Chapter 2
Seminggu setelah pendaftaran audisi adalah hal yang paling ditunggu-tunggu. Ya, apalagi jika bukan tahap seleksi.
Cukup banyak gadis beruntung yang berhasil menjejakkan kaki ke tahap seleksi bakat. Dan kini, mereka sedang menunggu hingga nama mereka dipanggil satu-persatu.
Dalam ruangan seleksi, terdapat beberapa juri besar, seperti Tsumugi Takanashi, Yuki Re:Vale, Kujo Tenn, Nikaido Yamato, dan Izumi Iori.
Ya, memang pendaftaran audisinya diselenggarakan terpisah. Namun, untuk seleksi bakat, ketiga agensi itu memutuskan untuk diseleksi di satu tempat.
Cukup menambah rasa curiga, bukan?
Disana, para peserta mulai diberi pertanyaan seputar idola. Hingga diminta untuk menampilkan bakat yang mereka miliki.
Hingga mereka sampai pada seorang gadis yang didaftarkan secara paksa oleh salah satu juri, Iori.
"Silakan perkenalan terlebih dahulu," ucap Tsumugi.
"Selamat siang. Perkenalkan, nama saya Chisa. Mohon bantuannya," ucap Chisa.
"Baik, Chisa-san. Silakan tunjukkan kemampuan Anda."
Setelah dipersilakan, Chisa mulai menghembuskan nafas secara perlahan untuk mengusir keraguannya. Setelahnya, ia mulai membawakan lagu yang sengaja ia siapkan untuk audisi ini.
Saat selesai bernyanyi, sekilas manik Chisa menangkap sebuah senyuman dari Tsumugi.
"Sudah berapa lama latihan bernyanyi?" tanya Tenn.
"Tiga tahun," jawab Chisa singkat.
"Bagaimana, masih ada yang ingin ditanyakan?" ucap Tsumugi sembari melirik rekan jurinya dan ia mendapatkan jawaban jika teman-temannya tidak ingin menanyakan apapun lagi.
"Baiklah, Chisa-san. Untuk informasi berikutnya akan kami kirim lewat email. Semoga beruntung untuk ke tahap berikutnya," ucap Tsumugi.
"Terimakasih," ucap Chisa dengan senyum tipis lalu ia pergi dari hadapan juri.
Ya, Chisa adalah korban audisi paksa oleh Iori. Jika boleh jujur, Chisa memang tidak ingin ikut. Karena ia sangat sadar akan kemampuannya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Berkat Iori, ia sudah berhasil melewati seleksi berkas dan menunggu hasil dari seleksi bakat.
Diterima atau tidak, toh ia tidak peduli. Jika diterima maka ia bersyukur, tidak juga bersyukur.
*****
Setelah kepergian Chisa, kini giliran pendaftar dari Yaotome production. Ya, gadis teater itu memasuki ruangan juri secara perlahan.
Saat dirinya muncul, para juri sedikit terkejut akan aura yang dipancarkan.
"Silakan perkenalan terlebih dahulu," ucap Tsumugi."
"Selamat siang. Perkenalkan, saya Kurosaki Neko. Mohon bantuannya," ucap Neko dengan ramah.
"Kau punya aura itu, tapi mengapa kau tidak debut?" ucap Tenn.
Neko hanya tersenyum, "Aku debut di teater dan masa kontrakku sudah akan habis."
"Jangan-jangan! Kurosaki neko yang pernah memainkan peran Odette itu!?" ucap Tsumugi dengan antusias.
"Y-ya," balas Neko.
"Baiklah. Kau cukup menarik. Jadi, silakan tampilkan kemampuanmu," ucap Yuki.
Gadis itu mulai membawakan sepenggal penampilan musikal yang pernah ia bawakan. Tanpa berbekal musik, ia masih ingat betul nada-nada yang pernah ia dengar.
"Kurosaki-san, apa kau keberatan jika memberikan kami dance freestyle?" ucap Iori.
"Tidak masalah," balas Neko.
Yamato mengeluarkan ponselnya dan memutar lagu secara acak. Dan tentunya, Neko langsung menemukan cela untuknya beraksi hingga lagu itu selesai diputar.
Setelahnya, para juri tidak menanyakan apapun. Dan Neko dipersilakan menunggu informasi lebih lanjut.
*****
Setelah Yaotome production, kini giliran Okazaki agency.
"Y-Yuki-san!!!"
Gadis bersurai dark choco itu menutup mulutnya saat melihat rekan dari idolanya menjadi salah satu juri dari audisi ini.
"Halo," sapa Yuki dengan ramah.
"H-halo," balas sang gadis.
"Boleh perkenalkan dirimu?" ucap Yuki sesaat setelah sang gadis tepat berdiri dihadapan para juri.
"Selamat siang. Perkenalkan, nama saya Megumi Sachi. Mohon bantuannya," ucap Sachi dengan raut penuh antusias.
"Salam kenal, Megumi-san," ucap Yuki yang membuat Sachi sedikit salah tingkah.
"Baik, tanpa menunggu waktu lama. Silakan tunjukkan bakatmu," sela Yamato.
Sachi menutup matanya dan mulai mengambil nafas lalu menghembuskan secara perlahan. Dan setelahnya, Sachi melakukan sedikit rap.
Meskipun dirinya menjadi terengah-engah, setidaknya ia berhasil, bukan?
"Tidak menyangka jika kau bisa rap," komentar Yamato.
Sachi hanya tersenyum untuk menanggapinya.
"Omong-omong, kau penggemar berat Momo?" sela Yuki yang membuat Sachi melupakan nafasnya yang belum teratur.
"Iya," jawab Sachi dengan mantap.
"Kemari, aku ada sedikit hadiah untukmu," ucap Yuki yang membuat Sachi mendekati mejanya.
Sebuah kaus Re:Vale limited edition yang belum sempat ia beli, kini ada ditangan Sachi. Dan ya, Sachi semakin terkejut saat ada tanda tangan Momo disana.
"Terimakasih, Yuki-san," ucap Sachi dengan manik berkaca-kaca.
"Sama-sama. Dan jangan lupa, informasi berikutnya akan dikirim lewat email. Semoga berhasil," ucap Yuki.
"Um!" balas Sachi yang langsung pergi dari ruangan itu dengan penuh kebahagiaan.
Setelah Sachi, para juri memutuskan untuk mengambil istirahat. Tentunya mereka lelah setelah menjaring lima ratus orang dalam waktu setengah hari.
Fantastis, bukan? Ya, meskipun begitu, masih ada hari esok untuk melanjutkan audisinya.
"Tadi itu, Yuki-senpai sangat baik sekali," komentar Tenn.
"Tidak apa, hanya sebagai kenang-kenangan," balas Yuki.
"Omong-omong, Iori. Apa yang namanya Chisa itu teman yang kau bicarakan?" ucap Tsumugi yang membuat juri lainnya menatap Iori.
"Iya. Dia temanku sedari kecil. Sebenarnya, dia sudah sangat lama belajar nyanyi. Hanya, aku belum mengerti mengapa dia mengatakan hanya tiga tahun," jelas Iori.
"Mungkin dia hanya malu," timpal Yamato.
'Ya, aku harap juga begitu,' batin Iori.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro