan Jieun tak akan menyangka jika Taehyung punya tenaga sebesar ini mereka juga beberapa kali harus berteriak meminta dia mendengarkan dan berusaha untuk mencegah dia kabur.

"Baekhyun tak ada Tae..."

Pada akhirnya setelah pemberontakan dari tubuhnya berlangsung sekitar lima menit, ada rasa lemas yang masuk dalam dirinya dan membuat Taehyung sekali lagi menundukkan kepalanya.

Tes...

Tes...

Tes...

Kembali lagi Kyungsoo menjelaskan semuanya, dia menceritakan apa yang terjadi tanpa ada yang kurang satu apapun. Tentu saja hal itu membuat seseorang menjadi ambruk.

Dia menangis dan menggigit bibir bawahnya, dia menjadi seseorang yang paling lemah sekarang. Baru saja dia mendengar apa yang dikatakan Kyungsoo. Dia mendengar itu dengan sangat jelas dan membuat otaknya buram. Apakah ini hanya candaan dari keluarganya? Sementara dia bangun dalam ruangan rumah sakit dengan infus yang menempel di punggung lengannya.

"Baekhyun hyung hikkksss... hikkkkss... Kau pasti bercanda kan, Kyungsoo hyung... hiksss.... hiksss... Jangan bercanda aku mohon."

Wajah memelas dengan tangan yang memukul lengan Kyungsoo dengan lemas, dia melakukan protes. Taehyung sekali lagi jatuh terpuruk saat dia bangun dan mendengar kabar duka. Dia merasa mati saat ini, dalam satu detik jua.

Jieun yang ada disana sampai keluar dan menangis dengan sangat menyedihkan, semua rasa isak nya juga lolos begitu saja. Dia merasa pening dan merasa bahwa lara itu akan lama hilang. Dia juga kehilangan, sangat kehilangan seseorang nampak putus asa karena dia juga tak akan bertemu lagi.

Banyak yang merasakan kehilangan...

"Kuatkan hatimu Taehyung, masih banyak yang menyayangimu. Aku berjanji akan menjadi hyung mu. Baekhyun akan sedih jika kau terpuruk." Menepuk punggung nya dia juga merasa sangat terpuruk lebih banyak, hingga kedua kelopak matanya persis seperti mata panda.

Taehyung tak tahu harus berkata apalagi, dia menangis dalam pelukan namja yang kini menjadi walinya. Kyungsoo juga semakin berat untuk menahan air mata di kelopaknya, Tuhan seakan memberikan cobaan yang lebih berat pada Taehyung seorang.

"Baekhyun hyung hiksss... Kenapa kau tinggalkan adikmu." Taehyung mengadu dengan suara serak dan menyedihkan, putus asa.

Tidak ada yang tidur saat suasana menyedihkan masih terasa, beruntung Taehyung tidak melihat tragedi itu. Apakah dia akan tahan? Entahlah... Yang pasti akan membahayakan kesehatan namja itu sendiri. Sang dokter juga meminta agar Taehyung tak terlalu jatuh dalam depresinya, karena emfisema yang di deritanya belum membaik.

Semua membutuhkan proses. Dan saat dokter yang menangani nya tersenyum sembari mengatakan keadaan Taehyung dengan senyum ramahnya dia permisi untuk keluar dari ruangan. Memeriksa pasiennya yang lain. Dengan Kyungsoo dan Jieun yang memberi hormat terima kasih, mereka akan tetap disini untuk menjaga dia yang diam dalam rasa dukanya.

Kematian seseorang membawa duka.

Taehyung sudah berfikir jernih sekarang dia diam untuk memikirkan segalanya, dia menghembuskan nafasnya berat dan mengusap air matanya lagi. Dia tak akan menangis untuk ketenangan seseorang, dia memperhatikan sepucuk surat yang ada di tangannya. Dia sudah membaca dan banyak pesan untuknya, dari sang kakak untuk dirinya yang menyayanginya.

"Aku janji untuk tidak bersedih hyung, kau sudah melakukan segalanya untuk ku. Aku menerima titipan eomma dan menjaganya, aku sangat merindukanmu Baek hyung."

Dengan perlahan Taehyung menatap selembar surat itu dia masih menangis dan belum bisa sepenuhnya menerima, akan tetapi dia akan belajar. Seperti dulu seiring waktu.

Tersenyum menyimpan duka.

.

Satu tahun kemudian...

Taehyung berjalan dengan wajah yang sangat tenang, dia berjalan dengan memasukan dua tangan dalam saku celananya. Dia menikmati musim yang sudah datang. Tahun ini sudah musim gugur lagi, dan Taehyung bukan namja yang mudah kena demam flu musim gugur.

Dia mulai suka dengan semburat cahaya matahari yang masuk dalam setiap celah sinar matahari dan ketika dia tersenyum menatap ke atas langit. Dia disini... Di bawah pohon musim gugur favorit sang kakak, dia melihat bagaimana cantiknya pagi ini.

"Apa kabarmu, kita bertemu lagi." Dia memperhatikan bagaimana lilitan syal merah itu disana, dia melihat bagaimana lilitan itu begitu rapi. Rajutan yang tak rusak dan masih sama, dia datang untuk menyiram pohon ini jua.

Dia merentangkan kedua tangannya, musim gugur jatuh dan dia sangat suka. Suka sekali bagaimana daun oranye menjatuhkan daunnya, dia yang tersenyum dan berputar dengan bahagia, menunjukan pada Tuhan dan segala semesta di langit bahwa dia baik-baik saja.

Tertawa seperti orang gila? Tidak... Dia hanya melakukan tugasnya, dia diminta tersenyum maka dia akan melakukan dengan sangat tulus. Kakaknya memang tidak disini akan tetapi segalanya dan kenangannya tetap ada, bahkan Taehyung sendiri yang akan menulis kan kisah selanjutnya.

Byun Baekhyun nama yang menjadi isyarat untuk dia belajar banyak hal, Taehyung yang lahir di musim dingin kini tak takut dengan musim gugur. Karena dia, sangat menghormati kakaknya.

Panutan dalam hidupnya...

"Baekhyun hyung... Lihatlah, daun ini sangat cantik. Apa kabarmu hyung, katakan pada eomma kalau aku menyayanginya... Aku bahagia... Bahagia karena aku menjadi adikmu. Baekhyun hyung, kau akhirnya bisa melihatku tersenyum." Mengatakan dengan nada sangat bahagia, Taehyung dia bahkan sangat tampan dengan senyumannya.

Menunjukkannya pada langit yang biru, musim gugur memanjakannya dan akan selalu begitu. Dia menatap lubang kecil yang dilihatnya seperti teropong untuk melihat awan disana.

Masih tetap menari dan tertawa mengumbar kebahagiaan, Taehyung mencoba menikmati hidup dia sudah bukan lagi bintang panggung dan televisi. Akan tetapi dia bintang sesungguhnya yang menjadi harapan sang kakak sejak dulu.

Dia Kim Taehyung, putra dari kebanggaan kedua orang tuanya juga kakaknya. Seorang adik yang akan selalu bahagia dan mengubah sikap buruknya, berjanji di depan makam orang yang dia sayangi. Sembari mengatakan pada dunia bahwa dia, Kim Taehyung yang tak lagi menyimpan duka.

Hak ibunya dia pegang dan melanjutkan tanggung jawab yang sudah menjadi hak nya. Sang kakak yang susah payah memberikan hak milik asli padanya dan sang ayah, entahlah...

Taehyung tak begitu peduli...

Satu yang pasti, dia akan menunggu dimana semua waktu itu akan terjadi. Setiap musim akan dia lewati tanpa meninggalkan kehidupannya yang dia jalankan. Menunggu dimana setiap musim gugur yang menghabiskan daun terakhirnya. Taehyung akan selalu bersabar, hingga semua jawaban itu ada...

Last leaf, catatan penting dalam sejarah hidupnya. Daun terakhir yang menjadi sejarah hidupnya, disimpan dalam kemelut jiwa dan memori. Dia yang pernah datang pada akhirnya pergi. Musim gugur pembawa pesan dan cerita tak seindah drama dalam keluarga, tak seindah orang meraih impian secara instan.

Dia datang disaat dingin menyerang, disaat dia hidup dengan dosa dunia yang semakin menjadi. Mengajarkan banyak hal akan apa itu hidup sederhana dan membebaskan dirinya dari penjara. Last leaf, daun yang jatuh disaat pohon sudah tak hijau lagi, memperbaiki segalanya yang terjadi di awal dan berganti dari hijau menjadi coklat. Ketika pohon itu gundul maka musim semi dan apa yang tumbuh akan berubah menjadi lebih baik, semua itu datang dan akan berangsur terus dan selamanya.

Belajarlah pada daun yang jatuh, belajarlah pada daun yang coklat. Karena mereka pernah lahir, tumbuh dan muda dan mereka juga berubah warna menjadi coklat dan mati. Lahir kembali menjadi sesuatu yang cantik, sesuatu yang unggul dan kembali menjadi lebih indah.

Sangat cantik bukan? Bahkan alam sudah menunjukan segalanya.

Sama halnya dengan Taehyung yang sudah belajar banyak hal. Dia juga menyimpan daun terakhir yang menjadi bagian dari sejarah hidupnya.
Dan menggenggamnya sampai akhir sampai Tuhan memanggilnya untuk masuk dalam istananya, semesta memberikan janji bagi orang yang baik.

Satu yang pasti hanya kalian yang bisa menentukan akhir kisah ini. Bisa menebak bisa juga meyakinkan seperti apa akhirnya. Kisah dia yang memberikan sejarah hidupnya, kalian sendiri juga punya daun terakhir.

Last leaf...

.

END

27/06/2020

Huaaa akhirnya sampai disini juga gimana jalan ceritanya bagus gak? Lalu agak gantung ya akhirnya. Tak terasa udah sepanjang ini fanficnya dan semoga kalian suka dan gak bingung ya...

Tolong beri penilaian buat fanfic ini, serta pesan dan kesan kalian. Bantu author agar bisa menjadi penulis lebih baik lagi, tanpa dukungan kalian aku bukan apa-apa tanpa kalian juga cerita ini tak akan ada di chapter ini.

Terimakasih untuk dukungan kalian dan terima kasih untuk waktu yang kalian bagi dalam menyapa dan berinteraksi dengan saya. Kalian semua hebat dan begitu juga para penghuni wattpad di seluruh dunia.

Jangan sampai kalian sakit, dan tetap jaga kesehatan. Aku sayang kalian dan aku juga menghargai kalian, sekali lagi terimakasih.

Wa are family...

Salam cinta dan sayang untuk kalian.

#ell

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro