Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1: Pilih

"Pilih aku atau dia?"

Pertanyaan pagi ini membuatku ingin segera memuntahkan kembali telur goreng dan segelas susu yang kuminum barusan. Cukup sudah. Aku muak dengan semua ini.

Aku menarik nafas, berusaha mengendalikan suaraku agar tidak pecah. "Danik, sudah berapa kali kubilang," aku menatapnya, "aku tidak bisa memilih salah satu dari kalian."

Pemuda yang kupanggil Danik mendengus remeh. Kaki jenjangnya ia langkahkan mendekat ke arahku. "Kamu cuma punya dua pilihan. Pilih aku, maka dia harus pergi; atau pilih dia, maka aku tak segan – segan angkat kaki dari sini."

Bolehkah aku mengumpat?

"Kalian gila!"

"Menurutmu ini salah siapa, hah?" Danik membentakku. Laki – laki yang mengecat rambutnya menjadi cokelat kemerahan itu menatapku dengan mata menyalang.

Oke. Cukup sudah. Kesabaranku sudah habis. Sebelum aku membentak dan berdebat lebih parah lagi dengannya, aku segera berjalan ke luar, tak sengaja membanting pintu tepat di hadapan pemuda yang sedang menatapku dengan pandangan marahnya.

...

Kami sudah bersama sejak Danik lahir di dunia ini. Danik itu adikku. Ia pemuda yang lahir setahun belakangan dariku.

Hubunganku dengan Danik bisa dibilang baik – baik saja. Sama seperti hubungan kakak adik pada umumnya. Kadang berkelahi, saling menjahili, hingga bercanda bersama.

Iya, semuanya baik – baik saja, sebelum laki – laki itu datang. Sosok pemuda yang seumuran dengan Danik kecilku.

"Kak, kamu di mana sekarang?" Ujar suara di seberang sana.

"Di minimarket dekat flat Danik. Ada apa?"

"Tidak, tidak apa – apa. Aku hanya ..." jeda beberapa detik, aku memerhatikan layar ponselku. Panggilannya masih tersambung.

"Halo?" Tanyaku memastikan.

"Hmm ... aku hanya khawatir saja. Eh, sudah dulu kak, kelasku akan dimulai."

"Oke. Selamat belajar."

Aku mengembuskan nafas sambil menatap nanar jalanan beraspal di seberang sana. Beberapa kendaraan berlalu lalang dengan kecepatan tinggi. Mereka semua tahu tujuan mereka. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.

Berbeda denganku.

Aku terjebak di sini. Di antara dua pilihan yang selalu didengung – dengungkan orang – orang sekitarku.

Katanya aku harus memilih salah satu. Tetapi, aku manusia. Aku punya sisi rakusku sendiri.

Tidak bisakah aku memiliki keduanya?

Aku tahu. Aku benar – benar egois. Aku tidak bisa melepaskan salah satu dari mereka. Karena mereka berdua sama berharganya bagiku. Karena mereka berdua adalah adikku. Terlepas dari kami saling berhubungan darah atau tidak.

...

"Kak," suaranya memanggilku pelan. Ada getar keraguan di sana. Sebisa mungkin, aku menatapnya sambil tersenyum.

Aku memberi isyarat untuknya meneruskan pembicaraan.

"Kupikir kakak harus memilih salah satu dari kami. Aku, kami, tidak bisa seperti ini selamanya." Laki – laki itu menunduk, lebih memilih menatap kopi di hadapannya daripada aku.

Rasanya kepalaku mau meledak.

"Aku tidak bisa. Kalian berdua adalah adikku. Apapun yang terjadi." Ujarku tegas. Bosan dengan topik ini yang menghantui kami bertiga selama sepuluh tahun terakhir.

"Aku, aku tidak bisa seperti ini lagi ...." Pemuda di depanku menggenggam kopinya gemetaran. "Kau harus segera menentukan pilihanmu, apapun yang terjadi."

"Ryan, perlu kuulangi berapa kali lagi supaya kalian mengerti, huh? Tidak bisakah kalian damai? Tidak bisakah kita bertiga menjadi saudara?"

Ryan, pemuda di depanku menggeleng. "Pilihannya aku atau Danik. Bukan keduanya."

"Tapi-"

"Tidak ada tapi – tapian!" Bentak Ryan mengejutkanku. "Cepat kak, kamu harus segera menentukan pilihanmu sebelum aku atau Danik menjadi gila. Kami tidak bisa seperti ini terus menerus. Aku tidak bisa seperti ini terus menerus ..." Ryan menatapku dengan penuh emosi.

"Ryan hentikan ..."

"Kak, aku-"

"Jangan pernah mengucapkan kata sialan itu," desisku tajam. Tanpa sadar, bahuku mulai menegang. Namun, Ryan tetaplah Ryan.

"Kak, aku mencintaimu."

...Begitu pula dengan Danik.








Author:

Uhm... Jadi, ini aku tulis untuk event audisi online WWG4 hehe... semoga suka XD

Oh ya, trus alasanku untuk kenapa ingin masuk WWG ya?

Aku pribadi pengen bisa menulis dengan baik dan benar. Supaya aku bisa buat cerita yang layak diliat publik lah ehehe... trus, aku juga mau konsisten dalam menulis. Oh iya, aku juga ingin kenalan sama orang – orang yang suka nulis, siapa tahu ketemu jodoh /eh/ ga lah bercanda hehe. Ngobrol sama orang – orang yang punya minat di menulis kayaknya bakalan seru.

Nggg... sepertinya segitu aja deh. Maaf aku belum bisa pakai kata – kata dengan baik untuk mewakili keinginanku, malah jadinya pendek, ga jelas lagi :"(

Terima kasih udah membaca sampai sini <3 dan untuk juri WWG yang aku tag, kak, aku mau masuk kelas menulis WWG 4!!!! EHEHEHE 
fairygodmother3
TiaraWales





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro