Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

29 - The Axis Of Love

Salam jumpa. Apa kabar?

Semoga kalian baik-baik saja dan diberi kebahagiaan.

Kasih bintang dulu bosku. Muehehe.

Buat ngingetin nama-nama tokoh. Ini saya rangkum sebentar.

Tokoh utama dalam buku: Juno, Lana, Kikan, Sidney, Dennias, Anugerah, Feronika, dan keluarga.

Tokoh pendukung: Bahri, Rosie, Adriel, Nik, Dani, Dina, Aul, Robin, Naga, dan Alan.

Nah itu dua. Tokoh pendukung bakal punya peran dominan di Fix You, Fix Me. Kecuali Naga dan Alan.

Oh iya, guys. Selama ini kalian sambil dengerin musik yang saya rekomendasikan nggak? (Meski nggak semua pastinya).

Bagi yang selalu sambil dengerin, saya mau tahu gimana perasaannya atau nuansa yang kalian rasakan?

Kalian setuju nggak kalau di versi bukunya nanti ada playlist atau paling tidak rambu-rambu di bagian mana kalian harus sambil putar musik tertentu pas baca? Kalau iya nanti saya ajukan ke Belia.

Ini masih part spin off, jadi melanjutkan yang kemarin. Pokoknya part dari alur utama akan saya unggah di lima update-an terakhir. Biar kalian menanti dan kepentok sejadi-jadinya.

Tapi, part spin off ini nggak kalah penting dan saya fungsikan sebagai pemahaman ekstra buat kalian.

Oke, di chapter ini musik yang harus kalian putar yaitu berjudul The Axis of Love by Ivan Torren. Oke, let's dive into the story.

Nikmatin baca Juno ya, karena cerita ini bakal jadi yang paling kalian kangenin kalau sudah nggak up lagi. Hehehe. Semoga.

***

***

CHAPTER SPIN OFF

...

Dalam pertemuan itu, Bahri ingin membuat pemetaan dalam misi pembangkitan Sinonim yang masih tertidur atau bersembunyi. Di bumi ini banyak sekali makhluk yang terkunci oleh kode-kode semesta dan hanya diketahui oleh insan pilihan. Mungkin jangkauan pengetahuan manusia masih hanya sebatas jin sebagai makhluk selain manusia yang menempati bumi. Tapi ketika berbicara soal Sinonim dan Antonim, maka perluasan pemahamannya akan semakin jauh lagi untuk diuraikan.

Unicorn merupakan binatang yang dianggap mitos. Namun mitos tak pernah dikarang tanpa adanya penglihatan sebelumnya. Entah itu di alam pikir, atau di alam nyata. Tapi yang jelas, meski paling unik dan cerdas, Bahri adalah unicorn yang tetap saja tidak sama seperti binatang pada umumnya. Ruh unicorn dianggap abadi dan bisa diwariskan. Inti kehidupannya terletak pada tanduknya. Itu yang membedakan antara unicorn dan kuda. Dan konon apabila seekor unicorn mati, satu-satunya anggota tubuh yang tidak akan lebur adalah tanduknya.

"Kita sudah tahu apa yang akan kita hadapi. Sebelum gue tahu Juno adalah Sinestesian, gue sudah ketemu sama Robin dan Aul dulu. Dan gue juga sudah jelasin apa tujuan pewarisan ruh Sinestesian oleh semesta. Tapi, yang bisa mengembalikan penguntit itu ke zamannya, atau bahkan membuangnya ke dimensi lain adalah Juno. Dia memegang kunci dimensi. Sekarang, dia sedang dalam keadaan yang sangat nggak stabil. Dia kuat untuk menjaga kesetimbangan kosmos, tapi kalau dia marah juga, segalanya bakal nggak akan terkendali," Bahri berbicara menatap semua yang ada di depannya. "Juno paling kuat, sekaligus paling bahaya kalau sampai nggak terkendali."

Semuanya terhenyak. Bahkan Adriel pun senyap setelah mendengar itu.

"Makanya, kita harus menjaga kestabilan Juno. Kita cuma bisa melakukan itu kalau ingin keseimbangan zaman ini bisa tetap terjaga," kata Bahri lagi.

"Apa sih alasan Lana mendadak pergi?" tanya Aul.

"Lana sempat pamit sama gue. Dia cuma bilang nitip Juno dan tolong bantu persiapkan dia. Juga nitip Kikan agar tetap aman."

"Terus?"

"Lana mengaku kalau dirinya adalah anak Juno sama Kikan di masa depan. Makanya gue kaget dan nggak bisa berbuat apa-apa. Urusannya sedalam itu. Lana pamit ke gue bersama seorang Sinestesian bernama Anugerah."

"Rumit banget sih."

"Kalian pikir gue percaya begitu saja?"

Semuanya diam dan bingung.

"Gue mengajukan beberapa pertanyaan ke Buku Kunci. Dan ternyata keliru, Lana nggak tahu kalau sebenarnya dia bukan anak Juno. Tapi anak dari seseorang bernama Asbi. Dan alasan Lana kembali ke zamannya karena hari itu, di masa depan adalah hari kematian Juno."

Semuanya menahan napas. "Lo tanya lagi nggak apa penyebab kematian Juno? Karena yang gue tahu nektar gue bisa membantu fisik dia jadi kuat dan kebal. Kok bisa?" tanya Rosie.

Sekarang malah Bahri yang terdiam. "Gue nggak berani tanya lagi."

"Kenapa?"

Bahri menelan ludah. "Ada harga yang harus dibayar ketika kita mengajukan pertanyaan pada buku itu. Satu pertanyaan akan ditebus dengan berkurangnya satu hari kehidupan si Penanya."

"Lo abadi, kenapa nggak bertanya banyak sekalian?"

"Gue bukan Tuhan. Gue juga bisa mati," Bahri menjeda beberapa saat. "Sayangnya gue sudah terlalu banyak bertanya sampai gue tahu kapan gue akan mati. Dan gue nggak ingin mempercepat satu hari kematian gue," jawaban Bahri sontak mengagetkan semua yang mendengarnya. Termasuk Rosie yang terhenyak seketika.

"Lo jangan bercanda deh," kata Rosie.

"Jasmani setiap Sinonim bisa mati. Kecuali ruhnya. Gue sebagai unicorn punya dua ruh. Ruh Sinonim dan ruh Unicorn. Dan kedua ruh gue bisa diwariskan. Jadi kalau gue mati, sosok seperti gue mungkin nggak ada. Tapi ruh unicorn dan pengetahuan gue bisa berpindah pada sosok yang layak untuk diwarisi. Namun, berbeda dengan ruh Sinonim gue yang akan berkelana lagi mencari inang baru."

"Kenapa lo nggak pernah cerita ke gue soal itu?" tanya Rosie.

"Memangnya lo bakal peduli?" telak.

"Oke stop," Dani menengahi. "Ini percakapan kalian berdua terlalu personal untuk diobrolin di sini. Oke?"

"Yep," Dina menambahkan.

"Gue masih penasaran wajah Juno. Ada yang punya fotonya?" Aul berkata dengan maksud menyimpangkan topik pembicaraan sejenak. Wajar dia penasaran karena belum pernah melihat sosok Juno.

"Ponsel gue, Ros," Bahri berujar. Rosie lalu menyerahkan ponsel Bahri dengan tatapan kesal. Atau lebih tepatnya tatapan cemas.

Setelah mengusap layar beberapa kali Bahri lalu menunjukkan foto Juno pada Aul. "Ini foto dia beberapa hari yang lalu."

Aul mengamati foto Juno lamat-lamat. "Manis," mulutnya berkomentar. "Serius dia pacaran sama Lana yang notabene anak tiri dia di masa depan?"

"Itu di sudut pandang Lana."

"Oh," gumam Aul. Lalu dia berkata, "Gue mau jadi pacar dia deh beneran, kalau emang Lana nggak pernah balik. Lagian-. Apa, ya. Lana nggak tahu sih, yang dia hapus itu ingatan yang ada di dalam otak. Dan kemampuan Anugerah yang seperti Bang Bahri pernah ceritakan, itu cuma bisa mempengaruhi ingatan, kan? Ya, maksud gue, pikiran seseorang memang bisa diubah dan dipengaruhi. Tapi tidak dengan perasaan dalam hati. Dan penghapusan Anugerah nggak mempan sama hati. Jadi wajar dong kalau sekarang Juno bisa linglung parah sementara dia ngerasain patah hati yang dalam banget, kehilangan seseorang, tapi ingatannya udah nggak menampung lagi data tentang Lana. Yang Juno rasakan cuma jatuh cinta, lalu patah hati karena hilangnya satu subyek yang nggak dikenali. Sial, itu sakit banget pasti."

"Gue setuju sama Aul," Nik berujar. "Bahkan kalau boleh bilang kasar, di sini Lana bego. Oke, mungkin wajar karena dia belum tahu kalau Juno bukan ayahnya. Dan kalau Bahri tahu fakta ini sebelum Lana pergi, mungkin Bahri bisa sampaikan kebenarannya. Tapi, sekarang Lana sudah entah di mana. Kita mau menguak fakta yang sebenarnya pun bingung. Kita nggak bisa panggil dia. Dan ini masalahnya. Potensi Juno berubah agresif jadi semakin besar."

"Makanya kita harus jaga-jaga takut Juno nggak bisa mengendalikan emosinya," ujar Dani.

Pemimpin Adriel terbang mendekati mereka dan hinggap di pundak Aul. "Mungkin orang-orang yang ingatannya tidak dihapuskan bisa membantu kita secara kemanusiaan. Aku, kau, kita, tidak ada yang tahu alasan kenapa Lana yang cantik yang manis yang luar biasa itu. Oh, demi serbuk sariku, aku pernah melihat dia satu kali dan mencium aroma sampo di rambutnya."

"Feronika, Kikan, dan Sidney. Mereka ingatannya dipertahankan. Tiga manusia biasa yang kayaknya bisa ngasih dukungan emosional ke Juno," kata Bahri. "Ada benernya juga. Urusan yang di luar kemampuan manusia biasa biar kita yang tangani."

"Tapi, kita juga ada misi pembangkitan Sinonim yang masih bersembunyi, kan?" Dina bersuara. "Sinonim-sinonim ukuran raksasa yang pada masanya pernah hidup dan ikut bertempur pada peperangan masa lalu. Mereka melakukan hibernasi panjang dan menyatu dengan bumi. Beberapa dari mereka ada di Indonesia. Mungkin mereka yang paling perlu dipersiapkan dulu sebelum kita nemuin Sinonim yang perubahannya jadi manusia seperti kita."

"Ukuran mereka raksasa, Din. Lo mau bikin kaget orang Indonesia kalau sampai mereka lihat buaya, badak, singa, dan kuda nil yang seukuran gunung?" Dani mengomentari.








"Kita cuma perlu menyiapkan mereka, oke? Bukan bangkitin mereka untuk tempur saat itu juga."

"Bagi tugas aja," Nik berkata. "Beberapa dari kita ada yang ngurus Juno. Dan sebagian lainnya ngurus pembangkitan Sinonoim."

"Setuju," kata Bahri seketika. "Gue, Dina, Robin, dan Adriel bakal nyari Sinonim. Nik, Rosie, Dani sama Aul jaga Juno."

"Gue nggak setuju!" sanggah Rosie dengan nada nggak-mau-tahu. "Gue harus ikut nyari Sinonim sama lo." Tatap Rosie pada Bahri.

Dani mendesah dan memutair bola mata. Lalu bergumam, "Mulai lagi."

"Lo nggak tahu pencarian kita bakal sampai ke hutan-hutan?" tanya Bahri kemudian.

"Dan lo lupa kalau gue itu bisa hidup dan lebih liar kalau di hutan?"

"Ya udah. Kalau gitu lo yang nyari Sinonim, gue yang stay di sini jaga Juno."

"Gue itu pengin bareng lo, dibilangin juga," Rosie kukuh.

"Ros. Bukan saatnya lo egois gini. Nurut aja coba. Apa susahnya?"

"Setelah lo bilang bahwa lo tahu kapan lo bakal mati?" Rosie lantas memalingkan muka. "Gue nggak bisa diginiin."

Adriel, Nik, Dani, Dina, dan Aul menatap bingung pada Rosie dan Bahri bergantian.

Lalu Rosie berdiri dan berjalan menjauh ke tepi pulau.

"Uh, gue merasa aneh kalau berada di tengah drama dua manusia kayak gini," keluh Nik yang justru bermaksud meledek.

Bahri mengembuskan napas kesal. Lalu dia berdiri "Bentar ya," ujarnya sebelum mengejar Rosie.

"Come on, guys! Ini lagi serius, astaga!" seru Dani melihat dua temannya pergi.

"Mereka pacaran nggak sih?" tanya Aul.

Nggak ada yang bisa jawab.

"Ah, aku suka kisah cinta beda spesies," Adriel di pundak Aul malah terkagum-kagum. "Menurut kalian seandainya mereka bersama akan jadi apa keturunan mereka?"

"Curut," jawab Nik.

***
Disclaimer, gambar bukan milik saya.

***

Hm, okey.

Kemampuan Aul dan Robin masih saya rahasiakan dulu.

Sebelum keluar dari halaman baca, saya mau izin minta waktu kalian sebentar untuk jawab pertanyaan ini sejujur dan seobyektif mungkin. Jawaban kalian berarti buat kedepannya.

1. Apa yang kamu sukai dari karakter Juno?

2. Apa yang kamu sukai dari cara saya bercerita di judul ini?

Sudah, itu dua saja. Saya perlu banget tahu apa perspektif kalian. Mohon dijawab ya. Nggak lama kok. 🙏

Thanks in advance. See you next time.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro