Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

60. Shanghai

nas's notes: akhirnya aku achieve part 60!!! but I didn't achieve my 100k views goal to end this nov :") ... that's okay ....

anyway, aku bikin give away untuk para pembaca yang sudah mengikuti ti dari awal hingga sekarang. untuk detail bisa dibaca setelah kalian selesai baca part ini yaaa.

jangan lupa vomments. kalau kalian suka baca offline, nggak apa-apa, tapi vomments dulu. nyalain paket datanya, vote, terus nyalain lagiii :")

terimakasih banyak dan selamat membacaa!!

.






.






.

Munich, Germany
August 4th, 2026

Rayan Pradana:
Raka adalah pelaku tabrak lari.
Kejadiannya tanggal 1 Agustus.
Saat Mas Nicholas berencana untuk menemui Mas Andrew untuk makan di salah satu pusat perbelanjaan. Namun apa yang menginspirasi beliau sehingga beliau tak membawa mobil dan berjalan kaki menggunakan transum. Padahal saat itu sedang hujan.
Lalu ketika Mas Nicholas menyebrang ke arah gedung Admiral Blue, ia tak sadar bahwa ada mobil yang dibawa Raka di depan zebra cross. Raka melihat Nicholas dan terjadilah kecelakaan itu. Aku mendapat tayangan secara penuh melalui CCTV yang dibagikan sama polisi dan Bu Rania.
Sekarang Mas Nicholas lagi sama orang tuanya. Belum sadarkan diri.
Aku dan Mama juga datang untuk melihatnya.

Giandra Euphrasia:
Aku benar-benar tidak percaya.
Hanya aku yang tidak tahu?
Jadi itu alasanmu menghubungi Fabian selama itu?

Rayan Pradana:
Sura juga tidak tahu. Awalnya Pak Remus minta agar berita ini jangan sampai bocor ke kamu dan Sura.
Tolong jangan beritahu Sura. Aku sudah mengatakan pada Fabian untuk menahannya.

Giandra Euphrasia:
Meskipun itu permintaan ayahnya, tetap saja itu kakaknya, Rayan.
Kamu jangan setega itu.
Lambat laun Sura juga akan tahu. Bahkan aku tahu dari babi itu.

Rayan Pradana:
Ya, aku tak menyangka dia menghubungimu dengan nomor baru.
Aku share nomor tersebut agar bisa dilacak keberadaannya.

Giandra Euphrasia:
Lakukan saja.
Bagaimana Raka? Apa sudah ada surat pencekalan?

Rayan Pradana:
Tentu saja sudah—Dini hari, ayahku meminta Jaksa Agung, Kapolri, dan Ketua KPK untuk mengeluarkan pencekalan agar Raka tidak bisa kabur.
Lucunya, Mas Akbar mengundang dia ke rumah dan masih sempat-sempatnya dia melawan omongan Nilam.

Giandra Euphrasia:
Bahkan setelah menabrak Nicholas, ia masih tidak punya malu untuk muncul di rumah keluargamu dan menghubungiku.

Rayan Pradana:
Dia juga datang ke rumahmu, namun saat itu aku, Mama, dan Mba Yaya lagi pergi ke rumah sakit.

Giandra Euphrasia:
Ya Allah.
Rasanya aku ingin ke Jakarta saja hanya untuk melihat Kak Nicky.

Rayan Pradana:
Jangan kamu pikirkan apapun yang ada di Jakarta.
Kumohon pikirkan saja operasimu.
Makanya kita sepakat tidak ingin menghubungimu karena kamu pasti akan kepikiran.
Tapi setelah percakapan ini, memang kamu harus tahu.

Giandra Euphrasia:
Baiklah.
Tampaknya aku penasaran apa yang akan dilakukan oleh ayahmu terhadap Raka.

Rayan Pradana:
Kau tahu, Nilam dan aku juga berpikiran yang sama.
Kamu ingat surel yang kamu kirimkan?
Aku kirimkan ke ayah.
Banyak sekali bukti. Tampaknya kalau sekretarisnya Raka tidak membagikan bukti itu ke kamu dan kamu tidak membagikan ke Hamdi, Aqsad, dan aku ... sudah ayahku sudah pasti akan dijegal sama Raka.

Setelah menyelesaikan percakapan dengan sepupunya, Giandra langsung menutup ponselnya. Sebenarnya ia hampir saja ingin mencari berita soal kecelakaan yang di alami oleh Nicholas, namun Giandra terlalu takut. Akhirnya wanita muda itu membalikkan ponselnya dan mengepalkan jemarinya.

Kedua iris cokelatnya tampak berkaca-kaca. Giandra berusaha menahan dirinya agar tidak menangis. Jika Nicholas tahu Giandra menangisi lelaki itu, Nicholas akan mendekapnya dan mengusap punggungnya. Sayangnya, kali ini mereka terpisah oleh jarak dan tragedi. Karena itu, Giandra memilih untuk membiarkan kesedihan itu mendatangi dan menemaninya hingga merasa cukup.

.





.





.

Jakarta, Indonesia
August 4th, 2026

Dari kediaman pribadi Raka, ia tampak sibuk mengambil beberapa harta berharga dari brankas yang terletak di bawah meja kerjanya. Tampaknya, Raka sudah meyakini bahwa ia akan selesai sebentar lagi. Bahkan ia sudah mendapat pencekalan dari tiga instansi sekaligus—yang semuanya bersumber dari Presiden Andhika Pradana.

"Dasar Bapak Tua tidak tahu terima kasih! Keluargaku sudah membantunya untuk menjadi presiden dan ini balasan yang aku dapatkan dari dia?!" Raka bicara sendiri dengan nada frustasi sembari mengambil uang dollar Amerika Serikat dari brankas. "Dia benar-benar menghinaku dan keluargaku! Kakekku tak akan memaafkan ular itu!"

"Remus Wiradikarta juga sama saja! Padahal habis selesai menjabat, dia masih mendapatkan karier internasional yang bagus di UN dan menjadi direktur di perusahaan asing, tetapi masih saja merecokki negara ini." Raka yang tetap meracau sendiri sembari memasukkan sejumlah surat berharga pada tas besar miliknya.

"Ah, Marco Hassan itu juga. Apakah dia akan bergerak untuk 2029—tampaknya firma hukumnya sangat bekerja keras untuk menumbangkan eksistensiku." Tambah Raka yang kemudian langsung menutup brankas dan mendongakkan kepala ke arah pintu ruangannya.

"CLARA!? KAMU MENGEJUTKAN AKU?"

Clara Antonia yang sejak tadi berdiri dekat kusen pintu dan matanya menatap Raka dengan tajam. Wanita dengan surai merah yang sudah dicat ulang itu langsung melipat tangan dan mendekati Raka.

"Menarik bahwa kamu memilih untuk meracau soal kesialanmu pada orang lain dibandingkan berpikir cara untuk pergi." Clara membuka obrolan dan Raka tampak tak ingin membahasnya.

"Yang kupikirkan sekarang adalah aku ingin kabur." Rama mengatakan dan ia beranjak untuk menghampiri Clara. Ia melirik pada wanita yang sudah lama menemaninya dan mencium bibir wanita muda itu dengan penuh nafsu. "Sepertinya akan lama, jadi aku akan mencari Giandra agar aku bisa memilikinya sembari menunggu lelaki itu mati. Jangan hubungi aku dan aku menitipkan rumah ini."

Tak peduli dengan ucapan Raka, Clara pun membalas ciuman Raka dengan penuh nafsu. "Kalaupun kamu masuk penjara, aku tidak akan mau mengunjungimu."

"Aku tidak akan masuk penjara," ucap Raka dengan nada yakin.

Yakin? Kamu saja ingin kabur dari rumahmu sendiri. Clara membatin dan kemudian mencium pipi Raka.

Mata Clara tampak memandangi Raka yang berjalan menuju pintu utama. Sayangnya, ia tak sadar bahwa seharusnya Raka memiliki beberapa menit untuk memanaskan mobil sebelum jalan keluar rumah. Akan tetapi, Raka langsung menghilang begitu saja seperti angin.

Beberapa menit kemudian, Raka terbangun dan menyadari pandangannya gelap. Ia berada di dalam sebuah mobil yang tak familiar. Wangi dari mobil tersebut merupakan wangi jeruk yang mengganggu penciumannya. Bahkan Raka dapat berasumsi bahwa pewangi mobil yang digunakan adalah pewangi mobil murahan.

Sayup-sayup, telinga Raka menangkap suara seorang supir yang mengatakan. "Dari kesayangan Presiden dan rakyat, menjadi buronan satu Indonesia. Mengenaskan sekali jalan hidup Raka Purnomo—semuanya berusaha membolak-balikkan hidupnya bagaikan lelucon, tetapi memang apa yang dilakukan oleh Raka ini konyol."

"Ucapanmu tidak perlu sekasar itu." Tegur pria yang setari tadi mengencet tubuh Raka dengan keras. Berupaya untuk menahannya agar tidak memberontak. "Sebenarnya aku ingin menghajarnya, namun aku tidak ingin mencuri start dari bos besar."

Apa-apaan ini? Kenapa mereka ingin menghajarku? Berani-beraninya. Telinga Raka berusaha untuk mencerna ucapan beberapa orang tersebut hingga ia berhenti di suatu tempat. Kepalanya masih terbungkus dengan kantung berwarna hitam.

Para pria menyeret Raka keluar dari mobil secara paksa. Kemudian membimbingnya jalan melalui jalur yang tidak diketahui oleh orang. Tampaknya Raka familiar dengan wangi rumah yang selalu ia sadari, namun ia masih menerka-nerka tempat tujuan akhir. Begitu sampai, dua pria langsung membuang lelaki malang itu ke lantai. Tangan Raka langsung mengusap lantai kayu, namun ia tidak mendapat petunjuk.

Tak sadar, Seorang pria bertubuh sedang langsung beranjak dari kursi kerja dan langsung menghajar Raka dengan tangan kosong. Sebelum Raka dapat berdiri, pria itu menghajarnya dengan kasar. Memberikan beberapa pukulan di wajah dan tubuh Raka.

TBC

Published on December 1, 2024

nas's notes: hiii jadi aku akan jelaskan mengenai give away-nya yaaa!!

give away menjelang 100k views & menjelang ending dari the inheritance

hadiah:
saldo shopeepay masing-masing @25k dua orang pemenang dengan review paling menarik.

saldo shopeepay masing-masing @10k untuk dua orang juara harapan.

syarat:
1. pembaca the inheritance dari part pertama (aku punya list akun-akun yang aktif mengikuti update ti yang biasanya aku pakai untuk tag part extra, kalau belum pernah di-tag, boleh rep yaa!)

2. vote semua part (hayo yang kemarin kelupaan vote boleh dilengkapi dulu yaa) & feel free untuk berkomentar (komentar akan menjadi pertimbangan)

3. tulis review di x dengan mention akun x-ku yang dikunci itu (iya (at) gemeinschweft dengan dp joy) yang memuat link cerita. mention biar aku bisa baca review kalian dan bisa aku abadikan juga.

4. review harus memuat saran, kritik, dan reaksi selama membaca ti. (mungkin kalian selama ini nggak mau vote part tertentu karena apa, atau karena aku yang berisik di notes, atau karena aku yang updatenya lama etc. jadi ini kesempatan kalian untuk mengulas dan menarik pembaca baru dari ulasan kalian. mungkin ada yang tadinya mau baca ti, tapi habis baca review kalian, mereka punya pertimbangan baru untuk baca atau enggak)

5. sebelum mengirim review, jangan lupa melampirkan id wattpad kalian, yaa! (kalau id wp dan twitter berbeda) supaya aku bisa tracking jugaaa :"D

batas pengumpulan:
8 desember 2024, pukul 23:59

pengumuman:
10 desember 2024, tba

jadi ayo ikutan! kalau ada pertanyaan, boleh dm akun twitterku (at) gemeinschweft yaa!

terima kasih banyak dan semangat! <33

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro