Chapter 12
Hari demi hari berlalu. Kini sudah lebih satu minggu lamanya sejak kedatangan Lucy serta Wendy dan Carla di Magnolia. Waktu yang seolah berjalan dengan begitu cepat, tak menyadari bahwa kini mereka telah menjadi bagian dari sebuah serikat penyihir bernama Fairy Tail.
Sebuah senyuman terpatri diwajah manis sang gadis pemilik netra caramel nan begitu indah. Helaian surai pirang dengan sedikit gradasi magenta miliknya tertiup angin. Binar bahagia terlukis jelas dalam sepasang netra caramel miliknya itu. Menatap sebuah bangunan yang belakangan mulai sering ia kunjungi bersama adiknya.
"Seperti biasa, sangat indah." gumamnya menatap sebuah lambang yang berada di bangunan di hadapannya sekarang. Lantas beralih pada punggung tangan kanannya, lambang yang sama bewarna merah muda ada di sana.
Ia sudah lama punya lambang itu disana, tepat di usianya yang ke delapan. Dirinya masih ingat saat dirinya berseru kaget saat bangun dari tidur dan berlari menuju sang ibu sambil menunjukkan apa yang baru saja ia dapat. Begitupun dengan adiknya, hal yang sama juga terjadi padanya. Awalnya ia hanya menganggap lambang itu hal biasa yang muncul setelah mendapatkan sebuah sihir, seperti yang dikatakan ibunya.
Tapi tidak, itu sama sekali tak benar. Ini merupakan lambang dari guild penyihir yang kini menjadi rumah barunya.
"Oi Luce!!"
Merasa terpanggil, sang pemilik nama menoleh menuju sumber suara. Pria dengan surai yang selalu mengingatkannya dengan bunga sakura tampak berjalan ke arahnya. Menampilkan sebuah senyuman lebar yang begitu khas.
"Sedang apa kau?"
Gadis itu—Lucy, hanya menggeleng beberapa kali. "Bukan apa-apa." balasnya. Menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi pandangannya karena tertiup angin.
"Wendy dan Carla mana?"
"Mereka pamit untuk ke sekolah tadi pagi. Ku rasa akan segera pulang dan ke sini sebentar lagi karena sekarang sudah siang." balas Lucy.
"Ohh.." Natsu ber-oh ria seraya mengangguk. Tangannya langsung saja meraih tangan Lucy dan menarik gadis itu untuk mengikuti langkahnya. "Seharusnya kau masuk daritadi."
Lucy hanya terkekeh mendengar apa yang dikatakan Natsu. Sebenarnya ia baru saja datang beberapa menit sebelum Natsu, lalu untuk kesekian kalinya ia menatap lambang yang terpampang di guild mereka. Memori lama seolah masuk dalam pikirannya saat melihat lambang itu.
Brakk!
"OOII!!"
Gadis pemilik netra caramel itu hanya bisa menepuk dahi begitu pintu guild dibuka dengan cara yang sangat tak biasa oleh Natsu. Beruntung pintu itu tak hancur akibat tendangan telak dari pria itu.
Beberapa anggota guild menyapa begitu mereka memasuki guild. Hari ini sepertinya sedikit lebih tenang daripada yang biasanya. Ya, sedikit. Lucy menoleh menatap penjuru guild, tak seramai yang biasanya. Ah, ia ingat pria bersurai raven itu tak ada di sini juga. Biasanya setiap Natsu datang atau dia yang datang pasti aula guild akan dibuat berisik dan hancur seperti kapal pecah.
Erza juga tak ada, Mira bilang gadis yang dijuluki Titania itu tengah pergi ke kota tetangga. Katanya ada misi yang diberikan Master Makarov di sana.
Pandangan Lucy kemudian beralih pada sebuah papan yang tampak dipenuhi dengan lembaran-lembaran kertas yang berisi permintaan dari orang-orang yang membutuhkan bantuan. Ah, ia ingat ini adalah papan permintaan. Dengan kata lain tempat dimana mereka bisa mendapatkan uang setelah menyelesaikan permintaan di lembaran kertas itu.
Kedua alisnya terangkat begitu Natsu kini tampak menatap lembaran kertas yang terpajang di sana sembari bergumam pelan. "Apa yang kau lakukan?" tanya nya.
"Tentu saja mengambil pekerjaan. Kau tak mau diusir dari rumahmu, 'kan?" balas Natsu dengan santai. Onyx nya yang tajam masih tak beralih dari goresan aksara yang tertera di lembaran kertas yang terpajang di depannya.
"Jadi maksudmu perkerjaan untuk kita?"
"Tentu saja, Luigi."
Perempatan siku-siku muncul di dahi Lucy, lagi dan lagi Natsu salah mengucapkan namanya. "Namaku Lucy bukan Luigi!!" serunya tak terima. Ia mendengus sebal tatkala tawa seakan tak bersalah membalas seruannya barusan.
"Kenapa denganku?"
"Ho?" Natsu menoleh pada Lucy dengan ekspresi datar. "Semua orang di guild sudah membentuk tim untuk bekerja. Jadi kau dan aku juga jadi tim. Ah, Happy dan Wendy juga. Lalu si ... Karla? Carles?"
"Carla."
"Ya itu!" ucap Natsu dengan cepat. Sepasang onyx miliknya berkilat kemudian begitu melihat sebuah kertas permintaan dengan jumlah bayaran yang banyak. "Hoho! Ayo kita ambil ini! Mira, kami ambil misi ini ya!" teriak Natsu pada Mira yang sibuk menyediakan pesanan di balik bar.
"Eh, lho? Natsu—"
"Ayoo!!!" tanpa mendengarkan Lucy bahkan balasan dari Mira, pria bersurai senada dengan bunga sakura itu langsung saja berlari keluar guild sambil menyeret Lucy.
Lucy yang diseret pun hanya bisa berseru kaget dan pasrah karena genggaman tangan Natsu begitu erat. "Huee dengarkan aku dulu!"
***
"Cukup, biarkan aku istirahat sebentar." Lucy kemudian duduk bersandar di bawah pohon rindang tak jauh dari tempatnya berdiri sebelumnya. Menghela nafas berat lalu memejamkan mata. Rasanya ia harus bersabar menghadapi pria bernama Natsu itu.
"Kau kenapa, Luce?"
Perempatan siku-siku muncul di dahinya. Kembali membuka mata dan menatap kesal Natsu yang kini berdiri di depannya. "Kau pikir aku tidak lelah setelah berlari ke sini karena kau seret?" protesnya.
Natsu hanya mengedipkan matanya dengan polos. Benar-benar tak merasa bersalah karena telah menyeret paksa Lucy bersamanya. Pandangan onyx tajamnya beralih pada rumah megah yang tak jauh dari tempat mereka berada sekarang. "Ayo Luce, pergi ke sana."
"Apa?!" Lucy yang masih sibuk beristirahat di tempatnya kembali menoleh pada Natsu. "Hei hei, apa maksudmu?"
"Melakukan pekerjaan tentunya."
"Ano..." Wendy yang sejak tadi diam menatapi kakaknya dan Natsu bersama Carla dan Happy membuka suara. Ah, mereka bertiga juga ikut diseret Natsu saat hendak memasuki guild tadi. Jadinya mereka hanya menuruti saja tanpa tau hendak kemana. "Kita ke sini untuk apa, Natsu-san?"
"Ya, kau langsung menarik kami tadi." ucap Carla menimpali pertanyaan yang diberikan Wendy.
"Aye!"
Natsu mengeluarkan kertas permintaan yang sebelumnya ia ambil di guild sebelumnya. Menunjukkan kertas itu pada mereka sambil tersenyum lebar. "Pekerjaan yang menghasilkan uang." ucapnya.
"Aku ingin tanya itu daritadi. Pekerjaan apa yang kau ambil?" tanya Lucy menatap curiga kertas yang dipegang Natsu. Disana jelas terlihat jumlah uang yang didapat setelah menyelesaikan misi ini. Jumlahnya lumayan banyak untuk mereka.
Wendy mengambil kertas permintaan itu dari Natsu. Membaca isi permintaan yang ada di kertas ini. "Mengambil buku?" gumamnya bingung.
"Ya!" balas Natsu dengan semangat.
"Apa? Mengambil buku? Serius? Imbalannya cukup besar untuk sekedar mengambil buku, lho." ucap Carla yang ikut melihat kertas yang dipegang Wendy.
"Hoo! Lihat lihat, katanya orang itu mencari pelayan wanita berambut pirang." Happy ikut membuka suara, menunjuk pesan di kertas itu.
Lucy yang mendengarnya langsung mengernyit. Perasaannya jadi tidak enak mendengar apa yang dikatakan Happy. "Oi kau tak bermaksud untuk—"
"Ya! Pekerjaan yang cocok untuk kita bukan? Lucy bisa masuk ke sana dengan berpura-pura ingin menjadi pelayan di sana. Setelah itu dia hanya perlu mencari tempatnya lalu mengambil buku itu. Mudah, bukan?" potong Natsu dengan semangat. Diiringi tawa bangga, seolah tak bersalah atas rencananya itu.
"Aye!" Happy bahkan menyahut seolah setuju dengan rencana yang diberikan Natsu.
Aura gelap langsung menguar dari Lucy, perempatan siku-siku muncul di dahinya. Sebuah hal yang sukses membuat Wendy dan Carla sweat drop dan memilih diam.
"Apa kau bilang, hah?!"
"Hei hei, aku tidak salah, bu—"
"Lucy kick!!"
***TBC***
8 Agustus 2021
A/N
Umm, halo! Ehe~
Apa kabar?! Moga kalian sehat selalu ya!
Ekhm.
Shina akhirnya bisa update lagi disini ( T▽T ). Maaf selama ini ga update² lagi hehe. Kesibukan rl bikin shina lupa sama ide cerita nya hwe, maap ya reader semua.
Dannn, shina kaget liat jumlah view nya yang ternyata dah nyentuh 13K! Astagaa shina ga nyangka bisa sebanyak itu ( T▽T ). Padahal dah lumutan, lama ga up. Arigatou reader semuaa! Huhu jadi terhura hwhw
Semoga kalian suka sama chap kali ini ya! Sepertinya kalian dah bisa nebak habis ini gimana hwhe.
Sekali lagi maaf ya hehe. Sama makasi juga buat yang dah baca dan nunggu ceritanya! Shina sayang kalian hehe (づ ̄▽ ̄)づ
Bye bye, sampai ketemu di chap berikutnya! \(≧▽≦)/
👑ShinaHeartfilia👑
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro