Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

THIO - Kompromi 7.2

Ali yang dipanggil shorty kok aku yang mesem-mesem, ya?

 🌟

"Don't be an a*s," semburku dengan pelototan.

"Saya perlu tahu, deh. Kamu dulu waktu kecil makan empat sehat lima sempurna nggak, sih? Kok bisa-bisanya masih mini size gini? Saya perlu tahu buat perbaikan gizi kamu. Nggak mau dibilang menyiksa anak orang."

Bedebah satu ini menikmati waktunya mengejekku! Aku sudah bersiap melemparkan lahar panas emosiku tetapi Jesse lebih dulu membuka mulut.

"Oh, saya lupa. Kamu sudah lewat umur untuk tambah tinggi. Kamu sudah tua." Mata Jesse lalu turun dari mataku dan berhenti di bawah dagu. Cowok itu pun memicingkan matanya hingga aku merasa tidak nyaman dan menyilangkan tangan di depan dada. Jesse pun menelengkan kepalanya sendiri dan menarik kedua sudut bibirnya ke bawah, seakan sedang menilai apa yang dilihatnya. "Biarpun nggak ada lagi yang berkembang kayaknya." Lalu dengan santainya cowok itu kembali minum sedangkan mulutku tidak berhenti terbuka dan menutup seperti ikan mas koki dengan mata besar itu.

Si sialan satu ini. Aku ingin membalas tapi seluruh kata tiba-tiba saja hilang dari kepalaku karena serangan dadakan yang cowok itu lakukan. Dan manusia satu ini berani-beraninya mengejek fisikku? Aku akan mencelupkan sikat giginya setiap hari ke toilet! Atau lebih baik lagi, aku akan menggunakan sikat giginya untuk menyikat seluruh toilet di rumah ini!

"Saya bisa masak di hari kamis sampai minggu." Tiba-tiba saja Jesse mengembalikan topik pembicaraan kami ke semula. "Kamu yang pilih mau mengerjakan apa, sisanya saya. Tapi kamar masing-masing tanggung jawab si empunya. Karena kamu pakai kamar mandi di sini," Jesse menunjuk pada pintu yang berada di samping kamar milik cowok itu, "itu berarti kamu yang bersihin sendiri dan saya akan bersihin kamar mandi yang ada di kamar saya. Lalu untuk tamu, kamu dan saya bisa ajak siapa pun ke sini asal infokan dulu sebelumnya. Dan itu juga berarti kalau peraturan nomor tiga berlaku karena saya nggak mau mengumumkan kalau pernikahan ini nggak normal ke orang-orang."

Jesse terus mengoceh dan aku mendengarkannya dalam diam. Kelebatan aku harus civil dengan cowok ini di hadapan orang-orang membuatku bergidik ngeri dan bulu kudukku meremang dengan prospek harus beramah tamah dengan Jesse. Namun, berhubung kami tengah berada di topik ini, aku juga harus mengangkat perihal ulang tahun Ibu. Lagi pula, sebelum ini Jesse tidak terlalu sering ikut acara keluargaku. Entah Andini mengajaknya atau tidak dan kemungkinan kalau cowok itu tidak suka menghadiri acara-acara seperti ini membuatku semakin ingin mengajaknya. Mungkin saja kan cowok itu menyadari kalau keluarga kami yang selalu sering berkumpul itu menyebalkan dan memutuskan untuk bercerai secepatnya?

Aku harus menggunakan cara apa pun agar cowok ini setuju dengan perceraian, biarpun kemungkinannya kecil. Worth to try right? Sumpah, aku akan mencoba apa pun untuk bisa keluar dari pernikahan ini.

"Sabtu depan tolong kosongkan jadwalmu. Ibu ulang tahun dan biasanya kami makan malam bersama."

"Aw, kamu nggak sabar untuk bermesraan sama saya?"

Aku memasang tampang jijik melihat ekspresi Jesse yang mengesalkan dengan senyum dan nada suara yang mendayu itu. "Wajahmu mengerikan."

Jesse mendengkus. "Pantas saja kamu nggak menolak nomor tiga. Ternyata ada perlunya juga."

"Kamu kira saya mau beramah-tamah sama kamu secara cuma-cuma?"

Ekspresi menjijikkan Jesse kembali bermain di wajah menyebalkan itu. Seakan Jesse dapat melihat dengan gamblang rencana di balik ajakanku tadi. Ketakutan yang bermula di dasar perutku merayap naik melihat kilatan di mata cowok itu. Keringat dingin meluncur turun di punggungku tanpa aba-aba.

"Oh, Shorty. Kita akan lebih dari sekedar ramah-tamah." Aku hampir tersedak liurku sendiri ketika mendengar kalimat cowok itu. "There will be lots of hugs and kisses."

"Enggak!" tolakku cepat dan aku yakin kalau wajahku kini sudah kehilangan warnanya. Sementara senyum Jesse semakin lebar melihat wajahku yang seputih kertas. Ketakutan merampas seluruh rona wajahku dan membuatku menciut di kursi yang kududuki sementara Jesse bertambah besar dan memenuhi seluruh ruangan.

"Kita pengantin baru. We can't keep our hand to ourselves." Jesse mengangkat tangan kirinya yang tidak memegang mug dan menunjukkan jemarinya yang panjang terbuka lebar membuatku meringis karena membayangkan cakar keluar dari sana dan siap untuk melukaiku. Dan ekspresiku tidak mungkin bisa lebih mengerikan dari sekarang.

Sialan. Aku kembali termakan rencanaku sendiri.

27/7/22

Wkwkw Jess kayak om-om mesum.

Hi! Aku akan membuat beberapa part intermezzo khusus pembaca on going dan aku hapus 1x24 jam setelah published. Isinya nggak berkaitan kok dengan alur cerita. Aku bikin buat iseng-iseng aja, tapiiii memang isinya Ali dan Jess. Ini akan aku sebar di beberapa part. Bab intermezzo ini nggak akan muncul lagi, khusus untuk pembaca on going aja

Untuk dapat notif kapan Intermezzo part apdet, bisa follow akun wpku @dadodados, masukkan cerita ini ke lib kalian dan follow IG Akudadodado. Aku akan infokan di IG juga :)

Enaknya aku apdet kapan nih bab intermezzonya?

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw. Thank you :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro