103. Gama-Kirana
“Kenapa begini, sih, Kirana?” tanya pria itu terdengar sedih. “Kenapa kamu nggak pernah bilang kalau kalian sudah menikah? Kamu membiarkan perasaanku ke kamu tumbuh dengan subur.”
Kirana menelan ludah kasar. Tenggorokannya terasa tercekik.
“Sumpah, aku nggak ikhlas banget kamu sudah jadi milik Gama. Kamu tau kan, dia itu menyukai Silvana, bagaimana bisa kamu menikah dengan lelaki yang nggak cinta sama kamu?”
Kaki Kirana melangkah mundur seiring langkah Raja yang maju mendekat.
“Apa kamu seputus asa ini mencintai dia? Sampai rela menikah dengannya meski kamu udah tau nggak akan pernah dapat cinta dia? Hentikan semua ini, Kirana. Sebelum semuanya terlanjur, hentikan.”
“Pak Raja saya—“
“Masih ada waktu untuk kamu berpikir sebelum pernikahan resmi kalian digelar. Kamu hanya akan mendapat penderitaan menikah dengan lelaki itu karena dia mencintai wanita lain.”
Kirana menggeleng. Dia tahu Raja sakit hati atau mungkin marah.
“Tolong pikirkan, Kirana. Ada aku di sini. Lelaki yang benar-benar mencintai kamu tanpa syarat.” Mata Raja terpejam, lalu satu air matanya jatuh menetes. Bagaimana rasanya bisa seperih ini?
“Pak Raja, jangan begini....” Sungguh, Kirana merasa bersalah sekarang. Dia tidak pernah menduga jika Raja akan bersikap seperti ini.
“Kamu nggak akan bahagia hidup bersama dia, Kirana, Kamu—“
“Lalu dengan siapa Kirana bisa hidup bahagia, Brengsek?!”
Kirana terkesiap ketika mendengar teriakan Gama. Seperkian detik waktu berselang, pria itu sudah menyambar kerah kemeja Raja lalu melayangkan pukulan padanya.
“Dasar tidak tau malu! Kamu itu sudah punya tunangan! Masih saja mengganggu istri orang! Bangsat kamu, ya!” Kembali hantaman keras mengenai wajah Raja sampai pria itu tersungkur dan terperenyak ke tanah rerumputan.
Kirana panik, astaga gimana ini?
“To-tolong!” teriaknya dengan bibir bergetar.
Raja bangun dan langsung membalas pukulan Gama. “Kamu yang Bangsat! Motif kamu apa sampai harus menikahi wanita tidak berdaya seperti Kirana, heh?! Jadi asistenmu saja dia sudah menderita, apa lagi jadi istrimu?! Kamu mau membunuhnya pelan-pelan?!”
“Itu bukan urusan kamu, Bajingan!” Gama maju lagi, tapi Raja tidak membiarkan pria itu menyentuhnya lagi, jadi dia pun melawan.
Sementara Kirana masih saja berteriak panik. Seseorang yang kebetulan lewat, mungkin salah satu pekerja di Ndalem bergegas menghampiri keributan itu.
“Ono opo iki? Subhanallah, ini kenapa para raden berantem?” Orang itu segera melerai keributan itu.
Palupi yang baru memasuki area taman berteriak memanggil orang tuanya dan juga Pakde dan Budhe-nya. Tidak lama para orang tua itu berdatangan dan segera ikut melerai perkelahian antara Raja dan Gama. Namun terlambat, kedua putra Raharja itu masing-masing sudah babak belur.
__________
INFO :
Berhubung bab kemarin ternyata belum sampai goal vote jadi belum aku lanjut ya. Scene di atas hanya penggalan yang ada di PDF kelanjutan Gama-Kirana. Aku akan kembali up bab kalo goal vote terpenuhi saja. Thx.
Yang sudah penasaran dengan kelanjutan kisah mereka bisa langsung ke Karyakarsa. Di sana aku udah up sampai Tamat dalam bentuk PDF. Terdiri dari 54 bab, kalian akan puas bacanya. Muehehe.
Ada voucher khusus pembelian The Devil Inside You (2) tapi terbatas buat 20 orang pertama.
Link dan mode voucher ada di bawah ya.
Atau kalian bisa klik tautan yang ada di profil author.
Link : https://karyakarsa.com/IceCoffe/the-devil-inside-you-2
Kode Voucher : Devilboss
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro