Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

You're not my mother

Miho's Pov

Bagi sebagian Noble, ketenangan adalah segalanya.

Setelah puluhan tahun para pengkhianat mencoba menghancurkan Lukedonia.

Tapi tidak untuk mansion ini. Selalu saja ada keributan di pagi hari.

"Raizeeenn...!!" Aku berlari mengelilingi mansion, tapi dia tak ada dimanapun.

"Frank, kau menemukan Rai?" Tanyaku khawatir.

"Mungkin dia dibelakang Mansion seperti biasa"

Aku langsung berlari kebelakang mansion. Disanalah dia..

Seorang pria, yang baru saja menginjak umur 417 tahun. Tengah duduk diatas pohon, tepat dibelakang mansion.

417 tahun? Ya.. cukup dewasa bukan? Entah bagaimana.. waktu terasa begitu cepat.

Aku dan Frankenstein membesarkannya, hingga sekarang.

Rasanya.. kejadian itu baru saja terjadi. Seketika aku teringat dengan Raizel dan juga Freya.

Apa mereka.. melihat putranya ini dari sana?

"Miho?" Aku tersadar, ketika wajah Raizen sudah berada tepat didepanku.

"Oh.." kejutku.

"Apa yang kau pikirkan?"

Wajahnya begitu mirip dengan Raizel. Ditambah rambutnya yang hitam. Walaupun sikapnya berbeda jauh dengan Raizel yang selalu diam. Raizen sangatlah aktif.

Dia tidak bisa diam disatu tempat. Sama seperti..

Freya..

"Hei.. kau melamun lagi, Miho!" Keluhnya.

"Huh? Ah.. kau ini" Aku menyentil keningnya.

"Akhh... kau ini kenapa?"

"Harusnya aku yang bertanya begitu! Kau tiba tiba hilang, dan ternyata disini. Selalu saja seperti ini setiap hari"

Keluhku padanya, seraya berjalan memasuki mansion. Raizel berjalan disebelahku sambil mengusap keningnya yang sakit.

"Di luar pemandangannya sangatlah luas. Aku ingin mengelilingi dan mencari sesuatu yang baru!"

"Tidak. Belum saatnya kau pergi jauh dari mansion ini. Terlebih dariku dan Frankenstein"

"Kenapa? Kau dan Frankenstein selalu mengurungku disini, dan menyuruhku berlatih bertarung. Aku sudah terlalu sering melakukan itu. Aku ingin bebas keluar, bertemu banyak noble dan makhluk lainnya!"

Aku terdiam. Langkahku terhenti ketika mendengar ucapannya itu.

Kudengar langkah Raizen pun terhenti. Ia tak mengatakan apapun. Aku menoleh padanya.

Ia terlihat seperti anak yang sedang menunggu amarah dari ibunya. Tapi aku bukan ibunya.

Lagipula terlalu muda untukku, untuk menjadi seorang ibu. Umurku baru saja 1324 tahun.
Eh tunggu.. kenapa jadi membahas umurku.

"Raizen.. kau masih terlalu muda untuk pergi keluar sana"

"Kenapa? umurku kan sudah 417 tahun. Sudah cukup bagiku keluar sana!"

"Bukankah cukup aku dan Frankenstein? Frankenstein seorang manusia. Aku seorang bangsa Fosch. Satu satunya yang tersisa! Ya.. walau kakakku masih ada di luar sana."

"Tapi tidakkah kau pikir.. ini bukanlah saat yang tepat?" Lanjutku.

Raizen terdiam. Ia terlihat sangat kecewa. Itu membuatku sedih.

"Maafkan aku, Raizen. Aku belum bisa melepaskanmu.." aku memegang kedua pundaknya.

Ia sangat tinggi, bahkan melebihiku. Jadi aku masih bisa melihat wajah tersedihnya dari bawah.

"Aku mengerti. Tapi.. kau bukan ibuku, kan?"

DEG

Raizen berjalan meninggalkanku, dan pergi ke kamarnya.

Aku terdiam. Aku tak bisa berkata apapun.

Tapi Raizen benar..

Aku bukanlah ibunya..

Dan aku..

Tak akan pernah bisa, menggantikan posisi ibunya. Walau ia.. belum pernah merasakan perasaan ibunya sekalipun.

Ia merasakannya.. ketika dalam kandungan. Namun secara lahir..

Tanpa kusadari air mataku mengalir.

Dan aku mendengar sebuah langkah kaki mendekatiku. Aku mulai menghapus air mataku. Dan menarik napas.

"Miho..? Ada apa?" Frankenstein berdiri tepat dibelakangku.

"Hah? Tidak. Hahaha"

Frankenstein menatapku aneh. Aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya padanya.

"Aku harus membuat teh dan kue untuk Raizen. Dia pasti suka"

Aku bergegas pergi kedapur. Dan membuatkan teh serta kue untuk Raizen.

Miho's Pov End

★★★★

Raizen's Pov

Aku berdiri didepan jendela. Menatap langit biru yang cerah. Sepertinya akan sangat menyenangkan ketika aku bisa pergi keluar. Dan mencari sesuatu yang baru disana.

Aku tahu.. Miho dan Frankenstein selalu memberiku hal yang baru, dan belum pernah Noble sekalipun mengetahuinya.

Tapi.. itu tidaklah cukup. Aku ingin melihat semua itu sendiri.

"Apa yang kalian lihat?"
Tanyaku pada lukisan Ayah dan Ibu yang terpajang di kamarku.

Kemana mereka.. saat aku membutuhkan mereka?
Kenapa hanya Miho dan Frankenstein disini?

Lord.. serta para Noble lainnya. Tak ada yang menjawab pertanyaanku, tentang keberadaan Ayah dan Ibu.

Mereka bilang.. ayahku seorang Noblesse yang hebat. Dia sepertiku..

Lalu ibuku.. dia satu satunya Noble yang tersisa dari keturunannya. Dia periang dan keras kepala sepertiku?

Itulah yang selalu mereka katakan.

Knock knock..

Seseorang mengetuk pintu kamar. Jika kulihat.. itu pasti Frankenstein.

"Raizen. Bisa kita bicara sebentar?"

Aku menghela napas panjang.

"Baiklah. Masuklah, Frankenstein"

Krieeettt

Raizen's Pov End

★★★★

Roll..Roll..Roll..

Miho meratakan adonan itu dimeja.

Dia terlihat sedih.. ia masih saja memikirkan perkataan Raizen padanya.

"Apa yang sudah kulakukan untuknya, selama ini salah? Kenapa.. semua seperti ini.." pikirnya.

☆☆☆☆☆

"Tidak.. kau tak perlu khawatir, Miho" ucap seorang Noble.

"T-Tapi.. tuan Raizel akan mencarimu jika kau pergi sejauh ini"

Noble itu terhenti, lalu berbalik. Miho pun ikut berhenti.

"Kemanapun aku pergi, Aku akan selalu ada disininya"

Noble itu menempelkan tangannya di dadanya.

"Jantung?" Tanya Miho.

"Maksudku hati" keluhnya.

"Ah.. hati ya"

"Sama seperti kau dan Frankenstein! Sebenci apapun ia padamu, kau akan selalu ada dihatinya. Kau juga seperti itu bukan?" Ledek noble itu.

"Hentikan Freya.. aku tak menyukai Frankenstein. Tidak mungkin dia ada disini"

Freya tertawa.

"Benarkah? Mau taruhan? Letakan tanganmu disini, lalu tutup matamu. Bayangkan semua pria yang pernah kau temui sebelumnya. Ketika kau merasa jantungmu berdetak lebih kencang dari biasanya saat memikirkannya. Itu artinya kau menyukainya" jelas Freya seraya menuntun tangan Miho.

Miho melakukan apa yang Freya katakan.

"Bagaimana? Apa kau merasakannya?"

☆☆☆☆

Tanpa sadar, Miho melakukan hal itu. Ia memejamkan matanya, lalu meletakan tangannya di dadanya.

"Miho.." seseorang datang dan memasuki dapur.

Grep..

Miho terkejut ketika mendapati Raizen tengah memeluknya.

"Ah.. R-Raizen.. ada apa?"

"Maafkan aku.. aku benar benar minta maaf"

Miho terdiam, ia pun tersenyum lalu berbalik.

"Kau tidak salah apapun. Semua akan baik baik saja"

"Terima Kasih.. Miho" ucap Raizen seraya tersenyum.

"Hei.. bukankah kau sudah berjanji pada Louis Mergas untuk berlatih bersama?" Tanya Miho.

"Oh.. benar!"

"Kalau begitu, pergilah.."

Raizen mengangguk. Lalu berlari keluar. Miho masih berdiri menatap pintu dapur.

"Aku tahu itu pasti kau. Apa yang kau katakan sekarang padanya, hah?" Tanya Miho.

Frankenstein muncul dari balik pintu.

"Apa maksudmu?"

"Hei.. katakan saja. Raizen itu anak yang keras kepala dan sulit untuk menasihatinya, tanpa janji janji yang aneh."

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Frankenstein.

"Aku sudah membesarkannya selama 417 tahun. Tentu aku tahu bagaimana dia, seperti apa dia. Bagaimana kebiasaannya dan lain lain."

"Kau benar"

Miho tersenyum.

"Lalu.. apa yang kau katakan?"

"Sesuatu.. yang tak ingin kau ketahui. Ini rahasia, antara lelaki"

"Hah?!"

Bersambung

Baru kepikiran dilanjut, hehehe..
Ya.. kebanyakan dialog daripada text ya.

Kira kira.. apa yang Frankenstein katakan pada Raizen?

Mau tahu?

Frankenstein : " Sudah kukatakan itu rahasia para lelaki"

Aku juga laki laki kau tahu -_-

Oke thanks for reading, vote, coment and follow!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro