Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5. Pertengkaran

Sudah hampir seminggu penyelidikan secara diam-diam ini tak membuahkan hasil. Alisha geram karena Griffin sebagai ketua tim tidak bergerak cepat untuk segera menangkap sang pelaku.

"Jika menunggu waktu lama lagi, dia bisa saja kabur, Jack." Alisha tampak gelisah. Dia terlihat mondar-mandir seperti cacing kepanasan.

"Sabar, Alisha. Jangan gegabah. Ini terlalu berbahaya."

"Gegabah? Sampai kapan pun kita tak akan bisa mendapatkan bukti valid itu dan surat penangkapan tak akan keluar, Jack. Ini hanya akan membuang-buang waktu."

Pemilik nama itu langsung terdiam, dia menggigit ujung kuku jempolnya. Seperti ada ketakutan yang terus menghantui bak ada sesuatu yang disembunyikan. Kemudian laki-laki itu kembali tersadar saat mendengar suara mesin mobil menyala. Jack tampak terbelalak lalu berjalan keluar rumahnya dan terlambat. Mobil itu telah melaju terlampau jauh.

Jack mendesah frustrasi lalu meraih benda pipih yang berada di saku celana. Ia mengetikkan satu nama di pencarian kontaknya dan berkata, "Hallo, Senior. Alisha dalam bahaya!"

Sementara itu perempuan yang dimaksud telah memarkirkan mobilnya beberapa meter dari tempat tujuan. Alisha tampak berjalan mengendap-ngendap. Pandangannya terfokus pada sebuah rumah yang menampakkan bayangan tubuh seseorang dibaliknya. Dengan segera Alisha menggunakan penutup kepala dengan pakaiannya yang serba hitam dan melangkah memasuki rumah sambil menodongkan pistolnya ke atas untuk berjaga-jaga.

Alisha mengernyit dan terheran-heran saat melihat pintu belakang rumah ini ternyata tidak dikunci. Dengan segera perempuan itu memutar kenop dan langsung masuk lalu memasang gaya kuda-kuda guna waswas dan melihat sekitar yang ternyata gelap karena lampunya mati. Dengan sangat pelan Alisha menutup kembali pintu tersebut.

Alisha pun meraba-raba udara karena dengan kondisi ruangan yang benar-benar gelap sampai kesulitan untuk melihat. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari saklar lampu. Betapa terkejutnya perempuan itu saat lampu menyala tiba-tiba saja ada seseorang yang berada di belakangnya berusaha menyerang Alisha. Namun, dengan segera ia tarik tangan seseorang yang tak lain halnya adalah pemilik rumah. Kemudian terdengar suara hantaman yang sangat keras saat tubuh pria itu bersentuhan dengan lantai.

Kejadian yang terasa mendadak membuat Alisha menjatuhkan pistol yang sebelumnya ia pegang lalu dengan sigap tubuh pria itu yang sudah di lantai menarik kaki Alisha hingga terjatuh dan langsung mengambil pistol tersebut.

Pria itu bangkit dan langsung menginjak punggung Alisha dengan kaki kanannya agar perempuan itu tidak bisa bangun. "Mau apa kau?"

"Lepaskan!"

"Tidak akan sebelum--"

"Jack!"

Suara itu berhasil mengalihkan perhatian hingga mengelabuhi lawan. Tanpa melewatkan kesempatan, Alisha langsung bangkit dan menendang selakangan pria tersebut. Dengan gerakan yang sangat cepat Alisha meraih kedua tangannya yang langsung ia borgol ke belakang punggung dan memukul ruas belakang lutut kaki hingga terjatuh. Alisha berhasil melumpuhkan lawan.

Perempuan itu mengikat pria tubuh tadi pada sebuah kursi dengan tali yang sudah ia bawa dan menyumpal mulutnya dengan kain hingga kesulitan berbicara. Belum sempat Alisha melepaskan peluru yang berasal dari pistolnya tiba-tiba saja benda itu terlempar jauh. Ia menoleh mencari seseorang yang sudah berani menendang benda tersebut hingga menghancurkan rencananya.

"Arnold!" Lalu disusul Jack dan Griffin yang muncul secara tiba-tiba.

"Jangan nekad, Alisha!" teriak Griffin saat melihat pemilik nama berlari ke arah pistol yang telah terlempar ke lantai.

Seperti paham tatapan yang diberikan oleh Griffin, Jack langsung berlari memeluk Alisha dari belakang guna mencoba menenangkan perempuan itu yang terlihat sangat murka. "Lepasin, Jack. Dia pantas mati!" murkanya berusaha melepaskan pelukan Jack.

Griffin mendekat lalu menyuntikkan obat bius kepada Alisha karena perempuan itu terus berontak. "Bawa dia pulang." Dengan segera Jack mengangguk lalu membawa perempuan itu keluar rumah. Griffin mendekati Arnold. "Tetaplah berjaga di sini, sedangkan aku akan ikut mereka, mengingat Jack masih dalam pengawasan."

"Siap, Senior."

***

Sesampainya di rumah Alisha, Jack langsung menggendong perempuan itu menuju kamar, sedangkan Griffin yang berada di ruang tamu tampak melihat-lihat foto yang terpanjang di tembok menampilkan gambar Alisha bersama kekasih yang tersenyum bahagia, juga foto kebersamaan perempuan itu dengan keluarga.

Griffin terus melangkah mengikuti foto-foto tersebut yang tampak berjejer menghiasi tembok dengan rumah yang tak begitu luas. Sepertinya Alisha tinggal sendiri terlihat dari perabotan rumah yang cocok digunakan untuk seorang diri.

Pandangan Griffin kemudian teralihkan saat melihat foto yang berada di ujung rumah ini. Tiga orang yang bersahabat dengan mengenakan seragam sekolah lalu di sampingnya tepat foto versi mereka yang sudah dewasa atau masa kini. Griffin tampak terharu dengan persahabatan mereka. Ia melangkah dan tak sengaja laki-laki itu menginjak sesuatu. Griffin menoleh saat mendapati sebuah sepatu. Ia menyadari saat sepatu yang diinjak sama dengan sepatu yang berada di foto.

Griffin berjongkok dan mengambil sepatu tersebut, menyamakan yang berada di foto. "Ternyata sepatu ini kembaran dengan Bamz mulai SMA ... awet sekali," gumam laki-laki itu lalu mengambil ponsel dan mengabadikan foto yang berada di tembok dan juga sepatu yang sedang ia pegang.

Di detik selanjutnya Griffin baru menyadari bahwa sepatu ini hanya sebelah kiri dan setelah ia tamati lebih lanjut lagi matanya melebar dan langsung menjatuhkan benda itu tatkala melihat bercak merah yang telah mengering berada di alas sepatu. "Apakah ini darah?" Kemudian ia celingukan mencoba mencari sepasang sepatu yang lain. Hingga ia penasaran dengan ruangan yang berada di sampingnya. Namun saat Griffin ingin masuk ada suara yang memanggil namanya. Ia pun mengurungkan niat.

"Senior!"

Dengan cepat laki-laki itu menoleh. "Iya?"

Terlihat ada tatapan bertanya-tanya dari Jack saat melihat Griffin yang berada di tempat tersebut. "Aku cariin ke mana-mana ternyata di sini. Ayo pulang!"

Dengan ragu Griffin menjawab. "Oke." Lalu ia melangkah meninggalkan tempat itu sambil memperhatikan ruangan tadi yang belum sempat ia periksa.

***

Jangan lupa meninggalkan jejak

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro