31. Cobalt Blue
Jakarta, Indonesia
November 2026
Jika ingin mendalami perasaan seseorang yang berpaling dari mimpinya, lihatlah Sura yang memilih untuk bekerja di salah satu start-up multinasional yakni Cobalt Blue.
Sebelum lulus kuliah, Sura memang menjalani masa internship-nya di Cobalt Blue untuk periode hampir setahun. Tenang saja, Sura digaji dengan sangat layak—yang berhasil menimbulkan kecemburuan sosial di antara teman-temannya yang digaji tidak layak di perusahaan ternama. Saat Sura telah menyelesaikan kuliah, Cobalt Blue belum memberikan penawaran pekerjaan untuk menarik anak bekas intern-nya seperti yang dilakukan perusahaan lain untuk merekatkan talenta mereka. Selain itu, ada omongan di antara HR kalau resume Sura to good to be true karena Sura berasal dari universitas ternama, memiliki banyak kemampuan dan pengalaman yang bagus, serta nama keluarganya—mungkin dirasa kalau Sura tidak membutuhkan pekerjaan, apalagi uang, dan memilih untuk mempekerjakan orang yang memang membutuhkan pekerjaan. Akhirnya Sura menyerah untuk mengikuti rekruitmen apapun di Indonesia dan memilih untuk melanjutkan studi S2 di University of Oslo untuk jurusan yang sama. Sura juga sempat menjalani internship di Kedutaan Besar Inggris untuk Norwegia. Setidaknya pengalaman tersebut juga menguatkan firasat orang tuanya agar Sura tidak memaksakan diri untuk menjadi diplomat.
Setelah selesai S2, Sura mencari peruntungan di beberapa negara, namun Andrew Karel, mentor-nya dulu semasa magang, menawarkannya untuk kembali. Alhasil Sura sudah bekerja sebagai karyawan tetap dengan status ekspatriat setahun dua tahun. Direct user-nya Sura sekarang adalah Andrew Karel, yang juga berteman dengan kakaknya Nicky. Sura dan Andrew memang dapat bekerja dan berteman dengan baik. Seperti Sura, Andrew menyukai kudapan dan tidak pernah absen membelikan banyak kudapan saat perjalanan dinas atau liburannya dari luar negeri. Sepulangnya dari Inggris pun Sura juga membelikan banyak kudapan untuk Andrew dan teman-temannya. Namun, secara spesifik, Sura membeli kudapan kosher bukan untuk Andrew.
Kudapan kosher itu diberikan untuk Pak Michael Budhiarto, Chief People Operations dari Cobalt Blue, yang sudah meng-approve surat cutinya Sura. Salah satu bos dari Cobalt Blue dan seseorang yang berasal dari Amerika Serikat. Meskipun posisinya sedikit lebih rendah dari CEO, namun Pak Michael tetap disebut sebagai bos. Tipe bos yang menetapkan budaya barat dalam mengorganisir karyawan dan mendukung karyawan untuk menghabiskan jatah cutinya. Ia ingat saat pertama kali dipergoki oleh Pak Michael saat berbicara dengan Bahasa Yiddish di kantor. Pak Michael berusaha untuk tidak terfokus pada isi percakapan Sura melalui sambungan telepon, namun Pak Michael beruntung menemukan orang yang dapat berbicara Yiddish dan Ibrani di sekitarnya.
"Sura, I think your Yiddish is well-spoken and I think you didn't learn it to go overseas or just learn in your spare time. Let me guess, you have a family who—"
"You're right."
"That's amazing. No, I mean your Yiddish and also your Hebrew are amazing."
"Adank, Pak. Since I learn German, it's easy for me to learn Yiddish."
"Yeah, their words are so similar."
Akhirnya setelah menyelesaikan beberapa obrolan terkait pekerjaan dengan bosnya sembari berterimakasih berkali-kali, Sura menghampiri Daniel yang memilih untuk duduk pada kursi pijat kantor. Daniel yang tadinya berusaha untuk menutup matanya sedikit, langsung menolehkan pandangan begitu melihat Sura. "Apa menu makan siang senin ini?" tanya Sura.
"Aku diberitahu kalo nanti kita makan siang nasi padang." Daniel menjawab sembari mematikan kursi pijat berwarna cokelat dan berbentuk seperti telur itu.
"Asyikkkk!"
"Ngomong-ngomong Bimo ke mana? Aku belum melihat dia di kantor atau di Slack."
"Izin perpanjang SIM. Tentu saja dia meng-update kalendernya telebih dahulu daripada mengabari kita."
"Nembak aja, enggak, sih? Mau nembak apa engga sama aja jalannya. Lama."
"Mau sampai aku resign pun, cara menyetirnya Bimo akan terus seperti itu, deh."
"Hahaha, Sur, aku semakin mau resign dari sini. Sudah dapat surel dari London?"
"Belum, lah. Bahkan aku sampai lupa sudah mengirimkan surel ke mereka."
"Tidak perlu dipikirkan. Nanti akan dikabari," balas Daniel saat melihat jam tangannya dan beranjak dari kursi pijat, "yuk kita makan siang."
"Yuk. Kak Kaia sudah menghubungiku untuk makan siang bersama."
Untuk pertemanan dari seseorang yang sudah berumur pertengahan kepala dua, selalu diawali dari berteman dengan temannya teman. Semua di awali dari Sura yang berteman dengan Bimo di salah satu organisasi lintas universitas yang membuat Bimo memperkenalkan Daniel pada Sura. Melihat Daniel dan Sura yang menjadi satu frekuensi, Daniel pun memperkenalkan kembarannya yakni Hana. Sementara untuk Kaia, dia adalah senior mereka yang bekerja di Directorate Technology dan seumuran dengan Andrew.
"Bimo enggak ke kantor?" tanya Kaia saat membuka nasi padang kotakannya.
"Enggak. Dia cuti." Daniel membalas sembari membuka gulai nangka.
"Dan, mau gulai nangka lagi, enggak?" Sura menawarkan pada Daniel yang duduk di sebelahnya.
"Boleh, Sur, tukar sama daun singkong, ya."
"Sini sini."
Daniel mengambil gulai nangka dari Sura yang masih terbungkus plastik dan menukarnya dengan daun singkong rebus. Mereka memulai makan siang mereka dengan berdoa.
"Loh, Bimo Si Anak Skena memangnya kenapa? Sakit?" tanya Kaia sembari memotong ayam gorengnya.
"Enggak kenapa-napa, Kak, cuma mau perpanjang SIM saja," jawab Daniel, "dan aku tahu dari Sura. Hanya dia yang suka memeriksa Google Calendar atau status Slack orang lain."
"Tetapi itu berguna, Daniel. Orang-orang akan menanyakan Bimo padamu seperti Kak Kaia. Aku juga memeriksa untuk beberapa orang yang sekiranya akan berhubungan denganku dalam satu hari."
"Lagian orang-orang hobi banget nanyain Bimo ke aku."
"Loh, orang-orang juga hobi nanyain Pak Michael ke aku. Sementara Pak Michael ada sekretarisnya sendiri—walau Pak Michael berbagi sekretaris dengan CCO."
Kaia mendongakkan kepalanya dari kotak nasi padangnya saat mendengar pembahasan baru. "Ngomong-ngomong Chief Commercial Officer, itu beneran gosipnya beliau kayak gitu?"
"Duh, sign out dari bahasan dulu, ya. Mau makan." Sura kembali melanjutkan makan siangnya. Sebenarnya ia hanya menahan diri untuk tidak tercebur dalam bahasan gosip kantor.
"Entahlah, awalnya aku berpikir ini celotehan konyol Mas Andrew, namun tampaknya ini serius, lah," jawab Daniel sembari memotong ayamnya menjadi beberapa bagian, "setahuku juga, CCO ini juga punya keluarga. Jujur, ini cukup gila, sih. Lagipula pasti anaknya sudah seumuran kita."
"Seyakin itu?"
"Yup. Coba saja tanya Mas Andrew. Lagipula kok bisa-bisanya Mas Andrew tahu ghibahan ini."
"Tapi, Niel, bisa jadi CCO juga ada niat baik mau cari anaknya, enggak, sih? Mungkin dulu kepisah sama anaknya dan baru kepikiran cari sekarang karena anaknya sudah dewasa juga."
"Jujur, CCO kita juga mirip dengan seseorang yang kita kenal."
Sura yang menyelesaikan makanannya pun membersihkan sekitar mejanya dan melihat Daniel dan Kaia yang belum menyelesaikan makan siang mereka. "Habis ini ke Family Mart, yuk? Aku mau kopi. Aku udah ke kantor beberapa kali semenjak kembali dari Inggris, tapi aku sendiri belum beli kopi di Family Mart. Aku sudah kangen sama KSK mereka."
"Boleh banget! Aku traktir kalian es krim cokelat juga, ya."
"Asyiiiikkkk!"
TBC
nas's notes: Sebelum aku dikoreksi, aku akan memberikan klarifikasi terlebih dahulu atas keputusanku ini. Aku memilih untuk tidak mencetak miring (italic) jabatan/struktur organisasi/direktorat/divisi etc. dari Cobalt Blue yang menggunakan bahasa asing. Alasannya adalah karena sejak awal pembentukkannya, perusahaan menggunakan Bahasa Inggris untuk jabatan/struktur organisasi/direktorat/divisi etc. dan juga karena Cobalt Blue adalah start-up multinasional dengan homebase di Jakarta yang memiliki karyawan asing & ekspatriat.
Direct user (atau hanya user) = atasan langsung
Adank = Terima kasih (Yiddish)
KSK = Kopi Susu Keluarga dari Family Mart. Harganya murah jadi sangat coporate friendly.
Terima kasih yaa kalian sudah mengikuti The Great Chances sampai part 30-an <3 Ayo jangan lupa pantengin terus sampai cerita ini selesai dan jangan lupa komen juga yaaa :")))
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro