bab 2
*
*
Awal pertemuan mereka di Gwangju. Saat itu Sasuke mendapat libur dari agensi, akhirnya ia memilih pulang ke kediaman Uchiha.
Pagi itu pikirannya tengah kalut. Ia sedang marah, tepatnya ia sedang kesal pada kedua orang tuanya terutama sang ibu. Kedua orang tuanya itu dengan gencar mendekatkannya dengan gadis bersurai pink. Anak dari salah satu rekan bisnis ayahnya.
Tentu saja dengan keras ia menolak, karna saat itu karirnya groub YJ masih baru dimulai. Ia tau pendekatan apa yang diinginkan sang ibu. Berawal dari pertemanan akhirnya malah pernikahan.
Ia memilih keluar rumah tepat pukul 5 pagi. Dengan kaos tanpa lengan berwarna abu-abu, di padu training hitam dan sepatu sport putih. Ia memilih menenangkan diri dengan lari mengelilingi komplek.
Headset putih menyumpal telinganya. Karna terlalu serius bergelut dengan pikirannya, ia takmemperhatikan jalan hingga-
Bruk
Kakinya menginjak betu kerikil hingga ia jatuh terduduk.
" ah... Apa tak ada yang lebih buruk lagi !!"
Teriaknya kesal, ia menarik kasar hradset yang masih terpasang di telinganya. Hatinya masih dongkol karna masalah dirumah, lah sekarang. Saat ia mencoba berdiri pergelangan kakinya malah terasa nyeri hingga ia kembali terduduk.
" bagus "
Ia membanting headset miliknya ke tanah. Menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangan yang bertumpu di kedua lututnya, tanpa pindah tempat.
" butuh bantuan? "
Alunan suara iandah itu membuat Sasuke mendongakkan kepalanya. Di sana..... Di depannya, berdiri seorang remaja berambut pirang bermata safire menatap datar padanya.
Matanya terpaku pada manik mata seindah lautan itu. Terlihat berkilau, karna sinar matahari yang barusaja terbit menerpa wajah tan itu.
" hei "
Seakan ditarik ke alam nyata, ia menggelengkan kepalanya dan kembali menatap pemuda di depannya. Mengukir senyum, bibirnya kemudian berucap.
" jika tak keberatan "
Tangan tan itu terulur, dan disambut uluran tangannya. Tangan tan itu terasa lembut ditangannya. Hingga ia tak sadar sekarang telah berdiri dengan kedua kakinya.
Pemuda pirang itu berbalik, dia harus pulang. Karna tugasnya mengantar koran dan susu sudah selesai.
Sasuke yang melihat pemuda itu pergi ke arah sepeda orange yang terparkir di tepi jalan memiliki inisiative.
" a...a...aaaaah aduh aduh, sshh kakiku "
Sebelah matanya tertutup dan sebelah lagi menatap gerakan prmuda pirang itu. Tangannya memegang sebelah kakinya.
Binggo...
Pemuda itu berbalik dan kembali berjalan ke arahnya. Wajah manis itu masihlah datar, tapi ia bisa melihat sorot khawatir dari manik safire itu.
" kau tak apa ?"
" aduh... Sshh pergelangan kakiku terkilir "
" jika boleh, apa bisa aku menumpang padamu "
Sasuke memandang memelas pada pemuda di depannya.
" tapi aku hanya punya itu "
Tangan tan itu menunjuk sepeda orange yang terparkir di pinggir jalan. Saauke tersenyum, ia mengangguk.
" tak apa "
Pemuda itu menuntun Sasuke yang tubuhnya lebuh besar darinya. Sebelah tangan Sasuke tersampir di bahunya, dan sebelah tangannya ada di punggung kokoh Sasuke.
Pemuda itu bisa merasakan seberapa kokoh dada bidang itu, saat tak sengaja tubuhnya berpitar membuka kunci stang sepedanya.
Setelah menempatkan Sasuke pada boncengan sepeda, ia berbalik untuk mengambil sesuatu diatas tanah dan mengantonginya.
Rasanya senang sekali Sasuke, yang awalnya suram terganti dengan pagi yang cerah.
15 menit kemudian, mereka sampai di depan rumah Sasuke.
" gomawo "
" ne ..... Ini "
Pemuda pirang itu merpgoh saku celananya. Ia menyodorkan kabel putih pada Sasuke.
" ini milikmu kan? "
" terima kasih lagi kalau begitu "
Tangannya terulur mengambil headset miliknya yang ia banting tadi.
Tanpa bicara hanya menunduk singkat, pemuda pirang itu berbalik menuntun sepedanya kearah tadi ia datang.
" t- ah.... Aku belum tau siapa namanya "
Sasuke terus mengawasi pemuda pirang itu hingga masuk ke pekarangan rumah di sebwlah rumahnya.
Eh?.... Ah tuhan memang menyayanginya. Ternyata pemuda itu tinggal di samping rumah orang tuanya.
" sampai bertemu lagi !!"
Teriaknya dan langsung berlari memasuki pintu rumah, tanpa peduli kakinya yang sakit.
Pemuda itu menoleh, menatap orang yang ia tolong tadi.
" cepat sekali "
Dia mengedikkan bahu acuh dan masuk ke rumah sederhana miliknya.
*
*
" hyung kapan come back ku ?"
" kenapa ?"
Manager kim yang menjabat sebagai managernya, menatapnya penuh tanya.
" tidak... Tak ada apa-apa "
Mata manager kim menyipit.
" aku mencium bau kebohongan disini "
" a-ah sudahlah... Changmin baru akan pulang bulan depan. Aku hanya ingin tau apa come back ku solo atau menunggunya pulang terlebih dahulu ?"
Manager kim kembali ke kesibukannya, sejak tadi dia tengah bertukar pesan dengan istrinya.
" kau akan come back terlebih dahulu, setelahnya kalian akan mengadiri sebiah acara penghargaan. Sekalian mengumumkan album baru kalian "
Sasuke hanya mangut-mangut tanda mengerti.
" jadi, kapan aku libur?....aduh "
Manager kim menggeplak kepala Sasuke yang sejak tadi tiduran di sofa, menggunakan lengan sofa sebagai bantalan.
" bekerja saja belum, sudah bertanya libur "
" aku hanya bertanya "
Manager kim mengelengkan kepalanya melihat tingkah laku artisnya ini. Bagaimana jika yang satunya pulang nanti, pasti umurnya benar-benar bertambah 5thn lebih tua. Satu saja pusing, apa lagi dua.
Tapi untunglah Sasuke lebih bisa mengontrol sikap jika di luar. Tapi jika hanya bersama orang-orang yang menurut-nya nyaman, dia akan memperlihatkan sifat aslinya.
" kau akan ke Gwangju ?"
" hmm, umma dari kemarin menerorku. Bertanya kapan aku bisa ke sana "
Sasuke mengangguk, ia mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Manager kim kembali menatap Sasuke.
" ibumu masih mencoba menjodohkanmu ?"
" begitulah "
Sasuke mengedikkan bahunya acuh. Tangannya sibuk mengetik pesan dengan yang akan dikirim ke seseorang.
" nikmati hidupmu "
Ujar manager kim nada mengejek.
" lagi pula umurmu memang sudah tak muda lagi. Aku takut yang dibawah sana sudah tak berfungsi "
" sialan "
Manager kim dengan gesit berlari kearah pintu keluar apartemen Sasuke. Gelak tawa terdengar sebelum pintu utama tertutup, bebarengan dengan bantal sofa yang membentur daun pintu.
" ahk sayang! Kenapa kau tak menelfonku !!"
Teriaknya frustasi, membanting ponselnya kearah kasur.
Ting~
Sasuke segera mengambil ponselnya, saat ia mendengar ada notif pesan masuk. Wajah keruhnya berganti cerah.
" aku mencintaimu lov !!"
*
*
Naruto hanya bisa tersenyum membaca pesan yang dikirim oleh kekasihnya. Kekasihnya itu pria yang menggemaskan, sangat manja di beberapa waktu teryentu.
Pria ramah yang membuat hidupnya berwarna sejak kedatangan pria itu di hidupnya.
" naru "
Naruto berbalik kearah orang yang memanggilnya.
" ne hyung "
Ia menemukan Jaejoong yang tengah berdiri dengan tangan sibuk memasukkan beberapa barang-nya di meja kasir.
" yunni~ sedang sakit, jadi aku akan pulang. aku serahkan cafe padamu, tak apa kan?"
" tak apa hyung, pulanglah "
Jaejoong tersnyum menatap pemuda asal jepang itu.
" jika terlalu malam untuk kembali ke asrama, tidurlah di ruanganku. Disana ada ranjang untuk kau tidur "
Naruto mengangguk.
" ah... Dan sampaikan salamku pada kekasihmu, aku tau sejak tadi kau bertukar pesan dengannya. Sampai jumpa "
*
*
Klik
" hallo "
' bibi, ini aku Sakura '
" oh.. Sakura-chan, ada apa? "
' aku barusaja tiba di bandara internasional Korsel '
" kau sudah datang... Apa perlu bibi kirim supir untuk menjemputmu ?"
' tak usah bibi, aku akan langsung ke hotel. Aku hanya ingin mengabari bibi saja '
" oh, baik-baiklah disana. Dan cepatlah berkunjung kemari "
' tentu.... Ah, taxi ku sudah datang. Sampai jumpa lagi bi '
" ne "
Pip
" jangan terlalu memaksa Sasuke koi "
Setelah meletakkan gagang telefon, Mikoto menatap suaminya.
" aku tidak "
" kau ia, biarkan dia pilih sendiri pasangannya "
Mikoto mendengus sebal atas sikap cuek sang suami.
" kau tak tau siapa yang ia pilih, huh"
Mikoto beranjak dari duduknya, sedangkan Fugaku hanya bisa menghela nafas berat. Ia memijit kepalanya.
" sayangnya aku sudah tau semuanya "
Gumamnya.
.
.
.
.
.
Tbc
Haaaaaaaaah, otakku terasa diremes, diputer, dibejek-bejek.... Ah pokoknya sakit...
Ok ini jelanjutannya .... Mian jika agak gug ngefeel..
Bay....bay..... Bow
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro