Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 024

HARDING MEMENANGKANNYA LAGI. Setelah setengah mati kumenolak, dia selalu berhasil membuatku tutup mulut dengan kenyataan yang ada.

Seperti pertama, ketika aku menolak untuk tinggal di apartemennya dan memilih tetap tinggal di apartemenku. Aku tidak menyangka bahwa jiwa detektif wartawan lebih canggih, dari agen kepolisian sekali pun. Oke, katakan aku berlebihan, tetapi begitulah yang kurasa hingga membuka pintu mobil barang lima centimeter pun tak kuasa, sebab mereka terlebih mengetahui keberadaanku.

Ingat, 'kan, keberingasan mereka berhasil menimbulkan reaksi pada tubuhku, sekaligus mengingatkan kembali pada kenangan masa lalu?

Harding dan aku menghindari itu, sehingga dia bersikeras dengan keputusannya. Namun, aku keras kepala.

Hasilnya, Harding benar. Aku kesulitan sekaligus gagal masuk ke apartemenku sendiri. Bahkan menginjak halaman parkirnya pun tak bisa. Padahal aku masih membutuhkan barang-barangku—yang kujadikan alibi agar Harding mengijinkanku pulang—seperti celana dalam, sabun mandi dengan ekstrak mawar, dan kamus bahasa Jepang.

Well, sebenarnya ketiga barang yang kusebutkan barusan bisa kutemukan di toko mana saja. Bahkan di online shop sekali pun.

Sehingga yang kedua (setelah aku TERPAKSA setuju tinggal sementara di apartemen Harding) aku kembali bersikeras untuk pergi ke pusat perbelanjaan, sekadar berbelanja kebutuhan sekaligus mencari lowongan pekerjaan.

Setelah kejadian di restoran Kate, Harding memang menjamin kebutuhan serta karirku, tapi aku tidak bisa berpangku tangan seutuhnya pada lelaki itu. Sebab jika dad masih hidup dan mengetahui hal tersebut, ia pasti akan kecewa karena ketidakmandirianku.

Jadi kuputuskan untuk membelot.

Dan lagi-lagi gagal. Para wartawan memang tidak mengejarku, tapi orang-orang berubah kepo saat melihatku lalu secara mendadak menjadi reporter.

... atau mungkin tidak. Mereka lebih terlihat seperti penggemar baru karena meminta untuk berfoto bersama, sekaligus bertanya ini dan itu.

Aneh. Sungguh!

Ini Manhattan kota besar yang mana keberadaan seleberiti bukanlah hal yang sulit ditemukan.

Jadi kupikir dunia seleberiti sangat tidak cocok denganku.

Aku benci menjadi pusat perhatian dan kegiatan berbelanja sekaligus mencari pekerjaan sampingan pun, tidak berjalan mulus sebab semua jadi tidak terkendali.

Keanu, supir Harding, akhirnya menjemputku dan membawaku ke apartemen Harding.

Aku mengembuskan napas. Duduk bersandar di jok belakang mobil, seperti anak kucing penurut yang sedang dibawa berkeliling oleh tuannya. Gedung-gedung pencakar langit, aktivitas para pejalan kaki, dan papan iklan berukuran besar Christian's Woman di salah satu mall menjadi satu-satunya pemandangan membosankan yang kulihat.

Sehingga ketiga, aku membuka ponsel sekadar berselancar di sosial media. Dan ....

... bam!

Fotoku yang sedang berciuman dengan Jared saat peragaan busana Christian's Woman, menjadi salah satu berita trending di akun gosip.

Netraku otomatis membaca caption berisi kalimat sederhana yaitu, 'Tunangan Harding Lindemann, Barbara Holder tertangkap berselingkuh dengan Jared Stephen.'

"Bukan berselingkuh, Bitch," bisikku setelah membaca caption tersebut dan mengalihkan fokus pada kolom komentar, yang mana Harding melarangku untuk mencari tahu tentang hal tersebut.

Tapi, aku penasaran.

Jadi sekali lagi aku membelot. Membaca kurang lebih lima atau tujuh komentar sebelum ponselku berdering, menampilkan nama Harding Lindemann.

"Jangan sesekali membuka media sosial atau artikel apa pun tentang skandal itu," ucap Harding melalui telepon, sebelum kami berdua mengatakan 'Halo' terlebih dahulu.

Entah ini kebetulan atau memang dia memiliki kemampuan paranormal, aku cukup terkejut dengan ucapannya barusan. Rasanya seperti telah ketangkap basah telah melakukan kesalahan dan segera kukatakan maaf pada Harding.

Ya, maaf adalah kata sederhana, tapi sulit diucapkan. Sayangnya kami sepakat menggunakan itu sebagai bentuk kejujuran, setelah skandal yang kuciptakan bersama Jared.

"Aku tahu dirimu penasaran setengah mati, tapi kumohon tunggu sampai aku menyuruhmu untuk melihatnya."

Kulirik jam di tanganku, sekarang pukul dua belas siang. Wajar Harding bisa meneleponku karena ini jam makan siang dan dia dalam masa senggang.

"Apakah harimu menyenangkan?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Barbara." Harding tertawa kecil, memancing seuntai senyum di wajahku yang dalam sekejap melupakan komentar negatif di postingan antara aku dan Jared. "Kau tahu, aku sangat mengkhawatirkanmu. Andai bisa bekerja di rumah, aku lebih memilih itu agar bisa mengawasimu."

"Well, ucapanmu memiliki makna ganda. Padahal kita hanya sekadar ...." Menggantung kalimat, aku ragu untuk mengatakan kata 'kontrak' sebab ini bersifat rahasia dan aku tidak tahu, apakah Keanu mengetahuinya atau tidak jadi—

"Ha-ha, memang apa yang kau pikirkan, Barb?"

"Entahlah. Jika kau berniat melakukan semi penyekapan aku menolak. Lagipula kita tidak membahas itu sebelumnya."

"Kau terlalu banyak mengomsumsi cerita fiktif romansa," komentar Harding yang saat ini sedang kubayangkan ia sedang mengusap dagunya yang dihiasi bulu-bulu tipis nan kasar.

Sepertinya dia lupa bercukur. Tapi jika ia bertanya, jujur saja aku menyukainya dan ingin menyentuhnya di sela-sela aktivitas panas.

"Keanu akan mengantarmu ke kantorku."

"A-apa?! No way, kau tahu kantormu tidak—"

"Sampai ketemu di sana."

Tut, tut, tut.

Harding menyela ucapanku tanpa permisi dan dengan tidak sopannya memutuskan panggilan telepon, hingga terpaksa aku harus memaki di belakang Keanu.

Keanu melirik ke arahku melalui kaca spion dan senyum tipis terbit di bibirnya. Aku ingin bertanya 'kenapa', tapi kuurungkan karena ....

... kami tidak terlalu kenal dan aku bukan tipe wanita yang melampiaskan kekesalan kepada orang lain.

Ponselku berbunyi lagi, ketika aku sedang mengetuk-ngetukan sneakers akibat gugup menguasi. Demi Tuhan, masuk ke dalam kantor Christian's Woman adalah hal terbesar dalam hidupku, apalagi Harding pernah mengatakan bahwa ia akan memberikan tempat kosong—yang cocok denganku di—kantor Christian's Woman dan itu semakin menjadikanku seratus persen menggila.

Khususnya hari ini. Harding benar-benar serius dan penampilanku sungguh berantakan untuk menginjakkan kaki di sana.

Sneakers, hotpants, dan kaos oblong big size yang kuikat bagian bawahnya untuk memperlihatkan perut rata, hasil kerja keras mengirit pengeluaran demi mendapatkan gaun Christian's Woman.

"Keanu," panggilku ragu-ragu saat kuyakin ini adalah belokan terakhir untuk sampai di tujuan. "Kau yakin akan membiarkanku datang dengan penampilan seperti ini?"

Keanu hanya tersenyum, tidak menjawab apa pun dan beberapa detik kemudian berbelok ke gedung perkantoran Christian's Woman.

Aku mendecak dan berbisik, "Sial!"

"Tenang saja, Nona. Anda tidak perlu pakaian resmi untuk saat ini."

"Oh, ya?! Aku akan mencingcangmu jika—"

"Bukan aku, tapi kau lebih baik mencingcang Mr. Lindemann," kata Keanu kemudian keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku.

***

Gimana chapter ini?

Next chap ingin adegan manis atau panas?

Ada yang bosankah sama cerita ini?

Dijawab ya, seenggaknya dengan vote dan komen itu bayaran kalian untuk baca cerita gratis ini.

Makasih dan luv ya ❤

Ig: augustin.rh (kadang ada bocoran the next chapter di sana jadi silakan follow bagi yang mau)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro