White Day
White Day adalah hari yang sangat ditunggu oleh mereka yang sebelumnya telah memberikan cokelat di hari kasih sayang atau biasa disebut Valentine Day. Sama halnya dengan murid laki-laki pada umumnya, drummer band sekaligus idol bersurai jingga, Wakazato Haruna akan membalas cokelat pemberian seseorang yang menurutnya sangat-sangat tidak peka pada keadaan sekitar.
White Day
Wakazato Haruna × Reader
Warning : Typo, gaje, gagal komedi
.
.
.
"Kau ini sangat tidak peka ya, (Name)"
•
•
•
BRUK
Bisikan murid-murid terdengar memasuki indera pendengaran gadis bersurai (h/c) saat jemarinya membuka loker sepatu. Bukan sepatu yang ditemukannya, melainkan tumpukan cokelat yang jatuh tidak elitnya, membuatnya cukup terkejut. Menghela nafas, gadis itu mulai memunguti satu persatu cokelat terkait dan memasukkannya ke dalam tas.
(Surname) (Name), murid yang terkenal sangat ramah dan gila belajar. Pintar, hanya saja ia memiliki kekurangan yang sangat disayangkan oleh beberapa teman kelasnya. (Name) sangat tidak peka pada keadaan sekitarnya.
"(Name)-san, ohayou."
"Ohayou, Jun."
Fuyumi Jun menatap datar beberapa cokelat yang masih berserakan di lantai. Keyboardist High×Joker itu sudah mengenal gadis itu lebih dari siapapun, mengingat ia salah satu teman masa kecilnya. Keramahan (Name) terkadang memancing salah paham dari seseorang dan kebanyakan adalah lawan jenis.
"Apa kau memberikan cokelat untuk semua orang?"
"Mungkin. Aku lupa berapa banyak orang yang kuberikan. Lagi pula, aku hanya memberikannya sebagai tanda terima kasih atau hanya sebagai teman. Bukankah kau juga dapat bulan lalu, Jun."
"Dapat. Kau memberikan cokelat pada kami berlima sampai-tonikaku, kalau mau memberi seseorang sesuatu, pikirkanlah resiko yang akan kau terima, (Name)-san."
>* * * * *<
"Apa yang terjadi?"
Menggelengkan kepala, Akiyama Hayato juga merasa heran sama dengan Jun saat mereka memasuki ruang klub musik. Drummer mereka terlihat diam tanpa menyentuh donat yang disajikan Shiki dan Natsuki sebagai snack istirahat. Biasanya, laki-laki bersurai jingga itu akan berebut donat dengan Shiki atau membahas hal-hal yang menurut keempat temannya tidak penting.
"Harunacchi sudah begitu sejak tadi."
"Haruna, daijoubu?"
"Na, Jun!"
Jun terkejut dengan sikap Haruna yang menurutnya tidak biasa itu, sampai ia hampir menjatuhkan bekal makan siangnya. Cengkeraman di kedua bahunyalah penyebabnya.
"A-ada apa, Haruna-san?"
"Kau kenal dekat kan dengan (Name). Bisa beri tahu aku cokelat seperti apa yang disukainya?"
"Hah! Kalau itu, cari tahu saja sendiri." Jun menepis cengkeraman tangan Haruna dari kedua bahunya.
Murid jenius itu duduk di sebelah Natsuki sembari membuka bekalnya, meninggalkan Haruna yang berdiri mematung karena mendengar jawabannya. Menepuk bahunya dua kali, Hayato mencoba memberi semangat pada rekan satu band serta idol nya itu.
"(Name), dia suka cokelat apapun, Haruna."
"Hontou, Natsuki!"
Bagai dewi Fortuna, Sakaki Natsuki dapat mengembalikan semangat Haruna yang sempat hilang beberapa detik lalu. Natsuki melirik Jun, mengamati ekspresi wajahnya laki-laki berparas imut itu.
"Tapi (Name) paling suka satu rasa."
"Apa-"
"Peppermint."
Buru-buru Haruna mengetikkan sesuatu pada ponselnya. Setelahnya, ia berbisik pada sang leader untuk meminta izin perihal latihan rutin di 315 Pro setelah pulang sekolah. Melahap satu donat yang sejak tadi dianggurkan, laki-laki pecinta donat itu segera melesat pergi.
"Apa yang dia katakan?"
"Nandemonai, Jun."
Leader yang baik tidak akan membuat teman satu unit nya bertengkar hanya karena masalah perempuan, pikir Hayato.
SKIP
SKIP
Menatap sekeliling kelas 2-4, mencari sosok gadis yang membuatnya kurang fokus latihan beberapa hari ini. Mungkin itu sebabnya Jun tidak ingin memberi tahu cokelat seperti apa yang menjadi kesukaan gadis incaran hatinya.
"Haruna-san, sedang apa?"
"Woah! (Name)!"
"Ya? Ada apa?" gadis bermanik (e/c) itu memiringkan kepalanya, bingung.
"P-pulang sekolah ada waktu? Aku ingin mengajakmu ke-ke mananya tidak penting. Pokoknya pulang sekolah kutunggu di gerbang ya. Jaa."
Haruna pergi secepat kilat, sebelum mendengar gadis itu bertanya lebih lanjut perihal keinginannya untuk mengajak pergi sang pujaan hati, namun ia belum memutuskan ke mana dia akan pergi.
>* * * * *<
"Jadi, kau mau mengajakku ke mana, Haruna-san?"
Menggaruk pipinya, Haruna sama sekali tidak bisa berpikir ke mana dia akan mengajak gadis itu pergi. Tabungannya tidak cukup untuk mengajak gadis itu menghabiskan waktu untuk menikmati cake cokelat istimewa untuk White Day.
"Ke... ke rumahku. Mau kan?"
Mungkin saat ini sedang muncul tanda tanya besar di atas kepala (Name), mendengar ucapan Haruna. Bukan tidak mau, ia hanya bingung karena laki-laki bersurai senja itu tiba-tiba mengajak ke rumahnya. Satu anggukan cukup membuat semangat Haruna membara dan tanpa sadar menarik lembut tangan (Name).
SKIP
Dan di sini lah mereka, duduk bersebelahan di sofa panjang depan televisi. Haruna sengaja menyalakan televisi, bermaksud menghilangkan suasana canggung menggunakan suara siaran televisi sore itu. Namun sepertinya hal itu tidak berpengaruh sama sekali.
Ingat dengan apa yang harusnya sejak tadi diberikan, ia merogoh tas sekolahnya. Bingkisan berukuran sedang dibalut kertas kado bermotif love itu serahkan begitu saja pada (Name) tanpa mengucapkan apapun.
"Eh!"
"Pe-pengganti cokelatmu bulan lalu. Hari ini masih White Day kan." Wajah Haruna semakin merah saat mengucapkan kata-kata itu.
"Arigatou. Tapi, aku sebenarnya lupa kalau aku juga memberikan cokelat padamu di hari Valentine bulan lalu, Haruna-san."
Rasa malu dan canggung yang menyelimuti ruangan tiba-tiba sirna begitu saja. Haruna menatap datar gadis di hadapannya yang tersenyum tanpa dosa. Ternyata julukan gadis tidak peka yang disandang (Name) bukan hanya bualan semata. Menghela nafas, rasa gugup yang sempat muncul sirna tergantikan tawa kecil dari Haruna.
"Kau memberikan satu padaku dan yang lain. Bukan cokelat spesial memang, tapi menurutku itu spesial karena dari orang yang kusuka."
"Haruna-san."
"Aku sudah lama menyukaimu, mungkin tidak tepat. Mencintaimu, itu yang lebih tepat. Cokelat yang kau pegang itu sebagai ungkapan perasaanku. Kalau kau tidak mau menerima perasaanku, cokelatnya kuambil lagi."
"Dame." (Name) refleks menghindar saat sebelah tangan Haruna hendak mengambil lagi cokelat yang berada di genggamannya.
"Apa itu berarti kau menerima perasaanku, (Name)?"
"Tebak saja sendiri."
Kesal, Haruna dengan sengaja mendorong kedua bahu (Name) sampai gadis itu jatuh dengan posisi ia berada di bawah sedangkan Haruna berada di atasnya, mengkabedon sang gadis. Haruna dapat melihat semburat merah muda pada kedua pipi sang pujaan hati dan kedua manik (e/c) nya yang memalingkan pandangan.
"Aku menunggu jawabanmu, (Name). Kalau kau tidak mau mengatakannya, aku tidak akan segan untuk menciummu."
"A-apa-apaan itu! Itu pelecehan, Haruna-san."
"Biarkan saja. Lagi pula kau juga menyukaiku kan. Jadi tidak bisa dibilang pelecehan."
"Wakatta wakatta. Aku-aku juga menyukaimu, Haruna-san. Sekarang menyingkir, aku mau makan cokelat ini."
Suara pada televisi mengalihkan perhatian kedua remaja berbeda gender itu. Manik (e/c) gadis itu sedikit membola melihat layar televisi yang menampilkan acara amal dengan bintang tamu High×Joker dan tentunya di sana ada Haruna. Menatap televisi dan Haruna bergantian, (Name) sedikit memiringkan kepalanya heran.
"Kenapa kau ada di televisi, Haruna-san?"
~ Omake ~
Haruna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan gadis yang secara resmi menjadi kekasihnya beberapa menit lalu.
"Kau tahu 315 Production kan, (Name). Aku salah satu idol di agensi itu. Tidak hanya aku, tapi High×Joker secara keseluruhan."
"Eh! Idol? Kok aku baru tahu sekarang? Sejak kapan?"
"Kau ini sangat tidak peka ya, (Name)."
Haruna mengusap puncak surai (h/c) (Name) lembut yang masih menunjukkan wajah kebingungan sembari melahap cokelat pemberiannya.
Sedangkan di 315 Pro....
"Ne ne, Hayato. Apa Haruna berhasil?"
"Apa yang berhasil, Saki-san?"
"!!!!!"
Hayato menolehkan kepalanya dengan gerakan patah-patah. Tatapan penuh selidiki kentara tajam dari Jun cukup membuatnya takut dan merinding. Laki-laki berperawakan gadis, Mizushima Saki yang bingung hanya berkedip 3 kali sembari memberikan ponselnya pada Jun.
From : Haruna
Saki, tasukete. Apa kau ada waktu luang di cafe? Bisa buatkan cokelat dengan rasa peppermint, lalu bungkus secantik mungkin. Kutunggu pulang sekolah di gerbang sekolahku. Aku akan menyatakan perasaanku pada (Name).
"Arigatou, Saki-san."
"Hayato! Kau mengizinkan Haruna-san bolos latihan hanya untuk menyatakan perasaannya pada (Name)! Konser kita itu lusa! Kemari kau, Hayato!"
Jadilah latihan dance untuk High×Joker dan Café Parade sedikit terlambat dikarenakan Jun yang sibuk mengejar Hayato untuk meminta penjelasan, sedangkan Hayato yang berusaha menghindar sampai mengelilingi ruangan latihan.
°
°
°
Owari
Hallo !!!
Happy Birthday for Wakazato Haruna //telat
Iya telat banget memang. Niatnya mau diupdate pas tanggal 30 Maret kemaren, ternyata kegiatan RL sangat menyita waktu padahal lagi pada WFH kan
Gimana kondisi kalian? Sehat? Semoga sehat semua ya
Walaupun kalian bosan di rumah, sebisa mungkin hindari bepergian keluar rumah kalau gak penting-penting banget ya, guys
Stay safety, semoga virus COVID-19 ini cepat berlalu
HAPPY READING 🌸
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro