Chapter 13
Musim semi telah berpamitan pada negara matahari terbit. Dan kini, musim panas lah yang akan menemani mereka selama beberapa bulan kedepannya.
Selain itu, industri hiburan juga tidak kalah saing. Mereka mengirimkan artis kesayangan mereka untuk memeriahkan musim yang dikatakan sebagai musim untuk jatuh cinta.
Hal yang sama pun dilakukan oleh artis dari ketiga agensi ini. Mereka sedang bersiap menuju lokasi untuk mereka melakukan syuting dan pemotretan iklan.
Kabarnya, Re:Vale, Trigger, dan Idolish7 telah diberangkatkan terlebih dahulu. Sementara Diamond, mereka diberangkatkan terakhir karena paginya mereka mengisi acara di salah satu radio ternama.
Sepanjang perjalanan, Sachi banyak bercerita tentang liburan musim panasnya sebelum menjadi member Diamond. Chisa hanya memberikan tanggapan seadanya dan sekenanya saja.
Sementara Neko, ia tampak tidak ingin bercerita apapun. Hanya pemandangan yang ia perhatikan dengan tangan yang senantiasa memeluk boneka beruang coklat.
Sesampainya di lokasi, mereka langsung bertemu dengan beberapa anggota Idolish7 yang tengah bersama dua member Trigger.
"Akhirnya kalian tiba," sambut Riku dengan riang.
"Um um! Perjalanan yang melelahkan," balas Sachi.
"Ya, melelahkan karena mendengar ceritamu," sahut Chisa yang pada akhirnya memancing perdebatan kecil diantara mereka.
"Neko, itu kan ...."
"Ya, ini boneka yang Yamato berikan," potong Neko pada Nagi. Lalu, manik Neko menatap Yamato yang tengah membenarkan kacamatanya, "Terimakasih atas bonekanya. Aku sangat menyukainya."
"Yamato-san, boleh aku minta belikan boneka?" sela Sachi dengan tatapan memohon.
"Sepertinya satu ini iri ya," ucap Ten yang entah datang darimana.
"Ah, Ten-nni," sapa Riku.
"Urusai naa, Ten," ucap Sachi.
"Lagi-lagi, Ryu dihadang seperti itu," ucap Ten yang membuat teman-temannya melihat ke arah yang ia lihat.
Tanpa mengalihkan pandangannya, Neko memberikan boneka dan tas kecil yang ia bawa pada Chisa.
Awalnya, Chisa tampak bingung pada gadis satu ini. Akan tetapi, saat ia melihat arah yang ketuanya tuju, ia baru menyadari jika Neko akan membantu Ryu keluar dari kerumunan para bule.
"Ryu jadi berbahaya kalau di tempat liburan seperti ini," ucap Gaku.
"Ryu memang keren untuk kalangan wanita," celetuk Sachi.
Bletak!
Sebuah jitakan mendarat mulus di kepalanya. Sachi tampak meringis kesakitan dan hendak melawan jika orang yang menjitaknya bukan Chisa.
"Terimakasih sudah membantuku keluar dari situasi itu, Neko," ucap Ryu setelah bergabung dengan Ten dan Gaku.
"Bukan masalah," jawab Neko singkat. Dan manik merahnya teralihkan pada Sachi yang kesakitan.
"Chisa yang melakukannya," adu Sachi yang membuat manik Neko menatap Chisa dengan tatapan bertanya.
"Habis, Sachi ngomong yang tidak pantas sebagai anak kecil," bela Chisa.
"Sachi?" panggil Neko yang terdengar dingin bagi teman-temannya.
"Apa? Aku hanya memuji Ryu-san," ucap Sachi sembari memanyunkan bibirnya.
"Ya, Sachi hanya memuji Ryu-san," ucap Gaku.
Neko menghela nafas, "Aku duluan."
Neko meminta kembali barang yang ia titipkan pada Chisa secara perlahan dan langsung menuju kamarnya.
"Tuh kan, semenjak Yuki-san memojokkannya, Neko jadi dingin dan menakutkan," ucap Sachi.
"Mungkin, Neko-san hanya kelelahan," ucap Riku yang berusaha menenangkan Sachi.
"Tidak, tapi memang ada sesuatu," gumam Chisa.
"Apa? Apa kau bicara sesuatu, Chisa?" tanya Ten.
"Tidak, aku tidak bicara apa-apa," ucap Chisa yang langsung menyusul jejak ketuanya.
"Chisa, tunggu!" Sachi mengikuti dan mencoba menyelaraskan langkahnya dengan Chisa.
Sepeninggalan adiknya, Ten memberikan tatapan tajam. Sepertinya, ia juga merasakan hal yang berbeda pada ketua unit itu.
'Tapi apa?' pikir Ten.
"Mungkin, dia masih tersinggung dengan ucapan Mister Yuki," ucap Nagi.
"Yuki-san? Apa yang terjadi antara mereka? Cinta Yuki ditolak?" ucap Gaku.
"Betapa bodohnya kau. Tidak mungkin seorang Yuki menyukai seseorang seperti dia," ucap Ten.
"Hah? Apa salahnya? Mereka bertiga memang cantik dan manis," bela Gaku.
"Sudah-sudah," lerai Ryu.
"Tapi memang, mereka bertiga visualnya bukan main," ucap Nagi.
"Nah, kan. Nagi saja setuju," ucap Gaku.
"Tapi, sedari awal audisi, Chisa punya aura kehangatan, Sachi periang. Hanya, Neko yang entah mengapa sangat berbeda," gumam Yamato.
"Benar, bukan?" sahut Ten.
"Siapa yang mau menonton anime bersama?"
*****
Mentari telah pulang. Kini, tinggal bulan dan bintang yang menemani mereka.
Anggota Diamond pun tidak ingin kalah. Mereka menghabiskan waktu disekitar kolam berenang bersama dengan beberapa kakak mereka.
Karena terlalu sepi, ide jahil terpintas dipikiran Neko. Ia mendorong Sachi untuk masuk kolam berenang. Namun sayang, justru Chisa yang terdorong kesana.
Chisa tampak kesulitan berenang dan tampak seperti ikan segar di daratan. Tanpa sengaja, Ryu melihat kejadian itu.
Ia segera melepaskan kaus tipisnya dan masuk ke kolam renang untuk membawa Chisa. Neko juga tidak tinggal diam, ia berlari dengan membawa banyak handuk untuk Chisa dan Ryu.
"Chisa ...," gumam Neko setelah Ryu meletakkan Chisa di tepi kolam renang.
Chisa sangat gemetaran. Mulutnya tampak membiru.
Tiba-tiba saja, Iori dan Mitsuki datang, memisahkan Neko dengan Chisa.
Akan tetapi, Neko mendengar isakan dari Sachi. Ia segera menghampiri dan memeluk Sachi.
"Neko ... hiks ...," ucap Sachi.
"Ten," tegur Neko.
"Apa? Apa aku salah kalau aku menasehatinya?" ucap Ten dengan wajah tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Ini bukan salah Sachi, ini salahku," tegas Neko.
"Kau mau melindungi seorang anak yang jelas-jelas ingin membunuh rekannya sendiri?"
"Ten, Sachi tidak bersalah disini. Aku lah yang menyebabkan Chisa bisa seperti itu."
"Baiklah, aku mengerti. Setelah kematian sahabatmu, kau mau membunuh rekanmu sendiri? Tidak salah jika kau punya aura yang sangat menyebalkan."
Plak!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Ten. Bahkan, sudut bibir Ten pun tampak berdarah.
"Ten-nii!" teriak Riku.
"Dengarkan aku, Ten. Apakah aku juga pantas berkata seperti itu setelah kau meninggalkan adikmu sendiri dalam ketidakpastian. Kau bahkan merubah margamu sendiri. Apa kau masih pantas berkata seperti itu, hah?"
Ten terdiam. Ia tampak menggigit bibirnya.
"Ten-nii tidak sejahat itu," tegur Riku.
"Jika kau tidak menyukai aku ataupun Sachi, mengapa kau loloskan kami, hm? Sama saja seperti kau meloloskan seorang hiu berjubah lumba-lumba, bukan?" balas Neko yang tampak tidak peduli dengan ucapan Riku.
Baik Idolish7, Re:Vale, dan Trigger hanya bisa terdiam. Ini pertama kalinya mereka melihat seseorang menampar Ten. Dan lagi, Neko terlihat memiliki amarah terpendam yang berhasil disulut oleh Ten.
"Sachi, kembali ke kamarmu, ya. Aku akan mengurus Chisa sebentar," ucap Neko dengan lembut. Sachi mengangguk dan langsung berlari menuju kamarnya.
Neko menghampiri Chisa dan mengajaknya untuk kembali ke kamar. Akan tetapi, Chisa menolaknya, "Dengar, semuanya. Ini bukan salah Neko ataupun Sachi. Tapi, ini memang salahku.
Aku belum memberitahu mereka jika aku memang tidak bisa berenang dan bahkan takut pada air sebanyak itu. Jadi, jangan salahkan mereka lagi. Aku mohon."
"Begitu ya. Jadi, kau belum memberitahu mereka," ucap Mitsuki yang tampak akan mencairkan suasana.
"Y-ya. Karena, aku berpikir jika waktunya belum tepat, mungkin," elak Chisa.
"Kau ini. Ada baiknya kalau ada apa-apa itu katakan pada rekanmu," tegur Iori.
Setelahnya, Neko semalaman menjaga Chisa. Meskipun sedikit mengerikan, tapi Chisa menangkap siluet yang tampak khawatir saat Neko marah tadi.
Chisa mencoba mengungkitnya. Tapi, ia menahannya. Ada baiknya jika tidak dikatakan untuk saat ini. Ia tahu seberapa bahayanya situasi tadi.
Tapi, hei, bukankah Neko menjadi orang yang sangat berani menentang Ten? Selama ini hanya Gaku saja yang berani membalas ucapannya. Tapi kali ini, Neko justru membuatnya benar-benar bungkam.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro