Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

XVI

"Aku yakin sebagian dari kalian masih bertanya-tanya apa yang diharapkan dari kalian."

Pernyataan itu meremehkan, Cass tergoda untuk menyuarakan pikirannya tapi dia tidak melakukannya. Lagi pula dia tidak terlalu peduli. Dia tidak berada di sini untuk mengesankan siapa pun.

"Sejujurnya kami sangat sadar dengan apa yang diharapkan."

Cass melirik Theo, tidak terkejut jika gadis itu sangat ingin menyela. Jika yang lain hanya ingin melewati semuanya dengan tenang gadis itu ingin sorotan, dia ingin membuat kesan. Alasan kenapa gadis itu menjadi duri di sisinya. Cassia tidak mengharapkan banyak kompetisi tapi tentu saja semua gadis berharap menjadi favorit kaisar, dan Theodora adalah yang paling terobsesi.

"Apakah begitu?" Mistress Dianara berhenti di depan meja Theo, dan gadis itu cemberut. Cass tidak bisa menyalahkannya, dia juga benci pengaturan ini. Duduk dengan bantal di belakang meja rendah sementara Mistress Dianara berdiri menjulang tinggi di atas mereka, memandang rendah mereka, itu menyebalkan. Dia bahkan tidak yakin apa sebenarnya tujuan dari kelas ini.

"Kita menyenangkan Kaisar," jawab Theo, jari mengepal di pangkuannya, terlihat sangat tidak senang.

"Apakah yang lain setuju dengan Nona Theodora di sini?"

Cass mengetukkan jari dengan tidak sabar di atas meja, menunggu seseorang untuk menjawab. Melirik di sisi kanannya dia melihat Rhea sama bosannya dengan dia.

"Apakah kita memiliki tujuan lain?"

Berpaling ke sisi kiri dari barisan meja mereka, Cass menemukan Laelia mencondongkan tubuh ke depan saat bertanya. Postur tubuhnya salah, punggung membungkuk ke depan, dagu turun, dan dia terus bergerak untuk memindahkan berat badannya. Menjadi yang termuda dan berasal dari luar keluarga bangsawan Laelia mungkin tidak siap dengan perilaku yang diharapkan dari seorang wanita bangsawan.

"Senang seseorang ingin tahu," ucap Mistress Dianara meski dia tidak terdengar senang. "Gadis Merpati adalah simbol. Kalian berlima adalah gambaran dari wanita Kaisar dan dengan itu datang tanggung jawab dan harapan."

"Jadi ini lebih dari sekadar datang untuk menghangatkan tempat tidur Kaisar?"

Pertanyaan itu mengejutkan Cass karena datang dari bibir Rhea, pasalnya gadis itu tidak terlihat seperti tipe yang akan menyuarakan pikirannya dengan keras.

"Apakah kalian berpikir Kaisar Solarus memiliki pikiran yang begitu dangkal?"

Tidak, Cass yakin tidak dan karena itulah dia khawatir. Kenapa memilih lima gadis Ivory setiap tahun? Kemana gadis-gadis sebelumnya pergi? Apa yang terjadi? Bukan sekali atau dua kali pikiran itu mengganggu benak Cass, itu menghantuinya tapi menyuarakan kecurigaan itu hanya akan membuat dia dalam masalah.

"Apa tujuan sebenarnya dari kelas ini?" tanya Cass karena jelas tidak akan ada yang bertanya dan jelas pertanyaan sebelumnya oleh Mistress Dianara tidak dimaksudkan untuk dijawab.

"Kenapa kamu tidak memberi tahu kita semua, Nona Cassia, karena aku yakin kamu tahu." Mistress Dianara mengangkat alisnya, menunggunya untuk mengatakan sesuatu.

"Untuk mempersiapkan kami."

Anggukan kecil dari Mistress Dianara adalah satu-satunya yang mengonfirmasi bahwa jawabannya benar.

"Kaisar mengharapkan yang terbaik dari kalian. Penampilan terbaik, perilaku terbaik, dan tentunya dedikasi."

"Dedikasi? Sungguh? Apakah Kaisar juga mengharapkan kita berlutut dan mencium tumitnya?" ucap Theo sinis. Cass tidak tahu ada apa dengan gadis itu yang sepertinya ingin menjilat dan membenci Kaisar di saat yang sama, tapi Cassia tahu gadis itu hanya akan membuat dirinya sendiri terlibat masalah.

"Aku yakin jika Kaisar menginginkannya kamu akan melakukannya," jawab Mistress Dianara, membungkam mulut Rhea dengan cemberut. "Surat pertama dari Kaisar sampai padaku hari ini."

Kata-kata itu mengirimkan denyut keheningan ke semua orang. Antisipasi yang bergetar di udara saat mereka menunggu Mistress Dianara menumpahkan lebih banyak informasi. Hingga wanita itu mengeluarkan potongan kayu sederhana dari lipatan gaunya dan berjalan ke meja Cassia. Meletakkan potongan kayu putih yang diatasnya terdapat ukiran hitam namanya yang ditulis dengan tajam.

"Kaisar mengharapkan kehadiranmu malam ini," ucap Mistress Dianara.

Cass mengambil waktu sejenak untuk mengamati potongan kayu yang tergeletak di depannya sebelum mengambilnya, merasakan ukiran halus namanya di permukaan dengan ujung jarinya. Menjadi yang pertama diinginkan Kaisar bisa menjadi kabar baik dan buruk. Tergantung pada apa yang memotivasi Kaisar.

"Semua bisa membubarkan diri. Sampai jumpa besok pagi. Jam yang sama. Tempat yang sama." Mistress Dianara menepuk tangannya seolah dia baru saja menyelesaikan satu tugas di daftarnya.

"Dan apa yang seharusnya kita lakukan di sini? Maksudku tentunya ada pekerjaan, sesuatu?" tanya Laelia saat semua orang berdiri.

"Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu sukai. Melukis, menjahit, apa pun yang membantumu menghabiskan waktu. Saat Kaisar mengharapkan sesuatu darimu, dia akan memberi tahumu melalui aku." jawab Mistress Dianara dan seperti itu hari pertama menjadi gadis Merpati benar-benar membosankan.

Cass baru saja akan mengikuti yang lain untuk keluar dari ruangan saat Mistress Dianara memanggilnya, "Beberapa patah kata, Nona Cassia?"

Tangan Cassia mengepal pada potongan kayu yang berukir namanya. Dia mengambil beberapa detik lebih lama untuk menarik napas dan mengembuskannya diam-diam sebelum berpaling pada Mistress Dianara. "Tentang apa itu?"

Mistress Dianara memberi isyarat pada Cass untuk kembali duduk di mejanya tapi dia mengabaikan itu. Memilih berdiri dan menjaga pandangan lurus ke mata lawan bicaranya. Ingin mempertahankan posisi yang setara di antara mereka.

"Baiklah." Mistress Dianara mendesah, menyerah atas sikap keras kepala Cassia. "Aku bukan musuhmu. Aku di sini untuk membantu kalian melalui tahun ini."

"Maafkan aku Mistress Dianara. Aku tidak mengerti."

Menggelengkan kepalanya seolah kecewa, Mistress Dianara bergerak untuk mendekati Cassia. Membuat mereka hanya berjarak sejangkauan lengan. Kata-kata selanjutnya diucapkan dengan nada rendah. "Aku percaya kamu gadis yang cerdas Cassia. Mari kita saling terbuka."

Tawa kering yang lebih terdengar seperti cemoohan keluar dari bibir Cass. "Baik. Kamu ingin aku menjadi jujur? Ini dia, aku tidak percaya kamu."

"Apakah aku telah melakukan sesuatu yang merugikanmu? Kenapa? Yang ingin aku lakukan hanyalah membantumu. Membantu kalian," ucap Mistress Dianara, tidak terpengaruh oleh kata-kata Cassia.

"Kamu ingin membantu?" Cass mendorong dirinya maju, mengambil langkah sehingga kata-kata mereka hanya berupa bisikan.

"Itulah yang aku lakukan."

"Lalu katakan padaku. Beri tahu aku." Cass menatap ke kedalaman matanya jadi saat dia bertanya kemudian, dia tidak melewatkan perubahan pupil Mistress Dianara yang melebar. "Di mana empat yang lain?"

"Mereka dirawat," jawab Mistress Dianara, rahangnya menegang.

"Benarkah?"

"Kamu akan membuat dirimu dalam masalah. Aku bukan musuhmu Cassia. Aku ingin membantu kalian semua tapi aku pikir kamu memiliki kesempatan yang lebih baik dari yang lain. Kaisar tertarik padamu. Entah bagaimana dia menaruh minatnya padamu atas sikap pemberontakan kecil yang kamu lakukan. Dan percaya atau tidak, yang terbaik adalah berada dalam rahmat baik Kaisar. Jadilah favoritnya tahun ini. Semuanya akan baik-baik saja."

"Kamu mungkin juga tidak percaya ini, tapi tepat itulah yang sedang aku lakukan. Mendapatkan rahmatnya dan menjadi yang paling diinginkan."

***

Lama sekali tidak update, tapi ini dia sedikit chapter, ohh dan chapter berikutnya akan ada interaksi antara Cass dan Kaisar lagi. Menurutmu apakah Kaisar jahat seperti yang dipikirkan orang-orang atau dia hanya pria sedih yang gagal dipahami? Dan apakah chapter berikutnya sudah akan melibatkan ranjang? Hahaha aku akan membiarkan kalian penasaran untuk beberapa waktu! Semoga kalian menikmati pembaruan ini!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro