Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 13


Ini Hanya Mimpi


Ram Pov

“Ram!"

"Huh.."

Aku dikejutkan oleh suara seseorang yang tiba – tiba memanggil namaku.  Aku menoleh dan melihat teman dekatku yang duduk di sebelahku.  Aku tidak terlalu memperhatikan sekelilingku.  Phu mengangkat alisnya mencoba menatap mataku. 

"Ada apa? Aku sudah lama memangilmu..” kata Phu, saat dia memperhatikan tingkah lakuku yang tidak biasa. 

Aku tidak berpikir dia akan bisa membaca pikiranku saat ini.

“Kolam sedang sakit, jadi aku berpikir bahwa aku akan membawanya ke dokter hewan..” Aku berbohong kepadanya.

Berbohong sebenarnya itu mudah bagi orang-orang yang pandai melakukannya, tetapi hal itu sangat tidak baik bagi siapapun. Bagaimana perasaan orang itu ketika tahu kita berbohong? 🙄

Ketika aku melihat Ayahku dan Pin masuk ke mobil, aku tidak bisa memikirkan hal lain. 

“Oh, dokter hewan muda yang cantik itu?” kata Phu mengacu pada dokter hewan yang bisa. 

Aku sangat dekat dengannya karena dia saudara perempuan Pin. Hal ini benar-benar membuat aku gila. Terlepas dari apa yang Phu katakan dan pikiranku saat ini kembali ke hal yang sama.

“Tadi apa yang ingin kamu bicarakan denganku?” Tanyaku.

“Aku mengatakan karena ujian kita sudah berakhir besok maka kita akan malan malam di rumah P'King..” Jawabnya.

“Iya..” Balasku.

Kejadian tadi malam mulai terbayang-bayang lagi di kepalaku saat ini. Aku diam-diam mengikuti mobil ayahku dan melihat mereka menuju sebuah hotel.

Setelah melihat hal itu, aku tidak mengikuti mereka lagi, karena meskipun aku melakukannya pasti ada orang disana yang tidak akan membiarkan aku melakukan hal itu.

Bahkan jika mereka tidak melakukan apapun, saat ini sudah jam 1 pagi.

Ketika ayahku seharusnya tidur dengan ibuku di dalam rumah bukan pergi dan tidur dengan wanita lain, apalagi wanita itu adalah teman masa kecilku. Ayahku benar-benar bukan orang yang setia. 😑

Aku mencoba memikirkannya dengan nalar dan mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa ayahku tidak akan mengkhianati ibuku. Karena ibuku sangat cantik, baik hati dan istri yang baik.  Jika aku berada di posisinya, aku tidak akan pernah menipu ibuku. 

"Ai Ning.."

Aku menoleh untuk melihat seseorang berdiri di depanku.  Bahkan tanpa melihat, aku tahu siapa itu.  Hanya satu orang yang memanggilku "AiNing".

“Bagaimana ujiannya?” tanyanya pada semua orang yang duduk di bangku sebelum duduk di sebelahku.

Kami semua duduk di bangku marmer di bawah pohon Kasalong (melati). 

"Bisakah kamu melakukan itu?" dia bertanya lagi dan aku mengangguk sebagai jawaban sebelum dia membungkuk untuk melihat kasalong putih jatuh di punggungnya.  Hidungku menangkap aroma melati lembut yang datang dari sisinya. 

"Bagus, Vira.." P'Tee bergabung dengan meja kami. 

Teman-temannya mulai berkumpul.  P'Tee meminta Phu untuk pergi ke suatu tempat bersamanya. 

"Ha ?" Kata Phu.

"Kenapa?" Tanya P'Tee.

"Aku tidak mau pergi dengan Phi.." Kata Phu.

"Ayolah Phu.." Kata P’Tee sambil terus membujuk Phu.

"King! Kami pergi dulu, kamu tetap bisa bersama-sama dengan pacarmu di sini.." kata P'Tee sebelum mereka pergi. 

"Ya.." Balas P'King.

Kemudian setelah itu semua orang pergi satu per satu.  P'King dan aku adalah satu-satunya yang ada di meja sekarang, tetapi kami tidak mengatakan apa-apa karena kami berdua lebih tertarik pada bunga putih yang jatuh di atas meja.  aku sangat suka bunga putih ini, alasannya karena bunga ini ada dimana-mana.  Bunga ini membuatku merasa seperti mereka bersamaku sepanjang waktu.

"Aku ingin mengingatkan kamu bahwa jika kamu ingin membicarakan sesuatu yang mengganggu pikiranmu, maka kamu selalu dapat berbicara denganku kapan saja.." kata P'King.

Aku hanya menatapnya, wajah bulat dengan senyum seperti biasa.  Tapi sekarang dia membuat wajah yang belum pernah kulihat sebelumnya.  Dia mengerutkan kening dan wajahnya tampak khawatir, apakah dia sedang mengkhawatirkanku? 

"Aku tidak suka melihat wajahmu seperti sedang merasa tekanan. Aku tidak tahu apa masalahnya, tetapi jika kamu tidak ingin membaginya denganku maka tidak apa-apa, tetapi setidaknya kamu bisa menceritakan masalahmu itu dengan orang lain. Jangan hanya menyimpannya sendiri atau kamu akan merasa menderita.." tambahnya. 

Bagaimana aku bisa memberitahunya bahwa ayahku selingkuh dengan teman masa kecilku?  Aku melihat ke bawah untuk menunjukkan bahwa aku tidak ingin membicarakannya pada saat ini dan dia mengerti. 

"Oke, kalau begitu aku akan membicarakan tentang diriku sendiri saja. Kamu tahu aku sangat menyukai bunga. Bunga ini baunya sangat enak. Jika aku menikah, aku akan membuatkan karangan bunga untuk istriku.." katanya. 

Bisakah aku mencoba membuat karangan bunga untuknya? 

Hal ini terasa aneh tetapi hal itulah yang aku pikirkan saat ini.  Aku tidak tahu apakah orang yang menikahinya akan beruntung atau sial.  Yah, pasti akan sangat menyenangkan memiliki seseorang seperti P’King sebagai pasangan. 

“Kelihatannya bunga ini cocok untukmu..” sebuah suara lembut terdengar di telingaku saat ada sesuatu yang didorong di samping telingaku. 

Dari baunya, aku tahu itu adalah bunga.

"…”

"Nong Ram terlihat tampan .  Hari ini aku memberikan posisiku sebagai pria paling tampan di Fakultas Teknik kepadamu.." katanya.

" - Ya " Kataku sambil tersenyum.

"Aku sangat suka senyuman mu.." tambahnya.

Saat P'King mengatakan hal itu, aku menyadari bahwa aku sedang tersenyum.

"Tersenyumlah, kamu harus lebih memperbanyak senyumanmu.." katanya sambil menempelkan jarinya di sudut mulutku.

P'King kemudian mendorong sisi bibir saya dan hasilnya tampak seperti aku sedang tersenyum.  Mulutku tersenyum tapi aku tetap memasang wajah dingin seperti biasa.  Aku memang tidak suka sering tersenyum kepada orang lain.

"Apakah kamu tidak suka tersenyum pada orang lain?" tanyanya. 

"Kalau begitu tersenyum saja untukku.." tambahnya lagi.

Aku menatapnya ketika dia mengerti aku bahkan ketika aku tidak mengatakannya.  Tangannya memegang bunga di kupingku seperti aku seorang putri saat aku tetap diam. 

"Bunga berwarna putih sangat cocok untukmu..”  katanya. 

Kata siapa warna putih cocok untukku? 🤔

Orang-orang mengatakan kepadaku bahwa hitam terlihat paling cocok untukku sehingga tatoku berwarna hitam dan terlihat bagus di badanku, bukan bunga berwarna putih murni seperti ini.

“Entahlah, sepertinya kamu tidak sekuat yang aku lihat dari luar. Kamu baik pada binatang, pendiam dan mencintai teman-temanmu, jadi warna yang cocok dengan kepribadianmu adalah putih atau mungkin sichmpu (merah muda)." Kata P'King lagi.

Setelah mengatakan hal itu, P'King tersenyum padaku. Aku merasa jauh lebih santai, hal ini bukan karena perkataanya atau aroma dari bunga melati tetapi karena senyumnya dapat menghilangkan rasa stresku  dengan sangat baik. 

“Pink, aku suka pink..” Kataku.

Entah kenapa aku mengatakan itu padanya. 🙄

Aku berpikir aku mengatakan hal itu karena aku sedang merasa sedih dan selalu melihat dia berbicara sendiri jadi aku juga berbicara sedikit. 

"Haha.. kamu sangat lucu... tetapi warna itu cocok untukmu." katanya. 

Terkadang aku berpikir dia gila.  Kata-kata seperti imut, lucu dan cantik sangat tidak cocok untukku.  Dia harus memeriksakan matanya dan mencari dokter sekarang. 

"Tidak perlu cemberut seperti itu. Itu hal yang bagus.." tambahnya. 

P'King kemudian mengangkat tangan kecilnya untuk meremas pipiku.  Jika dia adalah orang lain, aku akan mendorong orang itu karena sudah melakukan hal ini padaku. Tetapi karena dia adalah P'King, aku membiarkannya melakukannya tanpa mengatakan apa-apa. 

"Aroma bunga bisa membuat kamu merasa rileks.." katanya.

“…”

"Apakah kamu memiliki bunga di rumahmu?" dia bertanya dan aku menggelengkan kepalaku. 

Ibuku tidak suka serangga di sekitar rumah jadi kami hanya memiliki pohon cemara tanpa bunga.  Di masa lalu kami memiliki beberapa tanaman berbunga tetapi potnya rusak dan setelah itu kami tidak memilikinya lagi. 

"Kalau begitu sekarang aku harus pergi dan belajar untuk ujian.." katanya. 

Di dekat meja sebelum P'King pergi, aku tidak melihat sesuatu yang khusus.  Hanya sekitar dua puluh bunga Kasalong yang diikat dengan batang dan kertas disisipkan di antara bunga. 

"Kamu bisa mencium bau ini agar kamu tidak stres. Jika kamu ingin berbicara denganku, telepon aku hahahaha.." Katanya.

Setelah dia pergi aku membaca kertas itu.

‘Aku berpikir bahwa bunga ini mewakili diriku.

P’King memberikan * nomor telepon *.

Kamu harus mendekatkannya di kedua lubang hidungmu.’

Jika aku melakukan apa yang dia katakan dan meletakkan bunga melati ini di kedua sisi tempat tidurku maka hal ini seperti aku bersiap-siap untuk tidur di peti mati. 😂

Lalu siapa yang akan memberikan nomor ponsel mereka dengan cara seperti ini? 🤔

Aku melihat buket di tanganku lagi.  P’King duduk dan mengumpulkan bunga satu per satu untuk membuat karangan bunga.  Jika aku tidak membawa bunga ini maka akan terlihat sangat kejam dan yah aku tahu bahwa aku tidak bisa menyimpan bunga ini di vas bunga dalam waktu yang lama. Tetapi aku tetap memasukkannya ke dalam vas bunga. ☺️

---

“Kenapa kamu sering tidur di rumah belakangan ini?” tanya Ruj saat aku pulang. 

Yeah.. hal ini memang benar.

“Kondominiumku sangat berisik..” Kataku berberbohong padanya. 

Kondominiumku sebenarnya tidak berisik.  Tidak ada tetangga yang bertengkar, tidak ada suara keras, tidak berisik seperti kondominium orang lain. 

Aku harus berbohong padanya karena aku tidak tahu harus berkata apa.  Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang ayah kami. 

“Dari mana kamu mendapatkan tanaman aneh di kamarmu?” tanya Ruj. 

Tanaman aneh?  Kang?  Itu adalah tumbuhan karnivora.  Setelah aku mendapatkan tanaman itu, aku menaruhnya di kamarku.  Aku yang mengurus tanaman itu sendiri seperti yang diminta oleh pemilik aslinya.

Tanaman itu kemudian mulai tumbuh besar sedikit demi sedikit. Yeah.. nama tumbuhan karnivora itu adalah Kang.. Namanya sangat lucu. ☺️

“Aku sudah lupa..."  Balasku.

"Jurusan mana yang baik? " tanyanya. 

“Semua jurusan baik..” jawabku, tapi Ruj tidak suka IPA, matematika, fisika, kimia. 

Jika dia masih ingin mempelajarinya maka tidak ada yang akan menghentikannya tetapi dia tidak tertarik mempelajari mata pelajaran ini seperti aku. 

“Tetapi apakah aku akan cocok jika memilih jurusan yang mempelajari sains-matematika?” tanyanya. 

Aku berpikir sedikit.  Keluargaku yang tidak terlalu mempermasalahkan jurusan yang aku ambil. Mereka hanya ingin anak-anak mereka menjadi orang baik dan fokus pada semua yang kita ingin pelajari sudah cukup.  Karena itu adalah pilihan kita sendiri apa yang ingin kita pelajari.
 
Cerita hal ini sama dengan ketika aku membuat tatoku yang pertsam.  Kedua orang tuaku  juga tidak melarangku mengenai hal itu. 

“Awalnya aku ingin memilih seni tetapi teman-temanku mengatakan kepadaku bahwa aku harus memilih sains-matematika karena aku cocok untuk pelajaran itu. Jadi aku berubah pikiran dan ingin mempelajari pelajaran itu di Universitas. Aku merasa aku bisa melakukannya..” Kata Ruj lagi.

Ruj tidak terlalu percaya diri akan hal itu, tetapi dia mempercayai perkataan teman-temannya. Jika dia benar-benar menyukai perlajaran itu, aku rasa dia pasti bisa melakukan. ☺️

“Jika kamu suka pelajaran itu maka kamu harus rajin-rajin membaca buku. Sangat susah untuk masuk ke Universitas yang sama denganku..” Balasku.

“Oh!”

Kami berdua terus bercakap-cakap sampai jam tiga sore. Karena kedua orang tua kami pulang pada jam itu. Hari ini ayahku menjemput ibuku. Mengapa mereka pulang sangat telat hari ini? 🙄

“Kenapa kalian berdua pulang sangat terlambat hari ini?” tanya Ruj.

Dia seolah-olah bisa membaca pikiranku dan memeluk pinggang ayahku itu. 

"Ayah mempunyai sesuatu yang harus dia lakukan dulu.." kata Ibu. 

Aku melihat kearah ayahku  dan dia terlihat sibuk dengan ponselnya.  Dengan siapa dia berkirim pesan? 

Dulu, ayahku tidak pernah kecanduan memegang ponselnya seperti saat ini.  Ayah tidak pernah menggunakan perangkat mewah seperti itu sebelumnya, hanya menggunakan ponsel model lama.  Dia dulu mengatakan dia baik-baik saja dengan itu karena mudah digunakan dan ditoleransi tetapi baru-baru ini dia tiba-tiba menggunakan ponsel dengan model yang lebih baru. 

"Apakah Ayah membeli sesuatu untukku dan P'Ram?" tanya Ruj.

"Aku akan membelikanmu perahu untuk pergi ke kolam kakek.." jawab ayah menggoda Ruj saat jarinya menyentuh dagu putranya. 

Apakah kalian melihatnya?

Ayahku sama sekali tidak menunjukkan gejala pengkhianatan tetapi tetap melakukannya.  Aku melihatnya sendiri dan akh tidak bisa melupakan apa yang aku lihat tadi malam.  Aku tidak bisa memikirkan alasan mengapa Pin menelepon ayahku jika dia tidak mabuk.  Jika aku benar-benar mabuk, aku akan menelepon keluargaku terlebih dahulu, lalu teman dekatku, jelas bukan ayah temanku.

“Apa ini?” kata Ruj bersemangat sambil berjalan bersama ayahku untuk mencari beberapa piring untuk makanan yang telah mereka beli. 

“Ayo makan. Ibu membelikan makanan ini untuk kalian berdua..” kata ibuku lembut. 

“Aku tidak lapar, Bu. Aku harus pergi belajar dulu.” Aku berbohong. 

Aku sebenarnya sangat lapar tetapi aku lebih memilih untuk kembali ke dalam kamarku karena aku masih merasa terluka saat mengingat kelakuan ayahku.

“Oh.. Baiklah kalau begitu..” Balas ibuku dan mengangguk.

Ibu pasti tidak tahu apa yang ayahku lakukan.  Sekarang ibu sudah bisa membaca pikiranku lagi seperti dulu.  Hanya ibu dan P'King yang bisa memahamiku. 

"Hmm..." aku berbaring di tempat tidurku. 

Aku tidak tahu bagaimana memberi tahukan hal ini kepada ibuku.  Ini bukan masalah kecil.

Apa hubungan ayahku dengan Pin?  Mereka hanya berbicara… jalan-jalan bersama atau… Ah! Tetapi aku kemarin melihat mereka berdua pergi ke hotel bersama.  Aku tidak ingin keluargaku mengalami ini.  Mengapa ini terjadi? 🙄

Kami sangat bahagia... 

Tidak?  Aku tidak ingin senyum ibuku hilang.  Hal ini benar-benar tidak baik jika semua orang mengetahuinya. Hal ini pasti akan menghancurkan keluargaku, tapi aku tidak bisa menyimpan hal ini sendirian saja. 

Apa yang harus aku lakukan?  Aku merasa pembuluh darahku yang  di pelipisku  terasa seperti akan meledak kapan saja sekarang karena stres. 

Sementara pikiranku sedang memikirkan hal itu, aku bisa mencium aroma lembut bunga melati yang menghampiri hidungku.

Aku menyapu mataku ke sekeliling ruangan dan melihat ke sumber aroma bunga itu.  Aku menghampiri dan mengambil buket bunga putih di tanganku sebelum melakukan apa yang P’King katakan padaku agar aku tidak merasa stres lagi.  Bau bunga ini sangat enak...

Setelah itu aku memutuskan untuk tidak membebani kepalaku lagi.  Aku berpikir untuk beristirahat dan mematikan lampu.  Aku berbaring di tempat tidur sebentar lalu mengambil ponselku. 

Kemarin Phu menyuruhku untuk memeriksa Facebook-nya jadi aku membukanya dan memeriksa foto-foto yang dia ceritakan kepadaku.  Aku segera membuka halaman feed berita, aku baru akan tertidur dalam dua menit. 

Pin Siripat

Terima kasih karena selalu berada di sisiku. ☺️

Seolah-olah Tuhan ingin memberi tahukan padaku bahwa apa yang aku lihat kemarin adalah kebenaran.

Orang yang memposting foto tersebut adalah Pin .  Bukan wajah manusia atau pemandangan tapi ini adalah gambar dua orang berpegangan tangan.  Salah satu tangan berwarna putih dan tipis dan yang lainnya lebih besar dan padat.  Aku ingat betul itu tangan yang mengantarku ke sekolah setiap hari saat aku kecil, tangan yang mengeringkan air mataku saat aku menangis, tangan yang selalu memberiku makan saat aku lapar, tangan yang membantuku menyelesaikan tugas-tugasku dan yang membelai kepalaku setiap hari sebelum aku tidur.  Itu adalah tangan ayahku.  😥

---

King Pov

“Haloo..”

“King! Apakah kamu sudah ada di rumahmu? Dimana kamu meletakkan panggangan?”

“Di belakang rumah..”

Aku memasukkan ponselku ke dalam tasku sebelum aku pergi terburu-buru. 

Jika kamu bertanya-tanya apa yang aku lakukan maka aku harus bergegas kembali ke rumahku  sekarang.  Ujian sudah selesai hari ini dan teman-temanku semua memutuskan untuk bertemu setelah ujian selesai dan makan daging babi di rumahku, anggotanya tetap sama seperti terakhir kali. 

Itu aneh, kami memiliki junior berada di Jurusan yang berbeda dengan kami, tetapi kami semua  sangat dekat.  😅

"Ayo kita mulai berpesta , yay!" teriakku begitu masuk ke rumahku. 

Biarkan aku memeriksa jam di ponselku dulu. Mereka pasti akan sudah tiba di sini dalam 1 jam 13 menit atau lebih pikirku. 

Sekarang aku ingin mandi tetapi aku merasa lemah jadi aku masuk ke dalam rumahku dan mencoba mengatur napas. 

"King!  Tunggu sebentar. Ada sofa, meja, kursi atau apa pun, kenapa kamu tidur di lantai, apakah kamu seekor kerbau?" Kata Tee. 

"Ini sangat nyaman. Aku ingin mandi dulu.." Kataku.

Aku pergi melakukan urusanku di lantai dua .  Aku menggunakan sabun yang wangi, aroma melati memenuhi hidungku.  Ibu bercerita padaku bahwa dia menanam pohon melati sehingga kamarku menjadi wangi.

Setelah itu, aku segera bergabung dengan teman-temanku yang lain dan mereka sedang membicarakan tentang liburan kebanyakan yang berbicara saat ini adalah Phu dan Boss. Tetapi aku melihat kearah Ram yang sedang duduk di belakang Phu diam-diam. 

Hal ini mungkin terdengar aneh tapi Boss adalah pewaris dan pemilik resort.  Kamu seharusnya tidak menilai orang berdasarkan perilaku mereka. 

"P'King, bolehkah aku menggunakan pisau ini?" tanya Duen dari dapur dan melihat Ram hanya diam saja.

“Semua yang ada di dapur bisa digunakan..” Kataku dan aku mengangguk dan menatap Ram yang masih duduk dengan diam. 

Ram sama sekali belum berbicara sejak dia datang di rumah ini.  Dia duduk dan menyilangkan kakinya, melihat foto-foto keluargaku.  Dia mungkin tidak terlihat berbeda dengan orang lain, tapi aku tahu bahwa dia sedang menderita. 

"Apakah Ram baik-baik saja?" tanyaku.

“Hmm?” tanya Nong Duen. 

"Maksudku, apa dia bertingkah aneh?" tambahku. 

“Ya, tapi dia bilang dia stress dengan kuliah akhir-akhir ini..” jawab Nong Duen. 

Aku berpikir bukan masalah itu dan aku berpikir masalahnya lebih dari itu.  Aku segera berdiri dan berjalan ke arahnya.  Aku duduk di sebelahnya.  Dia tidak memberikan aku reaksi seperti biasanya. 

"Bisakah kamu mengikuti ujianmu?" tanyaku. 

Ram pasti akan mendapatkan nilai tertinggi karena dia memiliki pensil yang disucikan oleh  King!!! 

Dia terus melihat foto-foto keluargaku tanpa memperhatikan aku dan menjawab pertanyaanku. 

Aku yakin dia pasti memiliki masalah dengan keluarganya jika tidak, dia tidak akan melihat foto keluargaku seperti itu atau dia mencoba membunuhku  melalui fotoku dengan menembakkan laser dari matanya. 

Tetapi aku berpikir bukan seperti itu, atau mungkin Ram melihat foto keluargaku karena dia merasa suka denganku atau semacam itu. 😅

“Ai Ning..”

“…”

Aku merasa suasana hatinya sedikit terasa aneh.

"Bisakah kamu ikut denganku?" Kataku lagi.

Jika saat ini aku membawa dia pergi, tidak ada yang akan memperhatikannya juga. Aku segera menyeret Ai Ning ke belakang rumahku.

Begitu kami berhenti di belakang rumahku, aroma bunga yang berbeda tercium di hidungku sebagai salam. Angin sejuk menyentuh kulitku dan hal itu membuat aku merasa lebih santai .

Yeah.. aku sangat suka alam. 😄

"Aku akan membawamu ke suatu tempat, setiap kali aku stres, aku suka pergi ke sana." Kataku.

Aku tidak tahu apakah dia penasaran dengan apa yang aku katakan atau tidak karena dia tidak mengatakan sepatah kata pun di jalan.  Sejujurnya, aku hampir lupa jika aku membawa dia kesini jika bukan karena bayangannya dan gemerisik dedaunan.  Daun-daun kering yang diinjak-injak itulah yang memberitahuku bahwa ada orang lain yang mengikutiku. 

---

"Oke ini dia, markas rahasiaku.." Kataku.

Aku mendorong pintu kayu dan berjalan masuk. Aku membuat dia duduk di sampingku dan aku duduk di kursi bambu di sebelahnya.  Aku tidak tahu apakah ini akan menghilangkan stresnya atau tidak, tetapi aku ingin melakukan sesuatu untuk membuatnya melupakan masalahnya bahkan untuk sesaat. 

"Apakah kamu tidak bertanya mengapa aku membawamu ke sini?" tanyaku.

“…”

Ram hanya menatapku dan biasanya matanya akan bertanya.

'Mengapa kita pergi kesini?’

Tetapi saat ini dia hanya diam saja dan masih menujukkan sikap yang sama seperti tadi. 🙄

“Tidak ada alasan yang khusus kenapa aku membawamu kesini. Aku hanya ingin kamu santai. Tanaman itu aku tanam sendiri, cantik kan?” tanyaku sambil menunjuk ke jendela.

Tanaman yang sedang aku bicarakan adalah lidah buaya biasa.  Aku ingat bahwa aku menanam mereka banyak, tetapi mereka tidak bisa bertahan saat terkena sinar matahari di Thailand sehingga mereka mengucapkan selamat tinggal padaku dan mati. 😞

“Aku dengar tanaman itu ada bunganya juga, tapi aku belum pernah melihatnya…” Kataku.

Aku melihat bahwa tanaman lidah buaya memiliki arti 'semoga sukses'.

Aku tidak tahu banyak tentang arti bunga atau tentang tumbuhan. Tetapi aku memiliki cukup pengetahuan akan hal itu karena ada beberapa toko bunga yang aku kunjungi menuliskan arti tanaman itu. Anehnya ada beberapa bunga yang terlihat cantik tetapi artinya tidak baik.

"Tanaman ini berarti kesedihan.." Kataku.

Saat ini Ram yang sedang duduk di sampingku memandangi tanaman lidah buaya yang ada di dalam pot.

Saat ini wajahnya terlihat kesakitan? Bagaimana dia bisa merasakan perasaan seperti ini? 🤔

Sejak aku lahir, aku tidak pernah merasakan perasaan yang saat ini Ram rasakan. Sepertinya suasannya sangat tidak nyaman begitu juga dengan wajahnya.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?  Atau haruskah aku meninggalkannya sendirian?  Aku ingin melakukan hal itu tetapi aku tidak bisa. 

"Kamu tahu jika hal itu membuat kamu stres terlalu lama maka kamu akan cepat tua.. Hahaha..” Kataku dengan bercanda dan aku melihat dia tersenyum.

Senyuman Ram adalah yang terindah di dunia ini. Kamu pasti berpikir aku sudah gila memikirkan hal seperti ini.

Aku tidak tahu apakah aku cukup dekat dengannya tetapi bagiku dia adalah seseorang yang dekat denganku.  Jika juniorku terlihat stres seperti ini, bagaimana aku bisa duduk dan membiarkan dia merasakan hal itu sendirian? 

"Aku sedang berusaha mengurangi stresmu.." kataku. 

“…”

Ram kembali menatapku dan seolah-olah berkata.

‘Mengapa kamu mencoba untuk menghilangkan stresku? Mengapa kamu tidak meninggalkan aku sendiri?’

Dia berkata seperti itu dengan matanya yang indah menatap mataku.

“Entahlah, mungkin karena kamu terlihat sangat kesepian..” kataku.

“Yeah.. kamu terlihat seperti orang yang kesepian tanpa teman. Aku hanya mengatakan perasaan yang aku tangkap saat melihat dirimu. Kamu berusaha utnuk menjaga wajahmu tetap terlihat biasa saja sehingga tidak akan ada yang tahu apa yang kamu pikirkan saat ini. Lagi pula memang tidak ada teman-temanmu yang tahu bagaimana perasanmu saat ini. Mereka tidak tahu kapan kamu terlihat sters dan tidak ada juga yang tahu kesedihan yang kamu rasakan di hatimu saat ini..” Tambahku.

Kami berdua terus melakukan kontak mata.  Bahkan ketika aku sedang berbicara jujur padanya, dia tetap tidak menunjukkan emosi apapun.  Dia benar-benar orang yang gigih!

"Aku merasa kasihan pada pasangan masa depanmu. Harus bersama seseorang sepertimu. Kamu harus bisa menemukan seseorang yang mengerti perasaanmu tanpa kamu harus membicarakannya sehingga dia bisa berbicara tentang apa yang tidak kamu katakan seperti ini. Atau kamu mungkin sudah mempunyai orangnya? Hahaha..” Kataku.

Aku mengangkat tangan dan mencubit pipinya.  Dia masih tetap bersikap dingin padaku.  Terkadang aku merasa dia ingin menjawabku, tetapi dia tidak mengatakan itu padaku. 

Aku melihat dia mulai mengetik sesuatu di ponselnya.  Mengapa dia sama sekali tidak mau berbicara denganku? 

Aku hampir berteriak dengan kencang saat aku membaca pesan yang aku terima dari Ram.

Ram Vira

Iya..

Aku menatapnya dengan bingung, karena aku tidak terlalu mengerti arti pesannya itu. 

"Apakah kamu tidak mengerti apa yang aku pikirkan?" kata Ram dengan suara rendah. 

"Aku.. Aku mengerti bagaimana perasaanmu.." Kataku.

Tubuh Ram itu lalu segera berdiri dan dia menatapku. Dia terus saja berjalan mendekat kearahku dan jarak di atara kami berdua perlahan-lahan mulai berkurang. Saat ini aku merasa terpesona saat melihat matanya yang indah sehingga aku tidak ingin menjauhinya. 😏

Aku melihat tangannya yang besar bergerak mendekati wajahku.

Drr.. Drr..

Sampai kami mendengar suara deringan ponselku. Mengapa orang itu meneleponku sekarang? 😑

TBC

Vote and comment ☺️🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro