CHAPTER 81: pesan
Pada besok harinya.....
Alfina datang ke sekolah dimana semuanya normal, semenjak kejadian sebelumnya yaitu tertukar jiwa semuanya membaik banyak yang membicarakan dirinya.
Itu jelas semua berkat sahabatnya yang dimana dia membalikkan situasinya yang berawal merepotkan menjadi lebih baik.
Namun sekarang Novita tengah di rawat di rumah sakit karena luka tusuk yang hampir saja nyawanya tidak tertolong.
Sekarang berita itu jelas sudah meluas namun mereka belum tahu kalau Novita Milka adalah anak artis ternama yaitu henia okna seorang pianis terkenal dengan alunan not yang sangat indah hingga terkenal sampai sekarang.
Siapa sangka banyak yang tidak tahu hal info tersebut, namun itu memang di sengaja oleh kedua orang tuanya agar tidak membocorkan siapa anak mereka.
Walaupun memang dulu dia pernah terjun di muka publik namun tidak tahu siapa anaknya itu.
Alfina masih membayangi keadaan sahabatnya itu yang tengah di rawat menjalani medis tersebut.
Di saat ingin masuk ke kelas...
Alfina!
"Huh ya pak?" Ucap Alfina pada pak guru
"Apa bisa datang ke kantor saya?"
"Ya bisa"ucap Alfina
"Kalau begitu saya tunggu di ruang"
"Baik"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa saat kemudian....
Alfina sampai di ruangannya dan memulai pembicaraannya.
"Baiklah ada hal bapak sampaikan padamu"
"Huh"
"Begini sebelumnya bapak dan guru-guru lainnya menjalankan rapat dengan guru dari sekolah lain.
"Guru lain?"
"Ya, Dalam rapat itu kita akan menerima tamu dari salah satu muridnya yang akan membimbing murid-murid sekolah kita dalam bidang musik di jam pelajarannya"
"Sepertinya itu menarik"
"Ya tapi mengingat sekolah itu sedang ada masalah karena suatu peristiwa"
"Maksudnya?"
"Kamu tidak tahu berita yang sedang tersebar saat ini"
"Huh aku ingat"ucap Alfina
"Ya jadi kami setuju akan mengundang seorang murid yang telah di tunjuk oleh sekolah tersebut, yang katanya dia seorang ketua OSIS serta dia murid yang cukup teladan"
"Tunggu sebentar"
"Hm?"
"Apakah yang bapak maksud murid yang di Maksud adalah Novita Milka?" Ucap Alfina
"Tepat sekali, hm tapi bagaimana kamu tahu?"
"Karena dia sebenarnya adalah sahabatku"
"Ah itu kebetulan sekali, tidak salah lagi kalau aku bisa percayakan ini padamu"
".....?" Alfina yang bingung
"Begini tolong kamu sampaikan surat ini padanya" yang menyerahkan surat tersebut
"Hum ini suratnya" Alfina
"Ya, kita akan mendatangkannya sekitar 2 Minggu lagi"
"Eh...2 Minggu lagi?" Alfina
"Iya, dan ini juga sudah di bicara oleh ketua OSIS sekolah kita dan mereka akan melakukan pengecekan sebelum kedatangannya yang sekitar 2 Minggu kedepannya"
"Tapi apa bapak tidak tahu peristiwa itu siapa korbannya?"tanyanya
"Ya bapak sudah tahu siswa yang menjadi korban dalam peristiwa di sekolah itu adalah Novita Milka seorang ketua OSIS di sekolah itu bukan?"
"Iya"
"Maka sebelumnya itu sudah di bicarakan bahwa kami akan mendatangkannya di saat dia sudah pulih dari rumah sakit dan pastinya sudah di matang-matangkan dengan baik"
"Apa tidak ada murid lainnya kah selain dia?"
"Menurut sekolah itu, dialah murid yang memiliki ahli dalam bidang musik terutama soal piano"
Alfina ingat sahabatnya memang lihai dalam permainan pianonya yang dimana cukup menarik, menurutnya tidak di ragukan lagi kalau sahabatnya yang terpilih menerima hal itu.
"Yah aku mengerti, dia memang pintar dan begitu lihai dalam permainan pianonya"
"Apa kamu sudah pernah melihatnya?"
"Ya dia memang pintar dalam mengatur not piano itu seolah dia benar-benar mengikuti iramanya dengan harmonis"
"Bapak sepertinya sangat menantikan hal itu, dan melihat sosok murid sekaligus sahabatmu itu"
"Ya tentu, dan aku akan menyampaikan hal ini padanya"
"Kalau begitu tolong ya sampaikan padanya dan bapak juga berduka atas kejadian itu menimpa sahabatmu itu"
"Terima kasih"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat pulang sekolah tiba....
Alfina memutuskan ke rumah sakit untuk menjenguk sahabatnya, mengingat Lida dan mey-mey sudah terlebih dulu maka hanya dia seorang yang datang.
Alfina langsung membuka pintu kamar rawat inap, di sana ada Novita yang bersama ibunya yang ketahui baru datang setelah dari pekerjaannya.
"Hallo"ucap Alfina
"Alfina?"ucap Novita
"Oh...nak Alfina, duduklah"ujar tawar ibunya
"Baik, terima kasih"ucap Alfina yang duduk
Alfina duduk di kursi di sebelah ibu dari Novita, tampak ada sedikit hening sejenak.
"Bagaimana harimu?"ucap henia yang bertanya pada Alfina
"Ya semua baik"ucap Alfina
"Sepertinya kamu baru pulang"ucap Novita
"Ya karena habis ada kegiatan basket"ucap Alfina
"Oh.."ucap Novita paham
"Lalu adikmu dan lainnya?"ucap Alfina
"Oh..sudah pulang, dan Astri bersama gendar untuk sementara"ucap Novita
"Begitu"ucap Alfina
"Apa ada sesuatu yang ingin di sampaikan?"ucap henia
"Ah iya ada" Alfina membuka tasnya dan meraih surat tersebut" ini ada surat untukmu"ucap Alfina yang menyerahkan pada sahabatnya
Novita yang menerima surat itu dari Alfina" ini surat dari siapa?"tanyanya
"Itu dari pihak sekolahku"ucap Alfina
"Dalam rangka apa?"ucap Novita
"Hm...bisa di katakan sebuah kunjungan"ucap Alfina
"Kunjungan?"ucap Novita
"Benar, kamu tahu pihak sekolahmu dan pihak sekolahku mengadakan rapat mengenai ini dengan Sematang-matangnya"ucap Alfina
"Begitu ya"ucap Novita
"Jangan khawatir, anakku aku pastikan akan melakukannya dan pastinya dia akan menerimanya"ucap henia
"Terima kasih"ucap Alfina
"Omong-omong kapan aku akan kesana?"ucap Novita
"Semua pertanyaanmu ada di surat itu"ucap Alfina
"Hum baiklah"ucap Novita yang langsung membuka isi surat itu
Lalu Novita membacanya dengan sesama dan beberapa saat kemudian Novita memahaminya.
"Jadi 2 Minggu lagi?"ucap Novita
"Benar, sekolahku akan memastikan kamu akan aman kok"ucap Alfina
"Hm ya, tapi huh...."ucap Novita
"Ada apa?"ucap Alfina
"Pasti ada seorang guru yang mengusulkan diriku"ucap Novita
"Sudah, itukan menandakan kalau kamu dapat di andalkan sayang"ucap ibunya yang mengelus kepalanya
"Hm...iya"Novita yang memahaminya
"Jadi kamu akan datang bukan?"ucap Alfina
"Tentu aku akan datang dan mengajarkan di sekolahmu" ucap Novita
"Sungguh?"ucap Alfina
"Ya tapi ada syaratnya"ucap Novita
"Heh.... syarat!?"ucap Alfina
"Syarat?" Ibunya yang tampak bingung dengan permintaan putrinya
"Sederhana kok jadi saat aku datang ke sekolahmu, aku ingin kamu bersamaku selama di sekolahmu"ucap Novita
"Aku?"ucap Alfina
"Ya siapa lagi?"ucap Novita
"Hm tapi masalah itu yang akan melakukannya adalah ketua OSIS sekolahku"ucap Alfina
"Hm kalau begitu aku tolak saja"ucap Novita yang melipat suratnya
".......?" Sang ibu bertatap heran dengan sisi lain dari anaknya
"Heh!....tidak...tidak"ucap Alfina
"Aku tahu OSIS yang melakukannya tapi aku hanya ingin kamu yang menjadi memanduku tahu"ucap Novita
"Begitu ya tapi kan..." Ucap Alfina
"Tidak ada tapi-tapian"ucap Novita
"Kalau menolak gemena?"ucap Alfina
"Tenang saja, aku akan menulis surat untuk pihak sekolahmu agar kamu yang menjadi pemanduku, bagaimana?"ucap Novita
"Hm baiklah"ucap Alfina
"Ibu apa ada kertas dan pulpen?"ucap Novita
"Tentu"ucap ibunya yang mengeluarkan kertas dan pulpen
Novita langsung menuliskan sebuah surat dan membungkusnya dengan atas nama dirinya.
"Ini sudah aku tulis dan tolong sampaikan kepada pihak sekolahmu"ucap Novita
"Hm baiklah aku akan sampaikan"ucap Alfina yang menerimanya
Setelah itu Alfina memutuskan pulang dan meninggalkan Novita dengan ibunya di dalam ruangan.
"Hm kamu ini ada-ada saja"ucap ibunya
"Kenapa?"ucap Novita
"Kamu meminta syarat pada temanmu"ucap ibu
"Ibu tahu, kalau sudah ada yang aku kenal itu lebih baik bukan?"ucap Novita
"Ya benar, tapi ya sudah yang penting kamu melakukannya dan jangan sampai kamu tidak menerima undangannya"ucap ibu
"Iya"ucap Novita pada ibunya
.
.
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro