Chapter 15
'Darkness,' suara Zeal terdengar dari kristal kuning di leher Hana. 'Dia berusaha menyerap kekuatan Rune. Mengambil celah saat Rune asyik bertarung dengan Akari tadi. Aku berusaha memutus alirannya tapi sulit,'
"Rune, apa yang harus aku lakukan?!" Hana terlihat frustasi dan panik. Dia tidak mau menggunakan kekuatan murninya karena Rune sudah melarang dan takut itu justru akan membuat Darkness semakin kuat.
"A-ayahku..." ucap Rune lirih sambil menahan nyeri di dadanya yang semakin menusuk.
"Kuroki?! Oh benar Kuroki!," Hana mengangguk paham. "Aku akan segera memanggilnya. Tunggulah disini sebentar saja. Aku akan secepatnya datang membawa Kuroki!"
Hana segera berlari dengan sekuat tenaga menuju ke rumah utama. Dia sepertinya berpapasan dengan Akari tapi saat ini dia sedang sangat terburu-buru, menemukan Kuroki secepatnya dan membawanya ke Rune adalah prioritas utama. Dia tahu Kuroki pasti masih terjaga karena dimensi ini dibuat menggunakan kekuatannya.
"Kuroki!" teriak Hana Ketika sudah sampai di tugu permainan mereka. "Kuroki!" dia segera masuk ke dalam rumah dan mencari sumber tenaga utama.
"Tuan putri? Ada apa?" Kuroki muncul dari seberang ruangan tempat Hana melakukan pencarian.
"Kuroki!" Hana segera berlari menghampiri. "Rune... Kuroki... dia... Darkness..." terbata Hana berusaha mengucapkan kalimat nafasnya habis karena berlari secepat mungkin.
"Dimana dia?" tanya Kuroki cepat.
"Dibawah jembatan," jawab Hana cepat. "Zeal bagaimana keadaan Rune?"
'Akari sedang bersamanya. Tapi sebaiknya kalian cepat datang,' suara Zeal muncul dari kristal.
"Baiklah," ucap Hana mengangguk.
Dengan kekuatan Kuroki, mereka berdua segera sampai di pinggir jembatan dengan cepat. Hana pun menyadari seharusnya dia bisa sampai dengan cepat jika dia melakukan hal tersebut tapi saat ini dia sedang panik dan tidak bisa berpikir jernih.
"Rune!" Hana segera menghampiri Rune yang kini bersandar ke Akari. Dengan sigap Kuroki pun bergabung. Keadaan Rune masih sama seperti saat dia pergi mencari bantuan.
"Hana... syukurlah..." seru Akari lega.
"Rune.. apa kau bisa mendengarku," tanya Kuroki sambil memegang kening putranya. "Ingat yang aku ajarkan tadi. Berkonsentrasilah pada kristal itu. Zeal akan membantumu menutupnya,"
Rune terlihat sedikit tenang dan terlihat berkonsentrasi melakukan apa pun yang Kuroki ajarkan kepadanya, "Ahk!! Ukh.."
"Rune!" Hana mengenggam salah satu tangan Rune yang bebas. Meski sedikit dia mencoba memberikan energi murninya untuk membantu Rune. Kali ini dia menggunakan sihir healing untuk mengurangi rasa sakit Rune.
'Putri! Jangan! Kau bisa dalam bahaya!' teriak Zeal memperingatkan.
"Aku baik-baik saja," ucap Hana tidak mau kalah. Dia tidak tega melihat raut wajah kesakitan Rune. Dia tidak ingin kejadian di markas terjadi kembali.
"Ha-na... Jangan.." cicit Rune lirih. Meski dia berusaha menolak, dia bisa merasakan kekuatan murni Hana berhasil memutus koneksi antara dirinya dengan Darkness. Membantu menutup kembali retakan yang terbuka dari segelnya. Perlahan namun pasti, dia bisa merasakan dirinya semakin bisa mengendalikan kekuatannya. "Sudah... hentikan..." pintanya menahan tangan Hana karena merasa dia sudah cukup kuat untuk menguasai diri.
Rune perlahan bangkit dari sandaran Akari. Dia bisa melihat raut wajah Akari dan ayahnya terlihat lega melihatnya sudah baik-baik saja. Tapi tidak dengan gadis yang masih mengalirkan energi murni kepadanya.
"Hana, aku sudah tidak apa-apa. Tolong berhentilah," pintu Rune lembut menyadari tangan yang di genggamnya gemetaran.
"Benarkah?" tanya Hana masih belum mempercayai apa pun.
'Dia sudah baik-baik saja Hana. Aku bisa menjamin itu,' ucap Zeal dari dalam kristal.
"Syukurlah," Hana terlihat sangat lega. Dia menatap Rune dengan air mata sedikit lolos dari sudut matanya. "Syukurlah Rune...Aku—" detik berikutnya dia kehilangan kesadarannya.
"Putri!!"
"Hana!!!" dengan sigap Rune menangkap gadis tersebut sebelum menghantam tanah.
"Cepat bawa Putri Hana kembali ke kamarnya," perintah Kuroki. "Akari, panggil yang lain untuk kembali. Permainan sudah selesai,"
"Baik," ucap Rune dan Akari bersamaan.
Rune dan Kuroki segera kembali ke kediaman sementara Akari mencari Natsu dan yang lain untuk ikut kembali.
Begitu sampai di kediaman utama, Rune segera membawa Hana ke kamarnya, dengan sigap Nina mengikuti dan menyiapkan tempat tidur untuk Hana beristirahat dengan nyaman. Setelah itu Kuroki memerintah untuk memanggil semua Guardian.
Begitu Guardian yang lain muncul, mereka segera memberikan energi murni mereka untuk menstabilkan keadaan Hana. Kuroki sepertinya menyadari kekuatannya di dalam tubuh sang putri karena setelah dia selesai mengobati Hana, dia segera memanggil Rune.
Hampir setengah jam Rune berada di dalam ruangan Bersama keenam guardian sebelum akhirnya hanya Rune saja yang keluar. Di luar kamar, Akari dan yang lain menunggu dengan khawatir.
"Apa yang terjadi Rune? Ada apa dengan Hana?" tanya Akari.
"Kenapa Rune tidak ikut di dalam?" tanya Momo bingung karena seharusnya Rune ikut di dalam menunggu Hana karena Zeal berada di dalam tubuh Rune sehingga itu berarti Rune adalah Guardian pribadinya.
"Aku tidak tahu," ucap Rune datar.
"Apa yang terjadi dengan Putri? Sekilas aku merasakan kekuatan seluruh Guardian mengelilingin tubuh Putri dan aku bisa samar merasakan kekuatan murni putri justru semakin sedikit. Apa yang terjadi Rune?" tanya Natsu semakin penasaran.
"Apa karena dia terlalu banyak menggunakan kekuatannya saat menghentikan kalian berdua bertarung?" tanya Ichigo.
"Aku tidak tahu," jawaban Rune masih datar seperti biasanya.
"Rune, apa yang terjadi?" tanya Sora karena merasakan Rune bersikap aneh. "Kau baik-baik saja?"
"Aku tidak tahu," ucap Rune kembali.
Semuanya tiba-tiba terdiam dan saling berpandangan dengan perubahan sikap Rune.
"Aku Guardiannya tapi kenapa justru aku di usir Ketika Hana terbaring di tempat tidurnya? Aku guardiannya tapi kenapa aku dibilang aku telah membahayakan nyawa penerus satu-satunya kerajaan Sky? Aku guardiannya tapi kenapa aku tidak boleh berada disisinya?!" gumaman Rune semakin lama semakin keras dan amarahnya semakin terlihat. "Aku Guardiannya tapi kenapa aku tidak boleh menjaganya?!"
"Ru-rune.. tenanglah. Kau bisa menganggu Hana beristirahat," pinta Akari mulai sedikit waspada.
"Ayah! Kenapa aku berada disini! Biarkan aku masuk! Ayah!" teriak Rune menggedor-gedor pintu kamar Hana.
"Ru-Rune! Kau tidak boleh seperti ini! Hentikan!" Akari berusaha menghentikan Rune sekaligus menghalangi yang lain untuk tidak berbuat gegabah. Bukan pertama kali kekuatan Rune menjadi tidak terkendali karena Rune tidak bisa mengendalikan amarahnya sehingga mereka semua menjadi waspada.
Tiba-tiba saja pintu kamar Hana terbuka dan Kuroki segera keluar dari kamar tersebut, raut wajahnya dingin menahan emosi.
"Plak!!!"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Rune hingga membuanya terjatuh.
"Kalau kau terus bersikap seperti ini, sepertinya kau tidak cocok menjadi Guardian putri apalagi wadah Zeal," ucap Kuroki dingin.
Rune tidak menjawab apa-apa. Tangannya memegang pipinya tempat Kuroki menamparnya.
Akari dan yang lain tidak berani menyela dan mereka memilih untuk diam di tempat. Tidak tahu apa yang harus mereka lakukan karena saat ini hanya Kuroki yang bisa menyadarkan Rune.
[to be continued]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro