Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 5

"K-kalau begitu... S-Siapa..."

"Natsu-nii...sebenarnya?" sambung Wendy.

-
-

Natsu tersenyum. "Kalian tau... Fairy Tail?" tanya Natsu. Poninya menutupi matanya. "F-Fairy...Tail?" bingung Wendy. "I-itu... guild penyihir yang...terkuat itu kan?" tanya Lucy. "Kau tau juga ternyata." jawab Natsu.

"Jadi...Natsu-nii...bagian dari guild itu?" tanya Wendy. "Hey... Jangan takut seperti itu padaku." ujar Natsu sambil mengangkat kepalanya yang tadinya sedikit menunduk.

"Aku pikir kalian sudah mengetahuinya sejak tadi kalian bertemu denganku. Ternyata aku salah. Aku bagian dari mereka. Dan aku ke kota ini untuk..." Natsu diam sejenak menatap dua kakak beradik didepannya.

"Untuk apa?" tanya Lucy dan Wendy bersamaan. "...membawa putri kerajaan Heartfilia yang hilang ke guild dan meminta mereka untuk bergabung di guild. Dan mungkin keberuntungan berpihak padaku. Aku langsung menemukan kalian disini bahkan saat aku baru sampai. Jadi," Natsu meletakkan sendok nya diatas piring yang sudah kosong.

"Kalian mau bergabung dan tinggal di Fairy Tail dengan anggota lainnya? Aku sangat meminta satu hal ini pada kalian. Karena ini tujuanku ke kota ini. Jadi, apa kalian mau?" tanya Natsu sambil menyatukan kedua tangannya didepan dada.

Lucy dan Wendy hanya terdiam. Fairy Tail, guild yang sebagian besar isinya adalah penyihir berbakat dan sangat kuat. Dan sekarang, salah satu dari anggota Fairy Tail, sedang berada tepat di depan Lucy dan Wendy.

"Itu... Nee-chan yang akan putuskan. Aku akan ikut jika Nee-chan juga. Tapi, jika tidak aku juga tidak mau. Jadi, keputusanku ada pada Lucy-nee-chan."jawab Wendy kembali melanjutkan makannya yang sedari tadi terhenti.

Pandangan Natsu kini teralih dan terfokus pada satu orang, yaitu Lucy. Lucy masih diam memikirkan apa yang akan ia putuskan. "Luce, kau mau?" tanya Natsu.

Lucy masih diam. Jika ia menerimanya, mungkin suatu hari nanti identitas asli mereka terbongkar dan akan membawa akibat yang sangat besar pada guild itu. Jika menolak, Lucy takut Natsu akan sedih.

"Tapi... Kenapa kami?" akhirnya suara Lucy kembali terdengar.

"Maksudku...kau tau sendiri kan? Aku hanya penyihir roh bintang biasa. Ditambah lagi... Wendy tidak menguasai sihir Dragon Slayernya. Kami bahkan tidak sama seperti kalian, guild yang isinya penyihir berbakat dan sangat kuat. Jadi, kenapa kau mendapat tugas untuk membawa aku dan Wendy ke Fairy Tail? Kau bahkan memohon seperti ini pada kami." lanjut Lucy.

Natsu menurunkan tangannya dari dadanya. "Kau dan Wendy bagian dari kami. Kalian bagian dari master pertama, Mavis Vermillion. Aku tau sihir kalian yang sebenarnya. Bukan hanya satu, tapi kalian memiliki lebih dari satu sihir. Master memintaku untuk membawa kalian. Jadi, tolong pertimbangkan. Aku akan beri kalian waktu untuk menerima tawaranku ke Fairy Tail. Aku akan menunggunya." jawab Natsu panjang lebar.

Natsu lalu berdiri dari duduknya. "Terimakasih makanannya. Aku ke kamar dulu. Aku akan mandi dan istirahat. Terimakasih mau menerimaku disini. Selamat malam." ucap Natsu lalu berjalan menuju kamarnya yang berada di samping kamar Wendy.

Lucy dan Wendy hanya diam menatap punggung Natsu yang perlahan menghilang dibalik pintu kamar. Wendy meletakkan sendok nya di piring yang kini sudah kosong. Lucy hanya diam sambil menghentikan kegiatan makannya. Piringnya masih terisi setengah bagian. Nafsu makannya hilang seketika mendengar semua ucapan Natsu.

"Nee-chan, makan dulu. Jangan pikirkan hal itu dulu." ujar Wendy menyadari Lucy yang sekarang sudah diam tanpa melahap makanan didepannya.

Lucy menoleh pada Wendy. "Aku tidak nafsu makan lagi. Tolong bereskan meja ini. Letakkan saja piringnya di dapur. Akan ku cuci besok pagi. Aku ingin istirahat. Tidak apa kan, Wendy?" pinta Lucy.

Wendy menatap wajah kakaknya yang kini terlihat lelah. Wendy mengangguk. "Tidak apa. Nee-chan istirahat saja. Aku yang akan bereskan." jawab Wendy. Lucy tersenyum.

"Arigatou. Kalau begitu, aku ke kamar dulu." Lucy berdiri dari duduknya. "Selamat malam." ucap Lucy sambil mengecup pelan kening Wendy. "Selamat malam." balas Wendy. Lucy lalu berjalan ke kamarnya dengan langkah gontai.

"Apa yang harus kulakukan? Kenapa sekarang malah terjadi seperti ini? Aku terima atau tidak ya?"pikir Lucy sambil membuka pintu kamarnya dan masuk.

Lucy kembali menutup pintu kamarnya dan bersandar pada pintu tersebut.

"Kenapa selalu ada satu hal yang membuatku bimbang seperti ini? Dan lagi, kali ini aku dibuat bimbang oleh seorang pria yang baru kutemui sore tadi. Kenapa dia bisa tahu hal sebanyak itu tentang diriku dan Wendy? Dia bahkan juga mengetahui hal yang sama sekali tidak kami ketahui. Hah...apa yang harus kulakukan..."bingung Lucy sambil berjalan menuju kasurnya dan langsung menghempaskan tubuhnya dikasur.

Di tempat lain...

"Hah...apa mereka akan terima atau tidak ya? Tapi... Aku rasa ini sedikit memaksa mereka. Hm... Kakek, kenapa kau memutuskan hal serumit ini? Mereka bahkan sampai takut dan jadi diam seperti tadi padaku hanya karena aku tau semua tentang mereka. Apa yang kulakukan ini...benar atau tidak..." gumam Natsu yang kini berbaring diatas kasur setelah selesai menyegarkan tubuhnya.

Dilain tempat...

Wendy membersihkan meja makan dalam diam. Tapi, pikirannya berkecamuk. Tangannya masih bergerak membersihkan meja. "Natsu-nii...tahu semuanya tentang kami. Apa...itu akan baik-baik saja bagi keadaan ku dan Nee-chan?" gumam Wendy.

Tangannya berhenti. Meletakkan kain lap di atas meja itu dan membawa piring bekas makan mereka tadi ke dapur. Wendy meletakkan piring-piring kotor itu di wastafel (?)

"Mungkin akan baik-baik saja." ujarnya melangkah menuju kamarnya. Keadaan rumah sederhana itu kini sangat tenang dan sunyi. Hanya suara dari beberapa toko yang berada dekat dengan rumah itu dan tetangga mereka yang terdengar.

Wendy masuk ke kamarnya dan menutup kembali pintunya. Berjalan ke kamar mandi. "Tapi... Kenapa ada yang menjanggal di tubuhku? Seperti menyuruhku untuk tidak ke Fairy Tail. Apa... Arytinya? Apa akan terjadi hal buruk padaku dan Nee-chan? Hm... Sudah, lupakan. Aku serahkan semuanya pada Nee-chan. Aku akan pergi jika nee-chan pergi. Jika tidak, aku juga tidak." ucap Wendy pada dirinya sendiri.

Kakinya melangkah kekamar mandi.

💞
💞

Di malam itu, semua kebenaran tentang diriku dan Wendy terungkap. Semuanya. Tapi, tidak bagi dia. Dirinya masih sebuah misteri bagiku saat itu. Semuanya tidak akan terjadi jika aku tidak kabur dari rumah. Aku mungkin tidak akan merasa kehilangan yang lebih dalam seperti ini.

*T*B*C*

Hola minna~

Watashi, Shina desu! 😆

Gimana? Bagus? Sedih mulu bawaannya? Hehe, maklumin aja. Shi-chan habis nonton Anohana live action (udah sering nonton sih...), jadi sedih sedihnya kebawa ke sini. Hehe... Maklumin aja ok?

Jadi, sampai ketemu di chapter selanjutnya 🙌

Bagi-bagi Vote and Comment nya dong... Shi-chan lagi kepengen banget nih...

Sayonara~

🍭Shi-chan🍭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro