너는 나를 싫어한다.(8)
"Apakah aku masih bernafas.... apakah detak jantung ini masih berdetak. Terkadang aku merasa takut... takut yang akan sesungguhnya. Dimana saat aku ketakutan akan datangnya sebuah tamu. Tamu yang tak pernah aku harapkan dan mungkin tak akan aku duga. Terkadang aku berpikir, apakah ini akhirnya? Sementara aku masih mempunyai beberapa alasan dan harapan yang belum aku capai. Bahkan aku masih ingin menyayanginya, memberi sebuah kasih sayang dan cinta. Menjadi sosok yang membanggakan untuknya, dan menjadi sosok yang baik untuk orang keras kepala seperti dia. Dan menyadarkan dirinya, adikku.... bahwa aku sangat menyayanginya. Bisakah? Bibir ini bicara... bisakah aku berucap.... ingin sekali aku mengatakannya. Di depannya dan membisikan tepat di telinganya.... mendekap dan memeluk erat tubuhnya. Memberikan kehangatan seorang kakak pada adiknya, seraya tersenyum... atau menangis dalam bahagia.... mengatakan bahwa 'Hyung menyayangimu dongsaeng...' bisakah? Kuharap.... semua itu terjadi... karena aku tidak ingin, jantung ini berhenti berdetak... nafas ini berhenti.... bahkan tubuhku terbujur kaku... sebelum aku, memberikan kasih sayang yang sepantasnya. Sangat pantas untuk, dongsaengku.... kesayanganku... dan selamanya akan begitu.... selamanya...."
-Byun Baekhyun-
.........................................
(Flashback **** ON)
Jepang, 10 Januari 2016
Jepang, negeri yang terkenal akan negeri sakura. Menyimpan berbagai keindahan dan destinasi wisatanya. Menyimpan berbagai cerita dan juga kesenian, tempat yang terkenal akan teknologi canggihnya dan juga orang yang memiliki otak cerdas. Dengan segala penemuan canggihnya, juga merupakan salah satu negara yang terkenal akan perekonomian tingginya.
Tempat dimana sebagian orang hidup dalam dirinya, bahkan merupakan salah satu tempat yang sering dimasukan dalam daftar list sebagai destinasi wisata terbaik. Hanya kerena kecantikan dan keanekaragaman yang ada, membuat tempat yang terkenal akan negeri samurai itu menjadi salah satu tempat favorit bagi setiap orang.
Bahkan tempat dimana, dirinya....
Seseorang yang tak dilahirkan di tanah Sakura ini, namun memiliki darah Jepang dalam dirinya. Tempat dimana yang kini menjadi tanah tempat tinggalnya yang kedua, setelah dulunya dia pernah menetap di tanah kelahiran dan pindah disini. tinggal selama beberapa tahun bersama orang yang telah membuat dirinya ada di dunia ini.
Taptaptaptaptap....
Langkah kaki itu bergerak, tas yang ia tenteng bergerak ke kanan dan ke kiri dengan cepat. Rambut hitam yang selalu menghias wajah tampannya, juga bingkai kaca mata besar yang melengkapi penampilannya. Menghiasi wajah manisnya dengan tubuh mungilnya. Dan juga sebuah topi yang setia menghiasi kepalanya.
Jangan lupakan seulas senyum yang terhias di wajahnya, mana kala sebuah buku tebal ia tenteng, bergerak dengan langkah cepat. Berlari dan berlari.... melewati beberapa kerumunan. Berharap jika langkah kakinya bisa bergerak lebih cepat, berharap dirinya mampu bergerak dengan cepat dan sampai pada waktunya....
"Aigoo... jangan sampai aku melewatkannya..."
Peluh dan keringat tak ia pedulikan, bahkan pakaian kotak-kotak yang basah karena keringatnya tak ia pedulikan. Apalagi baru saja dirinya selesai dalam masa kuliahnya, keluar setela berkutat dengan berbagai teori dan rumus. Bahkan beberapa kali ia mengecek pergelangan tangan yang terpasang rapi sebuah jam tangan hitam yang tak begitu mahal.
Memastikan bahwa masih ada waktu untuk dirinya melihat, masih ada waktu untuk dirinya berada disana, dan....
BRUKKKKK.......
"omo...."
Setumpuk buku jatuh bersamaan dengan suara seorang gadis yang terkejut karena tiba-tiba saja ia ditubruk oleh seseorang. Membuat dirinya yang sibuk membawa beberapa buku ditangannya jatuh beguty saha dan....
"Ah, maafkan aku, ak...aku tidak sengaja."
Dengan cekatan tangan mungil Baekhyun mengambil buku yang berserakan di bawahnya, dibantu oleh gadis cantik yang baru saja ia tabrak. Sembari menunjukan wajah penyesalannya dan meminta maaf atas keteledoran yang ia buat, membuat gadis di depannya, harus menjatuhkan bukunya karena ulah bodohnya.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja... tolong maafkan aku..."
Begitu menyesal, itulah yang nampak pada diri Baekhyun. apalagi dirinya menundukan wajahnya sembari memberikan setumpuk buku yang telah rapi di tangannya, dan jangan lupakan kata maaf yang terucap sangat tulus dari bibirnya. Membuat gadis di depannya....
"Tidak apa-apa, aku memaafkanmu... lagian aku juga kurang memperhatikan jalan karena sibuk dengan ponselku..."
"Ani... aku yang salah, seharusnya aku yang minta maaf. Aku terlalu terburu-buru hingga tak sengaja menabrakmu... sekali lagi maafkan aku."
Tubuh itu bergerak membungkuk sembari meminta maaf, pada seorang gadis cantik di depannya. membuat gadis itu, mengulas senyumnya....
"Ne, tidak apa-apa. aku juga minta maaf..."
Begitu lembut, begitu merdu... setiap ucapannya seperti lantunan nada yang indah. Bagaikan suara simfoni meski tak bernyanyi, membuat Baekhyun yang semula menatap ke bawah dengan tubuh yang membungkuk meminta maaf, mendongakan kepalanya pelan. Memastikan siapakah sang pemilik suara bak malaikat itu.
Hingga....
Kedua manik mata mereka saling bertatap, dimana sebuah manik hitam itu bertemu dengan manik hitam. Melihat bagaimana sesosok bidadari yang muncul di depannya, membuat Baekhyun sedikit terpana akan salah satu ciptaan Tuhan di depannya.
Dan jika ini mimpi, Baekhyun meminta untuk jangan dibangunkan. Karena ia....
"Oh ya perkenalkan namaku, Lee Jieun... dan siapakah namamu?"
Melihat paras cantik dengan senyum memukaunya....
"Baekhyun..."
.
.
.
Pokpokpokpokpok....
Suara riuh tepuk tangan terdengar menggema, membuat panggung terbuka yang telah ramai akan beberapa orang disana berteriak keras. Apalagi saat mereka baru saja melihat sang idola menunjukan aksi mengangumnya di atas panggung. Terlihat bagaimana wajahnya yang tampan dengan senyum kotak yang menghiasinya, ditambah sebuah gitar yang ia pegang di tangannya. Melihat betapa banyak akntusias yang melihatnya, apalagi saat beberapa orang mengelu-elukan namanya. dan juga melemparkan beberapa bunga untuknya.
Dan hanya beberapa lagu saja telah membuat kaum hawa berteriak kesenangan, lantaran telah mendengar bagaimana suara seorang Kim Taehyung di depan mereka. Namja yang lahir di negeri Gingseng, Korea. Salah satu penyanyi muda berbakat, jebolan dari idol. Dimana dirinya baru saja memulai karir, dan mendapatkan respon positive. Hingga dirinya mempunyai banyak penggemar, meski ia baru saja memluai karirnya di dunia entertaint.
"Omo, dia sangat tampan..."
"Entah kenapa aku jatuh cinta pada pesona juga suaranya..."
"Kyyyaaaaa.... kuharap aku bisa menikahinya..."
"Tak kusangka, Korea mempunyai bintang berbakat sepertinya..."
Begitu banyak pujian yang ia dapatkan membuat namja yang ada disana mengulas senyum bangganya. Melambaikan tangan ke arah penonton di bawahnya yang sedari tadi mengelu-elukan penampilannya.
Kim Taehyung, siapa yang tak mengenal dirinya? Seorang namja tampan yang terkenal akan senyum kotaknya. Pemilik suara merdu sekaligus anak dari seorang pengusaha kaya. Memiliki banyak uang dan juga para fans yang membludak mengikuti akunnya. Begitu beruntung bukan?
Riuh tepuk tangan terus menggema membuat sang bintang begitu bangga akan dirinya seakan dirinya berkata 'inilah aku seorang bintang terkenal...'
Katakanlah jika memang Taehyung sombong, tapi mau bagaimana lagi kehidupannya lah yang telah merubah tabiatnya. Usahanya membuat dirinya menjadi seorang entertaint membuahkan hasil, hingga akhirnya dirinya sampai ke puncak.
.
.
"Kau hebat saeng... kau hebat..."
Senyum itu, terulas.... si pemilik wajah tampan nan menggemaskan itu menatap bangga ke arah seseorang yang tengah tersenyum di atas panggung, dengan tangan yang melambai ke arah penonton. Dan jangan lupakan bagaimana rasa bahagia di hatinya kala melihat, Taehyung menjadi seseorang yang berhasil di sana.
"Boghosipo saeng.... Bogoshipo..."
Tes....
Tes....
Adakah larangan untuk menangis? sepertinya tidak.... mengingat bagaimana air mata kesedihan itu jatuh. Melihat bagaimana Baekhyun menangis.... tangis akan kerinduan dan juga tangis akan....
"Akh...."
Greb!!!
Sesak....
Sakit....
Membuat tubuh mungil itu segera bersandar di pohon, pohon yang menutupi dirinya. Menyembunyikan tubuh mungilnya, kala manik matanya melihat penampilan sang adik meski dari kejauhan.
"Akh... sakit hhhhh..."
Deru nafas tercekat, tak beraturan menjadi satu. Melihat bagaimana raut wajah menahan sakit itu. apalagi Baekhyun dirinya meremas dadanya, terkadang menepuk dadanya pelan. Mengurangi rasa sakit yang begitu berkecamuk ditambah lagi rasa nyeri terasa kala sakitnya kambuh. Kala sakit itu datang... dan kala sesak itu terasa.
Memejamkan mata dan mengatur nafas jauh lebih baik baginya.
"Akh... kum...kumohon jangan lagi... hah... hah... hah..."
Sakit dan sakit... bahkan sakit itu makin terasa. Membuat tubuh itu makin bersandar, membuat kepala itu mengadah ke atas, hanya sekedar meraup oksigen sebanyak mungkin.
Tes....
Adakah yang menolong Baekhyun saat ini, adakah yang iba melihat tubuh namja yang benar-benar merasa kesakitan tersebut. dan adakah rasa kasihan melihat bagaimana menderitanya Baekhyun saat ini. apalagi....
"Tuhan, akh.... sakit... sakit...."
Kreeetttt....
Dengan segera, kedua tangannya merogoh tasnya. Merogoh sesuatu, mengambil sesuatu yang dapat membantunya. Membantunya menghilangkan rasa sakit ini dan juga....
Glek....
Suara kerongkongan yang menelan sesuatu, bahkan tanpa ada yang tahu jika Baekhyun....
"uhuk.... uhukkk.... uhukkkk..."
Dug!
Dug!
Dug!
Menepuk dadanya yang terasa sakit, saat pil itu ia telan. Bahkan dirinya merasa jika... Baekhyun baru saja menelan pil yang terasa pahit di lidahnya....
Tanpa ada air mineral ataupun sesuatu yang membasahi kerongkongannya....
.
.
"Tae...."
Bagaimana suara itu memanggilnya lembut, memanggil nama seseorang yang ia rindukan. Bahkan Baekhyun....
Masih memegang dadanya, merasakan bagaimana detak jantungnya yang masih bergerak teratur. Bergerak sesuai dengan irama dan semestinya.... memejamkan mata dengan kepala yang masih mengadah ke atas. Melihat bagaimana daun-daun pohon yang ada disana menguning. Ditambah lagi semilir angin yang menerpa wajahnya, membuat Baekhyun.....
"Hyung merindukanmu saeng... hyung merindukanmu..."
tes....
dan biarlah air mata itu jatuh, membiarkan seorang Byun Baekhyun menangis. menangis dalam diam dan juga.... merasakan rasa rindu itu sendiri. sendiri dan sendiri......
"Tae..."
(flashback ***** OFF)
(Author **** POV)
Pergerakan bibir itu....
Dengan kelopak yang masih terpejam, padahal cahaya matahari telah masuk melalui celah jendela. Membuat semburat rasa hangat menerpa wajah tampannya, tubuh yang masih terbalut akan selimut putih. dengan kenyamanan yang ia dapat, membuat namja dengan wajah tampan bak pangeran yunani ini. masih terlihat nyenyak dengan kelopak yang masih setia terpejam.
Meski pada kenyataannya, kedua bibirnya yang kering sedang bergumam lirih. Bergumam dalam tidurnya, yang berpetualang dalam bunga tidurnya.
"Benci..."
Lirih, namun penuh penekanan... membuat suara berat miliknya masih terdengar dan hanya angin yang mendengar. Mengingat bagaimana kecilnya volume yang ia keluarkan. Dan bagaimana kerasnya detak jam dinding yang menghiasi pojok dindingnya.
"Baek hyung, aku membencimu..."
Lagi... dan lagi, kini terlihat bagaimana nada yang terdengar akan kekesalan dan kekecewaan mendalam dari dirinya. Saat dengan nyata, Taehyung bergumam dalam tidurnya. Menyebut nama salah satu namja yang pernah berarti dalam hidupnya, menjadi seseorang yang paling dekat dengannya, mengisi masa kecilnya dengan apa itu cinta dan kasih sayang. Mengisi segala kenangan masa bocahnya dengan ikatan persaudaraan dan juga kebahagiaan sederhana, meski hanya sebentar.
Tapi tak apa.... walau sebentar bukankah meninggalkan sebuah kesan bukan?
Bahkan, meninggalkan memori yang pernah ada dalam pikiran seorang Taehyung. Membuat dirinya.....
.
.
"Sial..."
Entah kenapa kelopak mata itu membuka, membuat manik mata itu terlihat. Apalagi Taehyung dirinya...
Mengumpulkan nyawanya... menatap langit kamarnya. Terdiam setelah dirinya bangun dari tidurnya.... dan, menjernihkan penglihatannya dari samarnya tidur.
Dan apa yang kalian tahu apa yang selanjutnya ia lakukan....
Menolehkan kepalanya yang masih bersandar di atas bantal. Sembari menatap sofa kosong yang terdapat selimut di atasnya, juga sebuah bantal. Dimana sofa itulah yang menjadi tempat dimana sang kakak selalu mengistirahatkan tubuhnya. Terlelap dalam tidurnya, sama sepertinya yang selalu mengistirahatkan tubuhnya kala malam. Meski dalam media berbeda...
Dimana seorang Byun Baekhyun rela tidur di atas sofa yang berbahan agak keras dengan tempat yang tak luas dari tempat tidur adiknya. membiarkan tubuh mungil itu merapat dalam sempitnya sofa. Berbekal selimut hangat yang sederhana dengan bahan tipis juga sebuah bantal tidur miliknya, membuat Baekhyun merasa nyaman dalam tidurnya.
Meskipun yang terjadi adalah sebaliknya....
Karena yang Baekhyun inginkan adalah agar sang adik merasa nyaman, dan merasakan akan ketidakhadirannya dalam rumah ini. membuat si bungsu Kim Taehyung merasa jika seorang Byun Baekhyun tak berada disini... tak akan kembali dan mungkin Baekhyun membuat Kim Taehyung merasa jika, dirinya tak pernah terlahir dan menjadi bagian keluarga Kim. Hanya keluarga Byun... marga dari mendiang ibunya, selamanya... dan selamanya....
Meski ia masih memiliki seorang ayah dan seorang adik yang hebat, itulah menurutnya....
Dan entah sejak kapan, Taehyung dirinya menatap begitu cukup lama sofa kosong itu. membayangkan jika sosok sang kakak yang entah kemana dia pun tak tahu, terlelap dalam tidurnya. Dan juga....
"Kau memuakan hyung..."
Terkesan dingin dan arogan memang, tapi itulah Taehyung... itulah dirinya. Bagaimana sifat sesungguhnya, dirinya yang begitu keras kepala dan juga menjengkelkan... meski ia memiliki sisi baik, hanya pada orang-orang tertentu saja. Dan kenyataannya sang kakak bukan daftar nama orang tertentu yang menjadi salah satunya. Justru Baekhyun masuk dalam daftar pertama sebagai orang yang paling dibenci oleh seorang Kim Taehyung.
Bisakah Taehyung dikatakan sebagai adik durhaka?
"Kenapa kau terlahir jadi hyungku, jika pada akhirnya kau membuatku membencimu...."
Tes...
Entah kenapa air mata itu jatuh dengan sendirinya, menatap ke arah sana. Sofa kosong dengan pandangan fokus ke depan, sembari dalam otaknya ada begitu banyak pertanyaan. Membuat Taehyung berpikir jika.....
"Aku membencimu Baekhyun hyung..."
Tes....
Dan biarlah air mata itu jatuh... jatuh tanpa ada yang mengusap. Dan jatuh tanpa diminta, dan diabaikan oleh sang pemiliknya.
.......................................
Seoul, hospital.....
Pip...
Pip....
Pip....
Bunyi monitor detak jantung berbunyi secara teratur. Bau obat dalam ruangan yang kentara akan warna putih pada dindingnya itu tercium menyengat. Dinginnya AC tak terasa bagi dia yang tengah terlelap. Selang infus yang tertancap rapi di tangannya terlihat sangat jelas, bibir pucat dan juga rambut coklat terangnya terlihat berantakan. Beberapa tetes peluh tak nampah sebanyak kemarin malam.... wajah putihnya semakin pucat ditambah dengan nafas lemah namun teratur. Menandakan masih ada kehidupan dalam tubuh lemahnya. Dan menandakan jika Tuhan masih menyayanginya....
Sepi dan tenang itulah yang terasa....
Melihat bagaimana lelapnya salah seorang yang membaringkan tubuhnya di atas sofa rumah sakit, dengan kelopak yang tersembunyi di balik lengannya. Menyembunyikan kelopak kelelahannya setelah menjaga dan membawa namja yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit itu.
Kyungsoo....
Itulah namanya, seorang namja yang merupakan salah satu anak dari seorang supir. Sahabat sekaligus sosok yang dikenal oleh namja yang tengah terbaring disana. Salah seorang anak dari orang kepercayaan majikannya, yang tak lain adalah ayah dari Taehyung dan Baekhyun.
Dan baru saja dirinya telah membawa tubuh sekarat Baekhyun... membawa dalam gendongannya, hingga....
"Tae...."
Sedetik kemudian, kelopak itu membuka. Setelah kedua bibirnya bergumam, memanggil nama kecil seseorang yang ia sayangi. bahkan saat tubuhnya terasa sakit seperti ini, nama itu menghiasi otaknya bahkan selalu terucap meski tanpa ia sadari.
Karena jujur, rasa sayang itu akan selalu ada pada diri Baekhyun. meski kebencian yang selalu ia dapatkan dari sang adik...
Dan saat ia membuka mata, ia melihat....
Langit rumah sakit yang menjadi pemandangan pertamanya.
Dan tanpa sadar, Baekhyun....
Tes....
Menjatuhkan air matanya, menggumamkan sebuah nama dari balik maskernya....
..........................................
"Taehyung?"
Merasa terpanggil, namja tampan yang baru saja menikmati roti isinya itu menoleh. Menatap ke arah wanita cantik yang kini berada di depannya. yang sibuk menikmati sajian makanan di piringnya, dan tatapan datar yang Taehyung berikan ke arah wanita cantik yang kini berstatus sebagai ibunya.
"Kau lihat hyungmu? Kenapa dia tidak turun dan ikut makan bersama kita?"
Benar saja... kenapa semua baru sadar, saat ada bangku kosong yang beberapa hari lalu masih terisi oleh seseorang. Membuat seorang pria yang sibuk dengan kopi juga korannya juga menoleh ke arah dimana kursi itu kosong, dan....
"Mana kutahu.."
Terkesan cuek memang, saat Taehyung menyibukan lagi dengan makannya, sembari mengedikan kedua bahunya. Seolah-olah dia tidak tahu dan tidak ingin tahu dimanakah kakaknya berada.
Katakanlah jika Taehyung adik yang jahat.
"Bukankah kau adiknya seharusnya kau tahu dimana hyungmu pergi Tae..."
Ucapnya dengan sedikit kekhawatiran bak seorang ibu, memang wanita cantik itu memiliki sisi lembut dan juga khawatirnya. Meski yang ia tahu bahwa baik Taehyung maupun Baekhyun bukanlah anak kandungnya.
"Eomma, meski dia adalah hyungku, tapi aku merasa dia orang asing bagiku!"
Oke, kini sifat Taehyung yang keras kepala mulai muncul, membuat wanita cantik di depannya hanya menggelengkan kepalanya melihat bagaimana tabiat sang anak. Sementara sang ayah hanya fokus pada kegiatannya, tak menghiraukan percakapan yang tak berarti menurutnya.
"Tae, jangan begitu. Baekhyun dia kan-"
"Dia hanyalah hyung yang paling buruk menurutku, bahkan dia tak pantas menjadi hyungku eomma..."
"Tae..."
"Sudahlah, aku terlambat! Eomma... appa aku berangkat, nanti aku pulang malam..."
Baru saja sang ibu hendak memberikan nasihat, namun apa yang Taehyung lakukan adalah berdiri dari bangkunya dan memilih untuk pergi dari acara mari sarapan bersama. yang sekarang menjadi acara menyebalkan baginya, lantaran sang ibu malah memilih membahas keberadaan Baekhyun kakaknya yang paling tidak ia suka.
Seakan membuat perut Taehyung terasa mual luar biasa....
.
Tap...
Tap....
Tap....
.
Tap...
Langkah kaki itu berhenti, tatapan dingin itu terasa apalagi kini kedua tubuh itu berdiri tegap. Dengan pandangan yang saling terarah satu sama lain. Di saat itulah Baekhyun dirinya...
"Tae..."
Melihat sang adik yang berhenti di depannya, menghentikan langkahnya begitu juga dengan dirinya.
Bisa dilihat dengan jelas oleh Baekhyun bagaimana Taehyung yang sekarang, Taehyung yang dewasa... Taehyung yang tampan, dan Taehyung yang....
"Ku kira kau sudah pergi dari rumah ini..."
"Baekhyun, kemana saja kau nak??!"
Terdengar suara seorang wanita cantik di sana, berdiri dan hendak menghampiri Baekhyun. hanya saja... pergerakannya terhenti kala tangan sang suami menahan langkah istrinya. Dan Baekhyun melihat hal itu, melihat bagaimana sang ayah yang tak mau melihat ataupun menyapa kedatangannya. Hanya sang ibu tiri yang sudi memberikan sapannya. Tak seperti ayah dan juga adiknya Taehyung....
"Kau mengingkan aku pergi rupanya..."
Oke, kini Baekhyun memainkan perannya. Bermain peran seolah-olah dirinya namja yang kuat, menyembunyikan kerapuhannya. Bahkan dirinya juga memakai lip gloss yang sengaja ia beli ditemani sahabatnya Kyungsoo.
Hanya untuk menutupi keadaan bibir pucatnya, biarlah dirinya dianggap namja aneh atau apa. setidaknya dirinya bisa menutupi keadaan yang sesungguhnya, apalagi tubuhnya juga terasa lemah, dan sesekali Baekhyun menggigit bibir bawahnya samar kala merasakan nyeri yang tiba-tiba datang meski sebentar.
"Bahkan aku berharap jika kau pergi dari dunia ini hyung!!!"
Deg!!!
Sakit....
Deg!!!!
Perih....
Deg!!!!
Sesak....
Tiga rasa yang tak mengenakan, diarasakan oleh Baekhyun seorang diri. Mendengar begitu gamblangnya sang adik mengatakan bahwa, Taehyung mengingkan dirinya pergi, bahkan dari dunia ini.
"Pada saatnya kau tahu Tae, kalau hyung pergi..."
Susah payah, Baekhyun menahan tangisnya. Menatap datar ke arah wajah sang asik yang menatap dingin ke arahnya, melihat bagaimana namja yang merupah warna rambutnya sedikit coklat gelap itu menatap penuh akan binar kebencian terhadapnya.
Apakah benar, Baekhyun pantas mendapatkan sebuah kebencian? Bahkan adiknya saja sudi memberikan kebencian itu.
"Dan aku mengharapkan hal itu hyung, aku mengharapkan kau pergi... ingat akan musim gugur hyung, tepati janjimu.. langkahkan kakimu keluar dari rumah ini, dan jangan kembali lagi. Karena aku tidak mau melihatmu..."
Sadarkah kau Taehyung, bahwa begitu banyak kata-kata menyakitkan untuk hyungmu?
Dan Baekhyun? bisakah dia menangis? sementara mati-matian dirinya menahan air matanya agar tidak jatuh.
Hingga senyum tipis terulas.... berusaha menyembunyikan rasa sakit yang lebih sakit dari penyakitnya itu.
"Hyung tidak akan lupa akan janji hyung..."
Kasihan....
Tapi apa mau dikata, benci seorang adik ternyata telah membutakan hati untuk kakaknya sendiri.
"Baguslah, dan kuharap hal itu berjalan dengan cepat."
Sarkatik...
Itulah yang terdengar, membuat Baekhyun....
Tap...
Tap....
Tap....
"Bahkan aku akan pergi jauh Tae, dan kau tak akan bisa menggapainya. Begitu juga denganku..."
Suara hati itu berbicara, mendengar langkah kaki yang melewatinya. Langkah kaki seorang penyanyi muda yang terkenal namanya, seorang adik dari seorang model asal Jepang yang terkenal akan majalah dewasanya. Berbeda profesi dan juga kepribadian...
Namun memiliki satu darah ibu dan ayah....
Meski kenyataannya adalah....
Ada saudara kandung yang menyimpan benci pada saudaranya, membuat sakit itu semakin sakit, sesak itu semakin sesak dan juga... luka itu semakin menganga.
Ya, tentu saja....
Benarkan Baekhyun?
........................................
Tbc....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro