CHAPTER 68: sikap yang beda
Setelah itu akhirnya mereka kembali ke bumi dan di tempat dimana semua kembali seperti semula.
"Akhirnya kita kembali" ucap lida
"Sepertinya ini sudah sore" uh mey-mey
"Huh!, Benar" ucap lida
"Sepertinya kita waktunya pulang" ucap gendar
"Kamu gak ada kegiatan?" ucap Novita
"Tidak kamu sendiri?" ucap gendar
"Ya sama" ucap Novita
"Hm...sepertinya kalian benar-benar bersemi ya" ucap Alfina
"Aku iri dengan kalian" ucap lida
"Sudahlah nanti kamu juga akan mengalaminya" ucap mey-mey
"Lagi pula belum ada yang tahu selain kalian" ucap gendar
"Baiklah kita pulang sekarang" ucap Novita
"Iya!"
.
.
.
.
Di perjalanan...
Tampak kali ini sangat berbeda dimana gendar bisa bersama Novita dimana ada suasana romantis di antara mereka berdua, jelas mereka bisa melihat kemesraan mereka berdua, bahkan sikap Novita sedikit terbuka dari biasanya yang di kenal tidak banyak bicara juga jarang tertawa dan sekarang Novita sedikit berbeda dari setelah kejadian tersebut.
"Huh..." ucap lida
"Kamu kenapa begitu, seperti gak semangat?" ucap Alfina
"Aku iri dengan mereka berdua yang begitu romantis" ucap lida
"Sudah, kamu jangan membalas lagi" ucap mey-mey
"Tapi aku belum tahu siapa yang menjadi pasanganku?" ucap lida
"Mungkin suatu hari nanti pasti akan menemukan jodohmu kok" ucap mey-mey menghibur
"Lagi pula apa yang dikatakan Novita bisa saja benar-benar terjadi" ucap Alfina
"Umm..." ucap lida
Sementara itu gendar begitu tersenyum puas karena sekarang Novita sudah menjadi kekasihnya yang selama ini ia inginkan, bahkan sekarang mereka menggunakan cincin yang di berikan oleh ratu perjanjian dimana gendar maupun Novita akan menjaga hubungannya sampai hari yang di satukan.
"Hm..." ucap gendar
"Ada apa?" ucap Novita
"Tidak, aku hanya senang saja" ucap gendar
"Seperti gak biasanya, kamu seperti itu?" ucap Novita
"Itu karena sekarang aku Telah memilikimu, dimana salah satu impianku terwujud" ucap gendar
"Impian apa yang kamu maksud?" ucap Novita
"Tentu saja kamu" ucap gendar
"...begitu ya" ucap Novita bersemu sedikit
"Jadi kamu sudah mengerti bukan?" ucap gendar
"Yah..aku mengerti" ucap Novita
"Novita?" ucap mey-mey
"Hm?" Novita yang respon
"Adikmu ada di rumahku jadi apa kamu mau jemput dia?" ucap mey-mey
"Oh..iya aku akan ke rumahmu dan menjemput adikku" ucap Novita
"Baiklah" ucap mey-mey
"Novita, aku akan bersamamu dan menjemput adikmu" ucap gendar
"Apa kamu gak merepotkan?" ucap Novita
"Tidak malah aku senang bisa melakukannya" ucap gendar
"Hm baiklah kalau itu mau kamu" ucap Novita
.
.
.
.
Di rumah mey-mey...
"Kakak!" ucap Astri memeluk kakaknya
"!!?" Novita yang melihat adiknya memeluk dirinya
"Kakak baik-baik saja bukan?" ucap Astri
"Iya" ucap Novita
"Hm apa kakak tidak terluka?" ucap Astri
"Tidak, kamu kenapa sih bertanya begitu sama kakak?" ucap Novita
"Aku melihat berita bahwa kakak telah tiada" ucap Astri
"Ngh!, tidak! Tidak! Kakak gak mati tahu dan lihat kakak masih hidup kamu tahu, hm" ucap Novita yang mengacak rambut adiknya
"Huh...apa iya?" ucap Astri
"Iya, apa kamu percaya dengan berits bohong itu atau kakak?" ucap Novita
"Tentu saja kakak" ucap Astri
"Hm..awas jangan sembarangan untuk mempercayai berita karena semua itu belum ada benarnya dan kalau gak ada bukti jangan percaya" ucap Novita
"Baiklah" ucap Astri
"Sepertinya kamu harus memperbaiki prilakumu" ucap gendar
"Ng?, kak gendar ada di sini dan kenapa bisa bersama Kakak?" ucap Astri
"Itu tentu saja karena aku ini satu sekolah dengan kakakmu" ucap gendar
"Eh...Benar itu kakak?!" ucap Astri
"Iya" ucap Novita
"Aku baru tahu itu" ucap Astri
"Bagaimana sekarang percaya bukan kalau semua itu tidak benar" ucap rena
"Iya aku percaya kok" ucap Astri
"Kalau begitu minta maaf pada temanmu, ayo" ucap Novita
"Iya, hm..rena aku minta maaf ya" ucap Astri
"Iya tentu, saya maafkan" ucap rena
"Adik pintar" ucap mey-mey pada adiknya
"Anak baik" Novita yang membelai rambut adiknya
"Hm" Astri yang setuju
"Baiklah kami termisi ya dan maaf bila adikku Telah merepotkanmu" ucap Novita
"Iya tidak apa-apa lagi pula adikmu sudah saya anggap keluargaku sendiri" ucap mey-mey
"Dah Astri" ucap rena
"Dah" ucap Astri
"Ayo pulang" ucap Novita
"Iya" ucap Astri
"Nah Astri ayo naik ke punggung" ucap gendar
"Eh serius" ucap Astri
"Iya, ayo buru" ucap gendar
"Hore!" ucap Astri langsung naik kepunggung gendar
"Gendar kamu gak berat apa menggendong adikku di belakang punggungmu?" ucap Novita
"Tidak apa-apa, lihat dia senang bukan?" ucap gendar
"Hm ya mungkin adikku senang bersamamu" ucap Novita
"Kakak nanti buatkan makanan yang enak ya!" ucap Astri
"Iya dan kakak hari ini mungkin akan masak kari" ucap Novita
"Hore, makanan kesukaanku!" ucap Astri
"Fufu, sepertinya senang mendengar soal makanan kesukaannya" ucap gendar
"Begitulah" ucap Novita
"Dan sekarang kamu lebih banyak bicara dan tersenyum hari ini" ucap gendar
"Ngh?" ucap Novita
"Iya dan jauh beda dengan sikapmu yang biasanya" ucap gendar
"Dan kamu juga gendar" ucap Novita
"Hm..Aku gak sabar kalau suatu hari nanti kamu menjadi.... Istriku" bisik gendar di telinga Novita
"Huh!" Novita bersemu
"Kakak kenapa?" ucap Astri
"Hah...tidak apa-apa" ucap Novita
"Hm..mencurigakan" ucap Astri
"Astri jangan menduga-duga itu tidak baik" ucap Novita
"Maaf" ucap Astri
"Suatu hari nanti kamu akan tahu semuanya bila sudah besar" ucap gendar
"Sungguh!" ucap Astri
"Iya dan mulai sekarang kak gendar minta padamu bahwa kamu harus bisa menghargai kakakmu ya" ucap gendar
"Baik kak gendar aku janji akan menghargai kakakku" ucap Astri
"Anak pintar" ucap gendar puji
"Hehe..." ucap Astri
Gendar tersenyum pada Novita dan begitu pula Novita yang membalasnya dengan senyumannya.
.
.
...
.
.
.
.
BERSAMBUNG.....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro