Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

45. Who is She?

Karena lagi liburan, buat mengisi waktu luang aku langsung update ya! Kalian harus komen di bagian ini, yang banyak komennya, perbaris kalo bisa. Happy reading guys ❤️

Bagian Empat puluh lima.

Dia tertutup, dia tidak mengenal dunia luar, tapi kenapa dia bisa bersamamu?

-The Cold Princess-

Alia terheran ketika melihat mamanya yang berpakaian tertutup. Biasanya, mamanya akan menggunakan daster seperti biasa dengan cepolan rambutnya. Namun kali ini, Alia melihat mamanya yang menggunakan daster panjang dan menggunakan kerudung.

"Mau ke mana, Ma? Tumben."

Iim, Mama dari Alia menoleh menatap putrinya yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Mama mau layat," jawab mamanya.

Alia mengernyitkan dahinya, ia belum mandi dan ia baru saja bangun tidur. "Siapa yang meninggal, Ma?"

"Reva, adiknya Eja meninggal," ucap wanita itu.

Alia terdiam kemudian membelakkan matanya. "Reva? Adiknya Eja? Anak gang sebelah? Gila, kapan meninggalnya?"

"Meninggalnya udah dari sore, baru diumumkan tadi subuh di masjid," jawab mamanya.

"Bentar, Ma. Alia ikut!" Gadis itu langsung kembali masuk ke dalam kamarnya dan mengambil kerudung, ia masih menggunakan piyama nya. Boro-boro mandi, Alia bahkan belum sikat gigi.

Sambil berjalan, Alia mengelap wajahnya dengan tisu basah dan sambil mengunyah permen mint agar tidak terlalu terlihat gembelnya.

"Padahal Mama suka sama Eja, dia pendiem. Waktu ditinggal orang tuanya saja, dia sampai berhenti main dan jajan di warung Mama saking merasa kesepiannya, ditambah adiknya yang depresi. Sekarang, adiknya meninggal. Mama benar-benar tidak tega," ucap wanita di sebelah Alia.

Alia mendengarkan semua ucapan mamanya. Jika jujur, Alia dulu suka bermain dengan Reza. Iya, Reza, Reza Aditya, anak baru di kelas Moza. Anak yang tidak terlalu memperlihatkan siapa dirinya. Saat akhir SMP Reza mulai mengurung dirinya karena orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat.

Bendera warna kuning sangat terlihat ketika Alia memasuki area kediaman. Ramai orang di sana. Saat memasuki rumah, Alia melihat nenek dari Reza duduk di kursi depan, sedang terdiam melamun dengan kepala Reza yang berada di paha nenek itu. Alia juga melihat bahu Reza yang bergetar pertanda Reza sedang menangis.

Alia menatap mamanya yang masuk ke dalam rumah itu. Para tamu sedang mengaji di dalam. Alia memberanikan diri mendekati Reza yang terduduk di lantai dengan kepala berada di pangkuan neneknya. Ia menyentuh bahu cowok itu.

Reza menoleh, menatap gadis di sebelahnya yang sudah berjongkok. "Eja kuat, Alia tau."

Mata Reza benar-benar bengkak, wajah cowok itu pucat. Kedua sudut bibir cowok itu terangkat, tersenyum setelah mendengar ucapan Alia. "Makasih, Al."

👑👑👑

Alia masih menggunakan piyama nya, masih dengan muka real natural tanpa polesan apapun diwajahnya, dan masih mengunyah permen mint nya. Ia sedang ikut mengobrol dengan ibu-ibu di perumahan gang itu.

"Kemarin Eja bawa cewek," ucap salah satu ibu itu.

Ngomong-ngomong, Eja adalah nama yang lebih terkenal di komplek Alia daripada Reza.

"Cewek? Bukannya Eja gak pernah bawa siapapun ke rumahnya?"

Alia suka. Ya, ia suka mendengarkan ibu-ibu merumpi.

"Ceweknya meuni geulis pisan, ih."

Alia saat itu sedang memakan buah jeruk. Saat permen mint yang ia kunyah habis, gadis itu mengambil jeruk untuk dimakan. Sambil mulutnya mengunyah, Alia mendengarkan semuanya.

"Eh Alia, kamu satu sekolah kan sama Eja?"

Alia mengangguk ketika salah satu ibu-ibu itu bertanya.

"Eja di sekolah punya pacar?"

Alia mengangguk lagi. "Iya, Eja punya. Cakep, kakak kelas, tinggi, putih, paket komplit da serius pacarnya si Eja. Alia gak bohong."

"Tapi Bu, kemarin saya liat cewek yang dibawa Eja mukanya galak, tapi cantik."

Alia mengernyitkan dahinya. Sejak kapan Sheila punya wajah galak? Bahkan ketika kalian melihat wajahnya saja, hati kalian langsung tenang karena wajahnya indah dan sejuk untuk dipandang.

"Judes gitu Bu mukanya?"

Alia masih mendengarkan.

"Bukan judes juga, mukanya kayak keliatan jarang senyum gitu loh. Tapi serius, kemarin saya liat dia senyum sambil nenangin Eja di teras. Gak bohong saya Bu, cantik banget!" Ibu itu sangat antusias membahasnya. Namun tiba-tiba ibu itu memandang wajah Alia.

"Alia juga kalah cantiknya."

Di komplek perumahannya, Alia memang terkenal karena cantik. Iya, Alia cantik bahkan orang-orang satu komplek pun mengakuinya. Hingga Alia adalah primadona di komplek itu.

"Iya Bu, saya mah cuma remukkan rengginang doang," ucap Alia dengan nada bercanda.

Ibu-ibu itu tertawa kemudian mengelus kepala Alia. "Alia yang paling cantik kok, Ibu-ibu di sini sukanya sama Alia aja, gak sama anak gadis komplek lain."

Alia terkekeh. Iya, satu komplek perumahan itu sudah layaknya keluarga. Karena perumahan itu bukan perumahan yang besar, hanya perumahan kecil yang berisi orang-orang yang tidak terlalu sibuk bekerja dan belum tercandu dengan teknologi. Anak-anak perumahan itu pun ketika sore masih suka bermain sepeda di jalanan. Seru, tempat Alia ramai akan suara.

Drrttt....

Alia merogoh saku piyamanya, mengambil ponsel yang bergetar di sana.

A Gara

Alia menggeser ikon di ponselnya kemudian menempelkannya di telinga.

"Halo, A?"

"Jalan-jalan yuk!"

"Gila, ini masih pagi A, udah mau jalan-jalan aja."

"Males tahu di rumah, Adit main gak tahu ke mana, Sharen belum pulang dari Korea. Aku kudu ngapain dong?"

Alia tidak meninggalkan tempat, ia masih bersama ibu-ibu yang masih bergosip ria.

"Lagi di mana? Ramai banget dengernya."

"Ada yang meninggal di gang sebelah, ini aku lagi layat."

"Innalilahi, siapa yang meninggal?"

"Reva, adiknya Eja. Udah Aa gak akan kenal."

"Eja siapa? Reva siapa? Anak SMARPU, bukan?"

"Iya, dia anak SMARPU. Tapi udah ah, dibilang Aa gak akan kenal, dia anak baru."

Alia masih mengunyah perlahan jeruknya sambil menatap ke halaman rumah Reza. Ia masih mendengarkan ucapan demi ucapan kekasihnya di telepon. Namun, gerakan mengunyahnya terhenti ketika ia melihat seseorang di susul suara ibu-ibu di sebelah Alia yang ikut berseru.

"Nah itu, cewek yang kemarin bawa Eja pulang ke rumah." Ibu di sebelah Alia menunjuk seseorang di seberang jalan.

Alia terdiam, masih menahan rasa terkejutnya.

"Halo, Al?"

"Alia?"

"Sayang, kamu masih di situ, kan?"

"Say—"

Alia memutuskan sambungan telepon dengan Gara. Ia terpaku melihat siapa yang memasuki rumah Reza.

"Moza?"

Bersambung...
Senang aku update nya gak lama? (Wajib jawab)

Gimana perasaan kalian baca bagian ini? (Wajib jawab juga)

Adain QnA buat tokohnya gak, nih? Kalo ada, balas di sini ya! (Ini sangat wajib buat dijawab)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro