Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 21

Hampir dua bulan lamanya proses syuting, kini salah satu diantara mereka telah selesai. Ya, pembuatan film berdasarkan light novel memang lebih cepat dibandingkan film horor.

Sachi pun telah dikabari oleh Banri. Sehingga, dalam kurun waktu dekat, Sachi akan kembali ke dorm.

Tapi, ternyata perkiraan itu salah. Sachi kembali lebih cepat dari dugaan.

"Enaknya bisa kembali disini," ucap Sachi yang telah merebahkan dirinya di sofa.

"Iya, tapi ganti pakaianmu dulu," ucap Neko yang duduk di seberangnya.

"Omong-omong, Neko. Apa kau tidak penasaran?"

"Penasaran apa?"

"Waktu itu, kita sempat memergoki Chisa bicara sendiri."

Neko tampak berpikir dan mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

"Ingat tidak?" tanya Sachi.

"Oh, yang sebelum kau pulang itu?"

"Iya. Nah, aneh tidak kalau dia bicara sendiri?"

Neko mengangguk kepalanya pelan. Dan, sepintas ide konyol pun muncul di kepala Sachi.

Sachi mengajak ketuanya untuk membuka dan masuk ke kamar Chisa.

Bingo!

Kamar Chisa tidak terkunci sama sekali. Mereka masuk secara gamblang, karena penghuninya pun sedang tidak ada di dorm dalam jangka waktu lama.

Di kamar Chisa, tidak ada bedanya dengan kamar Sachi. Hanya ada tumpukan buku, boneka, dan peralatan make-up seadanya.

"Aku tidak tahu kalau Chisa bisa seperti perempuan pada umumnya," ucap Sachi sembari melihat-lihat kosmetik milik Chisa.

"Kau kira Chisa abnormal?" balas Neko sembari melihat sekelilingnya.

"Ya habis, dia sedikit perfeksionis seperti Ten."

"Hei, Sachi. Sepertinya aku menemukan sesuatu," panggil Neko.

Sachi beranjak dari meja rias Chisa dan menghampiri Neko yang telah membawa koper boneka.

Click~

Sachi membuka koper itu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat boneka buruk rupa.

Mata boneka itu letaknya tidak sinkron. Bahkan, rambut boneka itu sudah sangat kusut, dan tubuhnya pun sudah kusam.

"Boneka voodo," celetuk Sachi.

"Jangan mengarang cerita. Mana mungkin ...."

"Lihat, apa ini tidak tampak seperti boneka voodo?" potong Sachi.

"Y-ya ... bagiku justru tampak seperti boneka kesayangannya slendrina," balas Neko.

"Ish, Neko!" ucap Sachi, "Omong-omong, kita harus melakukan sesuatu."

*****

Dengan pakaian tertutup, Sachi dan Neko melakukan penyamaran untuk memata-matai rekannya, Chisa.

Mereka bersembunyi dibalik pohon dan bangunan terdekat secara bersama.

"Lihat, tidak ada yang mencurigakan," bisik Neko.

"Ada," balas Sachi secara yakin.

Tiba-tiba saja, sebuah tangan menepuk bahu Sachi berulang kali.

"Ish, Neko. Jangan begitulah," tegur Sachi.

"Begitu apanya? Aku tidak melakukan apa-apa," balas Neko.

"Lah, tadi kan kau menepuk bahuku."

"Jangan ngarang," balas Neko.

Karena risih, Sachi berbalik. Maniknya terbelalak dan ia nyaris saja berteriak jika saja Chisa tidak memasukkan beberapa potong kue di mulutnya.

"Ihihihihi, Sachi lebih imut kalau takut," ucap sang hantu.

"S-siapa!" ucap Sachi.

"Ah, aku penggemarmu dan maaf sudah membuatmu takut. Aku mendapatkan peran untuk menjadi Chisa mode dewasa," balasnya.

Jujur saja, Sachi masih gemetar. Ia tampak seperti orang yang nyaris jatuh dari ketinggian.

"Omong-omong, ada apa kalian kemari?" tanya Chisa.

Neko melepas topi dan kacamatanya lalu memberikan paper bag pada Chisa, "Sachi, katanya kangen denganmu."

Chisa menerima dan membuka paper bag itu. "Bento?" ucap Chisa.

"Kebetulan kami lewat toserba, jadi mampir untuk beli makanan. Staf juga dapat," jelas Neko sembari menunjukkan karyawan toserba yang tengah mengatur makanan.

"Sankyu," ucap Chisa, "Sachi, mari makan sama kami."

"Tidak! Huwaa! Chisa, Neko, tolong aku!" Sachi masih ketakutan dan justru, hal itu membuat sang hantu, alias penggemarnya semakin menjahilinya.

Disisi lain, Yuki yang tengah melihat kembali naskahnya pun terpaksa terhenti saat staf memintanya untuk memakan makanan kiriman dari ketua Diamond.

"Neko, ada waktu sebentar?" sela Yuki yang berdiri diantara kedua gadis itu.

"Ada banyak waktu dia. Jangan sungkan-sungkan, Senpai," ucap Chisa dan meninggalkan kedua ketua itu sendirian.

Setelah kepergian Chisa, Neko menatap Yuki dengan tatapan bertanya. Melihat hal itu, Yuki mengukir sebuah senyuman, "Dan ternyata, kau melepas topengmu juga."

"Ya ... aku hanya ingin agar mereka bisa meraih impian mereka. Jadi, apa salahnya jika terbuka pada mereka," ucap Neko.

Yuki dapat merasakan jika Neko tidak sedingin dulu. Ia juga bisa melihat, gadis dihadapannya lebih menikmati dan menyukai apa yang ada di sekitarnya.

"Ternyata, kau lebih cepat tanggap dibandingkan Yamato. Dan aku sangat menghargainya."

"Terimakasih atas pujiannya, Yuki-san," ucap Neko dengan senyuman di wajahnya. Dan dengan segera, Yuki memalingkan wajahnya.

*****

S

aat syuting di malam hari, Sachi merengek untuk pulang. Mau tidak mau, Banri harus mengantar Sachi dan Neko pun menjadi manajer sementara untuk Chisa.

Ya, bersyukur saja Neko sudah tahu apa saja yang harus ia lakukan pada posisi Banri. Sehingga, staf tidak merasa keberatan ataupun kesulitan sedikitpun.

Tidak lama kemudian, syuting berhenti dan akan dilanjutkan esok hari.

"Otsukaresama deshita!"

Para staf segera mengemasi dan menyimpan alat-alat mereka. Dan atas inisiatifnya, Yuki menawari tumpangan untuk kedua gadis itu.

Baik Chisa dan Neko menerimanya dengan senang hati. Daripada menunggu Banri terlalu lama. Toh, Yuki juga sudah menghubungi Banri sebelumnya.

Chisa duduk di kursi kedua. Dirinya telah memasang earphone dan memantapkan diri untuk tidak ikut campur urusan antar ketua. Jikapun nantinya ada masalah, biasanya ketuanya akan bercerita sendiri pada dirinya.

"Neko," panggil Yuki.

"Hm?"

"Siapa nama aslimu?"

"Rahasia. Mau nama asli ataupun nama panggung, tidak akan mengubah apapun untuk mereka," balas Neko dengan mantap.

"Apa Chisa tahu?" tanya Yuki.

"Tidak," jawab Neko cepat.

"Menarik. Kalian adik yang penuh misteri."

Neko memberikan senyuman yang seolah-olah menantang Yuki untuk mencari tahu tentang mereka bertiga. Karena, Neko tahu jika cepat atau lambat, Re:Vale akan mulai masuk ke kehidupan Diamond.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro