PROLOG
Kurasa aku sedang selingkuh.
Serius. Ini bukan bohong-bohongan atau prank. Tapi aku bersumpah kalau aku tidak sengaja. Maksudku--bisa tidak sih selingkuh karena tidak sengaja? Tapi yang jelas, aku sama sekali nggak berniat mengkhianati Wesi. Sumpah! Hatiku masih 100% bulat utuh padu terpaut padanya.
Aku bahkan nggak ingat siapa namanya? Naga? Nara? Nehru? Nizwan? Entah. Pokoknya diawali huruf N. Selebihnya aku tidak ingat.
Semua ini gara-gara Bianca. Bisa-bisanya dia membawa sampanye di acara kantor seperti ini? Yah, bukan salah Bianca juga sih. Kalaupun dia tidak bawa, ada berbotol-botol minuman keras lain yang dibawa oleh orang-orang lain. Oh, astaga! Sekarang aku tahu kenapa Rhoma Irama membuat lagu tentang mirasantika!
Oke, sebenarnya aku tidak terlalu ingat bagaimana kami bisa sampai di situasi seperti ini. Ngomong-ngomong, aku masih ada di acara outing kantor yang membosankan ini kan? Bisa-bisanya kantor digital agency sebesar OnePoint hanya mengajak timnya hura-hura di Bogor! Harusnya kami bisa ke Tibet. Atau Madagaskar. Atau Nepal. Atau minimal ke Singapura atau...kenapa aku malah ngalor ngidul ngomongin tempat outing sih?!
Well, yang kuingat adalah tentang game tolol putar lagu. Lalu kekalahan yang kudapatkan dan momen memalukan berkaitan dengan paku dan botol. Kurasa cowok itu bernasib sama denganku, tapi bisa juga dia sekadar orang asing yang kebetulan prihatin melihat nasib mengenaskan yang kualami akibat panitia tolol tidak kreatif. Sial! Ini acara year end party sebuah perusahaan besar! Bukan acara anak pramuka! Siapa yang punya ide game kekanak-kanakan seperti itu??
Gara-gara game norak yang menjebakku itu, aku yang setengah dikuasai efek bergelas-gelas sampanye, kenalan dengan cowok asing ini. Kami ngobrol panjang lebar dan tanpa kusadari menyingkir dari orang-orang. Kami bercanda, tertawa, saling menepuk pundak dan paha. Kewarasanku menghilang, segala batas yang biasanya kuterapkan dengan ketat seperti roboh tanpa perlawanan. Aku kehilangan kontrol diri sendiri. Lalu sedikit yang kuingat, kusadari kami sudah berciuman. Ciuman yang lembut, asing, penuh adrenalin, dan menggairahkan di saat yang sama. Otakku agak tumpul, tapi kurasa tangannya mulai bergerilya ke mana-mana, memberiku sensasi yang menyenangkan dan memabukkan walau aku memang sudah mabuk. Lalu aku teringat Wesi.
Aku selalu teringat Wesi. Bahkan di momen-momen paling teler pun, aku masih mengingatnya.
Buru-buru kudorong pria berambut ikal keriwil itu. Dia terlihat sedikit terkejut. Ekspresinya super clueless. Namun matanya itu...astaga, kenapa terasa manis sekali? Kelopak ganda dengan alis tebal membingkai sepasang mata yang terlihat kecokelatan bahkan malam-malam seperti ini. Di siang hari, mungkin warna matanya akan lebih terang. Rasanya aku ingin menenggelamkan diri di sana, sebagaimana kubayangkan diriku berendam dalam kolam susu dan kopi.
Ya Tuhan, apa yang sedang kubicarakan??
"Umm...sorry...sorry..." gumamku seperti orang mabuk. Eh aku memang sedang mabuk kan?
"Sorry? Untuk...?" pria itu bertanya dengan nada bingung.
Untuk ciuman barusan padahal aku sudah punya pacar! Astagaaaa! Kedengarannya seperti perempuan jalang.
"Umm...pokoknya sorry. Aku...ke sana dulu ya,"
Sedikit kepayahan aku bangkit. Oh, ternyata kami ada di atas bukit. Hah, kenapa aku bisa di atas bukit?
Aku mengedarkan pandangan, orang-orang masih berkumpul sekitar kolam renang. Aku mulai berjalan menuju ke sana. Tapi tunggu, kenapa kakiku seperti tidak bertulang? Apa aku tadi jatuh dan patah tulang atau semacamnya?
Ada yang memanggilku. Siapa itu? Oh, mungkin si cowok yang tadi. Tapi kepalaku pusing...astaga, kenapa mataku jadi buram begini?
Sekali lagi orang itu memanggilku. Aku sontak menoleh, namun keseimbanganku hilang. Hal terakhir yang kuingat adalah wajah teduh Wesi. Dan fakta bahwa aku sudah ciuman dengan cowok lain di belakang pacarku.
Sialan, ke mana otakku?
***
Tiap lagu memiliki melodi
Tiap melodi menyimpan jutaan makna
Dan selalu ada cerita dibalik alunan nada yang coba dibahasakan dalam sebuah lagu.
Dari mulai lantunan musik country yang menyenangkan. Menyentak dan membuat candu seperti latin pop. Ataupun lagu-lagu lama yang menyimpan banyak nostalgia.
Dalam series kali ini, kami para pecinta oppa dan babang ganteng bakal coba membahasakan sebuah lirik menjadi cerita panjang kepada kalian. Menyajikan konser kecil dari potongan cerita, yang mungkin akan membuat imajinasi kalian bermain-main dalam dentingan lagu dari kami.
Daftar lagu dari konser kami :
1. inag2711 : If I die young dari lagu If I Die young - The Band Perry (setiap Senin & Kamis)
2. IndahHanaco : Despacito dari lagu Despacito - Luis Fonsi (setiap Selasa & Jumat)
3. Me, my self, and I : The Girl from Yesterday dari lagu The Girl from Yesterday - The Eagles (setiap Rabu & Sabtu)
4. mooseboo : Midnight Tea dari lagu Juwita Malam - Ismail Marzuki (setiap Kamis & Minggu)
Sudah siap mendengarkan lagu-lagu dari kami?^^
Multimedia: The Girl from Yesterday - The Eagles
❤️❤️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro