25
Rio menjelaskan kembali apa yang aku jelaskan kepada Vin, sedangkan aku membaca koran di sofa. Kedua kakaku duduk di sofa yang sama dan juga sama-sama merasa lelah dengan wajah yang sudah bersih. Untung sudah aku abadikan sebelumnya.
"Jadi semua informasi itu dari si penakut itu?" tanya Vin. Jika dolpin yang saat itu ketakutan karena mereka, itu artinya aku juga penakut, hanya sok berani saja.
Aku menemukan sebuah kenyataan yang membuatku langsung berdiri dan membanting koran itu di atas meja. Aku mencoba mengatur nafasku tetapi entah kenapa tidak datang dampak baiknya.
"Keluarin aja dek," kata kak Yaz yang terdengar datar seperti biasanya.
"UUGRAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!" seruku sekeras-kerasnya.
"Vi, Novi kenapa?" tanya kak Zo panik. Aku tidak menjawab, tetapi kembali duduk di sofa sembari menyandarkan tubuh di empuknya sofa.
"Benar bukan? Nona adalah orang yang baik," kata Vin, pada saat aku melihat ke arahnya muncul senyuman kecil di wajahnya.
"Ada apa nona?" tanya El yang mendekatiku tetapi aku masih belum bisa menenangkan diriku yang ingin bersumpah serapah sampai ruangan ini penuh dengan kata-kataku.
Terdengar suara kertas yang ternyata di ambil oleh kak Zo dan kak Yaz ikut mengintip bersamanya. Setelah beberapa detik akhirnya kak Zo menghela nafas, sedangkan kak Yaz kembali ke posisinya semula. Aku menatap kak Zo seakan-akan bertanya.
"Nggak bisa di baca," kata kak Zo dengan nada centil.
"Ngapain di ambil?!" seruku sembari mendorong lengannya.
"Ampun, canda canda. Dek Noviku akan selalu menjadi anak yang baik ya," kata kak Zo dengan senyuman ceria.
[Sisanya telah dihapus. Terima kasih]
.
.
.
.
.
.
Hai! Kali ini pas seminggu ya~ Aku sudah kasih alaram pengingat biar ga lupa wkwkwk
Baik semoga kalian nggak bosan menunggu seminggu lagi~
salam peluk, Author~
-(10/08/2020)-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro