Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 8

"Ne ne, Natsu-nii. Kalau aku dan nee-chan ikut, itu berarti...sekolah ku bagaimana? Dan juga, usaha nee-chan di kota ini bagaimana? Satu lagi, Carla...bagaimana? Apa akan kami tinggalkan?" tanya Wendy menaruh semangkuk sup yang masih panas di meja makan.

"Itu tergantung pada kalian. Menurutku ... kau pindah saja. Di Magnolia ada sekolah sihir kok. Adik ku juga sekolah disana. Kalau usaha kakakmu ... memangnya apa?" Natsu menyendok sup itu ke piringnya yang sudah terisi nasi.

Wendy ikut duduk di meja makan. "Nee-chan mengantar bunga tiap pagi ke toko bunga sekitar sini. Dan juga, ada satu toko langganan di depan Crocus Academia, sekolah ku." jawab Wendy.

"Hm ... bisa dibilang itu banyak. Menurutku sih tidak apa-apa. Katakan saja pada pemilik toko itu kalau kalian akan pindah dari kota ini. Selesai bukan?" ujar Natsu memasukkan makanannya ke mulut Wendy yang sedari tadi hanya diam menatapnya yang makan.

"Jangan melihatku. Makan makananmu." lanjutnya menunjuk piring Wendy. Wendy langsung menelan makanan yang Natsu berikan padanya.

"Fuh... Baik-baik. Tunggu, tadi... Natsu-nii punya..."

"Adik?" potong Natsu. Wendy mengangguk. "Ya...bukan saudara kandungku sih... Tapi, tetap saja dia adikku. Memangnya kenapa?"

"Tidak. Hanya ingin tau." jawab Wendy lalu memakan makanannya.

Natsu mengangguk lalu melanjutkan makan nya. Tiba-tiba terbesit sesuatu di benaknya. "Namanya Romeo. Mungkin saja dia mau dengan Wen—"

"Jangan lanjutkan!" potong Wendy dengan wajah yang kini sudah memerah. "A-aku tidak mau." ujar Wendy lalu melahap makanannya.

Natsu tertawa pelan. "Hee...aku akan punya adik ipar ternyata..." goda Natsu.

"M-Mou~ hentikan, Natsu-nii. Aku tidak mau. Jangan menggodaku." Wendy mengembungkan pipinya kesal.

Natsu kembali tertawa pelan. "Aku hanya bercanda Wendy."

***

"Wendy~" panggil Carla dari luar rumah. Telinga kucing yang menyembul keluar dari helaian rambutnya itu bergerak.

"Tunggu sebentar." Wendy berlari ke pintu depan lalu membukanya. "Ada apa?" tanya Wendy melihat sahabatnya itu datang.

Carla langsung memeluk Wendy. "Aku kangen~" jawab Carla memeluk erat Wendy. Wendy hanya bisa mengangguk dan membalas pelukan Carla.

Carla lalu melepaskan pelukannya. "Wendy, ada sesuatu yang ingin ku katakan. Oh iya, apa Lucy-san dan ..."

"Natsu-nii?" tanya Wendy saat melihat Carla bingung. Carla langsung mengangguk dengan cepat. "Ada di dalam. Ayo masuk." Wendy langsung menarik Carla masuk dan menutup pintu.

"Wen—eh, Carla ya?" Natsu yang baru keluar dari kamarnya dengan tampilan berantakan langsung menatap Wendy dan Carla.

"Um, slamat pagi, Natsu-san." ujar Carla. Natsu mengangguk sebagai jawaban. "Natsu-nii baru bangun ya?" tanya Wendy menatap datar Natsu yang terlihat berantakan dan rambut acak-acakan.

Natsu nyengir sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Wendy hanya menggeleng dan menghela nafas.

"Nee-chan tadi pagi bahkan sudah menyiram Natsu-nii dengan seember air. Dan baru bangun sekarang." gumam Wendy.

"Oh! Jadi karena itu tubuhku basah. Dimana Luce sekarang?" tanya Natsu melihat sekelilingnya.

"Dia pergi ke sekolahku. Katanya mau ngurus kepindahan ku ke Magnolia sekalian mengantar bunga ke toko langganan di sana." jawab Wendy.

Natsu mengangguk paham lalu berjalan menuju dapur. "Natsu-nii, makanan untukmu ada di meja makan." ujar Wendy sebelum menarik Carla yang sedari tadi diam menuju kamarnya.

Natsu hanya menatap Wendy lalu berjalan ke meja makan.

***

Wendy dan Carla kini duduk di kasur Wendy. "Jadi, apa yang ingin kau katakan, Carla?" tanya Wendy membuka pembicaraan.

Carla menoleh pada Wendy. "Kemarin ... aku lihat masa depan walau hanya sekilas. Aku lihat, kita, Lucy-san dan Natsu-san ada di tengah pepera—"

"Kau juga lihat itu?" potong Wendy menatap Carla tidak percaya. Carla hanya mengangguk.

"Tunggu tunggu, kau juga melihatnya?" tanya Carla tidak kalah kaget nya dengan Wendy. Wendy membalasnya dengan anggukan cepat.

"Astaga ... jika sudah seperti ini ..."

"I-itu artinya ..."

Mereka saling melempar tatapan takut. "Tidak mungkin. Wendy, bagaimana sekarang..." panik Carla kini berjalan mengitari kamar Wendy.

"Carla, aku sendiri tidak tau, bagaimana kau coba?" Wendy tidak kalah paniknya melihat Carla yang terus berjalan.

"Oh! Bagaimana kalau kau menolak untuk masuk ke Fairy Tail?" usul Carla kembali duduk di samping Wendy.

"Hah...terlambat Carla. Nee-chan sudah menerimanya." jawab Wendy diiringi helaan nafas. Carla kembali berpikir.

"Kalau gitu, tidak usah pergi. Bagaimana?" usul Carla lagi. Wendy menatap datar Carla lalu kembali menghela nafas.

"Tidak bisa diganggu gugat jika nee-chan sudah memutuskan sesuatu, Carla. Kau seperti tidak tau kakakku saja." jawab Wendy.

"Astaga ... jadi tidak ada cara lain lagi. Selain ..."

"Menerima apa yang akan ter—"

"Tidak Carla. Sekarang memang tidak ada. Kita tunggu waktu yang tepat hingga kita menemukan solusinya agar hal mengerikan itu tidak terjadi." potong Wendy.

Carla diam beberapa saat lalu mengangguk pelan. "Baiklah..."

***

"Wendy, Natsu, aku pulang." Lucy berjalan masuk ke rumah sederhana itu.

"Oh, Okaeri, Luce." sapa Natsu yang sedang duduk di meja makan. Lucy yang baru datang lalu menoleh ke asal suara dan hanya mendapati pria pinky itu sendiri.

"Wendy mana?" tanya Lucy menatap sekelilingnya.

Natsu menunjuk kamar Wendy sebagai jawabannya. "Di kamar sama Carla."

Tidak lama setelah itu, Wendy dan Carla keluar dari kamar itu. "Eh? Nee-chan sudah pulang. Bagaimana?" tanya Wendy.

Lucy tersenyum bahagia sambil memperlihatkan empat tiket kereta. "Boleh kok. Aku sudah urus semua tentang kepindahan kalian ke Magnolia Highschool. Sekaligus kepindahan kita ke Magnolia."

"Eh? Cepat sekali. Kapan kita akan berangkat ke Magnolia?" tanya Natsu berdiri dan berjalan mendekati Lucy, Wendy dan Carla.

"Malam ini, jam 08.30." jawab Lucy.

"Oh...kita harus siap-siap dari sekarang." balas Natsu.

Lain halnya degan Natsu serta Lucy yang sedang senang, Wendy dan Carla saling melempar tatapan datar. "Nee-chan, apa maksudnya 'kepindahan kalian ke Magnolia Highschool'?" tanya Wendy kini menatap Lucy.

"Hm? Tentu saja kalian, Wendy dan Carla." jawab Lucy menunjuk Wendy dan Carla bergantian. "He?" Wendy dan Carla kini menatap Lucy tidak percaya, terlebih Carla.

"He?!"

***

08.25

"Ayo cepat, lima menit lagi keretanya akan berangkat!" Lucy terus menarik kopernya serta tangan Wendy. Diikuti dengan Natsu yang juga menarik Carla.

"Tapi Lucy-san, kenapa aku juga ikut? Aku tidak ada hubungannya dengan ini. Lepaskan aku Natsu-san." ucap Carla yang terus berusaha melepaskan dirinya dari Natsu.

"Tidak, aku tidak mau." jawab Natsu masih memegang tangan Carla dan tangan satu lagi membawa koper Carla.

"Karena kau itu sahabat adikku dan kau juga sekaligus sudah mengatakan padaku bahwa kau akan selalu bersama adikku. Jadi, karena itu kau harus ikut dengan kami. Dan satu lagi, sihirmu juga akan berguna Carla." jawab Lucy panjang lebar.

"Tapi Lucy-san, aku—"

"Sudahlah Carla, nee-chan tidak akan mendengarkan mu terlebih Natsu-nii tidak akan melepaskan mu." potong Wendy.

Carla diam sejenak lalu mendengus kesal. "Baik baik, terserahlah. Aku terima saja." ujar Carla kini tidak berusaha melepaskan dirinya dari Natsu.

Kini mereka sudah sampai di stasiun. Waktu mereka tinggal dua menit. Segera Lucy berlari menuju kereta yang berangkat ke Magnolia diikuti dengan Natsu di belakangnya.

"Astaga, aku masuk ke neraka..." gumam Natsu yang mulai merasa pusing.

"Natsu-san, kau baik-baik saja?" tanya Carla. Natsu menggeleng lalu ikut duduk berhadapan dengan Wendy dan Lucy.

"Aku merasa ... mual. Hoep!" Natsu menutup mulutnya. Lucy dan Carla menatap horor Natsu.

"Tenanglah, Natsu-nii." ujar Wendy seraya meletakkan tangannya di kepala Natsu. Bersamaan dengan ucapannya itu, cahaya berwarna hijau cerah keluar dari tangannya yang berada di kepala Natsu.

Selang beberapa detik, cahaya itu pun menghilang saat Wendy menarik tangannya dari kepala Natsu.

"Sekarang tidak apa-apa. Kau tidak akan mabuk kendaraan lagi." ujar Wendy. Natsu menatap Wendy sejenak lalu,

"Yatta! Aku bisa merasakan sensasi naik kereta ini dengan lebih baik! Haha, hahaha!" teriak Natsu kegirangan.

"Astaga...dasar orang ini." gumam Lucy dan Carla bersamaan.

Kereta itupun mulai berngakat, melaju menuju kota Magnolia. Tempat dimana guild yang akan mereka masuki, Fairy Tail.

🌸

Melibatkan gadis kucing itu, ternyata membuat ancaman di masa depan sedikit berkurang. Andai aku tau ramalan itu, mungkin bisa terhenti kan dan tidak akan terjadi.

🌸

***TBC***

A/N

Hai reader Shina yang setia menunggu Shina up ini cerita. Hwa ... Gomennasai, Shina lama banget up. Tolong jangan nimpuk Shina ya. Hiks//dilempar reader.

Oh iya, sekedar informasi pada reader. Cerita ini mungkin bakalan punya chapter lebih dari dua puluhan. Kenapa? Ya karena cerita ini panjang sangat. Hehe, jadi ntar kalo udah nyampe misal di chapter 25 ato 30-an keatas, jangan kaget ya.

Mungkin sebagian moment di Fairy Tail bakal Shina buat disini. Jadi, skali lagi, Shina kemungkinan juga bakal masukin beberapa moment pertarungan yang ada di Fairy Tail.

Ok, sekian dulu. Arigatou ne, Minna-san~ Oh iya, soal up chapter selanjutnya, Shina belom bisa nentuin. Tapi, Shina janji gak bakalan lama banget lagi. Ok?

Jadi kalian gak usah ngamuk ato gimana gitu sama Shina. Dan untuk membayar ke salah Shina yang up ny lama bet, chapter kali ini 1026+ Word.

Bye bye~

Sampai jumpa di chapter selanjutnya~

💐Shina💐

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro