Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6

Sinar matahari masuk menyinari kamar Lucy yang jendelanya sama sekali tidak tertutup gorden dari semalam. Langit sudah mulai cerah walau masih terlihat gelap sedikit. Jam menunjukkan pukul 06.05.

Lucy membuka matanya. Manik karamelnya langsung menatap langit-langit kamarnya. Lucy menoleh ke kanan, melihat ke arah jendela. Beberapa detik setelah kesadarannya benar-benar terkumpul, ia langsung duduk dan berlari kekamar mandi.

"Nee-chan!!" panggil Wendy dari luar kamar. Ia sudah bangun sedari tadi dan saat ini suah memakai seragam sekolahnya. Lucy yang sedang mencuci mukanya langsung keluar berlari ke pintu kamarnya hingga akhirnya,

Brukk!

Suara seperti ada yang jatuh terdengar dari luar kamar oleh Wendy. "Lucy-nee?! Apa terjadi sesuatu?!" tanya Wendy dari balik pintu.

Lucy meringis pelan ia berdiri dari jatuhnya dan membuka pintu kamarnya, memperlihatkan Wendy yang menatapnya terkejud.

"Aku tidak apa Wendy. Hanya jatuh saja. Apa kau sudah selesai?" tanya Lucy degan suara khas orang bangun tidur.

"N-nee-chan? Apa... Nee-chan sakit?" tanya Wendy menatap prihatin kakaknya yabg terlihat kacau. Lucy menggeleng.

"Aku tidak apa. Hanya... Pusing saja." jawab Lucy bersandar pada pintu kamarnya. Wendy menatap kakaknya itu.

"Kalau begitu, nee-chan istirahat saja. Aku akan membuat sarapan sendiri. Ah, dan juga—"

"Wendy, aku tidak apa. Kau duduk saja di meja makan aku akan," belum selesai bicara, Lucy langsung terduduk di lantai sambil memegang kepalanya.

"Kan... Aku sudah bilang. Nee-chan istirahat saja. Aku akan masak sendiri untuk sarapan. Ah, karena Natsu-nii disini, aku akan minta dia untuk merawatmu." jelas Wendy sambil membantu Lucy untuk berbaring di kasur.

"Baik baik, aku menyerah. Aku sakit. Terserahlah. Aku hanya ingin kau tetap ke sekolah itu saja. Maaf, aku tidak bisa membuatkan bekal untukmu nanti." ucap Lucy.

Wajahnya memerah karena tubuhnya cukup panas. Wendy meletakkan tangannya di dahi Lucy. Menutup matanya dan seketika cahaya hijau keluar dari tangannya.

Tidak perlu lama, cahaya itu menghilang setelah Wendy membuka matanya.

"Nee-chan tidurlah. Soal kemarin malam, jangan pikirkan itu dulu. Mengerti?" tanya Wendy. Lucy mengangguk.

"Kalau gitu, aku keluar dulu. Tidur ya, nee-chan." ucap Wendy lalu menghilang di balik pintu. Lucy menatap langit-langit kamarnya.

"Sepertinya aku harus terima hal itu." gumam Lucy. Lucy lalu menutup matanya dan tertidur.

***

"Natsu-nii, aku berangkat dulu. Sarapannya di meja makan. Dan juga, berikan bubur yang ada disana pada nee-chan. Aku titip nee-chan ya. Bisa kan?" tanya Wendy pada Natsu didepan pintu.

Natsu mengangguk. "Luce sakit?" tanya Natsu. "Iya. Hanya demam biasa. Aku sudah mengobatinya tadi. Dia akan sembuh sore atau besok pagi. Nee-chan hanya perlu istirahat. Jadi, tolong jaga dia ya?" jelas Wendy.

Natsu ber-oh ria mendengar Wendy sambil mengangguk paham. "Wendy..." panggil seseorang dari arah kiri. Wendy dan Natsu menoleh ke sumber suara. Disana, seorang gadis dengan surai puti dengan sepasang telinga kucing di kepalanya, berlari menuju Wendy.

"Ah, Carla. Kau sudah datang." ucap Wendy sambil tersenyum. Carla mengangguk laluenatap Natsu yang berada di depan Wendy.

"Siapa?" gumam Carla. Wendy mengikuti arah pandangan Carla.

"Ah, dia Natsu-nii. Kemarin kami bertemu dengannya dan dia sekarang menginap disini. Jadi intinya, Natsu-nii tinggal disini untuk sementara." jelas Wendy pada Carla.

Carla mengangguk lalu tersenyum pada Natsu. "Ohayou Natsu-san. Aku Carla. Salam kenal." ucap Carla mengenalkan dirinya.

"Ohayou Carla. Aku Natsu Dragneel, salam kenal juga. Ah, kau...teman Wendy?" tanya Natsu. Carla mngangguk. Natsu melirik sepasang telinga kucing yang menyembul keluar dari helaian rambut putih Carla.

"Natsu-nii, kami berangkat dulu. Ja~" ucap Wendy. "Ja~ Natsu-san." ucap Carla juga. Wendy dan Carla pun berangkat ke sekolah mereka. Meninggalkan Natsu yang berdiri di depan pintu.

"Gadis itu...mirip dengan... Happy." gumam Natsu menatap Carla yang sedang bicara dengan Wendy sambil terus berjalan. "Exceed, ne..." gumamnya lagi.

Natsu lalu berbalik dan berjalan masuk sambil menutup pintu. Berjalan menuju meja makan. Disana, ada sepiring sarapan dan semangkok bubur.

Natsu duduk disana lalu memakan sarapannya.

Skip~

"Luce... Boleh aku masuk?" tanya Natsu sambil mengetuk pintu kamar Lucy. Ditangannya ada semangkok bubur yang dimasak oleh Wendy sebelum berangkat tadi.

Tidak ada jawaban dari dalam. Natsu kembali mengetuk pintu kamar Lucy. "Luce..." panggil Natsu lagi. Tetap sama, tidak ada jawaban dari dalam.

"Aku masuk..." ucap Natsu sambil membuka pintu kamar Lucy. Natsu melihat seluruh isi kamar itu hingga akhirnya berhenti pada seorang gadis yang tertidur di kasur.

"Pantas saja tidak ada yang menjawab. Luce sedang tidur." gumam Natsu sambil berjalan menghampiri Lucy. Natsu meletakkan bubur yang sedari tadi di tangannya di meja kecil dekat tempat tidur.

Natsu menatap Lucy yang sedang tertidur. "Cantik..." pikir Natsu. Natsu langsung menggelengkan kepalanya. "Apa yang ku pikirkan..." gumamnya.

Natsu berjalan menuju jendela kamar yang tidak tertutup gorden. Membuka jendela itu, membiarkan angin pagi masuk ke kamar itu. "Apa ini karena semalam ya..." ujar Natsu melirik Lucy yang terbaring di tempat tidur.

Natsu menatap beberapa orang yang mulai mengerjakan aktivitas pagi mereka. Tapi, satu hal yang benar-benar menarik perhatiannya hanya sebuah toko perhiasan.

"Sepertinya mereka akan suka kalung itu." ucap Natsu. Natsu menutup jendela itu dan berjalan keluar kamar Lucy. Tujuannya sekarang yaitu, membeli sepasang kalung yang sama, yang tadi ia lihat untuk hadiah Wendy dan Lucy.

Tidak perlu waktu lama, Natsu kembali ke rumah dengan dua kalung yang sebelumnya ditangannya. Ia menatap liontin berbentuk hati dan bintang pada kalung itu (?).

"Semoga saja..."gumamnya. Natsu pergi ke kamarnya dan meletakkan kalung itu di meja di sana. "Ah, aku lupa." Natsu lalu berjalan cukup cepat ke kamar Lucy.

"Luce..." panggil Natsu di ambang pintu. Tidak ada jawaban.

"Masih tidur." ucapnya. Natsu masuk dan duduk di kursi dekat Lucy. "Ne... Luce. Bangun." ucap Natsu sambil mengguncang pelan bahu Lucy. "Engh..." erangan kecil terdengar dari Lucy. Matanya terbuka, manik karamel nya terlihat.

Natsu tersenyum. "Luce, tadi Wendy bilang kau sakit. Dan..." Natsu mengambil bubur yang tadi ia letakkan di meja.

"...ini, Wendy memasaknya untukmu. Kau makan dulu ya?" lanjutnya. Lucy menoleh pada Natsu dan duduk bersandar pada bantal dibelakang punggungnya.

"Baik." jawab Lucy. "Bisa makan sendiri?" tanya Natsu. Lucy mengangguk. "Tentu saja. Aku bukan sedang sakit parah, Natsu. Sini." jawab Lucy sambil mengambil alih mangkok di tangan Natsu dan memakan bubur itu.

"Aku hanya memastikan Luce." ujar Natsu. Lucy melirik Natsu dan mengangkat bahunya. "Terserahlah." ucap Lucy sambil melanjutkan makannya.

"Soal kemarin... Ah, sudah. Lupakan saja." ujar Natsu. Lucy hanya menggeleng pelan mendengar Natsu.

"Aneh." gumam Lucy. Natsu yang mendengarnya tertawa pelan. "Kau yang aneh Luce." ujar Natsu. Lucy lalu menatap Natsu kesal.

"Tarik ucapanmu atau aku akan—"

"Iya iya. Makan saja makanan mu. Aku ke kamar dulu. Jika kau perlu sesuatu, katakan saja padaku. Mengerti?" ucap Natsu sambil berdiri dari duduknya. Lucy mengangguk mengerti.

"Mengerti, Natsu-sama."jawab Lucy.

"Kau memanggilku seperti itu lagi, akan ku katakan bahwa kau itu—"

"Iya, aku mengerti Natsu." potong Lucy. "Aku pergi dulu." Natsu menepuk pelan kepala Lucy sebelum pergi ke kamarnya dan menghilang di balik pintu.

Lucy menyentuh kepalanya. "Dasar." gumam Lucy lalu kembali melanjutkan makannya.

🌸

Saat itu...aku berpikir untuk menerima hal itu. Tapi, aku tak tau apa yang akan terjadi di masa depan nanti setelah aku menerima itu. Baik atau buruk... Entahlah, aku tidak tau apa yang akan terjadi. Tapi... Itu semua, keputusanku, ternyata salah. Aku kehilangan mereka yang berharga bagiku. Untuk selamanya.

TBC❄

Konichiwa...minna-saaan...

Haha...gomenne Shi-chan lama up ny. Dan untuk semua itu, Shi-chan kasih chapter ini lebih panjang dari sebelumnya (?)

Gimana gimana? Bagus gk?

Ah iya, yang udah mau nunggu Shi-chan up, makasih banget lho. Kalian memang reader setia Shi-chan//plak.

Akhir-akhir ini...Shi-chan lagi rada gaje.

Reader: Au ah, siapa yang nanya?
Shi-chan: Shi-chan cuma mau ngasih tau.
Reader: Kapan up lagi nih?
Shi-chan: Hm... Entahlah. Shi-chan gak tau. Mungkin bakal lama lagi. Mungkin ni ya... *sembunyi belakang tembok

Haha, abaikan dialog di atas. Oh iya, ada yang bisa nebak akhir cerita ini gk? Alur ceritanya? Atau...hal yang Shi-chan sembunyiin dibalik cerita nalu ini? Ada ada? Kalau ada yang bisa nebak dan itu benar... Wah....






























Kalian Hebat!!!

Haha, yaudah. Sampai sini dulu. Author notenya kepanjangan. Ja ne~

Shi-chan bakal up lagi kok... Shi-chan gak bakal biarin cerita ini berjamur pokonya deh. Shi-chan bakal tetap up kok, walau lama... Shi-chan tetep bakalan up. Jadi, kalian tunggu aja ok?

Vote n Comment ny jangan lupa lho~ Shi-chan kepengen banget buat semngat untuk lanjutin.

Sayonara~

🌈Shi-chan🌈

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro