Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. wawancara dengan orang gila

Daniel menjadi sulit ditemukan karena dirinya tidak membawa gitar; dia terlihat seperti siswa pada umumnya, bukan laki-laki keren. Dia kami temukan sedang duduk seorang diri di undakan tangga samping lapangan sepak bola. Sangat rawan terkena tendangan melenceng.

Mine semakin menempel padaku melihat orang-orang yang dilihatnya jauh lebih banyak dari perkiraannya.

"Jangan melihat ke mereka terus kalau kau takut," aku memperingatinya. Selembar kertas berisi pertanyaan-pertanyaan wawancara telah aku pegang di pangkuan. Tapi Mine mengganggu konsentrasiku.

Pandangan mata Mine bergerak liar ke sana kemari, mengikuti para siswa klub sepak bola berlatih. "Mereka liar sekali."

"Mereka cuma bermain bola, bukan menendang-nendang organ manusia."

Ucapanku membuat Mine berjengit.

"Di duniamu yang sebelumnya, sepak bola belum ditemukan, ya?"

Gadis itu mencubit pinggulku. "Kau ini berisik sekali. Lagi pula aku tidak ingat pernah hidup di dunia mana pun selain dunia ini!"

"Hiro," Daniel akhirnya bersuara. "Jangan kasar-kasarlah ke cewekmu. Kau tahu kaum mereka itu selalu mempunyai hati yang rapuh?"

Berakhir dengan Mine yang mencengkeram seragam belakangku dan duduk semakin dekat (padahal sudah tidak ada jarak lagi), wawancara untuk riset tokoh pun dimulai.

Mine yang pertama bicara sebab dia selalu antusias jika bicara mengenai topik-topik semacam ini. Sambil melihati daftar pertanyaan di kertas yang kupegang, dia bertanya. "Keseharian Hanekawa-kun di sekolah biasanya melakukan apa saja?"

"Bermain gitar."

"Di mana saja biasanya Hanekawa-kun bermain gitar?"

"Di mana-mana."

Memangnya kau ini pengamen, ya?

"Kenapa bermain gitar?"

"Apa? Kau terganggu gara-gara itu?"

Aku membisiki Mine untuk segera mengganti pertanyaan. Mood Daniel sepertinya sedang rusak.

Mine berdeham. "Tipe perempuan."

"Tidak ada. Aku tidak tertarik pada apa pun selain gitar."

Apa ada suatu penyakit di mana penderitanya terobsesi dengan gitar?

Ini tidak akan berhasil. Kami mengambil waktu wawancara yang salah.

"Daniel," aku bicara. "Kau kehilangan gitarmu, ya?"

Misteri terpecahkan. Absennya Daniel dari perpustakaan disebabkan oleh dirinya yang berkeliling ke sepenjuru negeri mencari si kekasih yang tak kunjung memperlihatkan sebatang senarnya.

Padahal dia bisa melihat sebangsanya di toko alat musik.

Mendapat hasil wawancara yang kurang memuaskan (begitu kata Mine), kami berdua pun ikut mencari gitar kepunyaan Daniel yang tiba-tiba menangis karena merindukan pujaan hatinya.

"Kapan terakhir kau melihatnya?" aku bertanya ke Daniel seraya sibuk menyuruh Mine memelankan genggaman di lenganku.

Daniel membersit hidungnya. "Dia menghilang setelah aku keluar dari toilet umum. Ada yang mencurinya tanpa seizinku!"

Memangnya jika beliau izin padamu dulu, kau membolehkannya mencurinya?

Daniel menjadi tidak keren saat dia patah hati.

"Aku sudah mencarinya berhari-hari. Aku kirim pesan pun, dia tidak membalas."

Sepertinya poster yang kulihat pagi tadi menempel sembarangan di tiang listrik dekat sekolah, memuat tentang melarikan dirinya pasien rumah sakit jiwa. Harusnya aku mengingat nomor yang bisa dihubunginya untuk berkata pada mereka bahwa aku telah menemukan orangnya.

Jangan-jangan Mine pun pasien rumah sakit jiwa?

Benda tidak terlalu besar seperti gitar akan sulit ditemukan di dunia yang sangat luas ini. Bisa saja saat ini benda itu sedang bersantai sambil memandangi langit Hawaii. Mau mengerahkan usaha sekeras apa pun, solusi satu-satunya adalah merelakan atau membeli yang baru.

Tapi agaknya Daniel merupakan tipe yang setia.

"Omong-omong, apa ada ciri yang membedakannya dengan gitar lain?" tanyaku lagi, membuatnya berpikir aku peduli. Padahal cuma berbasa-basi.

"Ada stiker bendera Amerika di belakang badannya. Aroma tubuhnya juga persis sepertiku."

Otakku mencoba tidak membayangkan hal-hal kotor.

Bicara mengenai bendera Amerika, tiba-tiba aku teringat dengan sebuah gitar yang kakak laki-lakiku temukan tiga hari lalu. Ada stiker bendera Amerika-nya juga di bagian belakang gitarnya.

....

Tampangku kucoba dibuat senetral mungkin.

*

Aku memberikan gitar itu ke Daniel besoknya. Berkata aku menemukannya sepuluh kilo meter dari alamat tempatku tinggal. Untungnya aroma kebohonganku tidak Daniel rasakan. Dia malah meloncat memelukku dan saat itu juga aku langsung terkena diare.

Kuhabiskan satu jam penuh di bilik toilet menyesali perbuatan baikku padanya.

Sekarang, di hadapanku dan Mine, Daniel kembali menjadi dirinya yang biasa.

"Keseharian Hanekawa-kun di sekolah biasanya melakukan apa saja?" Mine mewawancarai ulang Daniel versi waras.

Senyumnya terukir percaya diri. "Seringnya berkeliaran di lorong-lorong merasakan embusan angin sore hari dari jendela."

Seniman.

"Tipe perempuan."

"Sama seperti jawaban sebelumnya. Aku tidak tertarik dengan perempuan."

Kontan bahuku bergidik. Daniel menyadarinya. Mine memperhatikan kami. "Jangan-jangan...." Mulutnya sampai menganga lebar.

Apa pun yang saat ini tengah diasumsikannya, aku yakin itu berarti sesuatu yang menjijikkan.

"Apa reaksimu jika tahu ada teman sekelasmu yang suka padamu?" Terpaksa aku yang melanjutkan tanyaan.

"Perempuan?"

Kupukul meja keras-keras. "Jangan buat Mine tambah berpikir macam-macam!"

"Shiragami-kun. Kau berteman dengan penyuka—"

"Pertanyaan nomor sepuluh. Apa tanggapanmu tentang perempuan yang mengaku dia 'tokoh fiksi'?"

"Hei."

Daniel versi waras ternyata lebih banyak sisi gilanya.

Tapi Mine belum menyerah. Aku memutuskan tidur, sementara di sela-sela diriku menuju alam mimpi, aku mendengar percakapan mereka berjalan lancar.

Bangun-bangun, Mine memberiku tulisan hasil wawancaranya dengan Daniel.

1. Keseharian Hanekawa-kun di sekolah biasanya melakukan apa saja?
Jawab: pergi ke mana pun dia mau di sekitaran sekolah sambil menenteng gitar.

2. Tipe perempuan.
Jawab: dia masih tidak tertarik dengan perempuan. Tapi jika harus dijawab, dia tertarik pada gadis kalem yang tidak banyak bicara.

3. Apa reaksimu jika tahu ada teman sekelasmu yang suka padamu?
Jawab: berkata padanya bahwa dia tak perlu menyukainya karena kemungkinan besar perasaannya tidak akan terbalas.

4. Jika kau menyukai teman sekelas, hal apa yang kau lakukan untuk menarik perhatiannya?
Jawab: dia bukan orang yang suka cari perhatian. Dia akan bersikap natural agar orang yang disukainya tahu bahwa kepribadian Hanekawa-kun asli, tidak dibuat-buat demi hal picisan seperti cinta.

Giliran aku tidur, Daniel baru menjawab serius. Dasar tidak tahu terima kasih.

Lain kali aku tidak akan mengembalikan gitarnya kalau-kalau Kenji-niisan mencurinya lagi.

"Akhirnya selesai juga." Mine mengempaskan diri ke kursi meja paling ujung, meja kepunyaan kami.

Aku mengikutinya duduk di kursiku. "Ini baru dimulai. Selanjutnya cerita baru benar-benar akan dieksekusi."

Mine menoleh padaku, senyumnya entah bagaimana membikinku kesal. "Itu kan tugasmu."

"Lalu dirimu?"

"Menunggu hingga kau menyelesaikannya." Kepalanya rebah di atas meja. "Kemudian aku bisa kembali ke dunia tempatku berasal dan bertemu Futaro!"

Aku mengangguk-angguk tanpa sepenglihatannya. "Terserah diriku, ya? Jika kubuat kau menangis terus sepanjang cerita karena dicuekin lelaki pujaanmu, kau tidak akan tahu, kan?"

Selanjutnya bayangkan saja apa yang terjadi padaku karena keberingasan Mine.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro