Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 7

"Tadaima, Nee-chan, Natsu-nii!" seru Wendy memasuk rumahnya. "Okaeri, Wendy!" sahut sebuah suara dari dapur. Wendy berbalik menatap Carla.

"Carla, ingin mampir dulu?" tanya Wendy. "Hm...maaf. Hari ini aku ada urusan penting. Jadi, aku tidak bisa. Tidak apa kan?" tanya Carla balik.

Wendy mengangguk paham. "Tidak apa. Pergi sekarang?" Carla mengangguk mendengar pertanyaan Wendy.

"Yasudah, aku pergi dulu. Ja~" Carla lalu berlalu dari sana dan berlari kecil menuju rumahnya yang berada dekat dengan rumah Wendy dan Lucy.

Wendy berbalik, menutup pintu, lalu berjalan ke dapur. "Nee-chan, apa itu kau?" tanya Wendy sambil berjalan menuju dapur. Wendy berdiri di ambang pintu dapur dan matanya menangkap gadis pirang yang sedang mencuci piring dan seorang pria dengan rambut senada dengan bunga sakura yang duduk disudut dapur sambil memangku lututnya.

"Are? Natsu-nii? Kau kenapa?" tanya Wendy mendekati Natsu yang duduk dipojokan dapur. "Kakak mu, mengerikan Wendy." jawab Natsu dengan suara sedikit bergetar.

"He? Nee-chan?" Wendy menoleh pada kakaknya yang sedang mencuci piring. "Oi Nee-chan, apa yang kau lakukan pada Natsu-nii?" tanya Wendy.

Lucy menoleh pada Wendy lalu pada Natsu dan kembali pada cuciannya. "Tidak ada. Hanya menyuruh Cancer mengubah penampilan rambutnya. Hanya itu. Dia jadi takut padaku." jawab Lucy enteng.

"Tapi kau menyuruh kepiting itu membuatku botak." sahut Natsu. "Kau yang memancingku Natsu." sahut Lucy

"Kau yang tidak mau menuruti ucapan ku, Luce."

"Kenapa melarang ku untuk mencuci piring? Kau yang salah."

"Kau Luce."

"Kau."

Natsu berdiri lalu,

"Ok, kalau gitu, aku tidak akan memberimu sesuatu." ujar Natsu memangku kedua tangannya didepan dada.

"Sesuatu?" tanya Wendy dan Lucy serentak.

Natsu mengangguk. "Apa aku juga?" Wendy menujuk dirinya sendiri. "Kalau Wendy akan kuberikan. Ayo ikut aku." Natsu berjalan membawa Wendy.

Lucy yang tertarik dengan hadiah yang dikatakan Natsu, langsung mengejar mereka. "Natsu Natsu, aku juga mau." ujar Lucy cepat menghalangi langkah Natsu.

"Tidak. Hanya Wendy yang dapatkan sekarang." jawab Natsu. "He...tapi aku juga mau." ujar Lucy.

"Ada syaratnya." jawab Natsu. "Apa?" tanya Lucy. "Jangan suruh kepiting itu lakukan hal tadi lagi." jawab Natsu.

"Ok ok." ujar Lucy mengangguk cepat. "Kalau begitu, tutup mata kalian." ujar Natsu. "Kenapa?" tanya Lucy da Wendy serentak.

"Lakukan saja." ucap Natsu. Lucy dan Wendy pun menutup mata mereka. "Jangan buka sebelum aku suruh ya." ujar Natsu. Wendy dan Lucy mengangguk.

Natsu mengeluarkan dua kalung yang ia beli tadi. Ia memakaikan kalung dengan liontin bintang pada leher Wendy dan kalung lainnya dengan liontin berbentuk hati di leher Lucy.

"Buka mata kalian." ucap Natsu. Wendy dan Lucy membuka mata mereka dan menyentuh leher mereka. "Kalung?" bingung mereka bersamaan.

"Kau...belikan kalung ini untuk kami?" tanya Lucy. Natsu mengangguk.

"He... Arigatou na, Natsu-nii."ucap Wendy sambil tersenyum. "Sama-sama, Wendy." jawab Natsu mengacak pelan rambut Wendy.

"Ne, Natsu, soal tawaran itu..." Lucy menghela nafas panjang. Wendy dan Natsu fokus pada ucapan Lucy.

"Aku terima. Aku akan ikut denganmu ke Fairy Tail. Dengan Wendy juga." lanjut Lucy.

"Kau...yakin kan, dengan pilihanmu itu?" tanya Natsu memastikan. Lucy mengangguk. "Sudah kuputuskan. Tapi, jangan katakan pada orang luar kalau aku dan Wendy putri dari kerajaan Heartfilia. Bisa kan?" jawab Lucy.

Natsu tersenyum. "Tentu saja. Kami akan lakukan apapun agar anggota kami—bukan, tapi keluarga kami keluar dari situasi yang membuat mereka tidak nyaman." jawab Natsu dengan senyumnya.

Lucy dan Natsu tersenyum tapi, Wendy tidak. Tatapannya kosong. Lucy yang menyadari itu, menyadarkan Wendy.

"Wendy?" panggil Lucy. "A-ya? kenapa nee-chan?" tanya Wendy menoleh pada Lucy.

"Ada apa?" tanya Lucy. Wendy menggeleng sambil tersenyum. "Tidak ada apa-apa kok. Aku baik-baik saja." jawab Wendy.

"Yakin?" tanya Natsu memastikan. Wendy mengangguk. "Yasudah, kalau gitu—aw..." ringis Lucy tiba-tiba. "Luce, kau tidak apa?" tanya Natsu khawatir.

"Aku...pusing." jawab Lucy memegang kepalanya. "Wendy, bantu aku bawa Luce ke kamar." ujar Natsu pada Wendy. Wendy mengangguk lalu membantu Natsu membawa Lucy.

"Sudah kubilang, jangan lakukan apapun dulu. Tapi kau tidak mendengar ku. Kau jadi parah kan." ucap Natsu membantu Lucy berbaring di kasur.

"Aku hanya demam, Natsu. Wendy juga sudah mengobati ku. Aku akan segera sembuh." ujar Lucy. "Hm, itu benar Natsu-nii." sahut Wendy.

"Ya, semoga saja. Sekarang, kau istirahat. Jangan bantah ucapanku kali ini." ujar Natsu.

"Baik baik." jawab Lucy. Wendy kembali diam menatap Natsu dan Lucy dengan tatapan kosong. Barusan, dia melihat sekilas masa depan. Masa depan yang sangat mengerikan. Dimana kota akan berlumur darah segar yang berasal dari para penyihir.

"Itu semua...tidak akan terjadi. Aku tidak ingin hal buruk itu terjadi." pikir Wendy.

🌸

Semuanya berawal dari sekarang. Saat dimana aku menerima tawaran itu, dan saat dimana adikku melihat bayangan masa depan yang akan terjadi. Masa depan yang membuatku kehilangan sahabat yang paling berharga di hidupku. Dan itu semua dimulai dari, sekarang.


🌷T*B*C🌷

Vote n comment nya jangan lupa ya~

🌈Shi-chan🌈

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro