인생의 허구 (21)
(Author ***** POV)
"Hmmmm.... hmmmmm... hmmmm... dududududu..."
Suara nyaring senandungnya, tangan yang bergerak sibuk sembari memegang sebuah gagang sapu. Debu-debu yang menempel di lantai terkumpul menjadi satu, sela-sela meja bahkan kolong kursi pun ia bersihkan. Dengan telaten dirinya membersihkan tempat yang sudah menjadi rutinitasnya.
Begitu menikmati kesibukannya hingga tanpa sadar ada seseorang yang sejak tadi mengamatinya.
"Dududududu... hmmm ... hmmm... hmmmm...."
Begitu sibuknya bukan?
'Tap..'
'tap.. '
'tap...'
Langkah kaki yang begitu pelan, tanpa ada suara di setiap langkahnya. Jangan lupa bagaimana senyum jahil yang terpatri di wajahnya. Apakah akan ada sesuatu yang terjadi dengan lucunya? Ataukah akan ada sesuatu yang lain?
"Aisshhhh... kenapa begitu banyak debu?"
Menggerutu kecil, sesekali dengan telaten namja bermata bulat itu membersihkan sela kolong bawah meja tanpa ada sisa. Tak menyadari bahwa akan ada sesuatu yang terjadi di belakangnya.
'tap..'
'tap...'
'tap...'
Dekat...
Dekat...
Hampir dekat...
Sangat dekat...
Posisi yang kini pas berada di belakangnya, dan sepertinya 'dia' tak menyadari kedatangan seseorang itu. terkekeh geli, dengan wajah tampan jahilnya. Oh jangan lupa kedua tangan yang ia gosokan terlebih dahulu, siap-siap untuk melakukan visi dan misi paginya. Apalagi kalau bukan mengganggu seseorang sebagai penghilang penatnya.
Hana...
.
.
.
.
Dul...
.
.
.
.
"Luhan hyung anda sedang apa?"
Tatapan polos dengan wajah menerka, kedua tangan yang memegang sapu sopan. Oh jangan lupa kedua alis yang menunjukan raut wajah bingung saat melihat wajah spontan dengan terkejut tuan mudanya. Ditambah lagi aksen lucu kedua tangan yang mengambang di udara, seperti hendak mengejutkan orang lain. Tapi sepertinya D.O. Kyungsoo tak menyadari akan hal itu. sementara sang tuan muda kita, Xi Luhan atau sebut saja dengan Kim Luhan setelah mengikuti marga ayah tirinya justru menampilkan cengiran bodoh di depan dongsaengnya.
"Ah- aaa.. kau sedang apa?"
"Menyapu." Jawab Kyungsoo dengan polosnya.
Sementara Luhan salah tingkah, kala dirinya hendak ketawan melakukan misinya untuk mengerjai Kyungsoo.
"Ah... neee..." ucapnya dengan tengkuk yang ia garuk tak gatal. Sepertinya Luhan merasa canggung sendiri.
Apalagi melihat kedua mata Kyungsoo yang menatap polos kearahnya justru membuat ia sedikit takut. Oh, apa yang membuat dia takut? Padahal hanya tatapan biasa, tapi kenapa malah Luhan yang merasa merinding sendiri.
"Apa anda butuh sesuatu?" tawar Kyungsoo, karena sebagai bawahan yang baik dirinya harus melakukan hal terbaik untuk tuannya bukan?
Mendapatkan pertanyaan itu justru Luhan merasa tidak enak sendiri,
"Ah, tidak apa-apa. aku hanya ingin menyapa saja, hahahaha..." Luhan tertawa renyah, menampilkan cengiran terbodohnya yang justru hanya mendapat tatapan bingung Kyungsoo.
.
.
..............
"Hei kau buatkan aku minum, cepat!"
Entah angin apa tiba-tiba saja ada Taehyung yang bicara keras di pagi hari. Membuat Luhan memandang tak suka pada adik sambungnya.
"Ehem!!"
Deheman tegas dan keras yang Luhan lakukan, sebagai kode bagi adik aliennya untuk menatap kepada dirinya.
"Ah baiklah, anda ingin meminum apa Tuan Taehyung?"
"Buatkan aku susu coklat, cepat jangan pakai lama!"
Ucap Taehyung dengan ketus, melupakan dengan apa yang terjadi pada diirnya kemarin.
"Ehem!!!!"
Deheman itu bertambah keras, tentu saja hal tersebut sukses membuat Kim Taehyung mengalihkan perhatiannya. Hingga pada akhirnya manik hitamnya menatap tepat ke arah.
"YAAAKKKKK... LUHAN HYUNG SEJAK KAPAN KAU DISINI?!" Taehyung berterika heboh, wajah tampan dan bodohnya nampak jelas. Apalagi suara melengkingnya membuat Kyungsoo refleks menutup kedua telinganya.
Pletak!
"YAKKK JANGAN BERTERIAK TAEHYUNG, APA INI HUTAN RIMBA SEHINGGA KAU BERTERIAK HAH!!?" Luhan merasa emosi dan kesal, apalagi dirinya baru saja menjitak kepala dongsaeng sambungnya tersebut.
"KAU SENDIRI JUGA BERTERIAK, JANGAN SALAHKAN AKU DASAR BODOH!!"
" APA?! KAU MENGATAIKU BODOH HAH!? DASAR DONGSAENG DURJANA! SINI KAU BIAR HYUNG JADIKAN PERKEDEL!"
"SEJAK KAPAN AKU JADI DONGSAENGMU. KAU BAHKAN BUKAN HYUNGKU!!?"
"SEJAK KAPAN BIBIR KOTAKMU BERANI TIDAK SOPAN PADA HYUNG HAH!? APA KAU TIDAK LULUS SEKOLAH HINGGA KAU BERBICARA BEGITU?!"
Entah sejak kapan suasana di pagi hari menjadi rusuh, bahkan Kyungsoo hanya diam dan sesekali mengalihkan perhatiaannya kala kedua namja itu saling ribut.
"Aku kan masih sekolah jadi wajar aku belum lulus, memangnya hyung yang selalu saja mengomel seperti anak perawan yang mendapat jatah merah, hah!?"
"Apa?! kau mengataiku anak perawan. Beraninya kau, kupotong anumu baru tahu rasa, dongsaeng kurang ajar!"
Suasana semakin ribut, bahkan Kyungsoo kini merasa pening mendadak. Tak sadarkah mereka jika suara mereka membuat kebisingan yang haqiqi.
"Hyung laknat beraninya mengancam anak di bawah umur, apa hyung tidak waras hah?!"
"Kau yang tidak waras, justru kau yang aneh. Membenci hyung sendiri."
"Apa hak hyung, mengatakan hal seperti itu. lagi pula aku bebas membenci siapapun, lagi pula tidak ada larangan untuk membenci seseorang bukan?"
Taehyung mengulas senyum kebanggaannya. Tak menyadari jika sudah ada tanduk yang tubuh pada kepala seseorang.
Gret!!
"A.A.AAAAA.. ADUDUDU AAAAA.... A..AAA... YAAAAKKKK HYUNG SAKITT!!!!!"
"RASAKAN, INI HUKUMANNYA. DASAR DONGSAENG DURHAKA, SEBAIKNYA AKU KUTUK KAU JADI UPIK ABU, KAU TAK PANTAS JADI MANUSIA. HARUSNYA KAU JADI ALIEN YANG HIDUP DI PLANET MARS!!"
Luhan berteriak keras, nafasnya terlihat menggebu dan kesal luar biasa. Apalagi dirinya tak menggubris teriakan kesakitan dari Taehyung.
"AAAAA... HYUNG TELINGAKU, TELINGAKU YAAAAKKK SAKITTT!" Taehyung memberontak, dirinya berusaha melepaskan jeweran dari sang kakak, namun nyatanya gagal. Mengingat jemari luhan yang terlihat seperti jemari perempuan justru menjewer telinganya kencang. Bisa dipastikan jika telingan memerah karena hal itu.
"Luhan hyung sebaiknya anda le-lepaskan, kasihan tuan muda Taehyung." Ucap Kyungsoo lembut, meminta agar sang tuan muda melepaskan jeweran maut dari telinga Taehyung.
"RASAKAN, BIAR KAPOK. BIAR SEKALIAN TELINGAMU SEBESAR GAJAH!" Ucap Luhan sarkatik dengan logat cinanya. Tanpa ampun tangan putihnya terus saja menarik telinga kanan Taehyung tak menggubris bagaimana Taehyung yang berkali-kali memohon minta di lepaskan. Tak Luhan pedulikan bagaimana telinga itu kini memerah, rasa kesal sudah berada di ubun-ubun. Membuat Luhan yang sejak kemarin ingin menghukum Taehyung akhirnya dapat ia lakukan, mengingat bagaimana Baekhyun mempedulikan sang adik yang kurang ajar ini.
"BERANI MELAWAN HAH!? INI HUKUMANNYA BOCAH NAKAL!"
Masih sama, dengan logat Cinanya Luhan terus menarik telinga Taehyung, berkali-kali bibir tipisnya memberikan omelan mematikan pada Taehyung.
Lalu Kyungsoo?
Dirinya lebih memilih berjalan mundur, tak berani mengikuti urusan kedua saudara yang sibuk dengan urusan mereka. Menurut Kyungsoo, apa yang dilakukan Luhan adalah hal yang pantas dilakukan oleh Taehyung. Mengingat sikap Taehyung yang kurang ajar pada Baekhyun.
Diam-diam, Kyungsoo tersenyum tipis, kadang juga meringis sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Atau sesekali dirinya menahan tawa kala melihat Taehyung yang dihukum habis-habisan oleh jeweran mematikan Kim Luhan.
"LUHAN HYUNG JAHAT, TIDAK PUNYA HATI... HUAAAA EOMMA, TOLONG TAETAE." Taehyung memberontak, berteriak dengan logat Cinanya. Mencoba melepaskan jeweran menyakitkan Luhan.
"JUSTRU KAU YANG TIDAK PUNYA HATI, INI BALASANNYA KARENA KAU KURANG AJAR DENGANKU. BEGITU JUGA SIKAP BURUKMU PADA BAEKHYUN, RASAKAN HUKUMAN INI DONGSAENG KIM ALIEN TAEHYUNG!!"
"KAU SEPERTI IBU TIRI, KEJAM DAN JELEK. KAU TIDAK ADA BEDANYA DENGAN NENEK SIHIR, KAU ITU IBU BAWANG MERAH!!"
"YA YA TERSERAH KAU, AKU MEMANG KEJAM, DAN AKU BISA JADI NENEK SIHIR. BAHKAN BISA JADI IBU KEJAM BAK IBU CINDERELLA, DAN KAU MENJADI BAWANG MERAHNYA, AKU BAWANG BOMBAY YANG AKAN MENGHUKUM BAWANG MERAH MACAM DIRIMU!"
"YAAAKKK DIMANA-MANA BAWANG MERAH YANG DISAYANG IBUNYA BUKAN, DISIKSA SEPERTI INI, AAAAA... YAAAAKKK SAKIT BODOH!!"
"JUSTRU AKU IBU BAWANG MERAH YANG BAIK HATI, BUKAN DONGSAENG KURANG AJAR YANG MINTA DIKUTUK JADI MANUSIA BULAN!!!"
"AAAAAAAA.... EOMMAAAAA, TOLONG AKU. SIAPAPUN TOLONG AKUUUU.... APPAAAA,,, HUAAAA BAEK HYUNGG HUUAAAAAA..."
Taehyung berteriak kencang, kesakitan sudah pasti apalagi Luhan melakukannya dengan sepenuh hati. Tanpa sadar atau tidak Taehyung justru meminta tolong dengan menyebut nama Baekhyun yang kini entah mendengar atau tidak dari dalam kamar atas. Yang justru mendapat respon terkejut baik dari Kyungsoo ataupun Luhan yang mulai sadar dengan ucapan Taehyung.
Mengabaikan hal tersebut,
Luhan justru menikmati perannya sebagai penghukum dongsaeng nakal namja di depannya. sampai pada akhirnya kakinya melangkah, sembari menarik telinga Taehyung. Entah Luhan akan membawa kemana, Kyungsoo hanya terdiam dengan menahan tawanya. Ini sungguh lucu menurutnya, karena selama dia bekerja di rumah, tak ada yang berani melakukan penjeweran pada sang idola Kim Taehyung. Sekalipun itu adalah sang nyonya, tapi tak pernah sekalipun memberikan pukulan ataupun hal yang dilakukan Luhan.
Dan sekarang Kyungsoo mendapatkan tontonan secara gratis, saat dengan jelas melihat Taehyung yang berteriak meminta tolong dan memberikan protesan dengan kepala miring karena telinga kanan yang ditarik kejam oleh tuan muda berdarah cina itu. Kyungsoo bersumpah, hari ini rumah besar tersebut sangat ramai dan terjadi kejadian menarik seperti sekarang ini. ya, sepertinya kepulangan Luhan dari study nya membawa warna tersendiri. Apalagi yang Kyungsoo tahu bahwa manusia yang ditakuti oleh tuan muda dengan senyum kotaknya itu adalah Luhan, selain sang tuan besar tuan Kim. Ayah dari Kim Taehyung dan juga Byun Baekhyun atau marga yang pernah disandang dulu, Kim Baekhyun.
"Semoga hal itu bisa terjadi, sudah lama sekali kebahagiaan di rumah ini hilang. Tuan Luhan anda benar-benar Jjang... keberadaan anda membuat suasana sepi dan canggung hilang. Apalagi tuan Baekhyun, sepertinya terbantu sekali dengan keberadaan anda."
Kyungsoo menatap dalam, setelah kepergian kakak beradik itu. kedua tangan yang masih memegang sapu dengan eratnya itu, sedang berpikir. Andaikan masa lalu itu tidak terjadi bisa dipastikan akan selalu ada keharmonisan di dalam rumah ini. apalagi dengan masa kecil Baekhyun juga Taehyung yang dipenuhi dengan kebahagiaan dan cinta yang Kyungsoo ketahui. Merupakan hal yang ditunggu-tunggu hingga akhir ini.
Sepertinya bukan hanya kita yang menunggu momen Baekhyun dengan sang adik Taehyung, bahkan namja tampan dengan mata bulat juga sifat sederhanya itu mengharapkan hal itu terjadi. Mengingat bahwa Baekhyun sangat mengidamkan momen masa kecil itu.
Ya, karena apa yang diimpikan Baekhyun. Kyungsoo tahu, dia tahu apa yang diinginkan Baekhyun. Bahkan Kyungsoo, tahu bagaimana keadaan Baekhyun sebenarnya. Memikirkannya membuat Kyungsoo merubah ekspresi wajahnya. Teringat dengan jelas bagaimana wajah kesatikan sang tuan muda waktu itu. membayangkannya bagaimana rasa sakitnya Kyungsoo tidak tega. Yang Kyungsoo ketahui adalah, keadaan jantung sang tuan muda yang makin lama makin lemah.
"Semoga anda bisa bertahan tuan. Aku akan mencari pendonor untuk anda..."
Ucap Kyungsoo, saat ingatan mengenai penuturan dokter. Saat tak sengaja dirinya mendengar pembicaraan sang dokter dengan Baekhyun tempo lalu.
Tut...tut...tut...
Hingga pada akhirnya suara telefon rumah membuyarkan lamunannya. Membuat atensinya teralih ke arah benda putih yang terpajang di atas meja, datang dan menghampiri. Hingga telapak tangan itu menyentuh, mengangkat, mengucapkan kata 'halo', menerima panggilan dari seseorang....
................................
Duk...
Kepala belakang itu membentur dinding yang sedikit kusam. Helaan nafas dengan wajah sedikit pucat di balik wajah manisnya. Kepala yang mendongak, meraup oksigen banyak. Bersandar dengan pantat yang terduduk di atas lantai berdebu sebuah gudang rumah di belakang.
Beberapa bongkahan kayu rusak, meja, bangku tak terpakai. Tertutup oleh kain satin tipis berwarna putih, beberapa jaring laba-laba menghiasi tempat dan benda tak terpakai itu.
Tangan kanan yang mencengkram debu, membuat ujung jemari itu kotor karenanya. Mengekspresikan apa yang dirasakan si pemilik tangan itu. kedua matanya memburam seiring dengan buliran keringat yang jatuh dari pelipisnya.
Sesak dan sakit itu kian terasa saat dirinya menggerakan sedikit salah satu anggota tubuhnya. Tak ayal jika sakit di setiap detak jantungnya yang cepat semakin terasa dan terasa. Terlihat tak jauh dari kakinya yang terselonjor, nampak beberapa pil yang berserakan dengan botol yang tumpah tak tertutup. Sepertinya Baekhyun meminum obatnya tergesa, jatuh bersandar pada dinding saat rasa sakit itu muncul. Lalu sekarang, Baekhyun hanya menunggu obat itu melakukan tugas untuk meredakan rasa sakitnya, dan bukan menyembuhkan seperti apa yang diharapkan Baekhyun sebelumnya.
Di luar sana beberapa daun telah jatuh, jatuh dan jatuh... daun kering dan menguning seperti musimnya. Musim gugur, daun kering yang telah sukses berserakan di halaman yang belum tersentuh untuk di bersihkan. Daun yang berasal dari sebuah benih pohon yang ditanam oleh dua orang bocah, yang dulunya menyimpan harapan disana.
Juga saksi bisu, dimana kedua orang tua bocah itu masih sama-sama menyimpan cinta.
Cinta yang akhirnya berujung pada sebuah perceraian yang meninggalkan kesalah pahaman. Dan kesalah pahaman itu membuat konflik panas antara dua saudara yang tak berujung. Dan hanya satu yang menyimpan kebencian yang sangat berarti.
.
"Akh... sakit... hikkksss... sakitttt..." ucapan yang semakin lirih dengan tetesan air mata yang turun, tangan kiri kanan yang kini menyentuh dada kirinya, tepat dimana rasa sakit dijantungnya berada. Apalagi rintihan itu tak terdengar di balik gudang tempat dirinya bersembunyi.
"Hikkksss... akhhh, eomma... rasanya sakit, eommaaa..." memanggil sang ibu, dengan kepala mendongak keatas. Menahan rasa sakit yang begitu sangat. Meneteskan air matanya, dan sungguh Baekhyun merasa seluruh tubuhnya lemas.
Detak jantung yang tak beraturan menimbulkan rasa sakit, yang membuat dirinya kepayahan menahan sakitnya. Tak menyangka jika sakitnya kambuh di pagi hari ini, apalagi saat Baekhyun baru saja membersihkan tubuhnya. Mendadak sakit itu tiba, membuat Baekhyun memaksakan langkah kakinya menuruni tangga. Berjalan mencari tempat persembunyian yang tepat untuk menyembunyikan sakitnya yang kambuh, hingga akhirnya sebuah gudang yang jarang dimasuki oleh orang rumah menjadi pilihannya.
"Sakiittt... hikkksss... sakiiiittt.... eommma, to-tolong aku..."
Baekhyun tidak bisa melakukan apapun, memanggil sang ibu. Meminta tolong pada hal yang semu, dan menahan sakit itu sendirian rasanya sangat sulit. Tapi, apakah Baekhyun mampu bertahan selama itu. sementara sakit itu belum kunjung hilang.
Entah sejak kapan penglihatannya mulai memburam, dengan tangan kiri yang kini mengambang di udara. Seperti menggapai sesuatu tepat di depan sebuah pintu.
Sakit...
Sakit...
Itulah yang ada di dalam pikiran Baekhyun saat ini, terlebih lagi tak ada seorang pun disini. kedua bola mata yang memburam penglihatannya ditambah lagi dengan pening di kepala yang terasa, dan berdenyut.
"Tolong aku..."
Lirih dan lemah...
Begitu miris saat mendengarnya.
Lalu siapakah yang datang menolongnya, sementara baik pihak Baekhyun tak menghubungi siapapun, tak memberi tahu siapapun dimana dirinya berada. Lalu siapakah yang akan menolongnya?
Apakah ini sebuah Fiksi belaka?
Jika pada akhirnya Baekhyun akan meninggalkan semuanya?
Padahal masih banyak, impian kecil yang belum terpenuhi...
Lama-lama tangan itu semakin melemah, kelima jarinya sudah tak berdaya. Lengannya makin lama makin berat.
Degdegdegdegdegdegdeg...
Detak Jantung yang begitu cepat bukan?
Bahkan Baekhyun saja kesusahan menahan semua rasa sakit yang terpusat di dadanya.
Katakan jika ini hanya mimpi buruk...
.
.
.
"Hyung le-"
Tap..
"Kim Taehyung kenapa kau berhenti, ayo cepat dongsaeng nakal!!!"
Luhan memberikan sebuah kemurkaan, tapi melihat kaki Taehyung yang berhenti melangkah dan jangan lupa suara protes yang tadinya keras itu menghilang. Membuat Luhan mengangkat sebelah alisnya bingung, apalagi melihat ekspresi Taehyung yang berdiri terdiam.
Menatap halaman depan rumahnya, yang kini menjadi atensinya.
Karena penasaran apa yang tengah dilihat sang adik, Luhan dirinya juga melihat ke depan. Mengikuti atensi Taehyung saat ini. yang dilihat Luhan adalah sebuah pohon berbentuk bintang yang tengah berguguran daunnya. Lalu apa yang menarik dengan hal itu? kenapa Taehyung justru berhenti dengan tatapan diamnya, apakah ada yang menarik? Sementara yang Luhan lihat adalah daun yang berguguran karena musim kemarau.
"Tae kau kenapa? apa yang kau lihat?"
Tanya Luhan, tak menyadari jika tadi ada setetes air mata yang jatuh. Air mata yang berasal dari...
Taptaptaptaptaptaptap....
"YAAAKKK KIM TAEHYUNG KAU MAU KEMANA HAH??!!"
Luhan berteriak dengan kencang saat melihat sang adik yang berlari cepat. Apakah Taehyung berpura-pura dan saat ada kesempatan namja muda keras kepala itu lari, saat ada peluang.
.
.
.
"Eomma... Baek tidak kuat, arghhh sakiittt eomma..."
Ucapan lirih dengan rintihan itu lolos dari bibrinya yang mulai memucat. Tubuhnya sedikit bergetar, tergeletak di atas lantai dingin berdebu itu. dengan tangan yang bergerak mengambil obat yang berserakan, samar-samar dirinya mendengar sesuatu dari luar.
.
.
.
............
"Taehyung, kau mau kemana hah!!??"
Taptaptaptaptaptap.....
Luhan mempercepat langkahnya, menyusul punggung sang adik yang mulai menjauh dari jangkauannya. Luhan sedikit terheran dengan sikap Taehyung yang tak merespon dan justru berlari. Terlihat dari belakang, lengan Taehyung yang seperti mengusap wajahnya.
"Apa Taehyung menangis?" itulah yang muncul di dalam otak Luhan.
Sembari kedua kakinya, terus beralri mengikuti Taehyung yang kini berada di ruang belakang rumah.
.
.
.
"Arghhhh... hikkksss... sakiittt... kumohon, ja-jangan sekarang..."
Apakah Baekhyun harus menyerah, nafasnya semakin tercekat dan penglihatannya makin memburam.
Apakah ini adalah akhir dari ceritanya...
Apakah ini sebuah kenyataan dan bukanya sebuah fiksi?
Samar-samar, saat dirinya hampir kehilangan kesadaran ada langkah seseorang yang berada di depan pintu luar. Lalu siapakah itu...
"Eomma.."
Sakit itu terasa, sesak itu berkepanjangan. Berharap ini adalah sebuah fiction perjalan hidup. Tapi nyatanya sebuah kenyataan yang begitu pahit dari pada mimpi indah. Dimana kehidupan tak ada yang setulus cinta, dan juga tak ada kebahagiaan tak seindah sandiwara drama.
Lalu apakah ini akhir dari cerita daun berguguran?
Sementara Leaf, terus berpisah dari induknya.
Apakah daun yang berguguran hari ini akan menjadi Last Leaf bagi cerita Byun Baekhyun?
Sampai akhirnya, sebuah cahaya masuk dari celah pintu yang sedikit terbuka. Tapi...
Kelopak itu makin berat, kepalanya benar-benar berat. Bolehkah Baekhyun tertidur hari ini? kenapa rasanya sangat mengantuk, meski sakit itu terasa. Tapi, bisakah dengan memejamkan matanya sakit itu hilang. Apakah Baekhyun harus melakukannya...
Nafas yang tersenggal itu makin sempit, bibir bergerak pelan dan ucat itu tak mampu melakukannya. Tubuh yang sedikit bergetar itu perlahan terdiam, dan detak jantung itu...
Detak jantung...
Jantung...
Jantung...
Entahlah,
Hanya gelap, dan ingin gelap...
Yang Baekhyun terima....
Sampai sebuah suara deritan pintu membuka terdengar olehnya, hingga kesadarannya benar-benar hilang.
............
.
.
.
"Tae kau ken-"
Luhan tak melanjutkan ucapannya, saat Taehyung kini berdiri di depan pintu gudang.
Tes...
Kim Taehyung, menangis tanpa ia minta. Tanpa ia sadari, dan tanpa ia duga. Merasakan perasaan dan gelisah serta kacaunya. Berpikir bahwa ada sesuatu yang buruk di balik pintu gudang itu. membuat dirinya berlari, dan justru sampai disini. di depan pintu gudang tempat dimana jarang atau bahkan tak seorang pun menghampiri tempat ini.
Jemari itu memegang erat engsel pintu itu, tiba-tiba rasa sesak di dadanya terasa. Air matanya terus saja jatuh, padahal tak ada yang membuat Taehyung menangis. tapi kenapa justru Taehyung menjatuhkan air matanya?
Luhan hanya terdiam, membiarkan apa yang dilakukan sang adik. Memperhatikan apa yang terjadi pada Taehyung dengan perilaku anehnya saat ini.
Ceklek...
Bunyi khas engsel yang memutar, dengan sekali putar Taehyung mampu melakukannya. Fakta bahwa ternyata pintu itu tidak terkunci. Bersamaan dengan nafas yang semakin sesak, apalagi pikiran aneh yang buruk datang padanya. Pikiran mengenai gambaran seseorang, dan seseorang itu adalah namja yang mirip dengan wajah ibunya. Sang kakak yang ia benci dengan senang hati dan suka rela, sang kakak yang masuk dalam daftar pertama sebagai orang yang menjijikan baginya. Seorang kakak yang ia anggap pemberi harapan palsu masa kecilnya, dan sang kakak yang bekerja pada sebuah media laknat menurutnya.
Seorang kakak...
Ah, pantaskah Taehyung menyebutnya kakak. Jika dimatanya Baekhyun adalah orang yang sangat salah...
Hingga kebencian itu tertanam dalam hati dan egonya.
Kriet...
suara pintu terbuka...
seberkas cahaya masuk begitu saja, sampai selangkah kakinya hendak masuk dengan tatapan bingung dan gundah, jangan lupa ada air mata di kelopaknya. perasaan campur aduk yang...
krieeett...
brakkk...
dan pintu itu sukses terbuka...
saat itulah...
tes...
ada air mata yang jatuh, dengan pandangan kosong. Hati yang gundah dan juga...
tubuh yang tiba-tiba melemas.
"Apa?"
..................................
.
.
.
.
Musim gugur, membawa sebuah cerita. Daun yang berguguran dan terlihat sangat cantik bukan? Apalagi kini...
Seorang namja duduk bersandar pada sebuah pohon, bermain dengan daun yang jatuh di telapak tangannya. Mengulas senyumnya, seorang namja dengan pakaian putih bersihnya. Seakan bersinar saat matahari pagi menyorotinya. Duduk bersandar dengan nyaman di bawah pohon berbentuk bintang sebuah rumah yang besar.
Mendongakan kepalanya, menatap bagaimana daun itu berguguran di bawahnya.
Tatapan teduh ia berikan, sembari kedua bibirnya mengulas senyumnya...
"Cantik..."
Pujian yang pantas menurutnya...
Menerima satu daun lagi yang jatuh di atas telapak tangannya...
Jatuh karena angin...
Karena musim...
Dan karena takdir....
Lalu siapakah dia? Namja dengan wajah bersih bersinarnya? Sibuk dengan daun yang berguguran dan juga...
Yang mengulas senyum teduhnya itu. Di balik wajah cantik dan tampannya secara bersamaan...
Menurut kalian siapakah gerangan?
........................................................
Tbc...
Hai semua apa kabar kalian di hari Minggu ini? apakah kalian habis jalan-jalan menghabiskan waktu holiday bersama keluarga, teman atau pacar kalian. Oh ya disini author merasa senang karena bisa up ff apalagi ide buat ff ini alhamdullilah lancar jaya. Seperti air mengalir...
Menurut kalian chap ini dah bikin degdegan belum? Ataukah malah ceritanya nyeleneh? Oh ya jangan lupa vomment buat ff receh dan kurang sempurna author. Maaf kalau banyak typo dan gaje yang masih berkeliaran dalam chap ini. semoga kalian gak bosan dengan ff ini.
Oh ya, untuk chap ini karakter mana yang nempel di hati kalian.
1. Baekhyun
2. Taehyung
3. Luhan
4. Kyungsoo.
Oke, sekian sesi bincang kita. Jika ada salah author minta maaf, untuk masukannya. Mohon responnya, bagaimana ff 'the last leaf' menurut kalian. Berikan masukan dan kritiknya agar lebih baik ke depan.
Kuharap kalian siap dengan kelanjutan ceritanya ne...
Salam cinta untuk kalian...
Gomawo and saranghae...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro