enampuluh empat
Kivia tak sabar menanti hari ini tiba. Belakangan ini, pikirannya secara penuh tersita oleh carut marut anak perusahaan yang bermasalah itu. Kivia akhirnya bisa mendamaikan pikirannya pada projek yang akan ia lakukan bersama suaminya ini.
Ia bersama Kiev akan menjadi model iklan video klip single terbaru Kiev bersama salah satu musisi senior yang akrab Kiev sebut dengan Om Lukas.
Kiev memperkenalkan Lukas dengan Kivia. "Kenalin, Om. Ini istri saya, Kivia."
"Saya Lukas, kemarin kita tidak sempat bertemu ya," ujar pria dengan rambut dan jenggot yang hampir memutih seluruhnya itu.
Lukas kemudian celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang. Setelah mendapati sosok yang ia cari, Lukas membawa wanita paruh baya itu ke hadapan mereka. "Kenalin juga, ini istri saya."
"Salam kenal, Tante," ujar Kiev dan Kivia menyalimi perempuan itu dengan sopan.
"Selamat atas pernikahan kalian ya...."
"Terimakasih, Tante...."
Mereka lalu berpisah sesaat setelah mendapat arahan dari crew music video ini. Di ruang wardrobe dan make up, Kivia berusaha menahan senyumannya.
"Duh, pengantin baru senyum-senyum terus nih bisa kerja bareng sama suami...." goda make up stylist yang kini merias wajah Kivia. No make up make up look ini sangat tipis dan natural, hanya untuk lebih menonjolkan fitur wajah Kivia yang manis.
Kivia mengulum senyum dan melirik Kiev yang kini sedang ditata rambutnya. Letak kursi mereka memang tidak terlalu jauh meski masih berjarak.
Kiev begitu saja mengulurkan tangan dan mengaitkan jari telunjuk Kivia dengan jari telunjuknya.
"Duh, uwuphobia eike, Bo. Tolong deh jengong jahara dengan kaum jomblo ini," seru ... heboh melihat skinship kecil dari Kiev dan Kivia.
"Jangan iri jangan iri jangan iri dengki. Jangan-jangan iri, jangan iri dengki, jangan jangan iri. Itu penyakit hati~" koor tim make up lainnya sembari menyediakan wardrobe yang harus Kiev dan Kivia kenakan.
"Jangan sampai ntar pingsan waktu kami take, ya," ujar Kiev meledek.
"Oh My God." Kivia hampir memekik histeris saat melihat wardrobe yang digantung di pojok ruangan itu. Ia berusaha mengontrol diri sendiri setidaknya sampai wig pendek serta poni ini terpasang dengan baik di kepalanya.
Jadi, rambut panjang Kivia digelung dan ditutupi dengan rambut sebahu juga poni tipis. Daripada mirip tokoh kartun Dora, potongan rambut Kivia lebih mirip dengan aktris korea. Wignya juga sangat halus dan Kivia tidak terlihat seperti memakai wig.
Karena video klip ini membutuhkan beberapa look berbeda pada masa ke masa, jadi perubahan yang cukup signifikan dari penampilan mereka. Dari mulai rambut sampai pakaian yang mereka kenakan.
Kiev dan Kivia lalu mengganti baju mereka dengan wardrobe yang sudah disediakan.
"Jadi, ini hal yang paling kamu ingin lakuin?" tanya Kiev saat melihat Kivia tersenyum-senyum memandang apa yang Kiev dan dirinya kenakan sekarang.
Kivia mengangguk penuh semangat. "Masih cocok nggak?"
Kiev tersenyum melihat Kivia yang mengenakan seragam putih abu-abu. Seragam itu tampak rapi dengan rok abu-abu sepanjang lutut. "Cocok banget. Pas di kamu."
"Kamu juga cocok," sahut Kivia.
Meski tinggi menjulang, Kiev terlihat cocok-cocok saja menggunakan seragam SMA itu. Untungnya, saat ini bisep alias otot lengan Kiev nggak segede seperti saat masih memerankan Bagas dulu. Meski begitu, Kiev masih aja hot as fck.
"Kalian tuh baby face banget," celetuk Maya yang dibenarkan oleh yang lainnya.
Kiev dan Kivia cuman tertawa mendengar hal itu. Kalau Kivia sih, emang kadang masih dikira awal 20-an lah daripada satu-dua tahun lagi memasuki kepala 3. Kalau Kiev, dari dulu emang bisa dikategorikan sebagai kaum muka bebelac badan L-Man.
"Seneng banget, sayang?" goda Kiev tak tahan melihat Kivia yang melirik cermin sambil tersenyum-senyum.
Kivia mengangguk lagi dan memeluk Kiev dari samping, membenamkan wajahnya. Kivia menyembunyikan senyumannya yang tak tertahankan karena terlalu antusias.
Sedari kecil Kivia memang selalu mendapat pendidikan di rumah dan Kiev mengerti, mengenakan seragam sekolah adalah sesuatu keinginan yang luar biasa untuknya. Kiev ingat betapa menyesalnya ia saat dulu kala ia mengajak Kivia ke prom, ia berkata seperti Kivia tidak pernah melihat sekolah saja, karena gampang takjub saat melihat sekolahnya. Padahal, Kivia memang benar-benar baru kali itu pergi ke tempat bernama sekolah.
"Emang kamu nggak ada pikiran untuk beli aja gitu, Ya?" tanya Kiev terkekeh penasaran. Entahlah, pertanyaan itu mencuat begitu saja dalam pikirannya.
Kivia menggeleng. "Ada sih kepikiran ke sana. Tapi kalau ada yang tau, aku entar diledekin Sean. Mau pakai ke mana juga."
Kiev makin gemas saat Kivia mengerucutkan bibirnya.
Mimik wajah Kivia kembali berseri. "Tapi aku seneng deh ini seragamnya kayak yang dipake murid SMA negeri, kan?"
Kiev mencubit ujung hidung Kivia. "Iya, btw aku dulu kan juga sempat homeschooling ya, Ya. Pas masuk SMA juga SMA swasta. Seragam putih abu-abu kayak gini cuman Senin doang. Dasinya juga agak beda."
"Oh, ya? Hari lainnya gimana dong?" tanya Kivia penasaran.
"Nggak kayak SMA swasta di series-series gitu banget sih yang kesannya trendy abis. Kalau dulu aku tuh ... Selasa pakai atasan putih, bawahan putih. Hari lainnya ada yang pakai rompi. Yang lainnya tipikal sih khas masing-masing sekolah, kayak batik sama baju olahraga. Baju pramuka mungkin yang sama persis bentukannya kayak di negeri."
"Kita nanti pakai seragam pramuka juga, kan?"
Kiev mengangguk dan mengacak rambut Kivia. "Iya, nanti kita ceritanya lagi ekskul Pramuka juga."
"Seru banget!" Kivia menyengir.
Atensinya kemudian tertuju pada make up stylist yang kembali membenahi riasannya, menata rambut agar diikat longgar dan menata bagian poni beberapa kali. Kiev juga begitu, mendapat perhatian dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Yok, udah siap? Kita mulai syutingnya ya."
Kiev dan Kivia mengangguk dan mulai memasuki set kelas. Kendati minim bahkan nyaris tak ada dialog, Kiev dan Kivia bersama harus membangun chemistry sebagai dua remaja yang saling menaruh hati.
Jadi, ceritanya mereka ini teman sekelas dan Kiev berperan sebagai cowok SMA yang suka cari perhatian saat berada di hadapan cewek yang dia suka.
Kiev tampak heboh tertawa dan seru-seruan bersama aktor pendukung yang berperan sebagai teman-temannya itu. Mereka terlihat begitu kompak. Saat ini Kiev bersama empat orang lainnya dorong-dorongan pakai kursi guru yang memiliki roda, sampai akhirnya Kiev jatuh terjengkang.
Hiruk pikuk tawa terdengar menertawakan kekonyolan Kiev. Termasuk Kivia yang juga tertawa keras sambil menepuk tangannya. Tidak seperti ketika memerankan Citra dulu, tertawa sembari bertepuk tangan adalah kebiasaan yang tidak Kivia sadari ketika terpancing hal lucu yang membuatnya tertawa yang benar-benar tertawa. Tawa yang sampai bisa membuat matanya berair.
Apalagi melihat raut wajah Kiev yang pol-polan totalitas. Kiev terlihat receh dan bobrok banget. Kiev tidak jaga image sama sekali dan menampilkan eskpresi lawak yang maksimal. Cowok itu juga tampak menggelikan saat melakukan juling.
Kamera melakukan zoom pada Kiev dan Kivia. Karena di tengah-tengah canda tawa tersebut, remaja SMA itu berulang kali diam-diam melirik pada cewek berponi yang tertawa karenanya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro