Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 009

FAKTANYA, AKU BUKAN superstar, bukan wanita populer, dan bukan pula wanita buronan hingga seseorang harus repot-repot mencari tahu data pribadiku. Namun, kebalikannya aku harus membuka bibirku lebar-lebar-lagi-setelah keluar dari ruangan Kate, serta setelah sampai di apartemen kemudian menemukan sebuah amplop cokelat berukuran besar yang bertuliskan Untuk Barbara Holder, dengan nama pengirim Harding Lindemann.

Tidak ada lagi kata umpatan yang harus kukatakan setelah menemukan amplop cokelat di kotak suratku, tapi Veronica pasti akan sangat heboh jika mengetahui hal tersebut. Sehingga membiarkan gadis itu tahu, pasti akan menambah rasa sakit kepalaku.

Err ... baiklah, akan kuceritakan, jika kalian mulai kebingungan.

Jadi seperti ini kronologinya-mengapa aku bisa sampai sakit kepala-kita mulai dari saat aku keluar dari ruangan Kate. Oh, tidak! Lebih baik sepuluh menit sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Kate yakin bahwa telah mengunci rapat pintu setelah beberapa menit Harding dan Coraline meninggalkan ruangannya. Dengan gerakan tergesa-gesa, ia segera mendekatiku lalu menarikku sekadar untuk duduk di kursi yang mana Harding dan Coraline tempati sebelumnya.

"Aku tidak tahu bagaimana kau bisa berakhir tidur dengannya," ucap Kate, "kau sengaja melakukannya agar cepat kaya atau ini seperti kisah di novel-novel, di mana kalian tertarik saat pandangan pertama dan-"

"Seriously, Kate?" Aku memutar mata, "kau pikir aku wanita seperti itu? Kau bahkan mengataiku buruk rupa untuk seorang Harding, tapi ... baiklah aku tidak peduli. Harding hanya merusak gaun keluaran Christian's Woman-ku."

Menaikkan sebelah alisnya, Kate merenggangkan genggamannya di kedua pergelangan tanganku. "Lalu? Aku lebih tertarik dengan bagaimana kalian bisa tidur bareng."

"Apa itu perlu?"

"Sangat perlu. Dia seorang Harding Lindemann."

Aku mengembuskan napas. Heran dengan pandangan orang-orang yang menganggap Harding begitu luar biasa bak dewa. "Di pesta pertunangan Jared, dia memperbaiki gaunku, menjadi hal baru kemudian birahi itu tiba-tiba hadir dan ... yeah, begitulah akhirnya. Kau sudah dewasa, pasti memahaminya."

Mengangguk-angguk, Kate tampaknya paham dengan apa yang kukatakan. Namun, wajahnya tampak sedang memikirkan sesuatu sehingga hal tersebut membuatku penasaran.

"Kate," panggilku pelan, setelah jeda sesaat yang membuatku berpikir bahwa keberatannya atas tindakanku untuk melakukan one night stand ternyata hanya kedok belaka demi menyelamatkan harga diriku. "Tentu kau tidak ingin seorang Harding menjajahku dengan hubungan kontrak ini, bukan?"

"Tidak. Tentu saja tidak." Kate menggeleng. "Justru aku curiga, bahwa ini bukan sekadar kebetulan. Dia menggunakan nama Barbie untuk memanggilmu-"

"Tentu. Aku tidak pernah memberikan nama asli kepada orang asing yang tidak ingin kuajak berkenalan."

"Yeah, anggap saja seperti itu. Kemudian memanggilmu Lili James karena kau mengenakan seragamnya. Namun kecurigaanku lahir saat dia memanggil nama lengkapmu."

"Kapan?"

Kedua netra Kate melebar dan aku tahu dia tidak sabar. "Kau ini idiot atau apa?"

Aku mengedikkan bahu. "Katakan saja," kataku, "eh, tunggu! Apa?!"

"Kupikir dia sudah mengincarmu sejak awal."

"Aku tidak mengerti, apa ini semacam kisah Christian Grey?"

"IDK. Kau akan tahu jika bertanya dengannya. Pergilah kau butuh persiapan untuk berpikir waras," kata Kate sambil menarik lenganku agar bangkit dari kursinya. Ia menyeretku ke depan pintu ruangannya dan bersiap untuk mengusirku, tapi kemudian Kate berbisik, "Kuharap kau menerima tawarannya. Percayalah, dia akan menjadi investor terbesar selama beberapa saat."

Aku mengernyit, merasa jijik dengan saran Kate. Namun, sifat matrealistis juga tidak bisa dipungkiri jika menilai seorang lelaki. Wanita normal yang menyukai dollar, pasti akan selalu mempertimbangkannya jadi demi memperlihatkan karakter jual mahal, aku hanya mendiamkan Kate dan memilih segera pergi.

Akan tetapi belum sempat benar-benar meninggalkan restoran, apa yang dikatakan Harding benar-benar terjadi. Aku mendapatkan kejutan, bukan berupa hadiah apalagi secarik cek jutaan dollar, tapi berupa serbuan pertanyaan seolah diriku seorang superstar dengan sejuta skandal.

Aku tidak tahan dengan semua ini, sehingga seperti dejavu aku kembali berlari menggunakan high heels, meninggalkan restoran, dan yang berbeda hanyalah tanpa gaun termahalku.

Jadi seperti itulah kronologi panjang yang perlu kalian ketahui. Sekarang mari kembali ke apartemen lusuhku, di mana Veronica ternyata sedang pergi kencan dengan lelaki barunya. Dan aku sendirian bersama lembaran kertas konyol dari amplop cokelat berukuran besar, milik Harding Lindemann.

Sembari merendam kedua kakiku menggunakan air hangat, aku mendecak berulang kali. Kertas ini benar-benar konyol, yaitu berisi surat kontrak hubungan yang secara sepihak dicetuskan Harding, sekaligus beberapa peraturan dan data diri tentangnya.

Please, jawab, apa aku harus melakukan hal demikian?

Ha-ha rasanya mustahil, aku terlalu sibuk dengan hal konyol seperti itu. Sehingga karena tidak ingin membuang banyak waktu, aku melempar lembaran kertas tersebut dan memilih untuk menonton konser boy group EXO di salah satu channel TV.

Sepuluh menit.

Lima belas menit.

... tiga puluh menit.

Semua berjalan damai dan aku hampir melupakan semua peristiwa bersama Harding, akibat terlalu menikmati ketampanan setiap member EXO. Namun, benda persegi di meja sofa tempat aku bersantai dengan tidak tahu dirinya malah berdering, menampilkan deretam chat dari orang berbeda dan juga satu panggilan tanpa nama.

Sebenarnya aku enggan untuk merespon, tapi panggilan tanpa nama itu terus saja mengangguku, sehingga dengan perasaan kesal aku pun menjawabnya.

"Aku yakin kau sudah membaca surat kontrak itu dan juga sudah memahaminya, karena sekarang kau sedang menonton boy group Korea yang disebut EXO."

"Harding!" Mataku membola. Ini benar-benar seolah aku sedang disadap! Bagaimana mungkin ia bisa mengetahui nomor ponselku dan juga kegiatanku.

Segera beranjak dari sofa, aku segera membuka pintu apartemen lalu melihat ke arah jendela sekadar mencari tahu apakah Harding ada di sini. Namun, nihil, tidak ada siapa pun di sana kecuali angin kosong sesuai kekosongan hati akibat belum menemukan pengganti Jared.

"Katakan di mana kau? Apa kau menyadapku, eh?!" Aku bertanya dengan nada tinggi, jelas-jelas kesal pada Harding sambil memerhatikan setiap celah apartemenku. Alih-alih khawatir jika Harding menyisipkan kamera CCTV di tempat tersembunyi.

Tawa Harding terdengar di seberang sana. "Jangan panik, Barb. Aku baru saja selesai mandi dan belum mengenakan pakaian. Mau membantuku, eh?"

"Eww, tidak akan!"

"Kalau begitu tanda tangani saja kontraknya."

"Mengapa aku harus melakukannya?!"

"Karena kau terlalu cerdas untuk menolaknya. Percayalah kau tidak akan tahan lebih lama lagi dengan terus bersembunyi."

Diam sejenak, otak kecilku menyetujui perkataan Harding. Aku tidak suka, sekaligus tidak tahan dengan serbuan pertanyaan mengenai skandal yang dibuat Harding. Namun, itu 'kan perbuatan Harding dan seharusnya aku bisa saja menyangkal semuanya. Hanya saja, kurasa mustahil untuk melakukan itu.

Permasalahan akan semakin panjang jika aku menyangkalnya dan nama baikku akan menjadi buruk akibat mulut knalpot bocor para haters.

"Baiklah. Kapan kita bisa bertemu lagi?" kataku pada akhirnya setelah memikirkan baik buruk tentang kontrak sialan ini. Bahkan semakin dipikirkan hanya bagian buruklah yang mendominasi jika aku menolaknya.

Dan yakinlah, aku bisa merasakan bahwa ada senyum kemenangan di wajah Harding saat aku memberikan lampu hijau perihal tawarannya.

"El Patron, jam 7pm."

***

Hai, alurnya kelambatan ya? Maafkeun yaa.

Kalian bosan atau enggak bacanya? Silakan keluarkan uneg2 kalian, jangan ditahan nanti susah kentut.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro