Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 11

"Kami sangat senang sekali bertemu dengan Putri, Sungguh anda adalah harapan kami, cahaya kami dan tujuan kami. Terima kasih anda telah bertahan hingga hari ini sehingga kami bisa kembali melayani dan melindungi anda," ucap Kuroki. "Meski kami sudah tua dan melemah seperti ini, kami harap anda tidak keberatan menerima kami sebagai Guardian anda Bersama dengan Zeal. Kami akan menjaga anda dengan segenap jiwa kami sampai waktunya anda untuk naik tahta ke tempat yang seharusnya berada,"

"Te-terima kasih," ucap Hana masih merasa bingung menerima semua penghormatan yang diterima.

"Ayah, kau membuat putri bingung. Dia baru saja tiba, tapi kau sudah menyuruhnya untuk memimpin kalian para orangtua. Biarkan dia beristirahat terlebih dahulu," ucap Rune tiba-tiba.

Mendengar ucapan Rune tersebut, mau tak mau Akari dan yang lain mencoba menahan diri untuk tidak tertawa.

Kuroki mau tak mau hanya menggeleng, "Kau benar, maafkan ketidakpekaan kami putri," ucapnya lagi. "Pelayan akan mengantarkan putri ke kamar, beristirahatlah di kamar sampai anda kembali segar, setelah makan malam, saya siap menjawab semua pertanyaan yang ingin putri tanyakan kepada kami,"

"Terima kasih," Hana terlihat lega karena akhirnya bisa keluar dari keramaian, "Meski baru sebentar bertemu, terima kasih karena sudah menerimaku dengan baik. Untuk selanjutnya mohon bantuannya," dia menunduk sekilas yang dibalas dengan menunduk hormat oleh yang lain.

Hana segera berdiri dan menghampiri pelayan yang sudah menantinya di ujung ruangan, kemudian dia baru menyadari bahwa Rune dan yang lainnya tidak mengikutinya, terutama Rune.

"Rune tidak ikut?" tanya Hana polos.

"Rune dan Akari akan tetap disini untuk sementara waktu putri, ada beberapa laporan yang harus mereka laporkan kepada kami," Kuroki menjawab pertanyaan Hana.

"Baiklah kalau begitu," Hana menganggup paham, dia akhirnya mengikuti pelayan yang berjalan di depannya sebagai penunjuk jalan. Mereka melewati beberapa ruangan dan lorong serta taman kecil sampai akhirnya mereka sampai di area luas sebuah taman yang di tengahnya terdapat sebuah ruangan.

"Kamarku disana?" tanya Hana sedikit terkejut karena dia memiliki ruangan sendiri di tengah taman kecil yang terhubung dengan jalan setapak kecil.

"Benar putri. Ini adalah kamar khusus untuk tuan putri. Sekelilingnya terdapat barrier pelindung juga untuk melindungi putri dari tamu yang tidak diinginkan. Hanya tamu yang putri kehendaki saja yang bisa masuk melewati taman ini," jelas pelayan tersebut patuh.

Hana melihat takjub ruangan yang dibuat untuknya Ketika pelayan tersebut membuka pintu. Terdapat sebuah tempat tidur dengan tiang di ujung ruangan tepat menghadap pintu. Di kanan kirinya terdapat tempat duduk serta ada rak buku, di meja tersebut terdapat berbagai macam snack kesukaan Hana tersusun cantik di piring di tengah meja tersebut. Di sudut lain juga sebuah partiture dan terlihat seperti kran air. Mungkin disana dia bisa mandi di bathub.

"Jika Putri memanggil saya, cukup bunyikan lonceng ini, maka saya akan datang melayani putri," jelas pelayan lagi sambil menunjuk ke sebuah lonceng emas kecil di sudut tempat tidur.

"Terima kasih.. em.." Hana sadar dia tidak tahu nama pelayannya ini.

"Saya Nina putri," jawab pelayan tersebut.

"Terima kasih Nina," ucap Hana lagi sambil tersenyum. Setelah Nina keluar kamar, Hana memilih untuk merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Kasurnya terasa sejuk dan nyaman sehingga seketika matanya terlelap.

Suara ketukan dan obrolan di depan pintu membuat Hana terbangun dengan segera Hana membuka pintu dan terlihat Rune dan Nina berdiri di hadapannya.

"Maaf sepertinya aku tertidur," gumam masih dengan mengantuk.

"Tidak apa-apa. Sudah saatnya Bersiap-siap untuk acara makan malam," jawab Rune tersenyum. "Tadi kau sudah bertemu Nina kan? Dia nanti akan membantumu memakai kimono untuk acara makan malam nanti. Setelah itu kita akan pergi Bersama ke aula,"

"Acara makan malam formal?" tanya Hana karena dia sampai-sampai harus memakai kimono. "Bukankah tadi siang sudah ada acara sejenis itu?"

Rune mau tak mau tertawa kecil mendengarnya, "Nanti akan aku jelaskan. Oh ia, disana adalah kamarku, kemudian Akari, Natsu, Ichigo, Momo, Sora," dia menunjuk setiap ruang yang mengelilingi ruangan Hana ini. "Jadi kalau kau ingin bertemu kami. Kau tinggal memanggil kami saja,"

"Kenapa kamar kalian jadi mengelilingi kamarku?" tanya Hana bingung.

"Nanti saja aku jelaskan. Nanti kita bisa terlambat untuk acara makan malamnya," jawab Rune. "Aku serahkan kepadamu Nina, jika sudah selesai segera panggil aku,"

"Baik Tuan muda," ucap Nina patuh.

"Sampai nanti Putri," pamit Rune sebelum akhirnya menghilang di balik tembok.

"Mari putri," Nina menuntun Hana menuju ke bilik untuk mengganti pakaian. Kemudian setelah selesai memakai piano, dia harus diam di depan cermin sementara Nina mendandani wajah dan rambut Hana, menyesuaikan dengan kimono yang dipakai. Kimono berwarna hitam gelap dengan bintang-bintang kecil dari emas seperti langit malam serta beberapa bordiran berbentuk bulan dan bintang.

"Bukankah kerajaan biasanya memakai baju yang sangat lebar-lebar itu?" tanya Hana penasaran. Dia hanya melihat semua tetek bengek pakaian tersebut di televisi sehingga dia kurang memahami tatakram berpakaian untuk keluarga kerajaan.

"Terkadang memang memakai pakaian seperti itu putri," jelas Nina sambil menata rambut Hana. "Tapi sekarang banyak kerajaan sudah mengadaptasi pakaian-pakaian modern sehingga kenyamanan nomer satu. Asalkan baju tersebut sopan, putri tetap bisa memakai apa saja. Sementara untuk pakaian-pakaian formal seperti dress dan kimono seperti ini lebih dikhususkan untuk acara-acara tertentu saja. Terutama di rumah ini mirip seperti pemerintahan kecil milik tuan besar Kuroki karena itu kita mengikuti tata krama disini dengan berpakaian adat Jepang, yaitu kimono ini,"

"Ternyata seperti itu sekarang. Sepertinya aku terlalu banyak menonton film," gumam Hana mengangguk paham.

"Nah sudah selesai putri. Bagaimana? Apakah anda menyukainya? Ada yang tidak nyaman atau sesak?" tanya Nina memastikan.

Hana akhirnya menatap dirinya di depan cermin Panjang, melihat dari atas ke bawah pantulan dirinya memakai kimono hitam yang terasa elegan tersebut. Terkesan mewah dan berkelas. "Tidak, ini indah sekali Nina."

Nina tersenyum senang, "Anda juga cantik sekali Putri," dia terlihat puas dengan hasil karyanya. "Kalau begitu saya akan memanggil Tuan Muda Rune," kemudian dia segera keluar dari kamar, membiarkan Hana sendirian.

Hana yang masih menganggumi pantulan dirinya tiba-tiba merasa malu karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan Rune. Meski kata Nina dia menjadi cantik tapi bagaimana pendapat Rune? Memikirkan hal tersebut membuat Hana semakin gugup.

"Putri, Kau sudah siap?" terdengar panggilan lirih Rune dari balik pintu. Seketika perasaan gugup Hana semakin menjadi-jadi.

"Tuan putri, saya akan masuk," terdengar suara Nina dan pintu yang di geser perlahan, Nina masuk untuk sekai lagi memastikan dandanan Hana kemudian dia perlahan membuka pintu kembali agar Rune bisa melihat Hana.

"Cantik..." puji Rune lirih melihat sosok Hana dihadapannya.

'Benar, Cantik sekali,' tambah Zeal yang masih berada di dalam tubuh Rune.

"Te-terima kasih," ucap Hana tersipu malu.


[to be continued]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro