Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

TG-PTR Ch. 01 : Pertemuan Pertama

"Aku ingin segera membunuhnya dengan tanganku ini," gumam seorang gadis bersurai hitam sepinggang yang terkuncir kuda dengan sebuah tusuk rambut dan ring berbentuk api di bagian pangkal rambutnya. Pandangannya tertuju ke arah telapak tangan yang terdapat energi spiritual berwarna ungu secara samar-samar.

Setelah penantian panjangnya selama 17 tahun, akhirnya gadis bernama Jian Len Xiu itu berhasil berada di puncak dunia kultivasi. Rasa dendam yang sudah lama dipendam kini semakin membuncah tat kala posisinya yang semakin dekat dengan target yang dia incar.

Sekelebat bayangan masa lalu kembali teringat hingga membuat Len Xiu menjadi geram. Kejadian yang menimpa kedua orang tua juga warga desa di tempat tinggalnya dulu tak akan pernah ia bisa lupakan. Sepatah kata maaf pun seakan sulit diterima apabila orang yang berada dibalik kejadian tersebut mengeluarkannya dengan tulus.

Dan kini, dengan tekad kuat Len Xiu telah siap berhadapan oleh musuhnya. Perasaan emosi, sedih, muak ... semuanya terasa menjadi satu di dalam hati gadis tersebut, membuatnya marah tak tertahankan, dan menyimpan perasaan tersebut selama 17 tahun.

Dengan pandangan tajam Jian Len Xiu menengok ke arah bawah, melihat keadaan yang terjadi. Suasannya begitu tenang, terlihat biasa saja, dan tak ada yang aneh sama sekali. Meskipun begitu, Len Xiu tak mengendurkan kewaspadaannya karena saat itu ia sudah berada di atas hutan terlarang daerah Kekaisaran Xen.

Terbang dengan menggunakan ilmu peringan tubuh atau yang biasa disebut dengan Qi Gong, untuk menuju pegunungan tua Youhei. Di mana gunung tersebut berada tak jauh dari Istana Kekaisaran Xen itu sendiri.

Udara dingin menusuk tulang dan langit yang terlihat mendung terus menemani Len Xiu beserta seorang pria berusia sekitar 21 tahun yang terbang seperti dirinya tepat di belakang gadis tersebut.

Aku harus bergerak cepat, batin Len Xiu seraya menatap sekitar. Kabut yang mulai muncul secara samar tidak terlalu menghalangi, tetapi jika tak segera sampai di gunung Youhei maka hal itu cukup merepotkan.

Bagaimana kondisimu, Lie Rong? tanya Len Xiu menggunakan kemampuan telepati ke arah rekannya. Salah satu cara komunikasi yang simple dan sangat memudahkannya saat dalam keadaan saat itu.

Pria bersurai hitam yang dikuncir kuda dengan tusuk rambut pemberian Kakek Len Xiu berwarna biru membuat tampilan pria bernama Lie Rong itu terlihat kalem dan seperti pria yang ramah pada siapa pun. Aku baik-baik saja, balasnya.

Di sisi lain, Len Xiu yang terus melesat dengan kecepatan kilat mendengar suara khas milik Lie Rong berdengung di dalam kepalanya, membuat sebelah sudut bibirnya terangkat. Tangan kanannya terangkat di udara seraya mengacungkan jempol, menunjukkan kepadanya bahwa itu adalah hal yang bagus.

Len Xiu yang sempat mengurangi kecepatannya memandang pada satu titik di kejauhan sana yang mulai ia sadari, "Ah ... itu dia." Setelahnya ia segera meningkatkan kecepatan menuju gunung Youhei yang sedang dicarinya itu.

Rong, kau sanggup menghadapi para Kultivator tingkat dunia tahap awal yang lainnya, kan?' tanya Len Xiu sedikit ragu padanya. Dalam sekejap dengan kecepatan penuh, Lie Rong telah berada di samping gadis tersebut.

Bagaimana bisa! Bukankah kau sudah tahu? Aku ini baru saja memasuki kultivasi di tingkat kelahiran tahap 7! Mana kuat aku menghadapi mereka yang sudah di tingkat dunia tahap awal. Ia membulatkan kedua matanya seraya menatap Len Xiu tajam.

"Haah ...," embusan napas pasrah terdengar dari arah Len Xiu. Perkirakannya benar, bahwa pria itu pasti akan merespon seperti itu. Salahnya juga mengapa mengajak Lie Rong untuk menjadi sekutu dalam misi balas dendam membunuh Kaisar Xen.

Ya ampun, sepertinya Len Xiu harus memikirkannya lebih matang sebelum mengambil tindakan. Tapi ... toh sudah terlanjur jadi mau bagaimana lagi? batin Len Xiu. Pandangannya menatap tajam ke arah sekitar.

Baiklah, kau diam saja di atas gunung. Berjagalah di sana, karena adu kekuatan kami pasti akan menarik Kultivator lain untuk mendekat dan mencari beberapa keuntungan. Setelahnya, Lie Rong hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia mengerti apa yang diucapkan Len Xiu.

Gadis tersebut berhenti tepat di atas gunung yang sudah tidak aktif dengan bagian atas terbuka lebar. Menampilkan isi di dalamnya dengan jelas. Seorang pria berbalut hanfu kekaisaran berwarna merah yang terlihat megah dan elegan tengah duduk bersila di atas sebuah pola khusus yang sedang aktif di bawah sana. 

"Akhirnya aku menemukanmu, Kaisar Xen!" desis Len Xiu, tanpa basa-basi langsung memberikan sebuah serangan kejut ke arah pria yang dipanggil Kaisar Xen. Sungguh itu bukanlah gayanya dalam melakukan penyerangan, tapi emosinya yang menjadi tak stabil mengalahkan segalanya. Ia telah tersulut saat melihat pria tersebut di depan mata.

Bam!

Jantungnya berdetak kencang. Ia masih berdiam pada posisinya saat itu, berada di udara dengan kaki memijak pedang Jian Meng yang tadi dikeluarkannya dengan cepat. Melayang tepat di atas mulut gunung Youhei yang terbuka lebar.

Pedang Jian Meng adalah pedang khusus milik Len Xiu yang dibuat dari batu meteor. Di tempa serta di isi menggunakan energi spiritual tingkat surgawi, pedang terkuat ke dua yang pernah dibuat dalam sejarah Sekte Jian Meng.

Perlahan asap yang mengepul di bawah sana mulai menghilang, menampilkan Kaisar Xen yang berdiri dengan sebuah perisai berbentuk membran tipis berwarna hitam. Len Xiu tersenyum sinis. "Lama tidak berjumpa, Kaisar Xen," sapa Len Xiu pada pria paruh baya tersebut.

Sepasang netra cokelatnya terus menatap ke arah bawah, melihat pria tersebut berdiri dengan gaya khasnya sebagai seorang kaisar, tenang dan berwibawa. Cuih, apanya yang tenang dan berwibawa. Dia telah menggunakan Ilmu terlarang, dan masih bersikap seperti itu? Persetan dengan kedudukannya yang tinggi juga penuh kuasa. Aku sama sekali tak peduli, umpat Len Xiu dalam hati.

Sebuah senyum yang terlihat begitu menyebalkan tercetak jelas menghiasi wajah Kaisar Xen. "Wah ... wah ... ternyata Zhen* kedatangan seorang tamu tak diundang." Seketika senyuman tersebut menghilang, tergantikan dengan tatapan tajam yang menghujam ke arah Len Xiu.

"Tamu seperti apa kau yang baru saja datang, tetapi langsung memberikan sebuah serangan kejut seperti ini?" lanjutnya, membuat gadis yang melayang di udara itu semakin ingin muntah. Gayanya itu benar-benar ... argh! Aku tak peduli! batin Len Xiu.

Di sisi lain dunia dengan tahun yang berbeda begitu jauh, sebuah cahaya keemasan dari matahari perlahan mulai memudar, tergantikan dengan awan gelap yang bergelayut di atas sana. Dalam balutan seragam sekolah modern yang terlihat lusuh, seorang gadis sekolah menengah atas berjalan tertatih menuju rumah kecilnya.

Sesekali ia mengusap matanya yang buram karena terhalang air mata. Sungguh, hari ini pun perasaannya sangatlah kacau. Tubuh kecil itu terasa sakit hampir di semua sisi, bahkan terlihat memar di banyak bagian tubuh.

"Tidak bisakah aku menghindari semua ini?" tanyanya pada diri sendiri dengan suara pelan. Tubuhnya terlihat limbung, tangan kanannya yang bebas meraih sebuah pagar taman di sisi kanan.

"Aah ...." Bahkan hanya untuk berpegangan seperti itu pun, gadis tersebut harus menahan nyeri yang muncul di pergelangan tangannya.

Dia menangis dengan bebas, air mata itu terus membasahi pipinya. Perasaan sesak yang terus dirasakan membuatnya semakin merasa tertekan.

"Memangnya ... aku salah apa sama kalian? Kenapa kalian melakukan hal ini kepadaku?!" jeritnya tak tertahankan. Tangisannya pun semakin kencang, memecah keheningan yang tercipta di sekitar taman pinggir jalan. Jalan setapak yang memang jarang orang lalui karena rumor menyeramkan yang beredar.

Namun, tidak dengan gadis itu. Tempat tersebut adalah tempat ternyaman, sepi dan tidak ada orang satu pun adalah tempat dimana ia merasa tenang, yang artinya ia dapat menyendiri dengan bebas di sana.

"Apa salahnya? Aku hanya ingin hidup seperti mereka yang ada di luar sana! Aku hanya ingin menjalani kehidupan sekolah yang nyaman dan menyenangkan!" Tubuhnya seketika meluruh hingga terduduk di atas jalan tersebut. Tangannya mencengkeram kepalanya hingga tertunduk dalam.

"MEMANGNYA APA SALAHKU!?" teriaknya semakin histeris. Perasaan kalut, lelah dan nyeri yang menyayat hati membuatnya merasa ingin mengakhiri hidupnya saat itu juga. Tidak hanya sekali saja, bahkan gadis tersebut telah memikirkannya berkali-kali. Ia telah lama sekali berpikir untuk mencoba hal gila tersebut.

Namun, ada sebuah janji. Bayang-bayang kedua orang tuanya yang telah meninggal selalu menghantui untuk mencegahnya di saat gadis itu ingin mengakhiri hidup. Figur ayah dan ibu yang sedang tersenyum bahagia, serta bayangan saat ia telah berjanji dengan sepenuh hati kepada orang tuanya membuat gadis itu mengurungkan niat untuk mengakhiri hidup.

Setidaknya, hanya dengan mengingat sebuah janji kepada dua sosok penting tersebut membuat gadis itu menjadi kuat dan tak melakukan hal gila yang dapat mengakhiri hidupnya dalam sekejap mata.

.

.

Bersambung.

Glosarium :

* Kultivasi : Level atau tingkat kemampuan seseorang dalam bidang bela diri, tenaga dalam, tenaga luar atau apapun itu yang berhubungan dengan kekuatan.

* Kultivator : Orang yang mengalami dan menjalani tahapan Kultivasinya.

* Zhen : Saya/aku, salah satu cara kaisar menyebut dirinya di depan orang lain.

.

.

Naskah :
Jakarta, 06 Juli 2020

Edit:

Jakarta, 15 Juni 2021

Publish :
Jakarta, 01 Agustus 2020

Jakarta, 15 Juni 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro