Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

limapuluh lima

“Jadi kabar Kiev dan Kivia akan menikah itu bener?” tanya Dave sambil merangkul bahu Delisa dengan posesif. Tangannya sesekali mengusap bagian punggung Delisa.

Delisa mengangguk. “Iya, kabar itu udah terembus beberapa hari ini.”

“Undangannya sudah tersebar?”

“Kayaknya iya. Tapi aku belum dapat.”

Dave menyesap minumannya. “Santai saja lah, dunia nggak berakhir kalau kita nggak diundang.”

Di sisi lain Delisa menekukkan wajah, ia masih merasa ia akan diundang. Bagaimana pun Kiev dan dirinya cukup dekat. Ya, walau hanya sebatas rekan kerja. Tapi ia senang sempat digosipkan bersama cowok high quality seperti Kiev. Dan hadir di acara pernikahan Kiev Bhagaskara mungkin akan jadi perhelatan besar yang tentu menjadi sorotan dalam waktu yang cukup lama. Ia juga harus kena spotlight.

Walaupun Delisa malas mengakui fakta menggemparkan yang membuatnya merasa malu sendiri. Tentang Kivia yang selalu direndahkannya ternyata punya latar belakang menakjubkan. Gadis itu memiliki Nararya di belakang namanya!!!

“Haha aku nggak tau Kiev Bhagaskara seserakah itu. Dia pasti mengharapkan warisan besar dari keluarga Nararya," komentar Dave sinis.

Delisa mengerutkan kening. "Hm? Kiev juga cukup kaya."

"Kekayaan keluarga Nararya is another level. Mereka nggak selevel dengan kekayaan tingkat selebritis."

"Kamu ngerendahin aku?" ujar Delisa spontan.

"Ngerendahin kamu gimana? Aku lagi ngomongin Kiev."

Oke, Delisa cukup tersinggung karena ia juga bagian dari 'celebrity' itu. Jadi, begini rasanya? Delisa jadi mengerti. Tidak seharusnya ia mengkotak-kotakkan orang lain. Karena ketika ia mengalami sendiri, rasanya menyakitkan.

"Kiev membangun perusahaannya sendiri dari nol. Dan orang-orang yang menurut lo 'cuma selebritis' ini berhasil bukan cuman punya faktor lucky tapi juga kerja keras."

"Kamu kok belain dia?!"

Delisa mendengus. "Makanya ngaca, kenapa orang-orang menghindar dari lo. Emang bodoh banget gue mau dideketin sama lo. Orang kaya yang kerjaannya cuman nadah duit orang tua macam lo ini harusnya banyak bersyukur daripada banyak tingkah."

"Jaga omongan lo ya!" ujar Dave geram. Hampir saja ia melayangkan tangannya tapi Delisa sempat menghindar.

"Mending lo balik ke Jepang buat bantuin orang tua jompo di sana, lebih bermanfaat," tandas Delisa karena Dave memang kabur dengan alasan mengurus perceraian.

Delisa bergegas pergi ke tengah kerumunan hingga Dave harus berpikir keras untuk memberikan Delisa pelajaran. Namun, ia tidak bisa mengacau di pesta ini kalau tidak ingin diseret keluar dan menghancurkan namanya lebih dalam lagi. Dave menghela napasnya yang terengah menahan emosi, mungkin ia sudah menghajar gadis itu dalam pikirannya.

***

Kiev begitu mempesona saat mengaitkan satu kancing jasnya kala menuruni mobil. Ia berjalan dengan tegap di atas karpet yang membentang lalu berhenti untuk berfoto pada backdrop yang bertuliskan wedding anniversary ke 25 dari pasangan pengusaha besar yang disebut sebagai raja media di Tanah Air itu.

Kehadiran Kiev tentunya selalu memberikan reaksi tersendiri. Maka saat ia bertemu dengan Kivia dan ayah gadis itu yang sedang bercakap-cakap dengan sang empunya acara, semua mata perlahan terpusat pada satu titik.

"Kiev! Apa kabar?" tanya Himawan.

"Baik, Pak," jawab Kiev setelah berjabat tangan dan mengucapkan selamat atas ulang tahun pernikahan mereka.

"Oh ya, selamat untuk pertunangan kalian berdua."

Kiev dan Kivia lantas tersenyum salah tingkah mendengar ucapan selamat itu.

"Terimakasih, Pak."

"Uhm.. kalau kalian bersedia, bolehkah aku menayangkan rangkaian pernikahan kalian secara live dan eksklusif di lima media televisi milikku? Ayolah, masyarakat benar-benar menaruh perhatian pada kalian belakangan ini," ujar Himawan mencoba bernegosiasi.

Kiev tertawa kecil dan melirik Kivia. "Terimakasih Pak Himawan. Tapi kami sudah bersepakat untuk menyelenggarakannya secara privat."

"Pak Kumara...." ujar Himawan sambil menatap Kumara sedikit memelas.

Kumara mengedikkan bahu. "Aku ikut apa kata anak-anak saja."

"Hm ... baiklah kalau begitu," kata Himawan dengan mimik sedih.

"Tak apa, Pa. Tapi sebagai gantinya kalian harus menyanyikan lagu untuk kami malam ini ya," kata Nyonya Himawan sembari memeluk lengan suaminya.

"Lho, saya juga, Bu? Saya nggak bisa, Kiev aja, Bu," kata Kivia menolak dengan halus.

"Oh tidak bisa. Harus berdua. Paket lengkap," ujar Pak Himawan menambahkan.

"Tapi, Pak...."

"Sudah tak apa, anggap saja sebagai hadiah untuk kedua orang tua ini," kata Kumara yang disambut Himawan dan sang istri dengan tawa.

Kiev tersenyum dan mengulurkan tangan. Kivia melepaskan blazernya dan meletakkan ke atas kursi lalu membalas genggaman tangan Kiev untuk berjalan ke depan. Tampak tamu undangan bertepuk tangan riuh menyambut penampilan keduanya. Kiev membantu Kivia untuk menaiki panggung dengan dekorasi penuh bunga itu.

Keduanya menerima dua microphone di tangan masing-masing. Kivia menatap cemas seperti anak demam panggung ke arah sang ayah. Kumara hanya memberikan acungan jempol khas bapak-bapak.

Kivia tersekiap saat wajah Kiev terlalu dekat dengan pipinya. "Because you loved me."

"Hm?" tanya Kivia dengan pipi bersemu.

"Celine Dion."

Kivia berdeham. Dia tau lagu itu. "Uhm okay."

Kiev duduk memainkan grand piano sementara Kivia berdiri bersandar di samping Kiev.

"Kamu dulu," bisik Kivia saat Kiev memintanya bernyanyi.

Kiev mengangguk dan jarinya mulai bermain di atas permukaan tuts piano. Suasana romantis kian terasa saat biola dan instrumen lain yang dibawakan oleh orchestra di samping panggung mulai mengiringi. Suara merdu Kiev pun menghipnotis semua yang ada di sana.

For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right

Semua orang yang terhanyut dengan suara Kiev juga tak dapat menahan decakan kagum saat suara lembut Kivia terdengar.

For every dream you made come true
For all the love I found in you
I'll be forever thankful, baby
You're the one who held me up
Never let me fall
You're the one who saw me through
Through it all

Keduanya bernyanyi sambil saling menatap. Pendar mata penuh makna yang membuat semua orang di sekitar mereka pun merasakan getaran itu. Full of chemistry.

You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn't speak
You were my eyes when I couldn't see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn't reach
You gave me faith 'cause you believed
I'm everything I am
Because you loved me, oh, baby

Kiev bangkit sembari melepaskan microphone dari stand mic. Ia berdiri di depan Kivia dan bernyanyi sambil menggenggam tangan gadis itu.

You were always there for me
The tender wind that carried me
The light in the dark shining your love into my life
You've been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you~~~

Tepuk tangan bergemuruh saat Kiev mencapai highnote dengan mudah yang terdengar indah dan membuat bulu kuduk berdiri sekaligus.

Mata Kivia sedikit berkaca-kaca saat Kiev meletakkan genggaman tangannya tepat di dada laki-laki itu.

You were my strength when I was weak (you were my strength)
You were my voice when I couldn't speak (oh, when I couldn't speak)
You were my eyes when I couldn't see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn't reach (ooh)
You gave me faith 'cause you (believed)
I'm everything I am
Because you loved me

Kiev mengecup puncak kepala Kivia singkat sebelum mereka menunduk memberi penghormatan pada tamu undangan yang memberikan tepuk tangan yang meriah usai penampilan mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro