Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

황혼은 가을 밤을 기대하고 있습니다 (50)

"Terlampau sulit menerima, dan terlampau sulit untuk menolak. Dia yang mentakdirkan sebuah garis, dimana garis itu hanya menjadi sebuah babak pertama maupun kedua kehidupan manusia. Mereka yang menerima sebuah takdir tak mampu mengelak, hanya mampu berubah dan berulah. Hingga sekujur tubuh menjadi kaku tak bergerak, membuat daging kembali lagi di tanah dan menjadi santapan belatung. Disaat itulah kau akan sadar... jika kehidupan itu sangat berharga dan jauh dari kata kesempurnaan."

.

.

.

.

(Author ***** POV)

Instuisi sang ibu sepertinya hilang setelah semua terjadi padanya, ia yang masih mengelak dan tak menerima kenyataan justru terpacu akan emosinya ketika melihat wajah pasrahnya. Dia yang berdiri disana, dengan tatapan tak percaya juga kekesalan yang kian terasa. Membuat Kim muda yang berdiri di sebelah 'dia' sang kakak justru berdiri di depan. Membuat sang kakak berada di belakangnya dan itu membuat atensi Baekhyun terpengaruh.

"Apa yang kau lakukan pada Luhan-ku?" ucapnya dengan linangan air mata, wajah pucat dan sembab habis menangis. Meski kasihan tapi hal itu percuma, karena sikap tak bersahabatnya pada Baekhyun ia perlihatkan dengan gamblangnya.

"Aku menjenguknya eomma, aku peduli dengan Luhan hyung. makanya, aku ingin melihatnya." Sanggah Baekhyun dengan ucapan jujurnya, ia mengatakan dengan tutur kata lembut tanpa memancing emosi.

"Tahu apa kau tentang anakku, kau peduli hah! yang benar saja kau hanya seorang model menjijikan Baek!!" ucapan sang ibu sangat tajam bagaikan pisau, sarkatik dan menusuk membuat Baekhyun refleks menggigit bibir bawahnya. Ya... nyeri di hati dan ngilu yang terasa ini melebihi denyut jantung yang cepat saat dia kumat. Mata tenangnya berubah menjadi tatapan sendu dan wajah yang bisa dikatakan menyimpan kesedihan. Baekhyun tak suka mendengar hal itu jika boleh jujur. Ia merasa direndahkan oleh keluarganya sendiri, terlebih ibunya yang bukan ibu kandung.

Sementara Taehyung, dirinya meremat kedua tangannya kuat. Cengkramannya kian memutih saat ia mengepal erat, gigi gerahamnya bahkan bergemelutuk berbunyi. Wajahnya tersirat kejengkelan luar biasa, untuk pertama kalinya Taehyung sekesal ini dengan sang ibu meski hampir setiap hari ia tidak menyukai tingkah masing-masing keluarganya.

"Aku menganggap Luhan hyung sebagai hyungku, aku peduli padanya dan mohon ijinkan aku melihatnya. aku ingin keadaannya membaik dan sembuh, akutidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya eomma." Baehkyun berusaha, ia berharap sang ibu mengizinkannya meskipun itu sulit.

"Enyahlah sialan, kau akan mencoreng nama keluarga Kim dengan status pekerjaanmu Baek!"

Air mata itu jatuh dari pipi sang ibu, ucapannya bagaikan sumpah serapah yang membuat siapapun tercengang tak terkecuali Taehyung yang nyatanya semakin menggila dengan kekesalannya, ia bahkan berusaha menahan nafas emosinya meski itu sangat sulit ia lakukan.

"Eomma, jangan katakan hal buruk tentang kakakku!"

Logat Cina itu muncul, suara berat itu ada dan hantaman bagaikan kata yang mendasar itu membuat Baekhyun tercengang. Siapa sangka ia bisa melihat punggung sang adik membentenginya dan melampiaskan rasa kesalnya dengan bahasa yang bisa dimengerti olehnya yang belum fasih dan ibunya yang langsung membola pada kedua matanya.

"Kau mengatai hyungku sama saja kau mengataiku, ibu!" lagi-lagi Taehyung menarik nafas dalam, tatapannya sangat dingin kali ini. dengan satu kalimat keras saja bisa membuat hati Baekhyun merasa terharu. Membuat tangis air mata itu ada saat Baekhyun melihat sedikit kepedulian sang adik untuknya.

"Kim Taehyung kau sangat berani denganku!"

"Kau bukan eommaku, bahkan kau tidak melahirkanku. Aku bukan dari rahimmu, aku lahir dari rahim keturunan Jepang. Kau jangan menghakimi hyung ku seolah-olah kau adalah tahu segalanya. Kau bukan eommaku dan kau bukan wanita yang di cintai appaku!"

Taehyung memejamkan matanya sebentar, suaranya sangat keras hingga ruangan sebelah pun mendengarnya. Beruntung tidak ada dokter ataupun suster disana, jika ada bisa dipastikan mereka akan disuruh pergi karena dianggap mengganggu ketenangan pasien. Beberapa dari pasien yang tak sengaja mendengarnya terdiam. Bukan urusan mereka! Pikirnya.

"Kim Taehyung kau-"

"Jika kau eomma kandungku, mungkinkah kau akan menampar hyungku. Mungkinkah kau akan memaki dia hanya karena statusnya, apa kah anda pikir kau orang baik?! Tidak... yang terbaik adalah eommaku, eomma kami... semarah dan sekesalnya dia. Dia akan memelukku, menggendongku dan menepuk pantaku sayang ia bahkan menenangkanku dengan kecupan ringannya dan tersenyum padaku. mengatakan bahwa semua baik saja anak manisku, eomma disini kau akan aman. Eommaku sangat baik bahkan dia membuatku tak bisa melupakan kasih sayang, dekapannya tak tergantikan begitu juga dengan wajah cantik dan senyumannya. Semua itu hanya ada di dalam eommaku. Anda bukan siapa-siapa selain istri kedua appaku. Jangan berharap untuk menampar hyungku nyonya Xi."

Ingin rasanya Baekhyun menangis, ia tak menyangka jika sang adik akan seperti ini. memprotes dan berkata banyak tentang ibunya. Cukup terharu saat menyadari jika sang adik masih mengingat kenangan masa kecilnya. Sangat detail dan terlampau benar jika Taehyung mengatakan semua hal tentang sang ibu. Demikian dengan Baekhyun yang justru akan setuju dengan perihal itu.

Membuat wanita yang ada di depannya ternganga dan terguncang tepat di hatinya. Ia tak percaya dengan apa yang didengar dan apa yang dikatakan Taehyung. Kata sang anak tiri itu terlampau menyakitkan untuknya, apa yang dikatakan Taehyung bukanlah ucapan biasa melainkan sindiran luar biasa. Merasa sesak di dadanya membuat ia menepuk dengan pelan dadanya.

Sebenarnya Taehyung tak tega melakukan hal demikian, mengeluarkan kata yang bisa membuat seseorang di depannya seakan hancur. Tapi, dia bisa apa? apakah dirinya akan sanggup melihat sang kakak dimaki-maki habisan dan melihat dirinya tersakiti oleh salah satu bagian keluarganya. Sementara Baekhyun, dia memiliki niat baik untuk menjenguk sang kakak yang tengah sekarat. Tidak.... ini salah, menurut Taehyung apa yang dilakukan sang ibu sambung tidaklah benar. Wanita di depannya terlalu mencintai ayahnya, terlalu jauh tenggelam dalam kehidupan ayahnya hingga ia tidak bisa melihat mana yang salah dan mana yang benar. Bahkan Taehyung mengakui jika ayahnya bersalah, walau itu hanya beberapa persen.

"Jangan sentuh anakku sialan, ini semua karena kau anakku terluka. Kau sudah menyakiti Luhan-ku jaga jarakmu anak muda!" tunjuk sang ibu, dengan wajah penuh kesedihan dan air mata yang jatuh begitu deras. Dengan dirinya yang kian bergetar saar intonasi suaranya meninggi.

Mendadak emosi itu muncul, kedua bola mata Taehyung melotot seketika saat ia melihat bagaimana jari telunjuk itu terangkat dan menunjuk tepat di wajah sang kakak. Ini kasar dan Taehyung tidak suka dengan sikap ibunya. Sadar atau tidak dia langsung menepis tangan sang ibu, menggengam lengannya dan menarik keluar wanita yang tengah berada dalam kemelut emosi menatap Baekhyun tersebut. langsung saja, kakinya melangkah keluar. Dengan membawa sang ibu yang memberontak di tarikannya.

"Lepaskan aku Taehyung, lepaskan aku. Eomma tidak suka caramu nak, lepaskan aku!" mencoba melepaskan genggaman sang anak sesekali memukul tak bertenaga lengan atau punggung sang anak. Tapi, apa peduli Taehyung dia sudah terlanjur kesal dan mood buruk. Waktunya membantu sang kakak, pikirnya.

"Hyung aku akan menangani eomma, kau lanjutkan saja." menarik dengan cepat hingga pintu ruangan itu tertutup akibat dorongan tangan adiknya, Baekhyun yang melihatnya merasa bersyukur sekaligus sedih. Bersyukur karena ia bisa melihat keadaan Luhan lebih lama dan sedih karena sang ibu menyalahkan dirinya. Ia terlalu terbiasa dengan situasi ini, hanya saja disalahkan oleh anggota keluarga adalah hal terburuk yang enggan dirasakan oleh siapapun.

Kini tinggal mereka berdua, Baekhyun yang tak tahan akan bendungan air mata itu kini menangis. Tangannya bergetar meski mengangkat mengambang, ia yang menatap sendu wajah sang kakak hanya bisa berharap. Semoga Tuhan menolongnya....

"Apa yang kau lakukan hingga kau seperti ini hyung?" ucapnya dengan tatapan yang mampu meluluhlantakan siapapun yang melihat maniknya. Dia seperti tertimpa batu raksasa yang menghancurkan sebagian tulangnya. Merasa berat dan menyakitkan seiring detik berjalan, disini... ditempat dan dimana ia berpijak sekarang ini.

Bukan masalah, hanya saja...

Ia merasa sedih saat melihat orang yang selalu peduli padanya tergeletak tak berdaya. Benar-benar menyakitkan.

................................

.

.

.

.

Sang ibu memberontak berusaha melepaskan tangan sang anak, ketika mereka telah sampai di lorong yang sepi, cukup jauh dari ruangan kakaknya. Taehyung membiarkan sang ibu melepaskannya dan wanita cantik itu melepaskan dengan cara kasar.

"Kau anak durhaka Taehyung, aku ini eommamu. Pantaskah kau melakukan hal demikian?"

"Tidak ada yang namanya anak berbakti kepada ibu tiri yang salah, kau memang eommaku tapi kau tidak cukup kuat untuk membatasiku. Kau punya kehendak tapi kau kalah dengan darah yang mengalir dalam keluarga Kim!"

Taehyung seperti seseorang yang berwibawa jika sedang seperti ini. Dengan tatapan datar dan juga wajah yang terlampau serius, jika dilihat garis wajahnya mirip dengan sang ayah jika sedang memedam perasaan emosi yang tak terlihat.

"Kau anak eomma, dan eomma tidak sekalipun mengajarimu membangkang. Bersama Baekhyun kau malah kurang ajar seperti ini denganku, dimana sopan santunmu nak!"

"Eomma salah dan hyungku benar, jika eomma benar kenapa Baekhyun hyung tidak boleh menemui Luhan hyung. Disana dia sekarat eomma, dan sangat membutuhkan dukungan kita. Baek hyung hanya mencoba membantu Luhan hyung." Taehyung bisa mengatasi kekesalannya, meski begitu suara tegasnya cukup refleks keluar dari bibirnya. Ia bahkan menunjuk lorong sebelah, daerah mereka keluar tadi.

"Kau-" seperti tak sanggup melanjutkan ucapannya, nyonya Kim menggeleng tak percaya. Anak sambung yang ia rawat ternyata sangat keras kepala dan pemarah, apakah ia salah jika harus melindungi anaknya. kenapa Taehyung menyalahkannya seakan dirinya adalah wanita jahat di dunia. Sedangkan ia juga tidak mengelak jika Luhan memang membutuhkan dukungan.

Tapi kenapa harus Baekhyun?

"Anda tidak terima bukan setelah tahu bagaimana dan siapa hyungku sebenarnya, pertama kali melihatnya anda sangat simpati dan baik dengannya. Tapi, kenapa anda seratus delapan puluh derajat berubah? Sementara anda hanya terpancing emosi appa. Tolong jangan hina hyungku, jika anda kesal cukup aku. Bukankah aku anakmu, eomma?"

Taehyung mencoba dengan segala kewarasan yang ia punya, mencoba menyadarkan seorang ibu yang gelap mata akan suatu hal. Hasutan ayahnya yang rupanya menyulut api ketidaksukaan dihatinya, hingga benci itu lahir dan mengenai kakaknya yang sedang berjuang. Akan ada waktunya Baekhyun membuka rahasianya, dan Taehyung mempercayai itu jika Tuhan sudah menunjukan kuasanya.

Hanya disaksikan oleh angin dan bangunan lorong disana, mereka berdua bersitegang. Dimana antara anak dan ibu seperti dalam kemarahan yang membara. Rasa panas itu terasa, saat keduanya tak saling mengalah. Ah, ralat... sang ibu yang sepertinya enggan mengakui ucapan anaknya.

"Aku kecewa denganmu Taehyung, ku pikir kau anak baik dan penurut. Selama ini kau tak membangkang hanya mengelak dan aku memaklumi sifat keras kepalamu karena aku eommamu. Aku sudah terlanjur menyayangimu dan menganggap layaknya anak sendiri seperti yang aku lakukan pada Luhan. Apakah itu masih kurang?"

Tatapan menantang sang ibu, ia merasa menang dengan ucapan apa adanya itu. menajamkan atensinya dan melihat bagaimana Taehyung enggan berpaling dari ekspresinya.

"Jika kau bisa menyayangiku seperti kau menyayangi Luhan hyung. Tapi kenapa eomma berubah jahat pada Baek hyung, sementara dia hyungku dan ada darah yang sama dengannya. Wajah kami juga tak jauh berbeda, lalu... kenapa eomma sangat membenci Baek hyung. Bukankah kau sama saja membenciku karena kau membenci Baekhyun hyung?"

seperti tamparan keras, Taehyung lagi-lagi menjatuhkan mental itu dengan ucapan sarkatik tak transparan. Dia tidak pintar, tapi otaknya mendadak cerdas saat bergulat kata dengan sang ibu.

"......" membisu, ia tak tahu harus menjawab apa. memalingkan wajah kemanapun asal jangan menatap wajah tersenyum sang anak yang seperti meremehkannya. Ini keterlaluan pikirnya...

"Skakmat!"

Terucap dengan mantap, Taehyung menjatuhkannya kembali. Sang anak yang benar-benar seperti menghakimi tindakannya. Membuat ia merasa tersinggung sebagai seorang ibu.

"Jangan menyentuh hyungku, atau aku akan mengajukan penolakan anda sebagai eommaku. Anda tinggal memilih dibenci suami atau dibenci anak, aku yakin Luhan hyung juga sependapat denganku eomma..." sedikit mengancam dan sisanya sebuah nasihat.

Sang ibu berharap semoga sang anak salah dan dia benar.

.

.

.

.........................

Kyungsoo sedari tadi menatap ke luar, ia tak ada minat menanggapi ocehan salah satu pelayan baru ayahnya. Disini dia berada di dalam satu mobil dengan pelayan yang masih terbilang muda darinya. Sepertinya, ia memang tak memiliki mood yang bagus. Ia hanya seperti biasanya.

"Aku yakin kau akan betah bekerja denganku, aku jamin kehidupanmu akan lebih baik."

Tiba-tiba saja tuan Kim berbicara seperti itu disamping anak muda tersebut. Membuat senyuman lebar dari namja muda itu berseri penuh harapan, yang Kyungsoo lihat adalah bocah itu sangat polos dan belum tahu apapun. Kini, yang ia pikirkan kenapa tuannya merekrut orang baru.

Cukup aneh tuannya mencari yang baru disaat kondisi genting seperti ini.

Apakah memang benar ancaman itu bukanlah bualan semu semata? Sementara sang tuan sudah berganti pakaian dan pergi dari sebuah panti hanya untuk membawa remaja disampingnya ini. Yang Kyungsoo tahu bahwa remaja disampingnya menjatuhkan harapan pada pria yang sudah memilihnya.

Untuk apa dan bagaimana?

Apakah mencari seorang maid adalah maksut yang terselubung menurutnya sementara di tengah kondisi seperti ini Kyungsoo selalu berpikiran negatif terhadap tuannya. Apakah ini wajar? Tapi, ia merasa khawatir akan keadaan Baekhyun. Apa yang dilakukan, bagaimana keadaannya dan sedang apa dia? Sementara Baekhyun pasti sangat terguncang dengan kondisi Luhan yang belum tahu bagaimana keadaanya.

Rasa khawatir itu ia pendam dengan tatapan yang masih menatap layar ponselnya. Menunggu pesan yang bisa menenangkan hatinya.

"Kyungsoo kau ajarkan bocah ini hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam rumah, tolong ajari dia apapun. Bagaimana?"

Terpatri wajah tersenyum yang seakan dibuat, membuat Kyungsoo tanpa sadar merasa muak karenanya. Hanya karena dia yang berusaha menutupi kesalahan dengan senyum palsunya. Ingin meludah tapi dosa, ingin mengumpat tapi takut di murkai. Hingga akhirnya dirinya sendiri harus menanggung dosa karena berkeluh kesah di dalam hati.

Terlanjur sudah....

....................................

Baekhyun dan Taehyung keduanya duduk di taman belakang rumah, keduanya adalah salah satu dua manusia yang menjadi pusat perhatian beberapa pasien disana. Bagaimana tidak? Baekhyun yang justru mengalah dan memberikan pahanya kepada sang adik untuk berbaring, dimana yang sakit seharusnya dimanja bukan malah memanjakan. Bagaimanapun tidak ada yang salah karena disini Baekhyun lebih tua dan dia merupakan kakak yang berusaha untuk membuat sang adik nyaman disampingnya.

Meski pemandangan ini terlihat aneh.

"Kau yang seharusnya merawatku, bukannya aku yang merawatmu Taehyung." Ucap Baekhyun dengan senyuman tipis menawannya. Menaruh dagunya di telapak tangannya menatap sekitar yang jauh lebih baik ketimbang melihat wajah jutek sang adik.

"Apa kau tidak keberatan?" Taehyung bersua, membuat sang kakak melirik sebentar meski tatapannya kembali fokus ke arah mereka yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka. Mungkin pasien disini banyak sekali yang penat hingga mereka sibuk di luar seperti sekarang. Memang benar alam membawa dampak baik bagi jiwa dan raga sama halnya dirasakan oleh Baekhyun sekarang.

Ia hanya bisa menghirup oksigen bebas yang terbuka dan bukannya tabung oksigen yang terpasang di setiap ruang perawatan. Ini menyenangkan sekaligus melegakan.

"Kenapa hyung diam, aku tidak suka diabaikan." Sindiran yang memuat sebuah tuntutan, dimana sang adik enggan mendapatkan jawaban bisu sang kakak yang membuat hatinya sedikit dongkol. Disini dia menemani bukannya diabaikan, membuat jiwa manja Kim Taehyung meronta.

"Menurutmu hyung harus apa, saat adik kesayangan ini sudah mau menemani hyung dan tidur bagaikan bayi. Hyung masih punya hati membiarkanmu Tae." Baekhyun dengan tatapan polosnya bahkan ia memoles kepala adiknya pelan, membuat rambut sang adik berantakan dan menciptkan cemberut di bibir Taehyung kemudian. "Kau jelek!" ejek sang kakak dengan cengengesannya, membuat Taehyung memutar bola matanya malas. Ia tampan ungkapnya tegas, bahkan banyak fansnya yang bilang jika wajahnya bak pangeran yunani keturunan dewa.

Tapi Baekhyun tetaplah Baekhyun dia tidak akan peduli dengan tingkat kepedean sang adik yang mana justru Taehyung selalu menghiburnya. Ini merupakan sebuah hal yang membuat ia merasa nyaman disaat sakitnya.

Katakanlah Taehyung adalah penyemangatnya.

"Hyung, apa kau membenci appa?"

Baekhyun sempat tersingkap, baru saja ia memejamkan mata hanya untuk menarik nafas penuh dan mengambil oksigen dari alam ia justru mendapatkan lontaran pertanyaan yang membuat kepalanya merasa blank seketika. Apa yang dipikirkan Taehyung hingga dia bertanya hal itu?

Ia merasa...

"Kenapa appa berubah Baek hyung. Apa dia tidak sayang aku lagi, apa dia juga..."

Merasa terenyuh apalagi melihat wajah sang adik yang tertunduk sedih, dia yang merasa mencelos hatinya membuat siapapun merasakan hal yang sama. Hanya saja sang kakak jauh lebih sakit hatinya. membuat ia tergagap dan berusaha mencari kata yang tepat untuk adiknya.

Melihat wajah sedih Taehyung, adalah hal terburuk baginya.

Sampai ia diam seribu bahasa.

"Tae...."

Baekhyun melirih....

....................................................

Tbc...

Terima kasih dukungannya selama ini, tanpa kalian author hanya butiran debu yang tak dikenal dan tanpa peminat. Terima kasih semua, aku cinta kalian...

Maaf terlalu lama updete ide sedang tidak bersahabat dengan saya, mohon doanya agar semua diberi kelancaran.

Kudoakan kalian bahagia selalu....

Sorry, typo bertebaran dan kegajean melintas. Harap maklum karena kak author hanya manusia biasa yang pernah berdosa.

Salam cinta sayang hangat untuk kalian J

Gomawo and saranghae...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro