Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 12

Warning.... Ada adegan U-21 keatas..

*

*

Changmin memandang penuh minat barisan toples kaca dengan isi kue kering berbagai warna di depannya. Ia memandang Naruto penuh binar.

" terima kasih Naru-chan, kau yang terbaik "

" eitss "

Saat tangannya terulur meraih semua toples itu dalam pelukannnya, tangan Sasuke lebih dulu menahan tangan Changmin.

" kenapa ??"
Changmin jadi kesal sendiri.

" kau pikir ini hanya untukmu saja apa !! .... Lihat "

Tangan putih itu menunjuk kertas kuning yang menempel di badan toples. Di kertas itu tertulis sebuah nama.

" bukankah ini semua seharusnya milikku "

" mulutmu Cwang, kau pikir hanya dirimu saja yang dibuatkan "

Tangan Sasuke memutar semua toples, hingga memperlihatkan tulisan-tulisan nama pada semua toples itu.

" yang ini milik manager hyung, aku, istriku dan yang itu milik mu "

Menunjuk toples berisi kue kering berwarna kuning untuk managernya, warna hijau untuknya, warna merah muda untuk Naruto dan dua toples kue berwarna merah untuk Changmin.

" tapi "

Changmin menatap Sasuke dengan wajah hampir menangis.

" turuti apa kataku atau aku akan mengambil semuanya kembali "

" JANGAN !! Iya iya aku menurut .... Tapi kenapa cuma dua "

Ya tuhan anak ini,... Jika tidak ada Naruto yang tengah duduk di sebelahnya, karena kali ini ia membawa serta sang istri ke gedung agensinya.... Sudah habis Changmin di sleding olehnya.

Naruto yang dasarnya tak tega'an, apa lagi dengan wajah menggemaskan Changmin yang .... aw. Akhirnya dia memberikan toplesnya pada pemuda itu.

" ini untuk hyung saja, aku bisa membuatnya lagi di rumah nanti "

" terima kasih.... Aku mencintaimu "

Sasuke mendengus... Kalau ada maunya saja cinta-cintaan. Cih.... Muka alim, hati iblis, otak siluman... Licik.

Tapi tak lama kemudian senyum lebar penuh arti terpatri di bibir tipisnya.

" makanlah... Naruto sudah bersusah payah membuatkannya untuk mu "

Dengan semangat, tanpa curiga akan senyuman Sasuke, Changmin membuka tutup toples yang bertuliskan namanya. Dengan semangat ia memasukkan 2 buah kue jahe berbentuk bulan sabit kemulutnya.

Dengan senyum dan pipi menggembung lucu Changmin mengunyah, tapi itu awalnya. Saat dia akan menelan kue yang ada di mulutnya, ia mengernyit. Tak biasanya kue jahe sepedas ini kan?

Dengan susah payah ia menelannya.. Oh tuhan, apa salahnya#banyak mah salahnya#salah satunya gug ngejadiin aq pacarnya. Kenapa baru saja dia memakan dua buah kue jahe, mulutnya sudah terasa terbakar seperti barusaja mengunyah batu bara.

Sasuke yang menyadari ekspresi Changmin, tersenyum puas. Ia mengembalikan ekspresi wajahnya seperti biasa, dan dengan polos berucap.

" kenapa diam, makanlah.... Itu enak kok "

Sasuke meraih sebuah kue jahe dari toples miliknya dan memakannya. Ia bahkan menyuapkannya kepada Naruto yang duduk di sebelahnya.

Changmin yang terdiam membuat Naruto heran. Apa kue buatannya tak enak? Yang ia tau, selama ini Changmin suka apa yang ia masak saat masih kerja di cafe milik Jaejoong.

" hyung kenapa? Apa kuenya tidak enak ?"
Tanya Naruto hengan wajah sendu.

Changmin mendongak, ia yang sejak tadi tengah menetralkan rasa terbakar di lidah dan rongga mulutnya menatap Naruto kaget. Ia dengan keras menggeleng dengam bibir tersenyum. Tak enak juga melihat wajah murung Naruto.

Uh... Selama ini ia tak pernah menolak atau memprotes apa yang di berikan Naruto. Karena selama ini makanan yang selalu ia rasakan sangat nikmat dan pas di lidahnya, tapi kenapa kali ini agak anehnya.

" tidak, i-ini enak kok... Hanya sedikit..... berbeda "

Karena tak enak dengan Naruto, akhirnya Changmin menjawab. Walau pada akhir kalimat ia hanya mampu bergumam lirih.

" ne ?"

" tidak...tidak "

" lalu kenapa hanya diam saja, makanlah. Bukannya tadi katamu enak, kenapa kau hanya diam "

Changmin tertawa canggung, ia menggaruk belakang kepalanya yang jelas-jelas tidak gatal atas perkataan Sasuke.

" ah... Aku baru ingat, tadi aku barusaja makan... Jadi aku sudah kenyang hehe "

" yang ku tau kau tadi bahkan tidak sarapan... Aku masih ingat tadi kita langsung kesini "

Manager Kim yang sejak tadi diam melihat mereka, menjawab. Pria itu bahkan sudah memeluk toples miliknya, dan mulutnya tak henti-hentinya mengunyah, karena tangannya sejak tadi terus menjejalkan kue jahe ke mulutnya.

Sialan.... Changmin tak bisa mengelak. Ih... Apa manager hyung tidak tau jika wajahnya sudah memerah karena kepedasan. Apa lagi Ken a.k.a Sasuke sejak tadi memojokkannya untuk terus memakan makanan yang terlihat nikmat tapi penuh racun di pelukannya.

Otak pintar Changmin memproses. Ia menatap wajah tenang Sasuke yang memandangnya dengan senyum ganjil, lalu menatap toples kue di pangkuannya. Menatap Sasuke kembali, lalu menatap toplesnya. Ia terus melakukan itu hingga kepalanya mengambil kesimpulan jika pasti ada yang direncanakan oleh hyung pervect-nya itu.

Ia kembali merutuk. Kenapa hidupnya sial sekali sih... Kenapa pula dia baru sadar jika Sasuke telah mengerjainya, dengan menambahkan sesuatu pada kue miliknya. Ah... Pasti karena permainan malam itu hingga hyung-nya itu membalasnya.

" jadi tak enak ya "

Gumaman lirih Naruto membuat Manager hyung langsung memprotes atas sikapnya yang katanya tidak menghargai pemberian orang.

Dengan wajah sedikit tak rela, Changmin dengan ragu-ragu memasukkan satu-persatu kue itu kedalam mulutnya. Berkati dia tuhan... Semoga nyawanya masih ditempatnya, dan toilet pria kosong. Ia tau pasti beberapa saat lagi perutnya mulas dan bibirnya jontor.

Ya tuhan.... Ingatkan dia untuk setiap minggu ikut Siwon hyung ke gereja. Ia ingin memohon pada tuhan agar hyung sialannya itu mendapat karma.

Oh... Changmin sayang, jika di gereja kau tak boleh mengumpat.

Dan Sasuke tertawa puas melihat bagaimana tersiksanya Changmin memakan kue-kue itu. Hmm... Bukankah nanti malam adalah malam pertamanya. Hehe... Kemarin dia tak tega meminta jatah pada sang istri, karena ia tau Naruto lelah karena membuat kue untuk mereka.

Sedangkan Naruto tanpa tau apa-apa, menatap senang kearah Changmin yang memakan kuenya. Itu berarti masakannya enak kan??... Apa lagi sang suami rela membantunya begadang untuk menghias kue-kue cantik itu.

*

*

Sasuke menatap malas kearah ibunya, yang tengah meminum teh yang barusaja dibuatkan oleh istrinya dengan gaya anggun.

Ia menghela nafas bosan, ibunya itu berencana memamerkan seberapa anggun dan elegannya sikapnya kepada Naruto?!

Ia melirik kearah sang istri yang duduk di sebelahnya. Naruto terlihat tenang, walau tangan tan itu sedikit mengerat di bagian paha. Sepertinya sang istri masihlah tak nyaman dengan sang ibu. Maklum lah, Mikoto adalah orang pertama yang menolak mentah-mentah pilihannya dulu.

" ada urusan apa ibu kemari "

Wanita paruh baya itu meletakkan kembali cangkirteh ke tatakannya di meja.

" apa aku tak boleh mengunjungi anakku sendiri ?"

" bukankah itu alasan yang cukup clise "

" Sasuke ~ "

Sasuke bahkan tak menyahuti sang terkasih. Ini hari minggu, seharusnya ia bisa tenang menghabiskan waktu bersama sang istri tanpa gangguan. Cukup sang kakek yang kemarin menelfon untuk mengetahui kabar mereka, saat mereka hampir melakukan sesuatu yang intim.

Dan sialnya sang kakek malah mengajak mengobrol sang istri hingga larut malam. Apa orang tua itu tak takut umurnya memendek karena telat tidur, dan sekarang sang ibu yang merusak acara kemesraannya.

" jadi? "

" well, ibu hanya ingin memastikan sesuatu pada menantu ibu "

Sasuke menaikkan alisnya. Ia melirik kearah Naruto yang menatap lurus kearah sang ibu.

" apa benar, kau bisa mengandung ?... Tapi jika memang bisa, aku ingin kau membuktikannya!! "

" ne? "

" dan lagi, aku ingin kau melahirkan normal "

" Aku tau riwayat kesehatanmu.. Kau sudah melakukan operasi pembuatan jalur untuk proses persalinan normal bukan ??" "

Naruto kembali meremat celana pendek yang ia pakai. Jika ibu mertuanya mengetahui riwayat kesehatannya, itu berarti ibunya juga tau jika dalam waktu dekat dia tak bisa menggunakan itu untuk persalinan normal. Butuh waktu lebih dari setahun, atau mungkin 2 tahun hingga jalur itu siap untuk bisa digunakan dengan sempurna.

Jika untuk hamil, ia bisa. Tapi untuk persalinan normal, itu sangat berpengaruh terhadap dirinya. Apa ibu mertuanya itu berencana membunuhnya setelah melahirkan penerus untuk Sasuke?. Tuh kan.... Dia malah mulai bervikir negative tentang ibu mertuanya.

" tentu "

Naruto dengan mantap menyanggupi keinginan sang ibu mertua.

" baguslah... Ibu hanya ingin mengatakan itu... Sekarang kalian bisa menghabiskan waktu libur kalian "

Perkataan bernada datar itu mengakhiri sesi percakapan mereka sebelum Mikoto beranjak pergi.

Ada rasa senang di hati Sasuke saat sang ibu mengatakan kalimat terakhir, untuk menghabiskan waktu libur bersama. Tapi saat ia melirik kesamping, ia juga merasa ada yang di sembunyikan oleh sang istri.

*

*

" ada apa, hmm ?? "

Sasuke menumpukan dagunya di atas bahu terbuka Naruto yang ada di pangkuannya. Saat ini mereka tengah berendam di batup, dengan Sasuke yang tengah memeluk tubuh Naruto dari belakang.

" sejak ibu pulang, aku meraka kau sedikit pendiam "

" tidak ada apa-apa "

" hn ?"

" Sasuke, aku ingin mandi... Tolong hentikan "

Naruto menggerakkan tubuhnya karena geli, Sasuke tengah menciumi tengkuk, pundak bahkan leher belakangnya dan itu terasa tak nyaman.

" ayolah sayang sudah dua malam, dan apa yang kita lakukan sia-sia karena ada pengganggu "

Naruto terkekeh, ia sedikit banyak merasa bersalah karena mengabaikan kebutuhan biologis sang suami. Apalagi sejak mereka menikah, mereka belum pernah melakukannya karena taruhan itu.

Naruto berbalik menghadap Sasuke, tangannya melingkari leher sang suami dan mendekatkan tubuh bagian bawah mereka hingga menghasilkan desahan tertahan dari keduanya.

" kau ingin dimana ?"

" terserahmu... Aku hanya ingin sesuatu yang lembut dirasakan oleh punggung ku "

" bagaimana dengan lidahku "

" kita bisa lakukan itu nanti, setelah kita berdua keluar dari kamar mandi "

" ranjang yang nyaman terdengar menggoda "

" aku milikmu "

Seringai tak lepas dari bibir Sasuke. Tanpa pikir dua kali, ia meraup bibir Naruto dan beranjak. Menggendong sang istri seperti koala dan membawanya melangkah keluar dari kamar mandi dengan bibir yang masih bertaut.

Suara kecipak pibir itu terdengar jelas di kamar yang sunyi itu. Tubuh keduanya yang tak tertutup apapun itu terhempas keatas ranjang, dengan Sasuke yang menindih tubuh Naruto.

Tangan kekar itu tak hentinya bergerilya, mengelus seluruh tubuh sang istri dari bawah ke atas. Kembali keatas dan meremas dada berisi sang istri. Ia meringsut kebawah dan mengulum puting dada sang istri yang sidah menegang.

" ma'afkan aku sayang, tak akan ada foreplay malam ini. Aku takut akan ada pengganggu lagi nanti "

Naruto terkekeh, tapi sebelum itu ia meraih ponsel miliknya dan milik sang suami untuk melepas baterainya, kemudian ia kembalikan ke atas meja nakas.

" sekarang tak akan ada pengganggu... Kita mulai ?"

" sure "

Sasuke mengurut membernya agar semakin keras. Ia membuka lebar kedua kaki sang istri dan mrmposisikan membernya ke lubang surga milik Naruto. Tak lupa sebelah tangan Naruto yang membimbingnya untuk menempatkan membernya.

" tahan lov, ,, gigit pundakku jika kau merasakan sakit "

Tubuhnya merunduk, memposisikan bahu lebarnya di depan wajah sang istri.

Ia mencoba memasukkannya dengan perlahan. Sahat bari kepala membernya yang masuk, sebuah cakaran di punhgung di dapat Sasuke. Pria itu maklum saja, toh yang lebih merasakan sakit adalah Naruto.

Ia mengambil nafas, dan memasukkan membernya sekali menghentakkan dengan keras. Tubuh Naruto mengejang dan cengkraman Naruto di punggung Sasuke menjadi cakaran.

Sungguh ia tak peduli dengan bagaimana bentuk punggungnya yang pasti penuh dengan cakaran sang istri. Kepalanya blank merasakan bagaimana ketatnya lubang sang istri menjepit membernya. Ini sangat nikmat.

Ia mendiamkan sebentar tubuhnya, agar sang istri menyamankan dulu dirinya atas penyatuan mereka.

Setelah merasa cukup dan sang istri yang memberi kode agar ia bergerak, barulah ia menggerakkan pinggulnya. Awalnya pelan tapi lama kelamaan menjadi cepat dan keras.

Suara desahan bersahutan terdengar memenuhi kamar mereka. Ah.... Sepertinya malam ini adalah malam yang panjang bagi mereka.

*

*

.

.

.

.

.

.

.

.
Tbc

Ma'af jika banyak typo... Dan ma'af lg gug bisa bls comen kalian satu-satu, dan juga up ku yg lama... Mianhae...

Ditinggu like, coment dan kritiknya yaa...

Bay... Bay.... Bow

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro