THIO - Jessica & Unyil 13.2
Jangan lupa vote, komen, share cerita ini dan follow akun WP ini + IG @akudadodado.
Thank you :)
🌟
"Nggak lucu. Sini. Saya aja yang bikinin minum mereka." Aku berjalan ke sebelah Jesse. Tidak mungkin aku membiarkan orang lain membuatkan minum untuk tamuku. Apalagi ini rumahnya.
"Dengan kemampuan kamu memakai pisau, lebih mungkin saya siaga pakai kotak PPPK kayaknya."
Aku membuang napas perlahan melalui mulut. Seharusnya aku tidak perlu repot-repot bersikap manusiawi dengan turunan Lucifer. Aku melengos pergi meninggalkan Jesse di dapur. Sejurus kemudian cowok itu kembali menyuruhku mandi di en suite miliknya.
"Seriusan. Mandi di kamar mandi saya aja sebelum teman-teman kamu selesai dan bombardir saya dengan pertanyaan yang kamu nggak akan suka jawabannya," bisik cowok itu. Jesse menaik turunkan alis tebalnya dan prospek dikerjai oleh Jesse lagi menghantuiku hingga kaki melangkah lebih dulu sebelum otak sempat melontarkan perintah.
Tidak ada yang tahu jalan pikiran Jesse dan membayangkan meninggalkannya bertiga saja dengan Kristina dan Olivia adalah mimpi buruk. Aku melirik ke arah Kristina yang masih menunggu di sofa. Lebih aman meninggalkan Jesse dengan Kristina yang jarang bicara dengan orang baru ketimbang berdua saja dengan Olivia.
Aku memakai peralatan mandi yang cowok itu miliki dan keluar dari sana dengan pakaian yang sempat aku ambil dari dalam kamarku dan handuk yang melilit rambut. Aku sempat melihat tatapan heran Kristina saat mengambil baju tadi, tapi aku memilih untuk mengabaikannya. Kristina tidak akan membahas jika aku tidak membuka ruang untuk membicarakan hal itu.
Olivia belum juga keluar dari sana karena aku tahu dia perlu waktu setidaknya 20 menit untuk mandi. Kristina kini sudah melupakan ponselnya dan sibuk berbincang-bincang dengan Jesse. Empat buah gelas berisikan cairan berwarna oranye juga sudah ada di coffee table.
"Jadi, kalian sudah kenal dari zaman kuliah?" Jesse tertawa sambil mengatakannya. Satu tangan menutup mulut serta ia tertawa geli.
"Lo nggak bakalan ngira seberapa banyak masalah dengan kombinasi Olivia dan Ali." Kristina tampaknya baru saja membuka aibku sambil berbicara santai dengan Jesse. Aku tidak mungkin melewatkan kata "Lo" yang disematkan di awal kalimat tadi.
Jesse masih tertawa kecil. "Gue kirim ini ke ponsel gue nggak apa-apa, ya?" tanyanya tanpa menunggu jawaban Kristina. "Apa lagi kelakuan aneh dia selain pakai baju tabrak warna?" Jesse mengulurkan tangannya ke arah Kristina, memberikan sesuatu.
Alarm di dalam kepalaku berdering keras saat sadar kalau benda yang diulurkan oleh Jesse adalah ponsel Kristina. Aku berlari secepat kilat dan menyambar ponsel itu karena sahabatku yang satu itu hobi mengumpulkan foto dari zaman ponsel dengan kamera muncul di dunia. Foto aibku selama kuliah sudah pasti ada di sana karena hobi memotret Kristina.
Mataku hampir keluar dari soket saat melihat gambar yang tercetak di layar ponsel. Itu foto di awal semester, ketika aku merasa warna-warna terang adalah hal yang akan membuatku mencolok dan tampil beda. Sehingga rok span kuning dan jumper hijau menjadi pilihanku di hari itu. Jika aku menggeser jariku di atas layar, sudah pasti aku dapat menemukan celana jeans dengan warna-warna terang yang sempat menjadi tren dulu.
Aku tidak pernah takut dengan warna. Mencocokkan warna satu dengan yang lainnya seperti petualangan bagiku. Itu termasuk dengan trial dan error-nya. Namun, aku tidak berminat menjadi bahan tertawaan Jesse lebih jauh lagi. Yang aku tidak suka dari foto itu hanyalah rambutku yang lurus hasil catokan setiap hari. Sangat tidak natural. Aku benci dengan rambutku dulu. Aku merasa itu membuatku tampil beda, tapi bukan dalam artian yang lebih baik. Perlu usaha keras untukku menyukai rambut ikal ini.
"Kenapa lo kasih ke dia, sih?" protesku sambil terus menyandera ponsel Kristina.
"Jessica—eh, maksudnya Jesse bilang belum pernah lihat foto lo waktu kuliah."
Aku tidak perlu menoleh untuk tahu kalau Jesse kini menahan tawa dan bagaimana bahunya bergetar tergambar jelas di kepalaku. Itu adalah pemandanganku selama dua minggu terakhir.
"Aku masih belum lihat foto lainnya." Jesse berucap setelah menarik napas panjang guna meredam tawa. Tapi mata yang kini bertemu dengan milikku itu tampak jahil. "Nggak heran sekarang kamu sukanya warna gelap, sudah puas mainan sama warna ternyata dulu," sambungnya dengan senyum yang terlalu lebar. Aku semakin dekat dengan neraka karena niat untuk membuat senyumnya lebih lebar dengan pisau semakin besar dari ke hari.
Aku melemparkan tatapan dan telepati pada Kristina yang menunjukkan "Kan? Gue bilang juga apa?" tapi sahabatku hanya tersenyum penuh arti ke arahku.
"You really had your bad days and good days eh," Jesse lanjut menggodaku. Kristina melihat Jesse melalui bahuku karena kini aku berada di antara mereka berdua.
"She is good with colors though."
"I know." Jesse membalas ucapan itu tanpa pikir panjang. "Kamar yang dia tempatin sekarang warna pinknya hanya kelihatan sedikit. It's like sunset now."
Aku menoleh dengan alis yang berkerut dalam. Sedikit heran dengan jawaban Jesse yang menyetujui pendapat Kristina. Aku mengira cowok itu akan mendengus untuk menahan tawa sambil memberikan ejekan.
Kamar yang kutempati memang diwarnai ulang tanpa menghilangkan warna pink yang aku tahu sengaja dibuat oleh Jesse. Aku menambahkan spektrum warna ungu serta warna hitam untuk membuat siluet di bagian bawahnya. Aku tidak punya banyak hal yang dapat dilakukan selain mendekam di dalam kamar atau di studio jika Jesse sudah pulang. Herannya, kenapa Jesse sampai tahu? Atau kenapa topik kamar yang berbeda sampai dibicarakan di sini? Aku melewatkan sesuatu selama mandi yang tidak sampai lima menit itu.
Aku tidak sempat bertanya karena Olivia sudah keluar dari kamar mandi dan terlihat segar.
29/9/22
wkwkwwk Ali ngarep dicengin Jess
Aku mau nanya beberapa hal untuk future references. Semoga kalian berkenan menjawab :)
1. Lebih suka POV 1 atau 3?
2. Lebih suka male lead di usia kisaran berapa?
a. 20-28
b. 29-35
c. 36-to infinity and beyond. Om-om favorit.
3. Favorite trope?
a. Bestfriend to lover
b. Enemy to lover
c. Forced proximity
d. Sebutin kesukaan kalian
e. All answers above
Udaaah itu aja. Terima kasih!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro