Bab 12
Apakah Hal itu Benar?
King Pov
“Jumrab soo pergi ke samui dengan pamai Mong. Ayo terjemahan perkataan itu…” kataku kepada temanku.
Saat ini aku melihat Boss seperti orang yang ingin mati saja sedang berbaring di dekat jendela.
“Aku benar-benar tidak bisa mengerjakan soal ujian itu. Bunuh saja aku..” Balas Boss.
Suaminya hanya diam saja dan menyilangkan tangannya serta menatapnya dengan pandangan sedih.
“Ayolah.. Kamu tidak seburuk itu..” Kata Mek sambil mengelus kepala istrinya.
“Benarkah?” Tanya Boss dan segera menatap Mek seperti anak anjing.
“Hahahah…” Aku hanya bisa tertawa melihat kelakuan mereka berdua.
Aku melihat kesekelilingku dan seperti semua orang merasakan hal yang sama seperti yang Boss katakan. Soal itu memang sulit tetapi masih bisa di mengerti.
Seperti yang selalu aku katakan kepada mereka semua. Jika mereka membaca buku mereka dengan baik-baik dan memahaminya pasti bisa mengerjakan soal-soal ujian tadi. Seperti aku yang bisa dengan lancar mengerjakkannya.
Jika untuk nilai baik atau kurang baik itu adalah masalah keberuntungan dan memori otak kita mengingatnya.☺️
Pagi ini aku hampir saja terlambat masuk ke dalam ruang ujianku.
Tetapi untungnya dosen yang menjaga ruangan itu tetap membiarakan aku masuk. Dosen itu tidak melakukan hal yang sama dengan yang lain karena dia hanya baik padaku. 😁
Aku terlambat karena menolong Ram untuk mencari pensilnya terlebih dahulu. Wajahnya terlihat serius saat mencari pensilnya yang hilang itu dan terlihat sangat lucu.
“King! Apakah kamu mau pulang sekarang?” Tanya Mek.
Aku melihat di seperti masih menuliskan sesuatu untuk Boss. Yeah.. itulah gunanya mempunyai pacar. Mereka berdua benar-benar sedang jatuh cinta dan sungguh romantis. ☺️
“Tidak.. Aku masih ingin disini sebentar lagi..” kataku.
Saat ini aku benar-benar sedang tidak ingin pulang ke kondominiumku. Aku sudah memberikan Nong Kang kepada Ram jadi tidak ada yang bisa aku lakukan. Seharusnya aku juga membawa tanaman itu ke kondominiumku.
Aku ingin duduk di bawah pepohonan dulu. Aku melihat ke luar jendela dan melihat cuaca hari ini cerah. Kelihatannya cukup enak untuk duduk di bawah pepohonan dan aku bisa tidur di bawah pohon itu dengan perasaan nyaman.
“Setelah liburan ini bukankah kita harus pergi ke kamp sukarelawan di daerah Utarakan?”
Aku mendengar teman-temanku kembali berbicara, tetapi setelah kalimat itu, aku mulai tenggelam dalam pikiranku sendiri. 😅
Berbicara tentang berkemah dan kamp sukarelawan aku berpikir akan mengunjungi nenekku. Tetapi nenek harus menjemput aku dari perkemahan itu dan aku tidak akan bisa memberikan kejutan untuknya.
Ah.. lebih baik saat ini aku tidak usah memikiran hal itu dulu. ☺️
Rumah nenekku terletak di belakang sebuah resort yang terkenal. Resort itu merupakan salah satu daya tarik para wisatawan saat aku masih kecil sehingga aku sering melihat orang asing.
“Aduh!”
Aku segera tersadar dari lamunanku ketika ada sesuatu yang mengenai kepalaku. Aku segera mendongak ke atas dan melihat pensil berwarna biru dan hitam yang terlihat tidak asing untukku.
Yeah… pensil itu memang milikku, tetapi tadi pagi aku sudah memberikan pensil itu kepada Ram. Aku melihat ada tangan bertato yang memegang pensil itu dan aku tahu bahwa orang yang sedang berdiri di belakangku adalah Ram.
“Hei Ai Ning..”
“…”
Ram hanya mengangguk kepadaku dan tidak mengatakan apa-apa. Dia segera menyerahkan pensil itu kepadaku.
Aku ingin bertanya padanya, tetapi aku segera terdiam saat aku menunduk dan membaca post it yang berwarna pink yang ada di pensil itu.
‘Pensil ini aku kembalikan padamu..’
Apakah dia benar-benar tidak ingin berbicara denganku? 🤔
Aku hanya tertawa dan menuliskan pada post it itu.
'Kenapa kamu kembalikan padaku, Ai Ning?’
Aku menulis dengan pensil itu juga. Kemudian dia kembali menuliskan sesuatu pada post it itu lagi dan mengembalikannya padaku. 😅
‘Aku sudah menemukan pensilku..’
“Memang kenapa? Kamu bisa mengambil pensil ini..” Kataku sambil menguap.
Saat ini suasananya sangat sejuk sekali karena langit mulai berubah warna menjadi jingga sekarang.
Lagi-lagi aku melihat Ram kembali menuliskan sesuatu di post it itu lagi. Yeah.. sebenarnya aku harus berusaha keras untuk membaca tulisan tangannya karena tulisannya benar-benar tidak bisa terbaca. 🙄
‘Kalau begitu aku tidak akan mengembalikannya padamu..’
Apakah dia sedang mencoba untuk mengancamku kali ini?
“Um.. iya tidak apa-apa. Aku sudah memberikan pensil itu padamu dan sekarang kamu memiliki dua pensil dengan namamu. Jangan coba-coba untuk menghapusnya atau aku akan memukulmu dengan botol air..” Kataku sambil mengangkat botol airku seperti mengancamnya.
Ketika aku berkata seperti itu, Ram berpura-pura ingin menghapusnya. 😅
Ram tidak akan bisa menghapusnya karena pensil itu ajib karena King adalah seorang penyihir. 😂
Ram terlihat berpura-pura berpikir sebentar dan kemudian menuliskan sesuatu lagi di atas post it itu, tetapi kali ini melakukannya dengan cepat.
'Daripada terus seperti ini, ayo ikut aku pergi dari sini..’
“Hei! Kamu mau bawa aku kemana?”
Sebelum aku menyelesaikan pertanyaanku, dia sudah meraih tanganku dan mulai menarikku lagi.
Dia mendorongku untuk berjalan, tetapi dengan kekuatan yang dia miliki, aku hampir saja jatuh.
Kami berdua sudah lama saling mengenal untuk waktu yang lama, tetapi mengapa dia sangat suka menarikku seperti ini? 🙄
“Mereka berdua akan pergi ke dalam kamar..”
“Ayo berikan pengantin baru kita kamar..”
“Oh.. akhirnya ada juga sesama insiyur yang berpacaran disini..”
Aku segera menoleh ke belakang untuk menatap teman-temanku yang sedang meledeki aku dan Ram.
Dasar bajingan!!
Aku pasti akan kembali lagi untuk membalas perkataan mereka semua.
---
“Tidak bisakah kamu memberitahukan kepadaku kita akan pergi kemana?” Tanyaku.
Saat ini aku melihat sepedanya yang berwarna coklat kebiruan lagi.
Aku melihat Ram ingin menuliskan sesuatu di post it itu lagi, tetapi tidak jadi karena dia melihat post it itu sudah hampir penuh. Dia kemudian segera mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana untukku.
Sial!
Kenapa tidak dia katakan langsung saja? Bukankah itu lebih cepat? Tidak tahukah dia caranya berkata-kata? 🤔
Ram Vira
Aku akan membalasmu.
“Apa? Apakah kamu mau meminta aku naik sepeda?” Tanyaku dan aku segera menaikkan alisku.
“…” Ram hanya mengangguk.
Saat ini aku setuju untuk naik di kursi belakang sepedanya. Aku bisanya adalah orang yang suka mengendari sepeda tetapi aku hanya ingin tahu reaksinya saat aku duduk di kursi belakang seperti saat ini.
Tetapi sepertinya Ram terlalu malas untuk berbicara padaku. Maka dia membiarkan aku duduk nyaman di belakang sepedanya itu. 😁
---
Ram Pov
“Ujiannya susah ya.. Kamu bisa gak?” Tanya Phu.
“Aku.. bisa..” Balasku dan mengangguk kepadanya.
Aku melihat Phu sepertinya kelelahan. Sebenarnya ujian kali ini tidak terlalu terasa begitu sulit jika dia mau mendengarkan secara seksama ajaran dari P'King maka dia pasti akan bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. ☺️
“Kamu memang bukan orang yang biasa dan kamu adalah suami dari P’King. Apakah kamu juga seorang dewa seperti dia, Ram?” Tanya Phu.
“…”
“Oh! Aku memiliki teman yang pintar dan istrinya adalah seorang Dewa. Aku juga ingin seperti dia, dewa.. Oh tidak, aku tidak ingin dengan orang asing lebih baik dengan sesama orang Thailand saja..” Kata Phu lagi.
Aku hanya diam saja dan aku merasakan ponselku bergetar.
Ruj
P'Ram..
Apakah kamu baru saja menelepon ayah?
Aku meliat pesan yang di kirimkan adikku Ruj terdengar sedikit aneh. 🤔
Selain memiliki adik, aku juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Ramil. Ruj masih SMA sedangankan P'Mil sudah lulus dan menikah.
Ram Vira
Tidak
Memang ada apa?
Meskipun aku dan ayahku tidak terlalu sering berbicara satu sama lain, tetapi kami berdua selalu saling berkirim pesan di Line.
Tetapi kenapa tiba-tiba Ruj menanyakan hal ini? Apakah dia sedang bertengkar dengan ayah? 🤔
Ruj
Tidak apa-apa.
Kenapa belakangan ini kamu lebih suka menghabiskan banyak waktumu untuk tinggal di kondominiummu sendiri, aku merasa khawatir bahwa ayahku akan menghapus namamu dari daftar warisan dan kartu keluarga.
Ram Vira
Hahaha..
Jika ayah melakukannya maka aku akan melaporkannya kepada kakek dan nenek.
Dari ketiga cucu mereka, hanya aku yang seperti orang asing sehingga mereka sangat mencintaiku. Kakak dan adikku merasa iri denganku karena hal itu. Tetapi kami bertiga tetap saling mencintai. ☺️
Ruj
Disini tidak ada kakek dan nenek!
Aku akan menuntut ayah.
Ram Vira
Tidak boleh.
Ruj
Kenapa?
Lebih baik aku sekarang menonton kartun saja.
Tidak lama dia benar-benar tidak mengirimkan aku pesan lagi. 😅
“Ram.. menurutmu soal yang terakhir jawabannya apa?” Tanya Wit.
Dia terlihat khawatir akan ujian tadi. Kami berada di dalam Fakultas yang sama jadi kami selalu belajar bersama-sama juga.
" 0,028 meter kubik , kenapa ?" Kataku dan aku merasa cukup yakin dengan jawabanku.
Entahlah.. Mungkin ini karena ajaran dari P’King. Hal ini cukup aneh bagiku tetapi benar-benar nyata. Aku bisa menyelesaikan ujian itu dengan baik. ☺️
"Argh!! Aku salah menjawab...” Kata Wit dan perlahan tidur di lantai di samping Phu.
"Ram temanku... aku tidak bisa melakukan ini lagi. Minta suamimu untuk mengajari kami juga.." kata Phu.
“Oh, apa yang sedang mereka lakukan?” seorang pejalan kaki bertanya padaku.
Saat ini teman-temanku sedang berjongok dan sedang memainkan pensil mereka.
“Mereka sudah gila..” Aku berkata dan menggelengkan kepalaku.
“Hmm, kamu tidak mengerti aku, karena kamu orang pintar. Benar kan? Phu?” kata Wit.
"Ya Wit . Mari kita duduk dan bersantai di Mekong.. " jawab Phu.
"Ya… ayo kita melakukannya.."
Aku benar-benar tidak tahan bila harus melihat kedua temanku yang seperti orang idiot ini.
Aku meraih tasku dan mulai berjalan. Tidak peduli seberapa cepat aku berjalan, ketika aku berbalik, aku menemukan mereka berdua mengikutiku seperti hantu.
"Mau kemana?" tanya Phu.
Jika aku memberitahu mereka maka mereka pasti akan menggodaku tapi aku tidak suka berbohong jadi...
"Aku akan menemui P'King.." kataku.
Sebenarnya aku hanya ingin mengembalikan pensilnya. Meskipun pensil itu sudah ada namaku di atasnya, tetapi pensil ini masih miliknya.
"Wow, tidak biasanya kami ingin menemui P'King.."
"Pasti sangat menyenangkan memiliki pacar. Saat malam hari, kalian berdua bisa pergi makan malam di gedung Bayiok di lantai atas. Bisa mengucapkan kata - kata yang manis satu sama lain dan membawanya ke kamarmu. Lakukan sedikit hal-hal nakal bersamanya tetapi dia telihat rapuh dan kecil.." kata Phu.
“Bagaimana kamu bisa sampai ke titik itu? Sekarang kamu adalah cowok paling tampan nomor satu dari Fakultas teknik ini..” tambahnya.
Apa yang dia pikirkan di kepalanya? Aku sebenarnya tidak suka orang lain menggodaku seperti ini karena itu terasa aneh. Aku hanya bisa mempercepat langkah kakiku tetapi kemudian aku menyadari bahwa aku tidak tahu ruang ujian P'King. Aku harus bertanya pada P'Tee.
Ram Vira
Phi.. Dimana ruang ujianmu?
Tee Pattharawin
Ram!!
Ya Tuhan, aku akan menangis sekarang.
Kami di ruang ujian Xxx
Kenapa?
Terkadang aku berpikir baris kode seniorku sedikit gila. Meskipun, aku jarang menyapanya sekarang, tunggu ... aku belum pernah menyapanya.
Lupakan sajalah itu.
Ruangan xxx? Seberapa jauh dari sini? 🤔
Ram Vira
Terima kasih.
Aku segera mematikan ponselku dan memasukkannya ke dalam saku.
Aku merasa bahwa P'King pasti belum pulang. Jika dia tidak ada di ruangan itu, dia pasti sedang berbaring di taman, atau dia pasti sedang berjalan-jalan di sekitar sini. Dia adalah orang yang aneh. Dia terlihat bodoh. Dia adalah seorang pecinta alam. Kamar di kondominiumnya seperti hutan yang penuh dengan pepohonan.
Baru beberapa hari yang lalu , aku mendapat tanaman karnivora darinya. Aku sangat senang menerima tanaman itu darinya. Aku benar-benar mencari tanaman itu tetapi tidak dapat menemukannya. Aku berpikir untuk menanamnya sendiri tetapi ternyata sangat sulit. 😞
Aku tidak suka merepotkan orang lain. Aku tidak berpikir akan ada orang yang ingin menanamnya untukku.
Aku sekarang sudah berada di depan ruang ujiannya sekarang. Ruangan tidak terlihat seperti ruang ujian tetapi seperti medan perang bagai sembilan tentara.
Mengapa semua orang berbaring di lantai seperti ini? 🙄
Aku melihat kode baris seniorku saat ini memegang toples acar. Seleranya benar-benar sangat aneh. Dia tampan tapi sangat suka bertingkah aneh. Dia suka makan makanan yang dia tahu akan membuat perutnya sakit. Lihatlah benda di dalam toples. Ini berisi setidaknya selusin acar. Acar itu terlihat pahit. Makanan itu adalah hal terakhir di planet ini yang akan aku masukkan di tenggorokanku.
"Ram, apakah kamu datang menemuiku?" dia bertanya.
"…" Aku menggelengkan kepalaku.
"Oke jadi siapa yang kamu cari?" lanjutnya .
P'Tee menatapku dengan tatapan menyelidiki. Dia pintar, gila dan sangat licik seperti Phu. Keduanya memiliki beberapa kecerdasan.
“Siapa yang kamu cari Rama?” tanyanya lagi.
Aku tidak menjawab pertanyaannya itu tetapi segera melihat sekeliling ruangan itu. Aku melihat tubuh kurus P’King sedang duduk dan menatap ke luar jendela.
Aku segera berjalan menghampirinya. Aku sangat dekat dengannya tetapi dia tidak menyadarinya. 🙄
Aku merasa bingung apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan perhatian darinya. Aku menaruh pensil di kepalanya. Aku diam-diam melihat teman-temannya ada di sebelah P'Tee dan mereka semua diam-diam tersenyum saat melihatku dan P'King.
Aku rasanya sangat ingin segera pergi dari sini. P'King yang ada di depanku melihat ke langit dan dia terlihat santai setelah mengikuti ujian.
Dia tampaknya tidak tertarik untuk belajar tetapi berkeliling mengajar juniornya tetapi tetap bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Mungkin P'King benar-benar bukan orang biasa.
"A'Ning.."
Aku kemudian mengangguk dan menyerahkan pensil padanya. Di bagian atas pensil itu, aku meletakkan post-it merah muda. Ada pesan yang mengatakan
'Aku kembalikan pensilmu..’
“Kenapa?” Tanyanya.
Aku hanya menggelengkan kepalaku dan kembali menulis
'Aku sudah menemukan pensilku..’
Tulisku di post-it. Aku tidak suka berhutang pada seseorang.
”Lalu? Kamu bisa memiliki pensil ini juga.." jawabnya sambil menguap.
'Aku tidak akan mengembalikan pensil ini lagi padamu..’
Tulisku lagi.
"Um, uh, aku memberikan ini padamu dan sekarang kamu memiliki namamu. Jangan coba-coba membersihkan namamu atau aku akan memukulmu dengan botol air.." dia mengangkat botol air itu dengan mengancam.
Yeah.. aku tidak takut padanya. Dia tidak ingin pensil ini di kembalikan padanya. Jadi apa aku harus membelikan dia pensil baru? 🤔
Aku segera menariknya keluar dari ruangan itu dan segera berjalan ke arah sepedaku.
---
“Hei! Kita akan pergi kemana?” Tanya P'King.
Sekarang kami berdua sedang bersepeda di jalan. Aku hanya ingin mengajak dia ke tempat yang tidak jauh dari Universitas kami. Aku tidak ingin pergi terlalu jauh karena aku malas untuk mengayuh sepeda. 😅
"Yayyy.." Teriak P'King.
Ayolah aku tidak ingin dia bersikap seperti orang gila. Terlepas dari bagaimana dia menyentuh pinggangku untuk berpengangan saat ini, aku tidak akan merasa geli dan tidak akan bergerak. Tiba-tiba orang di belakangku menunjuk ke sisi jalan. Aku tidak berbalik untuk melihatnya. Tapi jika di lihat dari pantulan di kaca depan sepeda.
Sial!!
“Hei.. Bukankah itu pasangan dari Fakultas Teknik yang kita sukai?” Kata gadis yang berkacamata itu sambil menunjuk ke arah kami dan tentu saja dia tidak sendiri.
Dia saat ini sedang bersama-sama dengan kedua temannya seperti biasa. 😑
Mereka bertiga adalah siswi SMA yang terkenal di daerah ini.
"Sudah berapa lama kita tidak bertemu mereka? Sekitar sebulan?"gadis itu pura-pura berpikir dan mulai berlari mengejar sepedaku.
“Nah hari ini, aku merasa akan menghadapi situasi seperti ini, jadi aku membawa sesuatu..” lanjutnya dan membuka tas sekolahnya untuk mengambil sesuatu.
.... skuter.
"Cepat teman-teman.." katanya dan mereka bertiga segera naik skuter kecil itu.
Terlihat setengah roda karet itu menghilang dari sekuter hitam yang terlihat sudah tua itu. Hal ini menunjukkan beban diatas sekuter itu terlalu berat. Stangnya juga tampak sudah usang dan berkarat. Pasti sekuter itu tidak akan bisa bertahan lebih dari satu meter. 🙄
"Ayo kita pergi!"
Setelah itu mereka bertiga mulai mengikuti kami. Kekuatan gadis-gadis Thailand benar-benar sangat menakutkan. Bagaimana mereka bisa menaiki skuter itu bersama-sama dan tidak terjatuh?
"Mereka sangat lucu.." Kata P'King yang ada di belakangku tertawa pelan.
Dia juga pernah menyapa gadis-gadis itu dan sekarang dia berkata mereka lucu? 🤔
Aku berpikir mereka tidak lucu. Mereka hanya terus berbicara dengan suara yang keras dan tiba-tiba mereka bertiga menabrak trotoar di jalanan.
Tetapi syukurlah itu hanya trotoar jalanan sehingga mereka bertiga tidak terluka. Bagaimana jika mereka terjatuh di tengah jalanan maka mereka tidak akan selamat.
"A'Ning berhenti dulu sebentar.." kata P'King.
Aku segera berhenti mengikuti apa yang dia katakan dan segera memarkirkan seoeda di sisi jalan. Aku melihat P'King segera berlari ke arah ketiga gadis itu.
“Apakah kalian baik-baik saja?” Tanyanya.
P'King membantu mereka bertiga berdiri dan aku hanya berdiri diam mengamati mereka. Aku tidak berniat untuk membantu mereka.
"Aku baik - baik saja.." kata salah satu gadis lalu segera berteriak.
“Kamu lihat itu? Dia tersenyum padaku..” gadis berkacamata itu menoleh ke teman-temannya.
"Dia juga tersenyum padaku.." tambah yang lain.
"Namaku adalah King dan dia adalah Ram.." Kata P'King mengenalkan dirinya dan juga diriku.
Mengapa dia mengatakan hal itu kepada mereka? 😑
“Kyyyaaaa…”
Mereka bertiga segera berteriak dan aku dengan lembut segera meraih lengan P'King dan menatapnya.
'Ayo kita pergi sekarang..’
P'King menatapku dan mengerti apa yang aku inginkan. Dia benar-benar hebat. Bahkan jika aku tidak mengatakan apa-apa, dia bisa mengerti hanya dengan menatap mataku.
“Baiklah.. Sampai jumpa lagi..” Kata P'King kepada mereka bertiga dan kami segera berjalan ke sepedaku lagi.
“Honey.. kenapa kamu bersikap dingin padaku?” Tanya P'King dengan nada bercanda.
Apakah dia berpikir aku akan menjawabnya? Tidak akan. 😑
Ketika P'King menyadari bahwa aku sedang tidak ingin ikut bermain-main dengannya, dia segera berjalan lebih cepat dariku. Dia sungguh lucu. 😁
“Apakah kamu tidak mau berbicara denganku? Tidak apa-apa. Aku masih bisa berbicara sendiri..” Katanya dan kembali berbicara dengan dirinya sendiri lagi.
“Apakah kita akan pergi ke tempat nasi ayam ini? Setiap kali kamu menarik aku pasti kamu selalu mengajak aku makan. Kalau seperti itu terus maka aku akan menjadi gemuk..” Katanya lagi.
Yeah.. Harusnya P'Tee yang harusnya menghawatirkan tentang hal itu. Bukan P'King.. 🙄
P'King tidak ada gemuk-gemuknya sama sekali.
---
“Aku pesan sepiring nasi ayam..” Kataku.
Toko nasi ini memang tidak terlalu besar tetapi kualitas rasanya sangat terjaga dan enak. Aku dan ibuku sering datang kesini untuk makan bersama-sama ketika aku masih SMA.
“Hm.. aku harus pesan apa ya? oh, disini juga ada nasi babi krispi. Aku pesan seporsi nasi babi krispi..” Kata P'King setelah itu dia berkeliling toko ini sebentar lalu duduk di depanku.
P'King orang yang sangat jeli. Dua hari yang lalu aku baru membuat tato baru dan itu sangat kecil. Aku berpikir dia tidak akan…
“Ai Ning.. Kamu punya tato baru lagi?” Katanya.
Aku segera menatapnya dan aku berpikir dia tidak akan menyadarinya karena tatoku ini terlalu kecil. Tetapi bagaimana dia bisa melihat tatoku ini? 🤔
“Bolehkah aku melihatnya?” Tanya P'King.
“…” Aku segera mengangguk.
Setelah itu P'King segera duduk di sebelahku untuk melihat tatoku ini dengan penuh minat.
“Tatomu sangat cantik..” Katanya dan dia mengusapkan jarinya di tatoku yang berwarna hitam itu.
Aku mempunyai tato bulan sabit di tulang selangkaku.
Aku memikirkan kembali ketika aku pertama membuat tato di tubuhku ini. Kedua orang tuaku baik dan tidak melarangnya, meskipun ibuku mengatakan bahwa tato itu jelek. 😅
Tetapi saat ini aku tiba-tiba menyadari bahwa wajah kami berdua terlalu dekat satu sama lain. Ujung hidung P'King hampir saja menyentuh tulang selangkaku. Ini adalah kedua kalinya kami sedekat ini.
Aku bisa merasakan napas P'King yang hangat dan saat aku melihatnya dari dekat seperti ini. Aku harus mengakui bahwa P'King memang memiliki wajah yang cantik, hidung yang mancung, mata yang sipit dan bibir yang penuh.
Terkadang aku berpikir dia sangat cantik sehingga dia bisa membuat para pria jatuh cinta padanya. Tetapi terkadang dia bisa juga terlihat tampan sehingga dia bisa membuat gadis-gadis merasa jatuh cinta padanya.
Jika saja P'King hanya berbicara sedikit dan tidak suka mengangguku, hmm.. mungkin kami berdua juga bisa dekat. ☺️
P'King adalah seorang senior yang baik, meskipun kadang dia terlihat gila tetapi dia tetap menjaga para juniornya. Dia selalu siap membantu.
“Ehm.. Ini nasi ayam dan nasi babi crispy pesanan kalian..”
“Ah.. Iya makasih..”
P'King yang tadinya duduk di sebelahku segera kembali ke tempat duduknya ketika pelayan wanita itu menghidangkan makanan pesanan kami berdua.
Yeah.. Aku mengenal pelayan wanita itu. Dia adalah Bibi Chit, pelayan di toko ini. Aku sudah melihat dia sejak aku masih kecil, tetapi aku jarang berbicara dengannya. Dia tidak dekat denganku tetapi dia dekat dengan ibuku.
“Kamu adalah pria yang sangat tampan..” Bibi Chit memuji P'King yang duduk di depanku.
“Terima kasih.. Khun juga cantik..” Balas P'King.
“Kamu sangat pintar berbicara. Ram, kamu benar-benar bisa memilih pacar dengan baik. Kalian berdua teruslah saling mencintai untuk waktu yang lama..” Kata Bibi Chit lagi sambil tertawa.
Mengapa semua orang berpikir bahwa kami berdua berpacaran? Aku tidak berpikir kami berdua terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta. 🙄
“Dia bukan pacarku..” Balasku.
“Benar. Dia bukan pacarku..” Kata P'King tetapi ekspersi wajahnya mengatakan sebaliknya.
“Tenang saja tidak semua orang melihat kalian berdua sebagai pasangan..” Kata P'King lagi dan menatapku seperti kekasihnya.
Aku tidak menanggapi perkataannya dan mulai makan karena aku tidak ingin bermain-main dengan dia.
Aku makan dengan perlahan dan tenang sementara P'King makan dengan cepat.
“Bagaimana ujianmu?” Tanya P'King.
P’King benar-benae bisa memakan semua makanan ini dan masih biasa berbicara juga. Dia benar-benar makan dengan berantakkan. 😅
“…” Aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaannya itu.
Aku lalu memberikan dia beberapa tisu kepadanya agar dia mengelap mulutnya.
“Kamu bisa mengerjakannya pasti karena sihir yang aku berikan di pensilmu itu. Aku yakin kamu pasti akan mendapatkan nilai yang bagus..” Katanya dan mengambil tissu yang aku berikan padanya.
Dia mengusap mulutnya dengan lembut tetapi aku masih melihat ada nasi yang tertinggal di dekat mulutnya. Aku segera mengambil tissu lain untuk menyekap mulut P'King.
Kenapa dia makan seperti anak kecil begini? 🙄
Dia sudah berada di tahun keduanya saat ini. Apakah saat ini aku sedang makan dengan seniorku atau sedang makan dengan anak yang baru berusia tiga tahun? 🤔
“Bagaimana kabar Kang? Kamu harus membawanya untuk menemuiku..” Katanya lagi.
Pada akhir kalimat dia seperti orang yang kebingungan sendiri. 😅
Jika P'King mempunyai ekor dan telinga yang besar seperti anjing pasti dia akan menjadi anjing yang baik. Dia memiliki kebiasaan seperti anjing tetapi dia takut kepada mereka. 😄
Kabar Kang saat ini dia sudah besar.
“Kamu sangat jahat padaku. Apakah kamu tidak membiarkan aku melihat wajah anakku? Kamu benar-benar keterlaluan Vira!” Kata P'King lagi.
Oh!! Mulutnya kembali terbuka untuk makan lagi.
Sepanjang kami makan malam, aku harus selalu menyeka mulutnya dari waktu ke waktu. Kenapa P'King makan seperti ini? 🙄
Saat kami berdua dalam perjalanan kembali ke Universitas, aku melihat sebuah mobil seperti punya ayahku.
Aku melihat orang yang di bangku pengemudi adalah orang yang terasa familiar untukku. Aku tahu hal itu bahkan jika kaca film mobil itu sangat gelap, hanya dengan melihat bayangannya saja aku sangat yakin dia adalah ayahku.
Saat aku melihat ke bangku yang ada di sampingnya ada seorang wanita. Tetapi dia bukan seperti ibuku.
Hm.. Siapa wanita itu? Mengapa mereka pergi bersama-sama? Ayah tidak mungkin melakukan apa yang aku pikirkan kan? 🤔
“Kamu sedang liat apa Ram?”
“Tidak mungkin itu ayahku..”
Saat aku mendengar suara dari belakangku, aku segera kembali sadar lagi. Aku tidak sengaja mengatakan bahwa aku sedang memikirkan ayahku. Saat ini suaraku masih terdengar normal tapi entahlah..
“Ayo naik. Aku yang akan membocengmu..” Kata P'King.
Kami berdua lalu mengubah posisi duduk kami. Otakku kembali memikirkan apa yang aku lihat tadi.
Bayangan ayahkilu dan wanita lain yang duduk di sebelahnya terus muncul di benakku sampai aku mengerutkan kening dan tanpa sengaja meremas pinggang orang yang mengendarai sepeda itu dengan keras.
"Jika ada sesuatu yang mengganggumu kamu bisa mengatakannya padaku.." Kata P'King.
“…” Aku hanya mengangguk.
Wanita yang sedang duduk di samping ayahku terlihat masih muda. Bukankah ayahku banyak memiliki pelanggan yang masih muda. 🙄
"Tidak apa - apa , apakah kamu baik - baik saja ? " Tanya P'King lagi.
" Ya.."
---
Sepulang kuliah, hari ini aku memutuskan untuk tidur di rumah. Aku tidak ingin percaya bahwa ayahku bisa mengkhianati ibuku seperti itu.
Tapi ini dunia nyata... Apapun bisa terjadi.
Pertama-tama, aku harus menelepon ibuku.
“Apakah kamu memiliki masalah?” Tanya ibuku.
“Bu, aku ingin pulang ke rumah hari ini..” Kataku.
Aku berbicara dengan ibuku sambil mengambil barang-barang yang aku perlukan dan memasukkannya ke dalam tas.
“Kalau kamu mau pulang maka cepatlah. Ibu berpikir akan segera hujan..” Balas ibuku lagi.
“Hmm..”
“Apakah kamu memiliki masalah? Suaramu terdengar lelah..”
“Tidak ada. Aku hanya merasa bosan karena harus terus belajar untuk ujian karena aku ingin membuat kedua orang tuaku bangga padaku..”
Pada masa lalu aku pernah bertengkar dengan seseorang sehingga aku diskors selama satu semester. Setelah kejadian itu, aku selalu merasa bersalah bahkan ketika aku mempunyai masalah maka aku akan mengatakan bahwa aku baik-baik saja.
“Kamu tidak perlu terlalu khawatir tentang hal itu. Ibu tidak ingin anak-anak ibu menjadi lebih baik dari orang lain. Ibu hanya ingin anak-anak ibu menjadi orang baik. Hanya itu saja..” Kata ibuku.
Perkataan ibuku membuatku tersenyum. Lihatlah? Aku sudah memberitahumu bahwa ibuku orang yang baik.
“Ya, apakah Ayah ada di rumah?” tanyaku.
“Ayahmu belum pulang. Ayahmu bilang dia ada rapat penting hari ini..” Kata ibuku.
"Benarkah?" Kataku.
Pertemuan penting 🤔
Aku dan ibuku kemudian berbicara lagi sebelum ibu menutup telepon karena ibu akan membuat makan malam. Aku tidak tahu bagaimana merasa lebih baik sekarang.
Apakah ayahku benar-benar selingkuh dengan ibuku? Aku tidak tahu, tapi aku mulai merasa ragu dengan ayahku.
Satu-satunya cara untuk menyelesaikan ini adalah berbicara dengan ayahku.
King of The King
Apakah kamu baik-baik saja ?
Kamu tidak terlihat baik-baik saja ketika kita pulang.
Apakah kamu merasa malu?
Jangan malu, jika kamu mau, kamu bisa memberi tahu aku masalahmu.
Apa wajahku terlihat sangat buruk? Tidak, P'King pasti sudah membaca perilakuku. Biasanya saat aku stres, yang bisa melihatnya hanyalah ibuku, tapi sekarang P'King juga bisa melihatnya. 🙄
King Of The King
Kamu hanya membacanya saja.
Kamu benar-benar jahat.. 😑
"Ha.." sejak kapan aku tersenyum?
King Of The King
Kamu masih bingung.
Bahkan kamu tidak ingin berbicara denganku.
Menurutku.. P'King merasa kesepiankan? Dia sudah berbicara sendiri selama lebih dari sebulan sekarang.
Oh.. benarkan? Ini sudah lebih dari sebulan🤔.
Aku scroll ke atas dan melihat pesan saat ini di atas. P'King, memang gila dan suka berbicara pada diriku sendiri selama lebih dari dua ratus pesan. Meskipun aku tidak membalas, itu adalah upaya yang baik.
Ruj
Ini sudah jam tujuh.
Kamu sekarang dimana?
Oh... hei, aku sudah duduk membaca pesan dari P'King hampir selama satu jam?
Ram Vira
Aku akan segera sampai
Hari ini aku menyadari bahwa berbicara dengan orang idiot dapat membantu menenangkan otak.
---
"P'Ram!!!" teriak adikku segera memelukku.
Aku mencoba melepaskan diri dari cengkeramannya tapi dia melompat ke punggungku. Dia terlihat kecil tapi sangat berat.
"Apakah Phi membawakan aku makanan ringan?" tanyanya sambil mengusap perutnya.
"Berikan aku waktu sebentar.." kataku tapi dia tidak mau mendengarkan.
“Ruj.." kata ibuku dan dia segera mengikutinya .
"Sawadee Krub Bu.." aku menyapanya Ibuku yang sangat cantik.
“Aku mau makan. Tetapi aku akan menemui ketiga temanku dulu..” Kataku.
Lalu aku segera berjalan ke belakang rumah. Rumahku adalah rumah bergaya Thailand tetapi di dalamnya didekorasi dengan cara modern. Sangat berbeda dengan rumah P’King.
"Guk, guk!!!" Anjing-anjingku berlari ke arahku.
"Jangan dijilat.." perintahku.
Aku berharap dapat bertemu mereka, kolam, perahu, dan kuda. Aku menamai mereka. Mereka adalah anjing spesies raksasa Alaska. Saat aku duduk dengan anjing-anjing ku ini adalah hal lain yang membuatku melupakan kekhawatiranku. Tapi hanya untuk waktu yang singkat.
Aku bisa dengan mereka bertiga untuk waktu yang lama tetapi nyamuk akan membunuhku. Aku mengajak mereka tidur di rumah karena saat ini hujannya deras. Ibuku membelikan mereka sebuah rumah kecil yang aku sebut 'rumah keluarga'.
“Oh, kamu sudah pulang?” Ayah menyapaku dan berbalik menggoda ibuku.
Aku tersenyum kecil. Ayah terlihat biasa saja. Orang yang berkhianat tidak bersikap seperti itu kan?
Ruj datang dan meminta aku dan Ayah untuk menonton pertandingan sepak bola bersamanya. Hari ini keluargaku hampir lengkap.
P'Ramil menghilang begitu saja. Dia menikah dan telah pindah dengan suaminya di Phitsanoluk. Dia sedang hamil dua bulan sehingga suaminya belum menyetujuinya berpergian terlalu jauh baru-baru ini.
Kami menonton sepak bola sampai tengah malam dan kemudian Ayah menyuruh kami tidur.
Aku berpikir wanita yang aku lihat bersamanya adalah kliennya. Adapun pertemuan mendesak ... mungkin berakhir lebih awal.
Dering ponselku menghentikan pikiranku.
“Phu..”
"Ada apa?" Kataku dan menyandarkan kepalaku di tempat tidur sambil melihat ke luar jendela.
Malam ini, bintang-bintang sangat indah. Ini terlihat seperti surga. Akan ada hujan meteor dalam lima hari lagi. Aku harus mengajak Ruj untuk melihatnya bersama-sama.
"Kamu mabuk?" tanyaku.
Mendengar suara Phu saat ini, dia pasti sangat mabuk.
"Kamu dimana? Aku akan menjemputmu.." kataku dan menyalakan lampu untuk mencari pakaian.
Bahkan jika Phi menolak, aku akan tetap menjemputnya. Jika dia mengemudi dalam kondisi ini maka dia pasti akan mati.
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku . Tang juga ada di sini." katanya.
“Aku akan menjemput kalian berdua..” jawabku.
Aku memintanya untuk memberikan telepon kepada Tang dan menanyakan alamatnya. Saat sudah mengetahuinya aku kembali duduk dan tahu bahwa kode baris seniorku juga ada di sana.
---
Aku mengemudikan mobil untuk menjemput ketiga pria mabuk itu. Aku menjemput mereka tetapi sangat sulit untuk menahan tiga tubuh sekaligus.
"Hei, aku bertemu dengan seorang gadis.." kata Phu mencoba melepaskan diri dari cengkeramanku .
"Itu nyonya tua Phu.." kataku.
"Aku ingin pipis.." kata P'Tee dan aku bergegas membantu kode seniorku keluar dari mobil dan pipis diluar.
Untung dia cukup sadar untuk menangani dirinya sendiri. Ketika dia menyelesaikan bisnisnya, dia berjalan kembali ke mobil. Tunggu, jika Anda bisa berjalan sekarang, mengapa Anda berpura-pura sebelumnya?
Aku hendak berjalan kembali ke mobil tapi mataku melihat seorang pria dan seorang wanita. Aku tidak akan peduli jika pria itu bukan ayahku dan wanita itu bukan teman masa kecilku. Ketiga orang yang sedang bersama-sama denganku juga berhenti.
Hei, aku melihat mereka. Hei ... serius Apakah ini benar? Ayah dan Pin... 😮.
TBC
Vote and comment 🙏☺️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro