Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍁과거의 회전 (7)🍁

"Seperti daun yang berguguran, meninggalkan sang pohon yang telah menua. Jatuh ke tanah dengan sang angin yang membawanya, mengantarkan daun yang telah menguning. Jatuh dengan gerakan lembut dan juga penuh kehati-hatian. Seakan... angin takut jika sang daun akan rusak... daun akan berteriak kesakitan dan daun akan menangis... dan aku berpikir, apakah aku akan seperti daun? Yang terlahir dan muncul.... menjadi hijau dan cantik pada saatnya... dan saat waktu terus berjalan makan usia akan bertambah dan bertambah.... menjadi tua dan menunggu waktunya... apakah aku seperti itu? entahlah... tapi yang aku tahu, di musim gugur ini adalah musim yang terindah.... benarkan Tae?"

-Byun Baekhyun-

....................

(Flashback **** ON)

Sang mentari semakin naik dan naik, saat waktu terus berjalan. Musim panas baru saja di mulai. Beberapa bunga bermekaran dan beberapa orang masih asik dengan aktifitas mereka. Meski mereka tahu bahwa musim panas di kota mereka akan dimulai. Dan itu artinya akan ada hawa panas yang siap menerpa mereka.

.

"Hyung, apa yang kau lakukan?"

Entah sejak kapan, seorang bocah dengan pakaian pokemonnya datang. Membuat seorang remaja dengan wajah manisnya itu menghentikan kegiatan. 'mari menulisnya..' berhenti sebentar.

"Tae... aigoo kau membuat hyung kaget..."

Melihat keberadaan sang adik yang entah sejak kapan memeluk kakinya, membuat Baekhyun bangun dari duduknya.

Senyum...

Itulah yang ia lakukan, kala melihat bagaimana wajah menggemaskan sang adik yang menatap polos ke arahnya di tambah wajah penuh akan rasa ingin tahu. membuat Baekhyun tersenyum terkekeh... melihat wajah sang adik....

Ditambah lagi hidung Taehyung yang sengaja di warnai merah. Membuat ia mirip sekali dengan karakter pokemon kesukaan sang adik 'pikachu' ditambah action pakaian Taehyung saat ini.

"Baek... Baek Hyung.... apa yang hyung lakukan?"

Oke, kini Taehyung menatap tanda tanya... apalagi dia menatap sangat polos....

Menggemaskan memang jika kalian membayangkan.

"Aigoo.... kiwoyo, hem.... uri dongsaeng, kenapa kau bisa seimut ini, ya ampun...."

Bukannya menjawab, namun Baekhyun dirinya malah berjongkok. Menarik gemas pipi adiknya, membuat sang adik menutup matanya. merasa geli dengan tarikan sang kakak di pipi chubbynya.

"Uri dongsaeng... Tae Tae, waeyo... kiwoyo ne..."

Gemas...

Membuat Baekhyun ingin sekali mencium pipi adiknya itu.

"Akh... hyung... hyung jangan tarik pipi Tae Tae..."

"Tae Tae-ku, aigoo... manisnya adik hyung..."

Baekhyun entah ia kebanyakan makan permen atau memang suka dengan makanan manis. Justru membuat ia ingin sekali memakan adiknya sekarang juga. Apa kalian tahu? Baekhyun merasa gemas dengan penampilan Tae saat ini. membuat Taehyung mau tidak mau, suka tidak suka menerima cubitan gemas dari sang kakak.

"Hyung appo... Baek Baek hyung, Tae Tae bukan adonan kue..."

Protes dari sang adik kecil tak gentar membuat Baekhyun lelah untuk tak berhenti menarik gemas pipi Taehyung. Apalagi Baekhyun melihat titisan pikachu di depan matanya.

"Pika... pika... ini ternyata memberontak, hem... aigoo..."

"Anii... karena hyung membuat pipiku melar..."

Taehyung, dirinya mempoutkan bibirnya. Menekukan tangannya, dan memasang muka imutnya, apalagi saat dirinya mengeluarkan gaya mengambeknya.

Bolehkah Baekhyun mencubit adiknya untuk kesekian kalinya?

Lihat betapa menggemaskan adiknya?

Dan Baekhyun beruntung bisa memiki adik seperti Taehyung, begitu pula dengan Taehyung yang beruntung memiliki kakak seperti Baekhyun.

Ya, sepertinya Tuhan begitu baik dengan mereka....

.

.

.

"Hyung.... jika Tae sudah besar, Tae ingin jadi penyanyi..."

Ocehan seorang bocah dengan pakaian pikachunya, mengalihkan Baekhyun dari buku liriknya. Tersenyum melihat sang adik yang baru saja berucap dengan polosnya. Ditambah sang adik yang sibuk menggambar dengan crayonnya. Meski hasilnya tidak sebagus pelukis di luar sana. Namun untuk bocah seusia Taehyung. Menurut Baekhyun cukup bagus...

"Wahhh... itu mimpi bagus Tae, semangat ne... hyung mendukungmu..."

Baekhyun kini membenarkan posisi duduk sang adik, yang sudah cukup lama duduk di atas pangkuannya. Bahkan Baekhyun merasa memangku sebuah boneka pikachu hidup saat ini.

"ehem... Tae akan membuktikan pada hyung, dan jika Tae sudah sukses... Tae akan mengajak hyung bernyanyi bersama, pasti seru hyung??!!"

Semangat...

Begitulah bocah bernama lengkap Kim Taehyung....

"Ne, Hyung akan menantikan itu. Hyung akan membantumu saeng..."

Baekhyun dirinya memeluk tubuh sang adik, dan dapat dengan jelas bagaimana aroma Taehyung adiknya. aroma bedak bayi yang dipakai Tae saat ini. menjadi aroma kesukaannya.

Apalagi Tae dia memegang secarik kertas dari lagu yang ditulis oleh Baekhyun beberapa detik yang lalu. Dan Baekhyun membiarkannya... membiarkan sang adik melakukan sesuka hati dengan secarik kertas itu. karna Baekhyun yakin, jika kertas berisikan lagu tidak akan rusak di tangan sang adik.

"Gomawo hyung, Tae janji akan membuat lagu untuk hyung... dan ayo kita menyanyi bersama di depan eomma dan appa..."

Penuh keyakinan dan ambisi...

Itulah yang dilihat seorang Baekhyun dalam diri Taehyung sang adik.

Rasanya Baekhyun ingin tersenyum riang saat ini, mengangkat tubuh sang adik dan membuat Taehyung tertawa girang dengan aksinya. Membawa tubuh sang adik seakan terbang di atas langit dengan tumpuan kedua tangannya.

"Baiklah, hyung akan menunggu karyamu... hyung akan berdoa untuk mimpimu saeng..."

Baekhyun dirinya menatap bagaimana polosnya wajah sang adik dan Taehyung dirinya begitu serius menatap apa yang ditulis sang kakak. Meski ia juga tidak tahu apa tulisan itu karna ia belum belajar membaca. Bocah seusianya masih buta huruf.

Dan entah kenapa Taehyung tersenyum saat merasakan pelukan sang kakak yang memangkunya.

Jujur ini adalah pelukan favorit seorang Taehyung....

Dan selamanya akan begitu...

"Gomawo... Bekhyun hyung... Tae Tae sayang hyung..."

"Ne, aku juga Tae... aku lebih menyayangimu dari pada hyung menyayangi diri hyung..."

Kasih sayang itulah yang terlihat... dan cinta antar saudara itulah yang ada.

Adakah di dunia ini, dua saudara yang begitu menyayangi seperti mereka?

Bahkan sangat jarang, meski itu ada....

Coba renungkan, apakah kalian bisa seperti mereka.

Kakak dan adik... bahkan cinta dan kasih sayang antar mereka jauh lebih kuat dari hubungan lain...

Dan aku percaya akan hal itu....

(Author **** POV)

Ingatan itu muncul, membuat Baekhyun ingin menangis saja. Mungkinkah impian sang adik di masa kecil akan terjadi? Mengingat bahwa sekarang sangat berbeda dari kenyataannya?

Sepertinya tidak.....

"Tae... hyung..."

Bibir itu semakin berat terucap, kelopak itu perlahan mulai menutup. Bahkan tubuhnya sangat lemah ditambah lagi dengan sesak dan deru nafas yang tak teratur.

"Hyung... Tae, ak... aku..."

Sulit....

Namun, Baekhyun berusaha berucap.... meski sakit dan sesak makin terasa bahkan air mata semakin deras....

Dan juga daun berguguran, seakan menangis dengan deras melihat Baekhyun yang sekarang....

"aku menyayangimu... dong...dongsaeng..."

Kelopak itu menutup, bibir itu...

Tertutup....

Dan angin berhembus, menerbangkan daun. Yang jatuh dan berserakan menuju tubuh Baekhyun yang terbaring lemah, tangan yang sempat memegang dada tersebut jatuh di atas tanah....

Air mata menetes di kelopak kanannya, hanya setetes setelah itu....

Tak jatuh lagi....

Benarkah?

Apakah Tuhan telah?

Oh... tidak...

Kenapa semua terjadi begitu cepat, bahkan Baekhyun dia....

Lalu Taehyung?

Apakah ini takdirnya....

Apakah ini akhirnya?

...............................

(Baekhyun **** POV)

Percayakah kalian jika yang hidup akan mati?

Percayakah kalian jika kematian selalu dekat dengan kita?

Bisakah kalian mengetahui kapan umur terakhir kalian?

Deru nafas kalian?

Dan detak jantung yang entah kapan akan ada kata untuk berhenti?

Apa kalian tahu? jika kematian adalah sesuatu hal yang misteri. Tak ada seorang pun yang tahu bahkan banyak dari mereka tak ingin tahu kapan kematian datang menjemput. Mereka takut akan kegelapan, mereka takut dengan yang namanya detak tak bersuara. Takut dengan tubuh yang telah terbujur kaku dan tidur dengan damai di tanah pemakaman. Hingga menunggu waktu dimana setiap orang meninggalkan jejak berupa tulang belulang dan nama.

Banyak orang yang takut akan kematian....

Begitu pun juga dengan aku.....

.

Sejujurnya aku takut dengan namanya kematian....

.

Bahkan aku tak mampu mengelak.....

.

Apakah benar aku akan terbangun di tanah surga?

.

Bahkan aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada adikku....

Adik yang paling aku sayangi...

Kim Taehyung....

.

.

"Tuan!! Tuan Baek!!!"

.

"Tunggu... apa ini?"

"Tuan Baek, kumohon bertahan..."

Apakah ini adalah mimpi? Kenapa... kenapa suara ini begitu nyata?

"Tuan Baekhyun, kau dengar aku... kumohon tuan, tuan bertahanlah... DOKTER CEPAT TOLONG MAJIKAN SAYA!!!"

"In... ini suara ... ya... suara ini tidak salah lagi....."

"KUMOHON TOLONG DIA!!! SELAMATKAN DIA DOKTER!!!"

"Kyungsoo? Ya... dia... benarkah ini suaranya?"

"Tuan... kau dengar aku????"

"Aku mendengarmu Kyung... tentu saja aku mendengarmu... bahkan aku dapat merasakan perasaanmu saat ini, kau sangat panik kan?"

.

"DOKTER TOLONG SELAMATKAN TUAN MUDA!!!"

Apakah dia kesal? Ataukah dia panik? Aku mendengarnya dengan jelas.... apa aku harus membuka kelopak mataku?

Jujur karena baru pertama kali ini aku melihat rasa panik seorang namja muda yang bekerja di rumah appaku, dimana dia adalah anak dari supir kepercayaan appa...

Tapi apakah aku mampu? Jangankan membuka mata... menggerakan tubuhku saja rasanya susah....

"Dokter kumohon selamatkan Baekhyun dok..."

"Kyungsoo.. kau tidak berubah rupanya... kau masih sama... masih baik denganku sejak dulu..."

Bolehkah aku menangis saat ini?

Ternyata masih ada yang mempedulikan aku, meski aku sekarat saat ini.

.

.

.............................

(Author **** POV)

Taptaptaptaptaptap....

Keringat dengan deras keluar dari pelipisnya, wajah kelelahan dengan nafas yang tak beraturan. Membuktikan bahwa begitu banyak oksigen yang ia butuhkan saat ini, meski kakinya lelah... dia terus saja melangkahkan kakinya. Bergerak dan berlari.... seakan dirinya mempunyai begitu banyak tenaga. Membawa tubuh yang bersandar lemah di punggungnya.

Seseorang yang sedang dalam keadaan bahaya nyawanya, dengan kelopak mata terpejam. Rambut yang sedikit berantakan lantaran beberapa ranting pohon menempel di rambut coklat caramelnya.

Wajah manis namun pucat itu begitu kentara, membuat seseorang yang susah payah menggendongnya di dera rasa panik. Hingga tatapan orang-orang yang begitu heran melihatnya ia acuhkan. Ia abaikan... karena jujur yang ia inginkan adalah membawa tubuh tak sadarkan diri itu ke dalam ruang perawatan. Menolong seseorang yang diam-diam pernah menjadi bagian dari kenangan masa bocahnya, meski kenangan itu hanya beberapa.

"Tuan Baek, kumohon buka matamu..."

Kyungsoo, itulah dia. Namja muda salah satu mahasiswa jurusan arsitektur. Anak dari seorang supir yang menjadi kepercayaan dari ayah kandung dari namja yang ia gendong saat ini.

Bahkan kaki telanjangnya tak ia pedulikan, yang ia pikirkan adalah... nasib tuan mudanya... Byun Baekhyun.

"Tuan!! Tuan Baek!!!"

Lagi dan lagi...

Tak lelahkah seorang Kyungsoo memanggil nama namja yang ia gendong saat ini? bahkan kedua tangannya menumpu Baekhyun yang masih setia dengan ketidaksadarannya.

Dapat Kyungsoo rasakan bagaimana lemahnya deru nafas si pemilik wajah manis itu. bahkan rasa paniknya makin besar kala dirinya berlari tergopoh-gopoh di lorong rumah sakit. Namun... tidak ada seorang dokter atau pun suster yang ia lihat ataupun menghampirinya.

"Tuan Baek, kumohon bertahan..."

Harapan dan harapan, itulah yang bisa Kyungsoo harapkan. Respon sang majikan yang membuatnya mati ketakutan saat ini, bahkan dirinya terus berlari tak mempedulikan bagaimana tatapan aneh dari beberapa pengunjung. Tak mempedulikan rasa kantuk yang sempat menderanya....

Bahkan Kyungsoo mulai geram dengan situasi saat ini?

Bagaimana tidak? Apakah dokter sekarang mementingkan aktifitas pribadi mereka? Apakah tidak ada satupun dokter yang bertugas saat ini? sementara disini ada satu nyawa yang tengah sekarat, melawan yang namanya maut.

Taptaptaptap...

Langkah cepat...

Dengan tempo cepat...

Seakan berlomba dengan yang namanya waktu. Terlihat bagaimana lemahnya tubuh Baekhyun saat ini, apalagi Kyungsoo sempat menyentuh punggung tangan putih yang mulai mendingin itu.

Apakah itu rasa dingin karena angin malam...

Atau hal lain?

Entahlah, tapi Kyungsoo harap. Apa yang dipirkan oleh otaknya tidak terjadi, berkali-kali ia mengatakan pada hatinya jika tuannya baik-baik saja. Dan berkali-kali juga Kyungsoo berdoa. Semoga... Tuhan tak mengabulkan pikiran buruknya...

Mengenai Baekhyun, majikan muda sekaligus teman di masa bocahnya....

"Tuan Baekhyun, kau dengar aku... kumohon tuan, tuan bertahanlah... DOKTER CEPAT TOLONG MAJIKAN SAYA!!!"

Oke, apakah Kyungsoo bisa emosi sekarang ini? kemanakah para penyelamat manusia saat ini? di saat membutuhkan mereka tak ada.... apakah gelar dokter dan sumpah dokter tak berlaku di rumah sakit ini?

Taptaptaptap....

"Tuan... kau dengar aku????"

lagi, dan Kyungsoo tak akan pernah berkata lelah. Memanggil tuannya... meski keadaanya semakin genting.

.

"DOKTER TOLONG SELAMATKAN TUAN MUDA!!!"

Akhirnya, ada seseorang berjas putih yang berlari ke arahnya. Dan terlihat beberapa suster membawa ranjang dorong rumah sakit di belakang pria dengan jas putihnya itu.

awalnya Kyungsoo ingin mengumpat tapi melihat bagaimana dokter itu dengan cekatan membantunya membawa Baekhyun menuju ruang darurat membuat Kyungsoo menahan kesalnya. Menahan emosinya... dan berharap jika tidak ada kata terlambat untuk Baekhyun.

"Baekhyun bertahanlah... kau namja kuat Baek... jangan menyerah, Byun Baekhyun..."

Nafas tersenggal karena lelah dan juga ucapan itu berhenti. Saat tubuh terbaring lemah itu telah masuk dalam ruang perawatan. Dan dirinya....

Hanya mampu terdiam, berhenti dengan langkah kaki yang terdiam....

Karena yang ia tahu.... tidak ada seorang pasien yang masuk dalam ruang perawatan saat dokter dan para suster melakukan tugas mereka.

Dan Kyungsoo hanya mampu berdoa....

Semoga Tuhan masih menginjakan kakinya di dunia ini....

"Baekhyun..."

Ucapan sendu dan penuh kepiluan... tatapan nanar dan iba terarahkan. Memikirkan dan melihat nasib Baekhyun saat ini....

"Taehyung, kau tahu hyungmu tersiksa saat ini..."

Apakah ia harus memberitahu Taehyung....

Atau kedua majikannya....

"Aku harus apa?"

Bingung...

Tentu saja, karena yang Kyungsoo tahu....

Tidak ada yang menyayangi Baekhyun secara tulus. Bahkan adik kandungnya saja enggan dekat dengan Baekhyun selaku kakak kandungnya.

Bahkan Kyungsoo sendiri, tak diijinkan oleh Tuan Kim untuk menemui Baekhyun barang sedetikpun. Yang Kyungsoo tahu, majikannya itu menginginkan hidup Baekhyung seakan di neraka.

Ya... neraka...

Di tanah kelahirannya sendiri.

Menyedihkan bukan?

.............................

(Taehyung **** POV)

"Tae??!"

Aku menoleh, menatap ke arah suara dimana seseorang memanggilku.

"Siapa kau?"

Kosong itulah yang kulihat... hanya deburan pantai yang kulihat, dengan ombak yang menerpa kaki telanjangku.

"Tae???"

Oh sial, siapakah dia.... kenapa dia tak menampakan wujudnya. Dan lagi.... tempat apa ini?

Apakah aku sekarang liburan? Lalu... dimana eomma dan appa?

"Taehyung???!! My dongsaeng..."

Apa ini.... suara siapakah ini???

"Taehyung.... Taehyung, aigooo uri dongsaeng..."

"Hyung.... Baekhyun hyung hikksss... hikksss...."

Tunggu....

Ini... suara ini....

Dan tangis ini....

.

.

"Hikksss.... hyung Tae Tae takut hikkss..."

"Cup cup sayang, hyung disini hem..."

"Hikksss.... hikksss.... Tae hampir terseretb ombak hikksss... hikksss..."

"Gwrnchana, semua baik-baik saja... hem... sudah jangan menangis ne... hyung disini dongsaeng..."

"Hikkksss... Baek hyung..."

"Tenang... tenang.... Hyung disini...."

.

.

Apakah aku bermimpi?

Kenapa kejadian ini....

Muncul?

Dan lagi.... kenapa mereka tak bisa melihat keberadaanku?

Apakah mereka hanya sekedar memori masa bocahku?

Atau hanya sebuah dejavu?

.

.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Entahlah....

Kenapa dada ini sesak....

Tes...

Sial, bahkan aku meneteskan air mataku.

Apakah ini nyata?

.

.

"Hyung akan disini, selalu menjaga Tae Tae... melindungi Tae Tae dan akan selalu.... selalu dan selamanya akan selalu menyayangi Tae Tae. Tae Tae juga sayang hyung kan?"

"Ehem.... Tae Tae sayang hyung.... hyung adalah hyung terbaik di duniaaaaaaaaaaa...."

.

.

Oh, sial!!! Bisakah aku mengumpat? Bahkan aku menyesal pernah berkata seperti itu.

Pada pembohong dan juga model majalah dewasa menjijikan sepertinya.

"Aku akan tetap membencimu hyung... selalu dan kau hyung paling menjijikan di dunia..."

Satu kata....

Yang cocok untuknya....

Ya, cocok.... dan selamanya akan begitu....

..........................

Tbc...

Hai semua author kembali dengan chap ini. di sini saya berterima kasih untuk dukungan kalian ne.... karena berkat kalian author tetap semangat dan bisa up ff ini. oh yaa maaf nih ff up lama. Tapi tenang author dah usaha terbaik buat kalian....

oh ya makasih buat kalian yang dah setia dan selalu kasih semangat. meski kutahu kalau author lama up dan juga banyak buat kesalahan entah dari cerita atau vomment. maafkan ne jika author punya salah....

oh ya jangan lupa vommentnya ya... dan semoga kalian menikmati ceritanya....

maaf banyak typo dan kegajean yang masih menghiasi di setiap ff author. karna author adalah penulis ff yang masih banyak belajar dan juga pemilik ff kacangan yang jauh dari kata sempurna ini.

semoga kita bisa berjumpa ne....

saranghae and gomawo....

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro